Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
OSPEK
Suka
Favorit
Bagikan
20. SEQUENCE 19

36. INT. KAMPUS – GEDUNG REKTORAT – RUANG PAK SETYO

Cast: Pak Setyo – sekretaris ruangan

 

Pak Setyo berjalan menuju ruangannya. Sebelum masuk, ia menghampiri sekretaris yang berjaga di depan pintu.

 

PAK SETYO

Mbak, hari ini jadwal saya apa aja, ya?

 

SEKRETARIS

(segera melihat ke komputernya dengan cekatan) Menurut jadwal, hari ini Bapak ada rapat dengan Pak Rektor jam 10.

 

PAK SETYO

(melirik jam tangannya) Oh iya. Sebentar lagi, ya.

 

SEKRETARIS

Terus, Bapak ada jadwal menutup acara PSSA jam 3 sore.

 

PAK SETYO

Itu coret saja.

 

SEKRETARIS

Bagaimana, Pak?

 

PAK SETYO

Coret saja! Saya malas menghadiri acara yang panitianya saja tidak profesional. Buang-buang waktu saja!

 

SEKRETARIS

Oh, baik, Pak.

 

PAK SETYO

Ada lagi?

 

SEKRETARIS

Sepertinya hari ini hanya dua agenda itu saja, Pak.

 

PAK SETYO

Baik. Terima kasih, ya, Mbak. Kalau ada perubahan, tolong saya segera dikabarkan.

 

SEKRETARIS

Baik, Pak.

 

Pak Setyo kembali beranjak menuju ruangannya. Namun, langkahnya langsung terhenti ketika sebuah dering telepon berbunyi.

 

Pak Setyo menghentikan langkahnya, kemudian mengambil sebuah telepon genggam dari saku celananya. Telepon genggam mungil segenggaman tangan berwarna keperakan itu kemudian ia geser slide-nya untuk menerima telepon.

 

PAK SETYO

Halo? (PAUSE) APA?

 

Camera pan to sekretaris Pak Setyo yang kaget dengan teriakan Pak Setyo. Ia kemudian menoleh ke arah Pak Setyo.

 

PAK SETYO

Ya … ya. Saya akan segera ambil tindakan. (PAUSE) Saya akan segera panggil Devan. (telepon kemudian ditutup) (Pak Setyo tampak menggeleng-geleng) Nggak bener itu anak!

 

CUT TO

 

37. INT. KAMPUS – GEDUNG SERBAGUNA – POSKO PANITIA PSSA/TKM – PAGI

Cast: Devan – Natasha

 

Suasana ruang posko kepanitiaan PSSA tampak sepi. Hanya ada beberapa orang di sana. Beberapa anggota tim kesehatan tampak duduk-duduk santai sambil menikmati teh dan roti yang sedianya untuk para mahasiswa baru.

 

RIAN

Minum dulu, Van. (menyodorkan teh dalam kemasan kotak) Tampang lu dari tadi suntuk.

 

DEVAN

(menerima teh tersebut) Gimana nggak suntuk? Acaranya kacau begini. Udah anak baru entah di mana, tadi pake dimarahin sama Pak Setyo. Ini si Jeffrey malah tahu-tahu ngilang.

 

NATASHA

Iya. Ke mana, sih, Jeffrey? Tadi dia buru-buru gitu, gue kira ke sini.

 

RIAN

(mengangkat bahu) Entah. Dari tadi kita di sini nggak ketemu Jeffrey juga, iya kan?

 

FANDI

Iya. Gue belum lihat Jeffrey malah.

 

DEVAN

Gue dari kemarin-kemarin udah ngomong, hati-hati sama kekerasan. (melirik Natasha) Kita nih lagi disorot abis.

 

RIAN

Kalo yang gue lihat, anak-anak yang suka bentak-bentak itu timnya Jeffrey. Namanya juga Tibum.

 

FANDI

Tapi kalo menurut gue, sih, udah mendingan. Setidaknya kalo dibandingin sama tahun lalu.

 

DEVAN

Fan, kalo kita mikirnya selalu pakai perbandingan kayak gitu terus, selalu dengan basic pemikiran tahun ini lebih mendingan daripada tahun lalu, sampai kapan pun nggak akan selesai-selesai. Generasi orang tua kita juga pasti bakal bilang kalo OSPEK sekarang nggak sekeras jaman mereka. Terus aja kayak gitu.

 

NATASHA

Jadi menurut lo mendingan OSPEK nggak usah ada aja?

 

DEVAN

Sebenernya kenapa, sih, kita ngotot banget ngadain OSPEK?

 

Rian dan Fandi terdiam. Begitu juga Natasha. Dan anggota panitia lain yang ada di ruangan.

 

Kring … kring…!

 

Devan segera mengambil telepon genggam dari sakunya.

 

CU baris layar telepon genggam kecil berwarna toska yang flipnya belum dibuka, tertulis Pak Setyo.

 

DEVAN

Pak Setyo?

 

Teman-teman Devan langsung menoleh.

 

Devan segera membuka flip dan menjawab telepon tersebut.

 

DEVAN

Ya? Halo, Pak? (PAUSE) (nada suara terkejut) HA? Gimana, Pak?

 

Teman-teman Devan menoleh karena mendengar suara Devan yang berubah keras.

 

CUT TO

 

38. EXT. KAMPUS – GERBANG KAMPUS – PAGI

Cast: Petugas keamanan kampus – mahasiswa baru – mahasiswa senior – Devan – Natasha – panitia TKM

 

Para petugas keamanan berdatangan ke gerbang kampus. Mereka membawa pentungan karet dan meniupkan peluit.

 

(Suara peluit) PRIT … PRIT … PRIT!!!!

 

PETUGAS KEAMANAN

BUBAR! BUBAR!!!

 

Devan, Natasha, dan panitia TKM yang ada di posko datang menyusul ke gerbang kampus.

 

Establish ke gerbang yang keadaannya kacau balau. Beberapa batu berserakan. Beberapa botol minuman air mineral dalam kemasan juga berhamburan.

 

Beberapa petugas keamanan tampak memukul-mukulkan pentungan karet ke kerumunan mahasiswa, tidak peduli apakah yang berjaket hijau toska ataupun berbaju putih.

 

Beberapa mahasiswa senior berbaju bebas tampak menonton di pinggiran. Salah seorang petugas keamanan menghampiri dan mengusir mereka.

 

PETUGAS KEAMANAN

BUBAR! AYO BUBAR!!!

 

Para mahasiswa senior pun berangsur pergi, mereka melangkah cepat-cepat. Sementara itu, para panitia TKM hanya bisa melongo melihat suasana yang berantakan dan kacau balau.

 

NATASHA

(wajah panik dan bingung) Kok jadi begini?

 

DEVAN

(menatap sisa-sisa kerusuhan di depannya) Gue putuskan kita nggak jadi ke Puncak.

 

Natasha sontak menoleh ke Devan.

 

DEVAN

Ini udah nggak kondusif lagi. (menoleh ke Natasha) Kalo lu masih mau pergi, gue mundur!

 

DISSOLVE TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)