Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
35. EXT. JALAN SAWAH — PAGI
Beni tak tahan lebih lama lagi dirumah ibunya. Ia ingin menenangkan diri di pinggir jalan dekat sawah berharap keresahan di hatinya hilang meski sesaat.
BENI
Beni mengusap wajahnya kasar lalu duduk begitu saja.
BENI
Beni beranjak ternyata diam dipinggir sawah sama saja membuat kepalanya pusing. Ia melanjutkan jalan lagi entah kemana tujuannya yang penting pikirannya membaik.
Beni juga memikirkan Alder karena anak itu kadang membuatnya kesal tapi sekarang Beni merasa kehilangan. Sosok Alder yang cerewet, suka menangis dan Beni suka kesal sendiri oleh tingkah Alder.
BENI
36 INT. KAMAR MANDI - RUMAH ALAN — PAGI
Alan menunggu diluar kamar mandi awalnya tapi melihat Alder yang malah bermain dengan si air hingga Alan kebasahan. Alan tidak bisa marah untuk saat ini karena tujuannya untuk membuat Alder mandi.
ALAN
Alder menggeleng lanjut bermain air bahkan gayung yang dipegangnya kini berubah menjadi kapal dadakan membuat Alan jongkok memperhatikan. Alan baru sadar jika mengurus anak itu sangat merepotkan apalagi dirinya sendirian tanpa ilmu mengasuh anak sama sekali. Alan bingung sekaligus frustrasi meratapi nasibnya.
37 INT. KAMAR TIDUR - RUMAH ALAN — SIANG
Alder memainkan robot kesayangannya lalu mendekat pada Alan yang sibuk melipat baju dengan asal lipat.
ALDER
Alan cuma berdeham tanpa berpaling dari pakaian yang dilipatnya.
ALDER
ALAN
ALDER
Alan tidak sadar apa yang diucapkan karena kesibukannya kali ini bertambah dan makin banyak terasa sejak Alder hadir namun Alan tidak boleh menyalahkan keadaan karena Alder adalah titipan sahabatnya yang entah kenapa masalahnya. Sempat tahu namun Alan bingung menyimpulkan bagaimana dengan keluarga Beni.
ALAN
ALDER
ALAN
Alder kebingungan.
ALAN
ALDER
Alan makin pusing karena sesi pertanyaan Alder terus berlanjut bersamaan dengan acara melipat pakaian selesai dikerjakan.
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
Alan pergi membawa bajunya yang telah dilipat.
38 INT. KAMAR ALAN — PAGI
Alan memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. Wajahnya murung dan bingung akan nasib restoran yang diujung kebangkrutan. Alan mengandalkan restoran itu untuk menyambung hidup ditambah kehadiran Alder.
ALAN
ALDER
Alan memperhatikan wajah polos Alder. Alder yang ditatap Alan mendekat lalu menarik-narik ujung baju Alan.
ALDER
Alan berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Alder.
ALAN
ALDER
Alan hanya tersenyum lalu bermain robot-robotan milik Alder dengan senang. Keduanya tampak asyik sampai Fajri yang datang langsung menghampiri tidak dianggap.
FAJRI
ALAN
FAJRI
ALAN
Fajri menggaruk kepalanya sambil nyengir.
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
Alan membawa Fajri ke luar rumah kemudian menutup pintu dan memastikan tidak ada siapapun yang melihat ataupun mendengar.
39 EXT. TERAS RUMAH ALAN — PAGI
Alan menghadap Fajri dengan pandangan menyelidik.
FAJRI
ALAN
Fajri menggeleng kecil.
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
Alan terjungkal ketika Fajri menerobos masuk dengan mudah.
ALAN
40 EXT. HALAMAN RUMAH FAJRI — PAGI
Alan mengetuk pintu rumah milik Fajri berharap ibu atau bapaknya keluar karena anaknya malah bermain di rumahnya daripada menjalankan tugas sebagai pelajar.
ALAN
ALAN (CONT'D)
ALAN
IBU
ALAN
IBU
ALAN (V.O)
IBU
Memukul pagar rumah Fajri sesekali menoleh ke lingkungan rumah padahal masih pagi namun kedua orang tua Fajri bak hilang ditelan bumi.
41 INT. RUMAH FAJRI — SIANG
Sepasang pasutri tengah memantau keadaan luar.
IBU FAJRI
BAPAK FAJRI
IBU
BAPAK
Ibu menepuk jidatnya lagi-lagi lupa kalau anaknya suka keluyuran meskipun pintu dikunci.
IBU
42 INT. RUANG TAMU — SIANG
Gelak tawa Fajri dan Alder mengisi ruangan membuat Alan tak tega memisahkan kebersamaan keduanya tapi sekolah Fajri penting.
Alan berdeham mengalihkan atensi Fajri meskipun asyik bermain bola lebih tepatnya lempar tangkap.
FAJRI
ALDER
Lagi Alan hanya tersenyum saja kemudian membantu Fajri bangun dari duduknya dan merangkulnya. Yang dirangkul kebingungan berharap cuma candaan Alan.
FAJRI
ALAN
Fajri menoleh pada Alan lalu Alder.
FAJRI
ALAN
ALDER
Ketiganya pergi karena Fajri sudah memakai pakaian seragam jadi tinggal berangkat.
43 EXT. JALAN RAYA — SIANG
Diatas motor ada tiga orang menumpanginya. Di depan Alder dibelakang Fajri dan sang pengemudi adalah Alan. Ia sesekali mengingatkan agar Fajri berpegangan padanya karena Fajri diam saja.
FAJRI
ALAN
FAJRI
Laju motor terus mengarah ke tujuan dan akhirnya sampai tetapi Fajri masih memeluk Alan. Ia enggan turun takutnya dihukum oleh guru yang melihatnya.
ALAN
PAK SATPAM
Fajri menggeleng kukuh memegang tangan Alan sedangkan Alder diam saja.
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
Sesuai harapan Fajri masuk ke gerbang didampingi pak guru namun Fajri balik lagi pada Alan yang kebingungan dan tangan Alan disalaminya lalu Fajri benar-benar masuk ke kelasnya dengan perasaan deg-degan.