Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Selangkah Maju (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
17. 17. Jadi Model

103. INT. KAMAR ALDER –RUMAH ALAN — PAGI

Alan sudah bertekad tidak akan takut lagi pada yang namanya hantu dirumahnya.

ALDER langsung memeluk Alan dan setengah mengantuk lalu mengucek matanya.

ALDER

Jus kemana aja kemarin?

ALAN

Kerja, lagipula ada om ayey kan jadi kamu gak sendirian.

ALDER

(mengangguk) Kenapa gak ajak aku?

ALAN

Kamu mau ikut uhh... kasian nanti kamu malah gak betah der jadi gak om ajak maaf ya.

ALDER

Iya kan jus kesini lagi jadi aku gak marah kok.

ALAN

Sekarang mandi ya!

ALDER

Yoyoyo! (bersemangat)

ALAN

Bahasa itu der?

Alder hanya tertawa dan mengikuti Alan ke kamar mandi.


104. INT. RUANG TAMU – RUMAH ALAN — PAGI

Fajri masih tidur disofa tanpa terganggu suara Alder yang memainkan alat musik drum plastik.

ALAN

Dia belum bangun der?

ALDER

Belum jus kak Fajri suka tidur. (terkekeh)

Alan mengangguk setuju lalu melengos ke dapur untuk membuat sarapan pagi.

Fajri akhirnya terbangun dengan muka kebingungan habis bangun tidur dan melihat Alder yang asyik main di meja makan. Fajri pun pergi tanpa pamit karena melihat jam sudah menunjukkan pukul 6 lebih.


105. INT. DAPUR– RUMAH ALAN — PAGI

Alder menarik-narik ujung kaos Alan membuat Alan mengentikan aktivitas masaknya dulu. Sebelumnya ia mengecilkan dulu api kompor agak masakannya tidak gosong.

ALAN

Apa der makanannya belum jadi.

ALDER

Kak Fajri pulang tapi gak pamit sama aku jus.

ALAN

Kamu lihat jam itu deh. (menunjuk jam di dekat Alder)

ALDER mengangguk sambil menahan tangis.

ALAN

Nah itu tandanya kak Fajri harus pulang karena hari ini sekolah nanti kalau terlambat malah dapat hukuman.

ALDER

(kaget) Jangan dihukum jus kan kak Fajri baik.

ALAN

Iya, kamu main lagi nanti kalau udah mateng masakannya dipanggil.

ALDER

Oke.

ALDER pun pergi dengan mainannya.


106. INT. RESTORAN — PAGI

Farel sudah bersih-bersih seperti biasa namun Veli datang agak was-was takutnya itu sosok Alan dan Veli sangat tidak siap jika bertemu bos-nya itu.

VELI (V.O)

Badannya beda kayak kenal.

Farel

Eh kok malah jadi patung ngapain disana vel? (heran)

Veli tersenyum malu kemudian pergi ke dapur dengan cepat.


107 INT. DAPUR– RESTORAN — PAGI

Setelah memotong beberapa bahan makanan Veli terdiam sambil duduk lalu membuka ponselnya yang ternyata ada panggilan dari beberapa temannya.

VELI

Ngapain mereka nelpon biasanya gak anggap aku.

Veli merasa aneh dengan sikap teman-temannya kemudian mengangkat bahunya dan memasukan kembali ponselnya. Ia akan bekerja bukan untuk memikirkan apapun karena pelanggan menunggunya memasak enak.

Veli terus memasak apa yang dipesan walaupun agak kesulitan tidak seperti kemarin meskipun banyak pesanan karena Alan ikut membantu sedangkan Farel cuma mengantarkan makanannya saja.


108. INT. RESTORAN — SIANG

ALDER langsung memeluk Farel lalu datanglah Alan yang langsung ngacir ke kamar mandi.

FAREL

Kamu darimana aja sama om Alan?

ALDER

Nggak kemana-mana.

FAREL

Udah makan?

ALDER

Udah masakan jus Alan enak, om ayey bisa masak juga?

FAREL

(tersenyum) Menurut kamu?

ALDER

Bisa.

FAREL

Iya bisa. (tertawa)

Orderan makanan semakin banyak tadinya Veli ingin menangis tapi tidak jadi karena kehadiran Alan membuatnya salah tingkah.

Veli kegeeran karena memikirkan Alan lalu Alan datang seperti sebuah keajaiban.

VELI

Pak bos mau bungkus semuanya?

ALAN

Iya kamu lanjutkan aja kerjain yang lain.

Veli menurut segera mengerjakan apa yang dilakukan karena kepuasan pelanggan memakan masakannya hingga habis harus dicapai.

ALDER diasuh Farel akhir-akhir ini meskipun ada pelanggan tidak membuat Farel meninggalkan tugasnya sebagai kasir. Sesekali meladeni Alder yang suka tanya-tanya dan Farel berpikir kalau Alder akan menjadi jurnalis jika begini ceritanya.


109. INT . RESTORAN — PAGI

Hari berikutnya...

Seperti biasa pagi-pagi sekali makanan order makin ramai karena kekuatan sosial media yang dilakukan Veli. Alan sebagai model hanya pasrah sementara Farel dan Alder cekikikan melihatnya.

Alan yang kesal langsung menyantap makanan yang dijadikan bahan pemotretan lagipula ia tidak suka difoto seperti ini namun demi restoran bisa apa.

ALAN

Puas ketawanya? (kesal)

ALDER

Jus lucu. (ketawa)

VELI

Bagus pak boss. (mengacungkan jempol)

FAREL makin tertawa dan Alan hanya mendengkus pasrah menjadi model dadakan yang entah akan sampai kapan.

Sementara salah satu pengunjung restoran memperhatikan diam-diam lalu pergi begitu saja. Dia adalah... beni.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar