Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
26. EXT. LAPANGAN DI LUAR KAMPUS – PAGI
Cast: Abrar – Agni – mahasiswa angkatan 2000
LS sekumpulan mahasiswa yang berada di lapangan pinggir jalan. Beberapa berdatangan sehingga jumlah mereka semakin banyak.
Camera pan to Abrar yang berdiri di depan teman-temannya. Tampak ia seperti memimpin.
ABRAR
Udah pada lengkap belum?
Toni yang berdiri di dekat Abrar lengsung menoleh dan melihat sekeliling.
TONI
Udah banyak, sih.
FIAN
Terus habis ini kita mau ngapain, Brar?
ABRAR
Kita jalan ke kampus bareng-bareng, lalu menghadap rektorat. Kita akan membacakan pernyatan sikap. (PAUSE) (menoleh ke Agni dan Ratih) Oh, iya. Pernyataannya udah diketik, kan?
Agni menghampiri Abrar dan menyerahkan selembar kertas.
ABRAR
Ini udah difotokopi?
RATIH
Udah. (lalu menunjukkan beberapa lembar kertas seukuran separuh kertas kuarto) Udah gue kecilin juga ukurannya.
ABRAR
Sip. (kemudian ia membaca tulisan di kertas tersebut) Gue bacain dulu, ya, pernyataan sikap kita. (kemudian mengambil posisi menghadap barisan teman-temannya) (PAUSE)
Para mahasiswa angkatan 2000 kemudian duduk di atas lapangan rumput. Tinggal Abrar yang berdiri.
ABRAR
(nada suara keras dan tegas) PERNYATAAN SIKAP MAHASISWA IGTN ANGKATAN 2000.
Para mahasiswa bertepuk tangan riuh.
ABRAR
Pertama, kami menolak mengikuti kegiatan PERPELONCOAN yang berkedok orientasi mahasiswa baru.
Tepuk tangan kembali terdengar.
ABRAR
Kedua, kami ingin menjalani proses pendidikan dengan tenang, tanpa tekanan dari siapapun, sebagai bagian hak dari konsumen pendidikan yang telah MEMBAYAR!
PARA MAHASISWA BARU
Ya … ya!
ABRAR
Ketiga, kami menuntut tindakan tegas kepada para mahasiswa yang masih mempraktekkan perpeloncoan!
DISSOLVE TO
27. EXT. KAMPUS – LAPANGAN PARKIR GEDUNG SERBAGUNA – PAGI
Cast: Devan – Natasha – Jeffrey – Rangga
Devan, Natasha, dan Rangga berjalan menuju lapangan parkir di depan gedung serbaguna.
LS Jeffrey dan kawan-kawan yang tengah duduk.
Camera follow Devan yang berjalan menuju Jeffrey.
Devan menghentikan langkah, lalu melihat sekeliling.
CU wajah Devan yang kebingungan.
Kemudian Devan kembali berjalan. Jeffrey berdiri menyambutnya.
DEVAN
Jeff, ini apa-apaan?
JEFFREY
Gue juga nggak tahu, Van.
Devan bertolak pinggang. Wajahnya tampak gusar. Natasha terlihat panik meski berusaha menguasai diri. Tiba-tiba rautnya seakan teringat sesuatu.
DEVAN
Apa ada perubahan jadwal?
JEFFREY
Justru itu. Gue tadi ke dalam, nemuin para pengajar, yang ada mereka juga bingung, jam segini kok belum ada orang.
NATASHA
Van, jangan-jangan gara-gara selebaran itu.
DEVAN
Selebaran yang mana?
NATASHA
Yang waktu itu gue tunjukin ke elo!
RANGGA
Yang TOLAK OSPEK itu?
DEVAN
(menatap Rangga) Lu tahu juga?
RANGGA
Ditempel di mana-mana. Jelas gue lihat. (kemudian air mukanya berubah)
NATASHA
Gila ini, sih. Jadi kacau!
JEFFREY
Ini alamat Pak Setyo ngamuk.
RANGGA
Guys…. (PAUSE) Gue… (PAUSE)
NATASHA
Kenapa, Ngga?
RANGGA
Eh … lo semua tunggu di sini sebentar. (kemudian melesat)
NATASHA
Eh … Rangga….
Namun Rangga sudah keburu melesat.
CUT TO