Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
16. INT. KAMPUS – GEDUNGSERBAGUNA – AULA – SORE
Cast: Jeffrey – Abrar – Inara
Establish gedung serbaguna dari luar, terlihat lapangan parkir dan bangunan. Zoom in ke bangunan gedung. Terdengar suara-suara.
OS
Apa ini? Mana tugasnya? Kamu nggak ngerjain, ya?
Intercut to salah satu ruangan.
CU salah seorang mahasiswa baru.
Camera pan to para senior anggota tim tibum yang mengelilingi mahasiswa baru tersebut.
TIBUM 1
Ini juga! Bikin makalah kok kayak gini?
TIBUM 2
Lu bisa bikin makalah nggak, sih?
Camera pan to mahasiswa baru tersebut yang menunduk.
TIBUM 1
Lu kira gue nggak tahu kalau ini lirik lagu?
TIBUM 2
Bego kayak gini kok mau jadi mahasiswa? Wah, kalo lu bikin paper kayak gini, nggak usah ngimpi lulus deh! DO aja sana! Daripada buang-buang duit!
Intercut to sudut lain di mana dua orang mahasiswi tengah disidang.
TIBUM 3
Tolong jelaskan kenapa makalahnya bisa sama persis begini?
CU kedua mahasiswi yang menunduk. Camera pan to tim tibum yang mengelilingi mereka.
TIBUM 4
Kalian memang pinter banget. Disuruh bikin makalah pakai mesin tik supaya nggak ada yang copy paste, eh, kalian malah bikin makalah pakai kertas karbon!
TIBUM 5
Ini siapa nyontek siapa? AYO JAWAB!
CU kedua mahasiswi baru yang menunduk. Camera pan to tim tibum.
TIBUM 6
Nggak ada yang mau ngaku?
CU kedua mahasiswi baru yang tetap membisu dengan kepala menunduk. Kemudian camera pan to para tibum.
Intercut to Rangga dan anggota tim kesehatan yang berkeliling di antara barisan mahasiswa baru yang tengah duduk bersila sambil menunduk.
ANGGOTA TIM KESEHATAN MAHASISWA (KESMA) 1
Ada yang sakit, nggak?
Camera pan to satu per satu mahasiswa baru.
KESMA 2
Ada yang sakit?
Establish ke barisan mahasiswa baru yang duduk di lantai ruang besar.
TIBUM (OS)
Semuanya menunduk! Jangan ada yang liat ke depan! Pada seneng, ya, nontonin temen-temen kalian dihukum?
Intercut to Jeffrey. Ia memberikan toa kepada salah seorang anggota tibum, kemudian turun dari podium dan berjalan ke satu per satu barisan.
Camera follow Jeffrey.
Camera pan to satu per satu wajah para mahasiswa baru yang menunduk, dan berhenti di Abrar.
Camera pan to Abrar yang duduk menunduk.
Salah seorang anggota tibum berjalan ke arah Abrar. Kemudian berhenti di depan Abrar. Ia memincingkan mata, kemudian berjongkok di depan Abrar.
TIBUM 7
Eh, kok gue kayak kenal sama lo, sih?
Abrar tidak menjawab.
Jeffrey mendekati anggota tim tibum yang jongkok di depan Abrar.
JEFFREY
Kenapa dia?
TIBUM 7
(menoleh ke arah Jeffrey, kemudian menoleh lagi ke Abrar) Gue kayak inget … oh iya, lu yang kemarin ke kafe sama cewek lo itu kan?
Abrar masih tidak menjawab.
JEFFREY
(ikut jongkok) Eh! Bener lo kemarin ke kafe?
Abrar masih juga tidak menjawab.
JEFFREY
(nada tidak sabar, membentak) HEH! KALO DITANYA, JAWAB!
ABRAR
Iya … Kak.
TIBUM 7
Wah! Lu mau jadi jagoan, ya? Mau nampang di depan cewek lu?
Abrar semakin menunduk.
JEFFREY
Ya udah. Kalo lo mau jadi jagoan, ayo ikut gue! (lalu menarik lengan Abrar)
Abrar tampak pasrah mengikuti Jeffrey.
Camera follow Jeffrey yang menyeret Abrar hingga keluar aula.
Jeffrey mendorong dan melepas pegangannya dari Abrar begitu tiba di koridor gedung.
JEFFREY
Lu mau jadi jagoan, kan?
Abrar tidak menjawab. Ia hanya berdiri dengan sikapnya yang salah tingkah.
JEFFREY
Jagoan biasanya naik motor. Apalagi kalo nampang di depan cewek.
Abrar berdiri sambil menunduk. Jeffrey mendekatinya.
JEFFREY
Coba peragain gaya orang naik motor.
Abrar menengadah. Wajahnya tampak bingung.
JEFFREY
Ayo! Lu nggak pernah naik motor?
Abrar kemudian mencoba memperagakan gerakan naik sepeda motor.
JEFFREY
Menghadap koridor!
Abrar menghadap koridor.
JEFFREY
Sekarang, ayo gaya naik motor biar kayak jagoan.
Abrar menekuk kakinya hingga setengah jongkok. Kedua tangannya diulur ke depan dengan tangan mengepal seperti sedang memegang gagang sepeda motor.
JEFFREY
Jangan lupa sapa cewek yang lewat, ya! (kemudian tertawa)
Beberapa mahasiswa senior yang kebetulan lewat koridor menatap Abrar, lalu menghampiri Jeffrey.
SENIOR 1
Kenapa tu anak?
JEFFREY
Lagi gue suruh ngecengin cewek sambil naik motor. Biar berasa jagoan. (lalu tertawa)
SENIOR 2
Oh! Jagoan rupanya. Pantes kemarin berani banget dateng ke kafe.
JEFFREY
Eh, lu juga di sana?
SENIOR 2
Iyalah! Emang ni anak belagu banget!
Beberapa orang mahasiswi tampak lewat di koridor.
JEFFREY
Eh, itu ada cewek lewat! Godain sana!
ABRAR
(sambil berusaha menahan keseimbangan) Cewek, mau ikut nggak?
Mahasiswi itu menoleh sekilas, lalu tertawa cekikikan. Jeffrey dan beberapa mahasiswa senior yang juga tertawa.
Camera pan to wajah Abrar yang mulai kelelahan menahan tubuhnya yang dalam posisi setengah jongkok.
Camera pan to Inara sedang berjalan di koridor dengan wajah celingukan seperti mencari seseorang.
ABRAR
Hai, Cewek! Mau ikut, nggak?
Jeffrey dan kawan-kawan tertawa terbahak-bahak.
Inara sontak menoleh. Matanya mengernyit ketika melihat Abrar.
INARA
Kenapa dia?
JEFFREY
Lagi gue hukum.
INARA
Kenapa?
JEFFREY
(menjawab asal) Nyolot.
INARA
Nyolot kenapa?
Air muka Jeffrey berubah. Ia mulai merasa risih dengan kehadiran Inara.
JEFFREY
Lo panitia? Kok gue nggak pernah liat elu?
INARA
Dari dulu nggak pernah berubah, ya? Kebiasaan panitia itu selalu aja cari-cari kesalahan anak baru.
JEFFREY
Lo belum jawab pertanyaan gue!
Inara tidak menjawab pertanyaan Jeffrey. Ia malah menarik tangan Abrar.
INARA
Ayo, lu ikut gue!
JEFFREY
(tersinggung, tidak terima) Heh! Mau ke mana, lo? Jangan seenaknya!
INARA
(memotong) Gue mentornya!
CUT TO