Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
82. INT. KAMAR ALDER — MALAM
Alan sudah tidur di bawah kasur dengan tangan menumpu lalu Alder terbangun memanggil Alan.
ALDER
Alan yang mengantuk terpaksa membuka matanya dan melihat keadaan Alder.
ALAN
ALDER
Jam menunjukkan pukul satu.
ALAN
ALDER
Alan kebingungan menghadapi Alder karena terus mengatakan dimana kedua orang tuanya sekarang.
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALAN
ALDER
ALDER
Dengan perlahan Alan membaringkan tubuhnya disebelah Alder lalu menghadap Alder.
ALDER
ALAN
ALDER
Alan memeluk Alder dan menepuk punggungnya pelan hingga Alder tertidur lelap. Alan mengecek dulu Alder tenyata sudah tidur saat akan bangkit pelukan dari Alder mengerat sehingga Alan mengembuskan napas berat dan tidur saja meskipun tidak nyaman.
83. EXT. TERAS RUMAH ALAN — PAGI
Bolak balik di depan rumah Alan tapi tidak juga Alan keluar akhirnya memutuskan untuk berteriak setelah memastikan sekitarnya aman.
FAREL
FAREL (CONT'D)
Farel menjinjing sarapan buatan Veli pun menyimpannya di meja teras. Ia kelelahan memanggil Alan di pagi buta seperti ini namun harus salah satu mengalah karena Farel suka kedamaian.
FAREL
FAREL
Fajri datang dengan membawa tas sekolah tapi Farel tidak sadar kedatangan Fajri.
FAJRI
FAREL
FAJRI
FAREL
FAJRI
FAREL
FAJRI
Fajri ke sebelah jendela lalu berteriak.
FAJRI
Farel menutup wajahnya malu karena beberapa orang yang lewat menengok kearahnya. Fajri masih memanggil Alan dengan lantang dan memukuli jendela membuat Farel tidak bisa berkata-kata.
FAJRI
Farel
FAJRI
FAREL
FAJRI
FAREL
FAJRI
FAREL
FAJRI
Setelah memastikan kepergian Fajri yang dilakukan Farel menunggu sebentar lagi. Ia yakin Alan dirumah mana mungkin keluar dan tak kembali orang rumahnya cuma ini.
Di dalam rumah Alder menangis kencang membuat Farel bangkit lalu memeriksa jendela agar bisa melihat dengan jelas. Tapi yang dilakukan Farel sia-sia karena sumber tangisannya berasal dari kamar.
FAREL
Farel panik berusaha mencari jalan ke rumah Alan tapi lagi-lagi kondisi tidak mendukung serta tangisannya makin kencang membuat Farel makin tidak enak hati mendengarnya.
FAREL
Akhirnya Alan keluar dari rumah membuat Farel kebingungan.
FAREL
ALAN
FAREL
Sedangkan Alder masih menangis digendong Alan.
FAREL
Alder menoleh pada Farel tangisannya sedikit mereda.
ALDER
FAREL
ALDER
Alan berdeham dan mengangguk akhirnya Alder berhenti menangis. Tau begini ia panggil Farel saja dari tadi.
Alder mengucek matanya lalu merentangkan tangannya pada Farel.
ALAN
Alder mengangguk.
Farel sebenarnya mau pergi lagi tapi bocah kedatanganya sakit jadi tidak tega untuk menolaknya. Setelah digendong Farel Alder tersenyum membuat Alan kesal.
ALAN
Farel malah melenggang ke dalam rumah sambil membawa bingkisan di meja membuat Alan melotot tajam dan segera mengikuti.
84. INT. RUANG TAMU – RUMAH ALAN — SIANG
Mendudukkan Alder lalu Farel membuka bungkusan makanan yang dibawa berisi sayur sop serta nasi putih yang lumayan banyak. Kemudian Alan mengambil wadahnya dan kembali lagi setelahnya.
ALAN
ALDER
Farel berdeham menoleh pada Alan.
FAREL
Alan mengepalkan tangannya di depan wajah Farel lalu Farel hanya cengengesan menanggapinya.
FAREL
ALDER
Farel mengambil sayur sop dan nasinya kemudian menyuap pada diri sendiri membiarkan Alder menangis. Sementara Alan juga sama sudah pusing bingung menghadapi Alder yang sedang demam. Dia kewalahan dan ingin menghilang.
FAREL
ALAN
FAREL
ALAN
Farel berdecak sambil menggelengkan kepalanya kaget dengan tuduhan Alan meski ada terlintas ingin menjual restoran tapi ditepisnya.
FAREL
ALAN
FAREL
ALAN
FAREL
ALAN
ALDER
ALAN
Alder mengangguk lalu makan dengan lahap.
ALAN
FAREL
ALAN
FAREL
ALAN
FAREL
ALAN
FAREL
Alder masih makan dan Alan juga Farel ikutan karena kebetulan perutnya belum diisi dari tadi. Makan bersama dilakukan ketiganya sungguh terlihat manis.
85. INT. DAPUR — SIANG
Alan mengeluarkan isi kulkas sedangkan Farel mencuci piring sekaligus bercerita tentang restoran yang ditanggapi oleh Alan hanya dehaman atau jempolnya diangkat.
Farel menyimpan piring ditempatnya kemudian duduk memperhatikan Alan yang masih membersihkan kulkas.
FAREL
Alan melemparkan kulit pisang pada Farel tapi tidak kena lalu Alan berdecak kesal.
FAREL
Alan diam-diam membawa kain lap kemudian disumpal ke mulut farel dan sontak Farel memuntahkannya. Ia segera mencuci mulutnya dengan air mengalir dan menyumpahi kelakuan Alan.
FAREL
Alan malah mengangkat bahunya dan lanjut membersihkan kulkas.
ALAN
FAREL
ALAN
FAREL
ALAN
FAREL
Keduanya lanjut bicara segala hal sementara Alder tengah tidur di sofa dengan nyenyak. Demamnya pun turun jadi tidak merancau lagi dan membuat Alan tenang setelah memastikan keadaan Alder yang diam saja tak bersuara.
FAREL
ALAN
Farel terdiam sesaat mendengarnya.
ALAN
Farel merutuk dalam hati dan membantu Alan daripada menonton Alan yang tidak selesai-selesai membersihkan kulkasnya.