Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SURVIVOR
Suka
Favorit
Bagikan
13. Scene 13

90. FADE IN. EXT. AREA PELABUHAN - PAGI

Komandan Tio bersiap untuk pergi ke kota menggunakan mobil yang dia temukan semalam.

Deri dan Niko menghampiri komandan Tio.

Mereka terkejut melihat ada 2 mobil disana.

 

DERI

Komandan, ini... Mobil siapa??

 

KOMANDAN TIO

Semalam saya temukan mobil ini didekat kontainer sebelah sana. Dan masih berfungsi.

 

NIKO

Bagus juga nih mobil. Tapi, sayang nggak bisa dipakai buat ke kota sebrang.

 

KOMANDAN TIO

Bukan itu rencana saya. Saya akan balik ke kota dengan mobil ini.

 

NIKO

Maksudnya??

 

KOMANDAN TIO

Ada sesuatu yang harus saya lakukan.

 

NIKO

Komandan, Saya rasa keadaan di kota masih belum aman. Terlalu berbahaya.

 

KOMANDAN TIO

Saya harus pergi kesana, hanya untuk memastikan. Deri, kamu masih ingat kan apa yang saya katakan semalam.


DERI

Iya Komandan, saya masih ingat. Tapi, jarak dari sini ke kota lumayan jauh, apa nggak sebaiknya kita disini dulu menunggu kapal datang? Setelah itu kita bisa minta bantuan kota sebrang buat mengecek keadaan di kota.

 

KOMANDAN TIO

Itu terlalu lama. Nggak ada waktu lagi. Ini sudah jadi tanggung jawab dan tugas kita sebagai polisi. Kita harus pastikan semua orang yang selamat berada di pelabuhan sebelum kapal datang. 

 

Deri tampak terlihat tak ingin sang komandan pergi seorang diri.


DERI

Kalau memang komandan tetap mau berangkat ke kota, izinkan saya ikut.

 

NIKO

Saya juga.

 

KOMANDAN TIO

Jangan. Kalian disini saja, amankan area pelabuhan.

 

DERI

Komandan, saya juga sudah bilang semalam. Saya akan membantu komandan apapun itu. Jadi, izinkan saya dan Niko ikut(memaksa).

 

KOMANDAN TIO

(Menghela nafas)... Yasudah, kalian boleh ikut. Tapi sebelum itu, saya harus bicara dengan mereka(menatap kearah Letnan Heri dan beberapa tentara). Mereka harus tau.

 

Letnan Heri menatap Komandan Tio.

Dia berjalan menghampiri Komandan Tio.

 

LETNAN HERI

Mau kemana kalian? Mau pergi sendiri? Mau tinggalin semua orang disini?

 

KOMANDAN TIO

Kita mau ke kota.

 

LETNAN HERI

Mau ngapain kalian kesana??

 

KOMANDAN TIO

Ada urusan yang harus saya lakukan. Ini menyangkut nyawa banyak orang. Kalau mau ikut silahkan, masih ada satu mobil lagi.

  

LETNAN HERI

Kasih tahu saya tujuan kalian. Saya nggak mau ada yang meninggalkan pelabuhan sekarang tanpa alasan yang jelas. Kita akan ke kota sebrang besok. Ingat itu.

 

KOMANDAN TIO

Saya merasa masih ada beberapa orang yang belum terinfeksi di kota. Mereka menunggu pertolongan datang.

 

LETNAN HERI

Jangan terlalu yakin, itu bisa buat kalian celaka. Kalian semua tau situasinya sekarang.

 

KOMANDAN TIO

Letnan, saya harus lakukan ini. Jangan halangi saya. Anda boleh tinggalkan saya, kalau saya terlambat datang besok.

 

Komandan Tio, Deri dan Niko bersiap pergi.

Letnan Heri menahan mereka.

 

LETNAN HERI

Hei! Kita udah susah-susah datang ke pelabuhan. Banyak yang dikorbankan hingga kita semua bisa selamat sampai pelabuhan. Jangan lakukan hal yang aneh.

 

KOMANDAN TIO

Terus, bagaimana kalau ada orang yang masih selamat di kota? Kita tinggal mereka? Itu juga aneh. Setidaknya kita udah mengecek keadaan dikota sekali lagi, entah masih ada yang selamat atau tidak, itu urusan nanti. Lagipun kapal masih besok datang. Ini sudah tugas kita sebagai aparat negara.

 

Bersih tegang terjadi antara Komandan Tio dan Letnan Heri.

 

KOMANDAN TIO

Sekali lagi, tolong jangan halangi saya. Saya harus pergi sekarang.

 

Komandan Tio, Deri dan Niko bersiap masuk kedalam mobil.

Letnan Heri akhirnya memutuskan untuk ikut ke kota.

Dia menghampiri Komandan Tio. 

 

LETNAN HERI

Kunci mobil(meminta dengan wajah kesal).

 

Komandan Tio memberikan kunci mobil lainnya untuk Letnan Heri.

 

LETNAN HERI

Reno, panggil 2 tentara kesini. Sekarang, kamu yang memimpin disini. Jaga semua orang selagi saya nggak ada disini.

 

RENO

Siap letnan.

 

Reno pergi.

 

LETNAN HERI

Kalian(Komandan Tio, Deri dan Niko), nggak mungkin pergi ke kota pakai tangan kosong. Ada beberapa senjata di helikopter. Silahkan kalau mau ambil.

 

Deri dan Niko mengambil senjata, mereka juga mengambil senjata untuk komandan Tio.

Setelah itu mereka berdua kembali ke mobil.

 

KOMANDAN TIO

Kita berangkat sekarang.

 

Setelah semua siap, mereka berangkat menuju kota.

Letnan Heri membawa 2 anggotanya.

Komandan Tio bersama Deri dan Niko.

CUT TO

91. INT. DALAM SUPERMARKET - PAGI

Semuanya telah bangun.

Doni masih memikirkan cara menuju kota.

Mereka sedang berkumpul.


RISMA

Kayaknya, udah nggak ada harapan buat kita ke kota.

 

DONI

Jangan bilang gitu. Kamu tenang aja, aku masih cari cara buat kita semua sampai ke kota.

 

Naya menghampiri Doni dan Risma.

 

NAYA

Gue ikut kalian ke kota.

 

Doni dan lainnya terkejut, sekaligus senang mendengar itu.

 

BOBBY

Beneran ini??(Sedikit tak percaya)

 

NAYA

Yaa, nggak ada salahnya mencoba. Lagian gue nggak mungkin disini terus.

 

Gerry mendekati Naya.

 

GERRY

Naya, aku bakal jagain kamu terus(senang Naya ikut). Tenang aja.

 

NAYA

Urus dulu kaki lo. Jangan sok mau jagain gue.

 

Tak lama Naya mengeluarkan kunci mobilnya.

 

NAYA

Nih, pakai mobil gue. Ada di samping toko.

 

BOBBY

Kenapa nggak bilang dari kenarin??

 

NAYA

Kemarin gue belum setuju ikut kalian. Mana mungkin gue kasih mobil gue.


BOBBY

Iya juga.


Mereka lega.

Mereka bersiap.

 

DONI

Keadaan diluar masih banyak zombi. Kita harus cari cara buat ngelewatin mereka.

 

NAYA

Gue udah susun rencana semalam. Tapi kalian semua harus setuju.

 

Mereka berkumpul untuk diskusi.

 

BOBBY

Eh, Naya. Kamar mandi masih bisa dipake kan?

 

NAYA

Masih. Sebelah sana.

 

TINA

Ini lagi, ganggu aja. Orang lagi nyusun rencana juga.

 

BOBBY

Yaelah, namanya juga kebelet. Mau gimana lagi.

 

Bobby pergi ke kamar mandi.

 

NAYA

Jadi gini, kita harus pancing zombi-zombi ini supaya mereka pergi ke bagian belakang supermarket. Setelah bagian depan dan samping aman, kita bisa pergi ke mobil gue. Setelah itu, kita bisa pergi ke kota.

 

RISMA

Oke, gue setuju. Terus sekarang, siapa yang mau pancing zombi-zombi itu??

 

GERRY

Kaki gue masih sakit.

 

DONI

Gue sebenernya mau... Tapi nggak ada yang bantu Gerry buat jalan kalau gue yang pancing zombinya.

 

BU JESIKA

Maaf, saya harus jaga Rita.

 

Tak lama Bobby datang setelah dari kamar mandi.

Semua menoleh ke Bobby.

Bobby bingung.

 

BOBBY

Apa?

 

TINA

Aku setuju sih.

 

RISMA

Nggak ada pilihan lain.

 

NAYA

Oke. Sudah diputuskan.


Mereka semua bersiap. 

CUT TO

Bobby telah memakai perlengkapan keamanan seadanya.

Dia bersiap untuk memancing zombi-zombi.

 

BOBBY

Kenapa harus gue sih? Kan ada yang lain. (Tidak setuju dengan keputusan).

 

TINA

Udah diem, nurut aja. Ini demi kita bisa ke kota Bob.

 

BOBBY

Ya nggak gue juga lah, kan ada Doni.

 

RISMA

Nggak bisa. Doni harus bantuin Gerry buat jalan ke mobil.

 

BOBBY

Ya tapi jangan gue doong. Gue nggak bisa lari.

 

NAYA

Udah udah. Pokoknya lo(Bobby) harus pancing zombi-zombi itu ke belakang supermarket, buat mereka menjauh dari area depan. Oke?

 

BOBBY

Astaga...

 

Tina dan Risma membantu Bobby memasang beberapa peralatan tambahan untuk tangan dan badannya agar aman dari gigitan zombi.

Doni menyingkirkan rak makanan dan lemari es yang menutupi pintu depan.

 

NAYA

Hei(Bobby), inget. Lo pancing mereka kebelakang toko, setelah itu lo lari sekenceng mungkin, masuk lewat pintu belakang, tutup dan kunci pintu. Terus lo keluar lewat pintu depan. Kita tunggu di mobil, paham?

 

BOBBY

(Menghela nafas). Paham.

 

Doni perlahan membuka pintu depan toko.

 

BOBBY

Tunggu tunggu!

 

Doni kembali menutup pintu.

 

TINA

Astaga, kenapa sih Bob??

 

RISMA

Kenapa?

 

BOBBY

Bentar bentar...(Mengambil nafas panjang lagi). Oke, buka pintunya!

 

Doni membuka pintu.

Bobby keluar.

Doni menutup pintu.

Bobby menuju depan toko.

CUT TO

92. EXT. DEPAN TOKO

Segerombolan zombi nampak berada di area depan supermarket.

Bobby sangat takut.

 

BOBBY

Salah pilih temen gue.

 

Bobby mulai mencoba memancing zombi-zombi itu.

 

BOBBY

Wooyy!

 

Gerombolan zombi itu melihat Bobby, dan langsung mengejar Bobby.

 

BOBBY

Sini kalian! Nggak takut gue! Maju kalian semua, zombi-zombi bau.

 

Semua zombi berlari kearah Bobby.

 

BOBBY

Sial, mereka beneran kesini!(Panik)

 

Bobby berlari ke arah belakang toko.

Zombi-zombi terus mengejar Bobby.

Bobby menengok ke belakang.

 

BOBBY

Astaga, banyak bener nih zombi... Haduuh...(Semakin panik).


Saat dia melihat ke depan, satu zombi hampir saja menangkapnya.

Beruntung Bobby masih sempat menghindar.

Dia hampir saja terjatuh.

 

BOBBY

Huuh... Huuuh...

 

Bobby lanjut berlari kearah belakang toko.

CUT TO

93. INT. DALAM TOKO

Nayla dan lainnya bersiap keluar.

Bu Jesika melihat keadaan di depan supermarket sudah aman.

 

BU JESIKA

Udah aman. Udah aman.

 

NAYA

Ayo keluar!

 

Doni dan lainnya keluar dari toko melalui pintu depan menuju mobil Naya.

CUT TO

94. INT. DALAM MOBIL

Naya dan lainnya berhasil masuk ke dalam mobil.

Sementara Bu Jesika dan Rita masih tertinggal.

 

TINA

Naya cepet nyalain!

 

RISMA

Rita, Jesika!

 

Bu Jesika dan Rita masih belum masuk.

Satu zombi tiba tiba muncul dan menyerang Rita.

 

RITA

Bu...

 

Bu Jesika mencoba menolong Rita.

Tangan Bu Jesika tergigit.

Tak lama zombi-zombi lainnya mulai muncul dari samping supermarket.

Bobby keluar dari pintu depan supermarket.

Bu Jesika masih mencoba menolong Rita.

Bobby menendang zombi yang menyerang Rita.

 

BOBBY

Ayo cepet naik!

 

Bu Jesika, Rita dan Bobby masuk ke mobil.

Naya menyalakan mobil.

CUT TO

95. INT. DALAM MOBIL

Naya menancap gas.

Mereka berhasil lolos dari para zombi.


GERRY

Huuh...(Lega)

 

BOBBY

Yaa!!(Senang dan lega)

 

Mereka terlihat sangat senang.

JUMP CUT TO

Beberapa menit setelah mereka berhasil lolos. Di tengah perjalanan, Bu Jesika melihat luka gigitan zombi di lengannya.

Dia mulai pucat dan merasa tidak enak badan.

 

BU JESIKA

Berhenti.


Naya sedikit terkejut.

 

NAYA

Berhenti?

 

BU JESIKA

Cepet berhenti.

 

NAYA

Ngapain?

 

BU JESIKA

Udah cepet!

 

NAYA

Oke oke...

 

Naya memberhentikan mobil.

 

RITA

Bu, kenapa?

 

Bu Jesika menunjukkan luka gigitan zombi ditangannya.

Semuanya terkejut.

 

BOBBY

Waahh!!

 

TINA

Ya ampun...(Mulai takut)

 

NAYA

Itu, luka gigitan.

 

Bu Jesika terdiam.

 

BU JESIKA

Iya. (Meneteskan air mata). Saya terinfeksi.

 

TINA

Gimana ini...(Panik)


Bu Jesika melihat semuanya mulai ketakutan.

 

BU JESIKA

Saya harus turun disini.

 

RITA

Enggak-enggak. Bu, jangan tinggalin saya.

 

BU JESIKA

Rita... Ibu udah terinfeksi. Kalau masih disini terus, bahaya buat yang lainnya. Buat kamu juga. Bu Jesika nggak mau kamu kenapa-napa.

 

BOBBY

Bener tuh(Takut)...

 

RISMA

Bobby!

 

BOBBY

Dia harus turun, nggak bisa disini lagi.

 

RITA

Bu, jangan turun, jangan tinggalin Rita. Rita udah nggak punya siapa-siapa lagi(Memeluk Bu Jesika).

 

BU JESIKA

Rita, Hei. Dengerin Bu Jesika. Masih ada kak Doni sama yang lainnya bakal jagain Rita. Bu Jesika udah nggak bisa jagain Rita lagi. Maaf ya(menangis)...

 

RITA

Enggak, Bu Jesika nggak boleh turun...(Menangis)

 

Doni dan lainnya tak kuat menahan sedih.

 

BU JESIKA

Naya, setelah saya turun, tolong langsung pergi dari sini. Sebelum saya hilang kesadaran.

 

Naya hanya bisa menganggukkan kepala sambil menahan sedihnya.

Bu Jesika membuka pintu mobil.

 

BU JESIKA

Rita, kamu harus selamat. Risma, tolong jaga Rita mulai sekarang.

 

RISMA

Iya(meneteskan air mata).

 

RITA

Enggak enggak! Bu, jangan turun! Bu Jesika...!

 

Bu Jesika keluar.

Rita berusaha menahan Bu Jesika.

Rita terus memberontak.

Dia ingin ikut turun bersama Bu Jesika.

Risma dan lainnya mencoba menahan Rita.

Bobby menutup pintu mobil.

 

RITA

Bu! Bu... Jangan tinggalin Rita(menangis)... Bu Jesika!!

 

Rita menangis sejadi-jadinya.

Bu Jesika melambaikan tangan.

Naya menancap gas.

Doni dan lainnya tidak kuasa menahan kesedihan mereka saat ini.

Risma dan lainnya melihat Bu Jesika mulai berubah menjadi zombi perlahan dari kaca mobil.

 

RITA.

Bu... Jangan tinggalin Rita...(Masih menangis)

 

Risma memeluk Rita.

 

RISMA

Udah Rita(Tidak tega).

 

RITA

Bu...(Mulai lemas)

 

Bu Jesika tak selamat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)