Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
15. EXT. KAMPUS – KANTIN – SIANG
Cast: Natasha – Devan
LS kantin outdoor yang penuh mahasiswa, zoom in menuju satu per satu meja, dan berhenti di meja tempat dua orang mahasiswa sedang duduk berhadap-hadapan. Di atas meja terdapat dua buah mangkuk, satu berisi bakso kuah dan satunya lagi berisi mie ayam, dengan dua gelas es teh.
NATASHA
(mencampur potongan ayam ke mie dengan sumpit) Jeffrey tuh….
DEVAN
(sambil mengaduk bakso kuah di mangkoknya) Kenapa?
NATASHA
Kadang gue ngerasa kalo dia kelewat belagu. Baru juga tingkat dua padahal. Baru tahun lalu dia di-OSPEK.
DEVAN
Namanya juga baru ngerasain jadi senior. Biasa.
NATASHA
Tapi norak. Apalagi soal Pak Rektor itu. Sok-sokan di depan anak baru tapi nggak kenal rektor sendiri.
DEVAN
(tertawa) Memangnya lu hafal tampang Pak Rektor?
NATASHA
Setidaknya gue nggak akan nunjuk-nunjuk bapak-bapak apalagi sampai ngomong OM-OM SUDAH TUA.
Devan tertawa.
NATASHA
Gue khawatir kalo insiden-insiden kayak gini terjadi terus, acara kita bisa batal.
DEVAN
Gue juga mikir begitu.
NATASHA
Kalo sampai TKM gagal. Kepengurusan gue bisa dipertanyakan.
DEVAN
(sambil menyeruput kuah bakso) Makanya, kita harus bisa tarik-ulur. Kalo Pak Setyo bilang nggak boleh ada kekerasan, ya mending kita turutin.
NATASHA
Ngomong-ngomong, udah ada kabar dari Pak Setyo? Soal TKM akhir minggu nanti.
DEVAN
(mengangkat bahu) Belum, tuh.
NATASHA
Lu follow up, dong.
DEVAN
Iya. Ntar gue telepon Pak Setyo.
Camera pan to beberapa mahasiswa baru yang tengah membeli jajanan di kantin. Beberapa yang lain menyebar mencari tempat duduk. Dua orang mahasiswa baru melewati tempat Devan dan Natasha.
MAHASISWA BARU
Permisi, Kak.
Devan tersenyum. Sementara mata Natasha mengikuti kedua mahasiswa baru tersebut.
Camera follow kedua mahasiswa baru itu.
NATASHA
Jaman kita OSPEK dulu mana berani kita jajan di kantin.
DEVAN
Emangnya ada aturan yang melarang mereka jajan di kantin?
NATASHA
Ya enggak, sih. Tapi itu kan kayak semacam tradisi, kode etik. Ya gitulah. Anak-anak baru harus paham hal-hal tidak tertulis seperti itu juga.
DEVAN
Kalo menurut gue, sih, (lalu menyeruput kuah bakso terakhir, kemudian beralih menyedot es tehnya) biarin aja. Nggak usah diterusin tradisi yang kayak gitu.
NATASHA
Enak banget!
DEVAN
Jaman berubah, Sha. Apa yang berlaku jaman kita dulu, mungkin udah nggak relevan lagi untuk sekarang.
NATASHA
Eh, tahu nggak? Kemarin ada lho anak baru masuk ke kafe, terus diusir sama senior. Denger dari cerita anak-anak, sih.
DEVAN
(menatap Natasha) Oh iya? (menyedot minumannya) Itu kabar baik atau buruk?
NATASHA
(tertawa kecil, lalu menyedot minumannya juga) Di satu sisi gue setuju karena anak baru kadang perlu diajarin sedikit unggah-ungguh. (menyedot minumannya lagi) Di sisi lain, gue juga khawatir kalo yang kayak gini bikin Pak Setyo makin nggak percaya sama kita.
DEVAN
(tertawa kecil) Kafe emang kayak tempat sakralnya anak-anak, ya? (menghabiskan minumannya)
NATASHA
Jaman gue masih anak baru, jangankan ke kafe, ke kantin aja nggak berani. (lalu melirik sekumpulan mahasiswa baru yang sedang menikmati makan siangnya di salah satu sisi kantin)
Camera pan to para mahasiswa baru yang sedang makan. Tampak mereka tengah mengobrol sambil sesekali tertawa.
DISSOLVE TO