Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
107. INT. KONTRAKAN CLAUDINE - DAY
Mama membuka lemari pakaian Claudine dan mulai menurunkannya satu per satu. Shanine berada di belakangnya, melipat baju-baju Claudine dan memasukkannya ke koper.
MAMA
Ini nanti perabotan yang besar kita
tinggal di sini aja, ya, Claudine.
Claudine di sudut ruangan mengangguk setuju. Dia mengangkat kardus kosong dan berjalan ke arah rak buku. Claudine menurunkan beberapa buku dari sana. Pandangannya terhenti pada tembok triplek di balik rak itu. Claudine menyadari lubang di tembok itu sudah menghilang. Wajahnya terlihat kecewa dan sedih.
MAMA
Claudine, ini Mama enggak ngerti
alat-alat gambar kamu. Kamu aja
yang masukin, daripada Mama salah.
Claudine tersadar dan menoleh ke arah Mama kemudian menjauh dari rak buku, Terlihat jelas lubang di belakang rak buku telah tertutup tembok triplek.
108. I/E. TERAS KONTRAKAN CLAUDINE/ MAHESA - MOMENTS LATER
Claudine keluar dari kontrakannya sambil membawa kardus. Pandangannya kini tertuju pada pot bunga di pagar beranda. Claudine mendekat. Bunga di pot itu terlihat mengering, membuat Claudine terdiam sedih.
Tiba-tiba suara pintu terbuka terdengar dari kontrakan Mahesa. Claudine langsung membalik tubuhnya. Seorang pria paruh baya keluar dari sana, menenteng tas koper. Pria itu adalah AYAH MAHESA. Ayah Mahesa melihat ke arah Claudine. Keduanya berpandangan sesaat.
109. INT. CAFE AWAN BERCERITA - MOMENTS LATER
Claudine dan Ayah Mahesa duduk berhadapan. Claudine duduk dengan canggung, kepalanya menunduk seperti biasa. Ayah Mahesa tersenyum.
AYAH MAHESA
Kamu udah baikan, kan, Claudine?
Orangtua kamu pasti khawatir.
Claudine mengangguk pelan sambil memaksakan seulas senyum.
AYAH MAHESA (CONT'D)
Berarti Mahesa seharusnya enggak
perlu khawatir lagi, kan, ke kamu?
Claudine menarik nafasnya, mengumpulkan keberanian.
CLAUDINE
Kalau saya boleh tanya... Mahesa...
AYAH MAHESA
(menyela)
Mahesa enggak ngabarin kamu sama
sekali?
Claudine mengangguk. Ayah Mahesa mendesah putus asa.
AYAH MAHESA (CONT'D)
Anak itu enggak pernah berubah.
Selalu memilih menyembunyikan semua
masalahnya buat dia sendiri.
(beat)
Dia pikir dia yang paling kuat di
dunia ini.
Ayah Mahesa menerawang sejenak, kemudian tertawa tanpa suara.
AYAH MAHESA (CONT'D)
Coba kamu dulu lihat, Claudine.
Mahesa itu nangis semalaman waktu
tahu dia kalah main bola. Dia juga
ngamuk enggak keruan waktu tahu dia
cedera dan enggak bisa main bola
lagi.
Claudine mendengarkannya dengan saksama. Tatapan Ayah Mahesa sekarang tertuju lekat pada Claudine.
AYAH MAHESA (CONT'D)
Mahesa itu enggak sekuat yang kamu
kira, Claudine. Ngelindungin
dirinya sendiri aja dia masih
kewalahan.
(beat)
Apalagi kalau dia mesti
ngelindungin kamu.
Claudine terdiam, ekspresi wajahnya mengeras.
AYAH MAHESA (CONT'D)
Mahesa mungkin sering cerita ke
kamu, gimana dia enggak suka sama
ayahnya.
(tersenyum pahit)
Padahal saya cuma berharap yang
terbaik buat dia.
Ayah Mahesa menatap Claudine lebih dekat.
AYAH MAHESA (CONT'D)
Claudine, Mahesa itu anak saya. Dia
segalanya buat saya.
(beat)
Saya juga tahu, kamu juga sesayang
itu, kan, sama Mahesa?
Claudine menatap Ayah Mahesa dengan takut-takut. Mata Claudine agak basah, seperti akan menangis.
AYAH MAHESA (CONT'D)
Saya mau minta tolong sama kamu,
Claudine.
Claudine dan Ayah Mahesa saling bertatapan dengan tegang.
110. EXT. DEPAN RUMAH MAHESA - DAY
Claudine turun dari mobil. Dia menatap rumah Mahesa di depannya sambil meyakinkan diri. Claudine menoleh ke belakang. Terlihat orangtuanya di dalam mobil, menatapnya dengan khawatir. Claudine tersenyum, meyakinkan orangtuanya untuk meninggalkannya sendiri.
Mobil orangtua Claudine melaju, meninggalkan Claudine sendiri. Claudine mendekati pagar rumah Mahesa, menimbang-nimbang sesaat, hingga akhirnya dia menekan bel di pagar. Claudine menunduk, menanti dengan cemas.
Terdengar suara pintu di buka, lalu suara langkah kakinya yang amat keras, Claudine mengangkat wajahnya dan menemukan Mahesa yang berdiri di teras dengan tongkat penyangga kaki. Kaki kanannya digips. Claudine terdiam kaget melihat kondisi Mahesa. Mahesa juga terkejut karena melihat kehadiran Claudine.
111. EXT, TERAS RUMAH MAHESA - MOMENTS LATER
Claudine dan Mahesa duduk bersisian. Claudine menunduk, terus menatap kaki Mahesa yang digips.
MAHESA
Ini enggak papa, kok. Kata
dokternya, palingan beberapa bulan
juga sembuh.
CLAUDINE
Kamu bilang, aku mesti cerita apa
aja ke kamu. Tapi bahkan masalah
kayak gini kamu sama sekali enggak
cerita ke aku.
Mahesa terdiam, merasa bersalah.
MAHESA
Aku cuma enggak mau bikin kamu
khawatir. Kamu, kan, harus pulih.
Claudine tersenyum pahit.
CLAUDINE
Kamu enggak pernah berubah, Mahesa.
Dulu kamu juga pergi gitu aja tanpa
jelasin apa-apa ke aku. Sekarang
kamu ngelakuin hal yang sama.
MAHESA
Claudine, aku enggak akan ninggalin
kamu. Aku cuma butuh waktu sampai
kakiku membaik, kondisi kamu juga
lebih stabil. Aku enggak akan
pergi, aku bakal cerita ke kamu
semuanya.
Claudine menoleh, menatap Mahesa, meminta penjelasan.
CLAUDINE
Oh, ya? Terus masalah kerjaan kamu
itu gimana? Bener kamu keluar dari
Avenir Tech?
Mahesa terdiam kaget, tak menyangka Claudine tahu.
CLAUDINE (CONT'D)
Kamu bilang kamu seneng di sana.
Terus kenapa kamu keluar?
(beat)
Karena aku?
Mahesa ingin mengelak, tetapi dia tak punya alasan. Claudine menatapnya lekat.
CLAUDINE (CONT'D)
Mahesa, aku seneng ketemu kamu
lagi. Sejak ada kamu, aku ngerasa
jadi orang yang lebih baik.
(beat)
Aku juga pengin kayak gitu buat
kamu.
(beat)
Aku enggak mau jadi batu sandungan
di hidup kamu.
Mahesa menggeleng, menatap Claudine tak kalah lekat.
MAHESA
Kamu bukan batu sandungan,
Claudine. Aku juga bahagia sejak
ketemu kamu.
CLAUDINE
Terus kenapa kamu kayak gini
sekarang?
Mahesa menunduk, melihat kondisinya sendiri dan terdiam.
CLAUDINE (CONT'D)
Aku denger, kamu dapat tawaran dari
perusahaan di singapore?
Mahesa langsung menoleh.
MAHESA
Ayahku yang bilang ke kamu?
CLAUDINE
Kamu harus ambil kesempatan itu.
Kamu harus berangkat ke Singapore
Mahesa menggeleng kuat. Dia meraih tangan Claudine dan mengenggamnya.
MAHESA
Claudine, aku udah janji enggak
akan ninggalin kamu. Kontraknya
tiga tahun. Aku enggak mau
kamu selama itu.
Claudine membalas genggaman tangan Mahesa, membelainya pelan.
CLAUDINE
Mahesa, kamu enggak perlu mikirin
aku. Aku sekarang kuat, kok. Kamu
enggak perlu takut.
MAHESA
Enggak, aku enggak mau ninggalin
kamu sendiri.
CLAUDINE
Aku sekarang enggak sendiri, kok.
Ada Mama, Bapak, Adikku. Ada Rere,
Papang, Nadia. Ada banyak yang
jagain aku sekarang.
Mahesa menguatkan genggaman tangannya. Matanya mulai basah. Claudine pun mulai menangis.
CLAUDINE (CONT'D)
Mulai sekarang, kamu mesti mikirin
diri kamu sendiri. Aku juga bakal
mikirin diriku sendiri di sini.
CU tangan Claudine dan Mahesa yang saling mengenggam, perlahan Claudine melepaskan genggaman itu.
WASH OUT:
FADE IN:
112. INT. RUANG KONSULTASI PSIKOLOG - DAY
Claudine duduk di sofa berhadapan dengan AMELIA (35), psikolognya setahun terakhir ini. Claudine bercerita dengan hati-hati.
CLAUDINE
Kadang, saya masih merasa tatapan
murid-murid itu meledek saya
diam-diam. Tapi akhirnya saya masih
bisa mengusir pikiran itu.
Selebihnya, saya cuma merasa gugup
aja, tapi acaranya berjalan lancar.
Amelia tersenyum lembut, mengangguk-angguk mendengarkan Claudine.
AMELIA
Kamu udah berkembang banyak, lho,
Claudine.
(beat)
Kapan kamu ngisi kelas lagi?
CLAUDINE
Minggu depan.
AMELIA
Minggu depan pasti lebih lancar
lagi. Setiap kamu panik, coba
relaksasi sebentar, ya.
(beat)
Besok kalau bisa direkam lagi, ya.
Claudine tersenyum lega dan mengangguk patuh.
113. EXT. DEPAN BIRO KONSULTASI PSIKOLOGI - MOMENTS LATER
Claudine berjalan keluar sambil berbicara dengan Mama di handphone. Ada senyum yang tersungging saat dia berbicara.
CLAUDINE
Iya, konsulnya barusan selesai, Ma.
Lancar semua, kok.
(beat)
Minggu depan aku ngisi kelas lagi.
Claudine melihat ke jalanan di depannya, menunggu kedatangan seseorang.
CLAUDINE (CONT'D)
Aku dijemput.
(beat)
Bukan, ih. Kenapa harus Ben?
Senyuman Claudine melebar saat melihat sebuah mobil mendekat.
CLAUDINE (CONT'D)
Ada, kok, yang selalu siap jemput
aku selain Ben.
Sebuah mobil berhenti di depannya. Saat kaca mobilnya turun, kita bisa melihat Rere berada di balik kemudi.
RERE
Lokasinya sesuai aplikasi, ya,
Mbak?
Claudine tertawa geli.
114. I/E. MOBIL RERE - DAY
Rere mengemudi sambil melihat jalanan dengan hati-hati. Claudine di sampingnya, melihat ke arah handphone.
RERE
Yakin kamu sendirian enggak papa?
Claudine mengangguk.
CLAUDINE
Masa kamu ninggalin cafe terus,
sih. Nanti kalau Papang bikin
masalah gimana?
RERE
Kan, ada Nadia yang siap ngomelin
dia.
CLAUDINE
Enggak papa, Renata. Kan, sekalian
aku nyoba sendiri.
Rere mendengus, kesal karena Claudine masih saja memanggilnya Renata.
RERE
Tapi kalau ada apa-apa, langsung
telepon, ya.
Claudine tertawa.
CLAUDINE
Aku cuma mau ke wisdom park, lho.
RERE
Jangan sombong. Dulu kamu keluar
kontrakan dikit udah mau nangis.
Enggak inget apa?
Claudine tertawa lagi. Rere menoleh ke arahnya dan tersenyum bangga.
115. EXT. WISDOM PARK UGM - DAY
Claudine berjalan menyusuri taman, mengacungkan handphone untuk merekam setiap sudut taman. Rekaman itu akan dia kirimkan ke Mahesa.
MAHESA (V.O.)
Singapore itu negara kecil,
Claudine. Tapi ada banyak banget
tempat yang pengin aku datengin
sama kamu. Kamu bilang, aku harus
mikirin diriku sendiri. Tapi ke
mana pun aku pergi, cuma kamu yang
aku inget.
Claudine terus berjalan, memotret tiap sudut menarik dan bunga-bunga.
MAHESA (V.O.)
Apa kabar Jogja? Katanya kamu balik
lagi, ya, ke kontrakan lama? Orang
bilang, Jogja itu kota romantis.
Tapi aku yakin, Jogja juga cuma
akan jadi sebatas kota kalau kamu
enggak ada di sana.
Claudine melangkah mendekati danau. Claudine menerawang jauh dan menarik nafas dalam-dalam.
MAHESA (V.O.)
Ada banyak banget tempat yang belum
aku datangin sama kamu. Sementara,
kamu wakilkan aku dulu, ya. Ajak
Rere atau Nadia. Tapi jangan
Papang, apalagi Ben. Aku bakal
kirim tempat yang pengin aku
datangin setiap bulan ke kamu.
Claudine melangkah mendekati taman. Dia masih mengarahkan handphone ke segala arah. CU layar handphone Claudine, terlihat sosok Mahesa yang berjalan mendekat di sana. Claudine membeku kaget.
MAHESA (O.S.)
Ternyata kamu udah berani
jalan-jalan sendiri, ya?
Claudine menurunkan handphonenya dan terlihat Mahesa berdiri di sana sambil tersenyum lebar ke arahnya. Mahesa mendekat beberapa langkah.
MAHESA (CONT'D)
Claudine, kan, ya? Aku Mahesa XI
IPA-1. Inget, enggak?
Senyum Claudine melebar. Terlihat mereka berdua saling berdiri berhadapan, tersenyum bahagia kepada satu sama lain.
116. INT. KONTRAKAN CLAUDINE - DAY
Kamera bergerak ke sekeliling kontrakan Claudine. Mulai dari meja kerjanya. Foto-foto Mahesa di singapore dan Claudine di Jogja ditempel di sekitar komputer dan papan di dinding. Terus bergerak sampai ke dapur, lalu ke meja makan. Di meja makan ada mangkok sayur di tengah dan dua mangkok nasi di kanan kiri yang terlihat masih hangat. Lalu perlahan naik ke rak buku. Di rak buku, ada ilustrasi Claudine yang dipigura di sana. Ilutrasi dirinya dan Mahesa yang sedang bergandengan tangan di atas awan.
TAMAT