90. FADE IN. EXT. AREA PELABUHAN - PAGI
Komandan Tio bersiap untuk pergi ke kota menggunakan mobil yang dia temukan semalam.
Deri dan Niko menghampiri komandan Tio.
Mereka terkejut melihat ada 2 mobil disana.
DERI
Komandan, ini... Mobil siapa??
KOMANDAN TIO
Semalam saya temukan mobil ini didekat kontainer sebelah sana. Dan masih berfungsi.
NIKO
Bagus juga nih mobil. Tapi, sayang nggak bisa dipakai buat ke kota sebrang.
KOMANDAN TIO
Bukan itu rencana saya. Saya akan balik ke kota Marakas dengan mobil ini.
NIKO
Maksudnya??
KOMANDAN TIO
Ada sesuatu yang harus saya lakukan.
NIKO
Komandan, Saya rasa keadaan di kota masih belum aman. Terlalu berbahaya.
KOMANDAN TIO
Saya harus pergi kesana, hanya untuk memastikan. Deri, kamu masih ingat kan apa yang saya katakan semalam.
DERI
Masih Komandan. Tapi, jarak dari sini ke kota lumayan jauh, apa nggak sebaiknya kita disini dulu nunggu kapal datang? Setelah itu kita bisa minta bantuan kota sebrang buat mengecek keadaan di kota.
KOMANDAN TIO
Terlalu lama. Deri, Niko, ini sudah jadi tanggung jawab dan tugas kita sebagai polisi. Kita harus pastikan semua orang yang selamat berada di pelabuhan sebelum kapal datang.
Deri tampak terlihat tak ingin sang komandan pergi seorang diri.
DERI
Kalau memang komandan tetap mau berangkat ke kota, izinkan saya ikut.
NIKO
Saya juga.
KOMANDAN TIO
Jangan. Kalian disini saja, amankan area pelabuhan.
DERI
Komandan, saya juga sudah bilang semalam. Saya akan membantu komandan apapun itu. Jadi, izinkan saya dan Niko ikut(memaksa).
KOMANDAN TIO
(Menghela nafas)... Yasudah, kalian boleh ikut. Tapi sebelum itu, saya harus bicara dengan mereka(menatap kearah Letnan Heri dan beberapa tentara). Mereka harus tau.
Letnan Heri menatap Komandan Tio.
Dia berjalan menghampiri Komandan Tio.
LETNAN HERI
Mau kemana kalian? Mau pergi sendiri? Mau tinggalin semua orang disini?
KOMANDAN TIO
Kita mau balik ke kota.
Letnan Heri mulai kesal, sebab dia merasa Komandan Tio melakukan hal yang bodoh.
LETNAN HERI
Mau ngapain kalian kesana??
KOMANDAN TIO
Ada urusan yang harus saya lakukan. Ini menyangkut nyawa banyak orang. Kalau mau ikut silahkan, masih ada satu mobil lagi.
LETNAN HERI
Kasih tahu saya tujuan kalian. Saya nggak mau ada yang meninggalkan pelabuhan sekarang tanpa alasan yang jelas. Kita akan ke kota sebrang besok. Ingat itu.
KOMANDAN TIO
Saya yakim masih ada beberapa orang yang belum terinfeksi di kota. Mereka pasti menunggu pertolongan datang. Kita harus periksa lagi kita Marakas secara menyeluruh.
LETNAN HERI
Anda tau situasinya sekarang kan?? Jangan lakuin hal-hal aneh kayak gini.
KOMANDAN TIO
Letnan, maaf saya harus pergi. Ini sudah jadi keputusan saya. Anda boleh tinggalkan saya, kalau saya terlambat datang besok.
Komandan Tio, Deri dan Niko bersiap pergi.
Letnan Heri menahan mereka.
LETNAN HERI
Hei! Kita udah susah-susah datang ke pelabuhan. Banyak yang berkorban demi kita semua bisa selamat sampai di pelabuhan. Tolong jangan sia-siakan itu!
KOMANDAN TIO
Terus, bagaimana kalau ada orang yang masih selamat di kota? Kita tinggal mereka? Nggak mungkin kan? Setidaknya kita udah mengecek keadaan dikota sekali lagi, entah masih ada yang selamat atau tidak, itu urusan nanti. Lagipun kapal masih besok datang. Ini sudah tugas kita sebagai aparat negara.
Bersih tegang terjadi antara Komandan Tio dan Letnan Heri.
KOMANDAN TIO
Sekali lagi, tolong jangan halangi saya. Saya harus pergi sekarang.
Komandan Tio, Deri dan Niko bersiap masuk kedalam mobil.
Mereka sudah bertekad.
Lalu, Letnan Heri memutuskan untuk ikut ke kota.
Dia menghampiri Komandan Tio.
LETNAN HERI
Kunci mobil(meminta dengan wajah masih sedikit kesal).
Komandan Tio nampak senang.
Dia memberikan kunci mobil lainnya untuk Letnan Heri.
LETNAN HERI
Reno, panggil 2 prajurit kesini. Mulai sekarang, kamu yang awasi area pelabuhan. Jaga semua orang selagi saya nggak ada disini.
RENO
Siap Letnan!(Tegas)
Reno pergi.
LETNAN HERI
Kalian(Komandan Tio, Deri dan Niko), mana bisa pergi ke kota pakai tangan kosong. Ambil senjata yang kalian mau disana(mengode dengan kepala ke arah helikopter).
Deri dan Niko mengambil senjata, mereka juga mengambil senjata untuk komandan Tio.
CUT TO
Setelah itu mereka berdua kembali ke mobil.
KOMANDAN TIO
Kita berangkat sekarang.
Setelah semua siap, mereka berangkat menuju kota Marakas.
Letnan Heri membawa 2 anggotanya.
Sementara Komandan Tio bersama Deri dan Niko.
CUT TO
91. INT. DALAM SUPERMARKET - PAGI
Semuanya telah bangun.
Doni masih memikirkan cara menuju kota.
Mereka sedang berkumpul dan diskusi.
RISMA
Kayaknya, udah nggak ada harapan buat kita ke kota.
DONI
Jangan bilang gitu. Kamu tenang aja, aku masih cari cara buat kita semua sampai ke kota.
Naya menghampiri Doni dan Risma.
NAYA
Gue ikut kalian ke kota.
Doni dan lainnya terkejut, sekaligus senang mendengar itu.
BOBBY
Beneran ini??(Sedikit tak percaya)
NAYA
Nggak ada salahnya dicoba. Gue udah bosen disini terus.
Gerry mendekati Naya.
GERRY
Tenang aja, aku bakal jagain kamu terus(senang Naya ikut).
NAYA
Urus dulu kaki lo. Jangan sok mau jagain gue.
Tak lama Naya mengeluarkan kunci mobilnya.
NAYA
Nih, pakai mobil gue. Ada di samping toko.
BOBBY
Kenapa nggak bilang dari kemarin??
NAYA
Kemarin gue belum setuju ikut kalian. Mana mungkin gue kasih mobil gue.
BOBBY
Bener juga.
DONI
Makasih Nay.
Naya tersenyum.
Risma nampak sedikit tak senang melihat itu.
Mereka kemudian bersiap.
DONI
Keadaan diluar masih belum aman. Kita harus cari cara buat ngelewatin mereka(zombi).
NAYA
Gue udah susun rencana semalam. Tapi kalian semua harus setuju.
Mereka terus diskusi.
BOBBY
Eh, kamar mandi masih bisa dipake kan?
NAYA
Masih. Sebelah sana.
TINA
Ini lagi, ganggu aja. Orang lagi nyusun rencana juga.
BOBBY
Apasih, namanya juga kebelet. Mau gimana lagi.
Bobby pergi ke kamar mandi.
NAYA
Jadi, kita harus pancing monster-monster ini kearah belakang supermarket. Setelah bagian depan dan samping aman, kita bisa pergi ke mobil gue. Setelah itu, kita bisa pergi ke kota. Gimana?
RISMA
Oke, gue setuju. Terus sekarang, siapa yang mau pancing mereka??
GERRY
Kaki gue masih sakit.
DONI
Gue sebenernya mau... Tapi nggak ada yang bantu Gerry buat jalan ke mobil.
BU JESIKA
Maaf, saya harus jaga Rita.
Tak lama Bobby datang setelah dari kamar mandi.
Semua menoleh ke Bobby.
Bobby bingung.
BOBBY
Apa?
TINA
Aku setuju sih.
RISMA
Nggak ada pilihan lain.
NAYA
Oke. Sudah diputuskan.
RITA
Ini kak(memberi sebuah tongkat baseball), buat jaga-jaga.
Bobby semakin bingung.
CUT TO
Bobby telah memakai perlengkapan keamanan seadanya.
Dia bersiap untuk memancing zombi-zombi itu.
BOBBY
Kenapa harus gue sih? Kan ada yang lain. (Tidak setuju dengan keputusan).
TINA
Udah diem, nurut aja. Ini demi kita bisa ke kota Bob.
BOBBY
Ya nggak gue juga dong, kan ada Doni.
RISMA
Nggak bisa. Doni harus bantuin Gerry buat jalan ke mobil.
BOBBY
Ya tapi, jangan gue laah. Gue nggak bisa lari.
NAYA
Udah udah. Pokoknya lo(Bobby) harus pancing mereka ke belakang supermarket, buat mereka menjauh dari area depan. Oke?
BOBBY
Astaga...(Masih tak setuju)
Tina dan Risma membantu Bobby memasang beberapa peralatan tambahan untuk tangan dan badannya agar aman dari gigitan zombi.
Doni menyingkirkan rak makanan dan lemari es yang menutupi pintu depan.
NAYA
Hei(Bobby), inget. Lo pancing mereka kebelakang toko, setelah itu lo lari sekenceng mungkin, masuk lewat pintu belakang, tutup dan kunci pintu. Terus lo keluar lewat pintu depan. Kita tunggu di mobil, paham?
BOBBY
(Menghela nafas). Ya, paham.
Doni perlahan membuka pintu depan toko.
BOBBY
Tunggu tunggu!
Doni kembali menutup pintu.
TINA
Astaga, kenapa sih Bob??
RISMA
Kenapa?
BOBBY
Bentar bentar...(Mengambil nafas panjang lagi). Oke, buka pintunya!
Doni membuka pintu.
Bobby keluar.
Doni menutup pintu.
Bobby menuju depan toko.
CUT TO
92. EXT. DEPAN TOKO
Segerombolan zombi nampak berada di area depan supermarket.
Bobby sangat takut.
BOBBY
Salah pilih temen gue.
Bobby mulai mencoba memancing zombi-zombi itu.
BOBBY
Wooyy!
Gerombolan zombi itu melihat Bobby, dan langsung mengejar Bobby.
BOBBY
Sini kalian! Nggak takut gue! Maju kalian semua, zombi-zombi bau.
Semua zombi berlari kearah Bobby.
BOBBY
Wah, mereka beneran kesini!(Panik) Waduh...!
Bobby berlari ke arah belakang toko.
Zombi-zombi terus mengejar Bobby.
Bobby menengok ke belakang.
BOBBY
Astaga, banyak bener nih zombi... Haduuh...(Semakin panik).
Saat dia melihat ke depan, satu zombi hampir saja menangkapnya.
Beruntung Bobby masih sempat menghindar.
Dia hampir saja terjatuh.
BOBBY
Huuh... Huuuh...
Bobby lanjut berlari kearah belakang toko.
CUT TO
93. INT. DALAM TOKO
Naya dan lainnya bersiap keluar.
Bu Jesika melihat keadaan di depan supermarket sudah aman.
BU JESIKA
Hei hei, udah aman. Ayo.
NAYA
Ayo cepet keluar!
Doni dan lainnya keluar dari toko melalui pintu depan menuju mobil Naya.
CUT TO
94. INT. DALAM MOBIL
Naya dan lainnya berhasil masuk ke dalam mobil.
Sementara Bu Jesika dan Rita masih tertinggal.
TINA
Nay cepet nyalain!
RISMA
Rita, Jesika!
Bu Jesika dan Rita masih belum masuk.
Satu zombi tiba tiba muncul dan menyerang Rita.
RITA
Bu...
Bu Jesika mencoba menolong Rita.
Tangan Bu Jesika tergigit.
Tak lama zombi-zombi lainnya mulai muncul dari samping supermarket.
Bobby keluar dari pintu depan supermarket.
Bu Jesika masih mencoba menolong Rita.
Bobby menendang zombi yang menyerang Rita.
BOBBY
Ayo cepet naik!
Bu Jesika, Rita dan Bobby masuk ke mobil.
Naya menyalakan mobil.
CUT TO
95. INT. DALAM MOBIL
Naya menancap gas.
Mereka berhasil lolos dari para zombi.
GERRY
Huuh...(Lega)
BOBBY
Yaa!! Masih selamat gue...(Lega)
Mereka terlihat sangat senang.
JUMP CUT TO
Beberapa menit setelah mereka berhasil lolos. Di tengah perjalanan, Bu Jesika melihat luka gigitan zombi di lengannya.
Dia mulai pucat dan merasa tidak enak badan.
Bu Jesika merasa dirinya sudah terinfeksi.
BU JESIKA
Berhenti.
Naya sedikit terkejut.
NAYA
Hm? Berhenti?
BU JESIKA
Iya. Berhenti.
NAYA
Kenapa?
BU JESIKA
Udah cepet!
NAYA
Oke...
Naya memberhentikan mobil.
RITA
Bu, kenapa?
Bu Jesika menunjukkan luka gigitan zombi ditangannya.
Semuanya terkejut.
BOBBY
Waahh!!
TINA
Ya ampun...(Mulai takut)
NAYA
Itu, luka gigitan?
Bu Jesika terdiam.
BU JESIKA
Iya. (Meneteskan air mata). Saya terinfeksi.
Semua mulai panik.
TINA
Haduuh, gimana ini...(Panik)
Bu Jesika melihat semuanya mulai ketakutan.
BU JESIKA
Saya harus turun disini.
RITA
Enggak-enggak. Bu, jangan tinggalin Rita.(Menahan Bu Jesika).
BU JESIKA
Rita... Ibu udah terinfeksi. Kalau masih disini terus, bahaya buat yang lainnya. Buat kamu juga. Bu Jesika nggak mau kamu kenapa-napa.
BOBBY
Iya Rita. Bener kata Bu Guru(Takut)...
RISMA
Bobby!
BOBBY
Ya tapi, dia harus turun. Nggak bisa disini terus.
RITA
Bu, jangan turun, jangan tinggalin Rita. Rita udah nggak punya siapa-siapa lagi(Memeluk Bu Jesika).
BU JESIKA
Rita, Hei. Dengerin Bu Jesika. Masih ada kak Doni sama yang lainnya bakal jagain Rita. Bu Jesika udah nggak bisa jagain Rita lagi. Maaf ya(menangis)...
RITA
Enggak, Bu Jesika nggak boleh turun...(Menangis)
Doni dan lainnya tak kuat menahan sedih.
BU JESIKA
Naya, setelah saya turun, tolong langsung pergi dari sini. Sebelum saya hilang kesadaran.
Naya hanya bisa menganggukkan kepala sambil menahan sedihnya.
Bu Jesika menatap ke semuanya.
BU JESIKA
Makasih. Maaf saya nggak bisa ikut ke kota.
Bu Jesika kemudian membuka pintu mobil.
BU JESIKA
Rita, kamu harus selamat. Risma, tolong jaga Rita mulai sekarang.
RISMA
Iya(meneteskan air mata).
RITA
Enggak enggak! Bu, jangan turun! Bu Jesika...!
Bu Jesika keluar.
Rita berusaha menahan Bu Jesika.
Rita terus memberontak.
Dia ingin ikut turun bersama Bu Jesika.
Risma dan lainnya mencoba menahan Rita.
Bobby menutup pintu mobil.
RITA
Bu...! Jangan tinggalin Rita(menangis)... Bu Jesikaa!!
Rita menangis sejadi-jadinya.
Bu Jesika melambaikan tangan.
Naya menancap gas.
Doni dan lainnya tidak kuasa menahan kesedihan mereka saat ini.
Risma dan lainnya melihat Bu Jesika mulai berubah menjadi zombi perlahan dari kaca mobil.
RITA.
Buu...(Masih menangis)
Risma memeluk Rita.
RISMA
Udah Rita(Tidak tega)...
RITA
Bu...(Mulai lemas)
Bu Jesika tak selamat.