Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
12 INT. DAPUR — MALAM
Sayur sop, nasi putih dan telur ceplok menjadi hidangan tersaji di atas meja makan. Alan membagikan piring baru ke Alder dan Beni.
BENI
ALAN
Beni tidak menjawab langsung mengambil aneka makanan ke piringnya.
ALAN
BENI
ALAN
ALDER
BENI
ALAN
BENI
ALAN
BENI
ALAN
Alan, Alder dan Beni makan dengan lahap bahkan Beni sampai nambah nasi membuat Alan geleng-geleng kepala melihatnya.
BENI
ALAN
BENI
Alan tak menghiraukan perkataan Beni. Ia malah menambah sayur nangka ke piring Alder.
ALAN
Alder menatap bingung tapi kepalanya mengangguk.
BENI
ALAN menghembuskan napas kasar dan melanjutkan makan tanpa bicara lagi.
13. INT. RUANG TAMU – RUMAH ALAN – PAGI
ALAN menguap kemudian hanya melihat ALDER sedang tertidur pulas di sofa. Alan kebingungan mencari-cari keberadaan Beni.
ALAN
Alan mencari ke kamar mandi, dapur sampai kamarnya tapi Beni bener-bener menghilang.
ALAN
Alder bangun dari tidurnya sambil mengucek mata.
ALDER
Alan datang menghampiri ALDER, dia kebingungan Alder akan segera menangis.
ALAN
ALDER
ALAN
Alder menggeleng dan kebingungan sebentar lagi menangis.
ALAN (V.O)
ALAN (CONT'D)
ALDER
Alan mengembuskan napas berat pikirannya BENI telah kabur benar adanya.
ALAN (V.O)
14. EXT. TERAS RUMAH – PAGI
Alan duduk termenung di halaman rumahnya ditemani segelas kopi. Ia merasa kesal kepergian Beni tanpa membawa serta anaknya.
ALAN
ALAN (CONT'D)
Alan mondar-mandir terlihat berpikir.
ALAN
Alder menarik ujung kaos Alan membuat Alan berhenti mengoceh kemudian jongkok menatap Alder.
ALDER
ALAN (V.O)
ALDER
ALAN
ALDER
ALDER (CONT'D)
ALAN
ALDER
ALAN
ALAN (V.O)
ALDER
ALAN (V.O)
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
Alan menggeleng frustasi melanjutkan berjalan ke dalam diikuti Alder yang terus mengoceh.
15. INT. DAPUR — PAGI
Alder bersemangat dibuatkan makanan oleh Alan yang masih kesal tapi ditahan.
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
Alder mengangguk patuh duduk di kursi memperhatikan Alan.
16.INT. KAMAR — SIANG
Alan menelepon Beni berulang kali bahkan sampai pesan pun dikirimkan lebih dari sepuluh kali tapi Beni tak merespon apapun.
ALAN
Alan ingat ada nomor ibu Beni kemudian menelponnya.
ALAN
IBU BENI (V.O)
ALAN
IBU BENI (V.O)
ALAN
Alan berdecak karena sambungan telepon dimatikan. Ia jadi berpikir bahwa entah itu ibu, anak sampai menantu semuanya sama saja. Hanya ingin enak tanpa mau mengurus hasilnya.
ALAN
Alan mendekat pada kaca membolak-balik wajahnya.
ALAN
Alan menjatuhkan diri di kasur kemudian kaget dengan kedatangan Alder menangis sesenggukan.
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
Alan menghembuskan napas lega ternyata bukan masalah serius tapi karena Alder anak kecil Alan harus paham.
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
Alan pun keluar dari rumah menuju rumah Fajri (9) tetangganya lalu menggedor-gedor rumahnya dengan tidak sabaran sampai tetangga sebelah menyorakinya. Alan malu ditegur balik lagi ke rumah.
16. EXT. HALAMAN RUMAH FAJRI— SIANG
Alan tidak jadi balik lagi mencari ke sudut halaman namun tidak ada siapapun.
ALAN
FAJRI
Alan kaget melihat Fajri datang memakai kostum daun bolong di wajahnya semacam topeng.
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
ALAN
FAJRI
Semakin pusing Alan menghadapi ocehan Fajri akhirnya pergi tanpa membawa robot yang diinginkan Alder. Dia hanya duduk di teras menenangkan diri setelah bertemu dua anak yang menurutnya bikin pusing kepala secara langsung.
DISSOLVE TO
17.INT. RUANG TAMU — MALAM
Beni mengendap-endap matanya melirik kiri-kanan memastikan tidak ada yang melihatnya keluar. Lalu berbalik sebentar melihat Alder yang tidur pulas.
BENI
Beni lanjut membuka pintu perlahan dan menutupnya perlahan juga. Bernapas lega ketika sampai diluar.
18. EXT. TERAS RUMAH — MALAM
Beni memandang rumah Alan lalu duduk sebentar di kursi.
BENI
BENI (CONT'D)
Beni bangkit benar-benar pergi dari rumah Alan.
CUT TO BACK
19. INT. RUMAH — SORE
Alan sedang bersantai memainkan hapenya lalu Alder mendekat sambil membawa gambar buatannya untuk ditunjukkan ke Alan.
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
Alan memandang Alder penuh iba karena anak kecil yang tak tahu apa-apa ditinggalkan orangtuanya.
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
Alder menyimpan gambarnya lalu berpikir.
ALDER
ALAN
ALDER
ALAN
ALDER
Alan mengiyakan soalnya pusing jika meladeni ucapan Alder yang cerewet apalagi kalau Alder dalam mode tanya jawab Alan memilih tidur saja.
ALDER
Alan berdeham agak kesal dipanggil jus terus.
ALDER
Alan berdeham lagi.
ALDER
ALAN
ALDER
Alan berdeham lama-lama sakit tenggorokan karena dahaknya mulai banyak.
ALDER
Alan menoleh berusaha sabar.
ALAN
ALDER
ALAN (V.O)
ALDER
ALAN
Alder lanjut menggambar karena robotnya belum ditemukan tapi menggambar dikertas kini menjadi kesukaannya.