Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH NENEK - KAMAR — AFTERNOON
Venderly mulai merasa membaik walau dadanya masih sedikit sakit. Venderly mencoba bangun dan pergi ke ruang keluarga. Di sana ada Ray yang sedang bermain game. Venderly menghampirinya dan mengambil sebungkus jajan milik Ray.
Ray
Venderly
Ray
Venderly
Ray
Venderly tertawa kencang.
Venderly
Ray
Ray dan Venderly menoleh begitu mendengar bunyi ketukan pintu. Ternyata Pak Arthur yang datang.
Pak Arthur
Venderly tersenyum tipis.
Venderly
Pak Arthur
Ray
Pak Arthur
Pak Arthur berlalu menuju kamar nenek Venderly.
Venderly
Ray
Venderly
EXT. RUMAH SI WANITA - HALAMAN DEPAN — AFTERNOON
Venderly mengetuk pintu rumah wanita pemilik lumba-lumba tapi tidak ada jawaban.
Venderly
Beberapa menit menunggu dan tidak ada jawaban, Venderly berlalu pergi. Saat berbalik badan tiba-tiba Troiska muncul membuka pintu.
Troiska
Venderly menoleh
Venderly
Troiska
Venderly
Wanita
Venderly menoleh wanita itu, kemudian melirik Troiska.
Venderly
Troiska menunduk
Venderly
Wanita
Venderly terkejut sampai sedikit mundur. Venderly melirik Troiska
Venderly
Tiba-tiba seorang gadis muncul dan memegang lengan Troiska. Venderly tidak terima dan mendorong gadis itu.
Venderly
Troiska menahan tubuh Venderly dan mengajaknya ke halaman depan dekat pantai.
EXT. BIBIR PANTAI — AFTERNOON
Troiska
Venderly
Troiska
Venderly mendorong Troiska dengan pukulannya. Venderly yang lemas langsung jatuh berlutut sambil menangis. Troiska ikut berlutut.
Troiska
Venderly
Troiska memeluk erat Venderly.
Dalam pelukan Troiska, Venderly menoleh ke kanan. Ia melihat cucu wanita itu sedang berdiri menatapnya dan Troiska. Venderly melempar senyum kepada gadis itu. Ia berusaha ikhlas.
INT. RUMAH NENEK - KAMAR — NIGHT
Venderly duduk di pojokan deket jendela dengan air mata yang mengalir tiada henti. Sesekali ia mengusap air matanya sambil melihat-lihat foto dirinya dan Troiska.
CUT TO :
EXT. RUMAH SI WANITA - HALAMAN BELAKANG — NIGHT
Troiska memberi makan lumba-lumba itu. Troiska tulus mengharapkan lumba-lumba itu agar bisa sembuh. Lumba-lumba itu semakin terlihat lemah sampai tidak ada pergerakan. Di bawah sinar bulan purnama, Troiska berdoa untuk kesembuhan lumba-lumba itu.