Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
103. INT. KAMAR ALDER –RUMAH ALAN — PAGI
Alan sudah bertekad tidak akan takut lagi pada yang namanya hantu dirumahnya.
ALDER langsung memeluk Alan dan setengah mengantuk lalu mengucek matanya.
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
Alder hanya tertawa dan mengikuti Alan ke kamar mandi.
104. INT. RUANG TAMU – RUMAH ALAN — PAGI
Fajri masih tidur disofa tanpa terganggu suara Alder yang memainkan alat musik drum plastik.
ALAN
ALDER
Alan mengangguk setuju lalu melengos ke dapur untuk membuat sarapan pagi.
Fajri akhirnya terbangun dengan muka kebingungan habis bangun tidur dan melihat Alder yang asyik main di meja makan. Fajri pun pergi tanpa pamit karena melihat jam sudah menunjukkan pukul 6 lebih.
105. INT. DAPUR– RUMAH ALAN — PAGI
Alder menarik-narik ujung kaos Alan membuat Alan mengentikan aktivitas masaknya dulu. Sebelumnya ia mengecilkan dulu api kompor agak masakannya tidak gosong.
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER mengangguk sambil menahan tangis.
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
ALDER pun pergi dengan mainannya.
106. INT. RESTORAN — PAGI
Farel sudah bersih-bersih seperti biasa namun Veli datang agak was-was takutnya itu sosok Alan dan Veli sangat tidak siap jika bertemu bos-nya itu.
VELI (V.O)
Farel
Veli tersenyum malu kemudian pergi ke dapur dengan cepat.
107 INT. DAPUR– RESTORAN — PAGI
Setelah memotong beberapa bahan makanan Veli terdiam sambil duduk lalu membuka ponselnya yang ternyata ada panggilan dari beberapa temannya.
VELI
Veli merasa aneh dengan sikap teman-temannya kemudian mengangkat bahunya dan memasukan kembali ponselnya. Ia akan bekerja bukan untuk memikirkan apapun karena pelanggan menunggunya memasak enak.
Veli terus memasak apa yang dipesan walaupun agak kesulitan tidak seperti kemarin meskipun banyak pesanan karena Alan ikut membantu sedangkan Farel cuma mengantarkan makanannya saja.
108. INT. RESTORAN — SIANG
ALDER langsung memeluk Farel lalu datanglah Alan yang langsung ngacir ke kamar mandi.
FAREL
ALDER
FAREL
ALDER
FAREL
ALDER
FAREL
Orderan makanan semakin banyak tadinya Veli ingin menangis tapi tidak jadi karena kehadiran Alan membuatnya salah tingkah.
Veli kegeeran karena memikirkan Alan lalu Alan datang seperti sebuah keajaiban.
VELI
ALAN
Veli menurut segera mengerjakan apa yang dilakukan karena kepuasan pelanggan memakan masakannya hingga habis harus dicapai.
ALDER diasuh Farel akhir-akhir ini meskipun ada pelanggan tidak membuat Farel meninggalkan tugasnya sebagai kasir. Sesekali meladeni Alder yang suka tanya-tanya dan Farel berpikir kalau Alder akan menjadi jurnalis jika begini ceritanya.
109. INT . RESTORAN — PAGI
Hari berikutnya...
Seperti biasa pagi-pagi sekali makanan order makin ramai karena kekuatan sosial media yang dilakukan Veli. Alan sebagai model hanya pasrah sementara Farel dan Alder cekikikan melihatnya.
Alan yang kesal langsung menyantap makanan yang dijadikan bahan pemotretan lagipula ia tidak suka difoto seperti ini namun demi restoran bisa apa.
ALAN
ALDER
VELI
FAREL makin tertawa dan Alan hanya mendengkus pasrah menjadi model dadakan yang entah akan sampai kapan.
Sementara salah satu pengunjung restoran memperhatikan diam-diam lalu pergi begitu saja. Dia adalah... beni.