Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Living Inside A Cloud
Suka
Favorit
Bagikan
6. Semangkok Nasi Tiram

37. I/E. KONTRAKAN CLAUDINE/TERAS KONTRAKAN - DAY

Claudine berdiri di depan pintu kontrakan, bersiap keluar sambil memeriksa ulang daftar belanja yang dibawanya. Claudine mencoba mengatur nafasnya kemudian keluar dari kontrakan. Claudine menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tak ada orang di teras. Setelah dia menutup pintu dan berjalan menuju tangga, suara Mahesa mengagetkannya.

                      MAHESA (O.S.)

          Eh, Claudine?

Claudine terlonjak kaget. Melihat itu, Mahesa menghampirinya dengan panik, tetapi bibirnya tersenyum lebar melihat Claudine.

                      MAHESA (CONT'D)

          Eh, ngagetinnya, ya? Sori sori. Aku

          juga kaget lihat kamu di luar

          soalnya.

Claudine tak menjawab, dia sibuk mengatur nafas dan menenangkan diri.

                      MAHESA (CONT'D)

          Tumben banget keluar. Mau ke mana?

Claudine tak menjawab, berharap Mahesa sadar dia tak ingin diajak bicara dan pergi. Namun Mahesa tak kunjung pergi, dia terus menatap Claudine, menunggu jawaban. Claudine melirik Mahesa dengan kikuk.

                      CLAUDINE

                (lirih)

          Ke supermarket

                      MAHESA

          Eh, sama! Belanja bulanan juga?

Claudine mengangguk ragu.

                      MAHESA (CONT'D)

          Ya udah kalau gitu.

Claudine mengangguk ragu lagi, kemudian lanjut berjalan menuju tangga. Mahesa berjalan di sampingnya. Menyadari Mahesa yang berjalan bersamanya, Claudine berhenti dan menoleh bingung.

                      MAHESA (CONT'D)

          Yuk!

                      CLAUDINE

                (kebingungan)

          Yuk apa?

                      MAHESA

          Yuk ke sana. Ke supermarket, kan?

          Yang di seberang jalan raya itu,

          kan? Sama, aku juga ke sana. Ayo

          barengan.

Mahesa lanjut berjalan menuruni tangga, sementara Claudine tak bergerak. Dia memandangi punggung Mahesa dengan ragu. Sebenarnya dia tak ingin ke supermarket bersama siapa pun. Mahesa berhenti di tengah tangga, dan berbalik untuk menatap Claudine.

                      MAHESA (CONT'D)

          Ayo. Jalan kaki aja, kan?

Mahesa berdiri diam di tengah tangga, menunggu Claudine turun. Setelah menimbang-nimbang akhirnya Claudine memilih ikut turun. Mereka turun bersama setelah Claudine sampai di sebelah Mahesa.

38. INT. SUPERMARKET - DAY

Claudine dan Mahesa mengambil troli. Claudine berusaha mempercepat langkahnya dan membuat jarak dengan Mahesa. Namun Mahesa terus menyusulnya dan berada di sekitarnya. Mahesa bahkan ikut berkomentar saat Claudine memasukkan barang ke trolinya: "Aku lebih suka wangi yang ini, nih.", "Yang ini harganya lebih murah lho, enggak mau yang ini?" Dan komentar serupa lainnya. Mahesa juga memasukkan beberapa snack ke troli Claudine. Claudine ingin protes, tetapi Mahesa justru tersenyum sambil melangkah mendahuluinya.

Mereka berpisah di bagian makanan segar. Tiba-tiba terdengar suara Mahesa memanggil namanya keras-keras.

                      MAHESA

          Claudine!

Claudine menoleh dan melihat Mahesa, agak jauh di dekat bagian ikan. Mahesa mengacungkan satu pack tiram kupas dengan bersemangat.

                      MAHESA

          Lagi murah, nih! Beli, yuk!

Claudine menatap Mahesa dengan wajah pasrah.

39. EXT. TERAS KONTRAKAN CLAUDINE/MAHESA - DAY

Mahesa dan Claudine menaiki tangga sambil menenteng tas berisi barang belanjaan mereka. Mahesa tak berhenti berbicara sepanjang perjalanan pulang. Claudine berusaha tak menanggapinya.

                      MAHESA

          Enaknya tiramnya dimasak apa, ya?

          Waktu kecil kadang Mama masak

          tiram. Aku enggak tahu sih itu nama

          masakannya apa. Tapi enak banget,

          beneran. Kalau kamu sukanya dimasak

          gimana? Aku nurut kamu sukanya

          gimana aja, deh.

                      CLAUDINE

                (nada dingin)

          Aku enggak usah. Tiramnya buat kamu

          semua aja.

                      MAHESA

                (panik)

          Lho, kenapa? Kamu alergi? Kok, tadi

          kamu enggak bilang? Kalau tahu

          gitu, kan, kita beli yang lain aja.

          Yang kamu bisa makan juga. Terus

          gimana dong-

                      CLAUDINE

                (menyela, gusar)

          Bisa berhenti enggak, sih?

Mahesa berhenti berbicara dan menatap kaget ke arah Claudine. Claudine menarik nafasnya, bersiap mengeluarkan unek-unek.

                      CLAUDINE (CONT'D)

          Aku rasa kita enggak seakrab itu

          buat makan bareng. Kita juga enggak

          seakrab itu buat sharing barang

          belanjaan.

                (beat)

          Tolong berhenti kayak gini, ya. Aku

          enggak nyaman.

Claudine mengakhiri ucapannya dengan tegas dan mendekat ke pintu kontrakannya. Mahesa yang kaget, berusaha menahan Claudine.

                      MAHESA

                (terbata-bata)

          Maaf, aku kira...kita-

Claudine teringat sesuatu dan kembali menghadap ke Mahesa.

                      CLAUDINE

          Oh, dan tolong berhenti beliin aku

          makanan tiap malem. Aku bisa masak

          sendiri.

                (beat)

          Kamu juga silakan masak tiramnya

          sendiri.

Claudine kembali menghadap pintu kontrakannya dan berkutat membuka kunci pintu. Mahesa masih terlihat kebingungan.

                      MAHESA

          Masalahnya aku enggak tahu cara

          masaknya, Claudine. Aku enggak bisa

          masak.

                (beat)

          Kamu sering nyium bau gosong,

          enggak? Itu aku lagi goreng telur

          atau coba bikin nasi goreng. Kalau

          aku masak tiram, bisa-bisa dapurku

          kebakaran.

Claudine masih mengabaikan Mahesa. Dia kesulitan membuka kunci pintu. Mahesa menatap tas belanjaannya dengan putus asa.

                      MAHESA

          Apa mending dibuang aja, ya?

Gerakan Claudine langsung terhenti, tak percaya dengan apa yang didengarnya. Bisa-bisanya mau buang makanan? Claudine berbalik menghadap Mahesa dan menatapnya tajam. Mahesa hanya meringis.

                                            CUT TO:

40. INT. KONTRAKAN CLAUDINE - DAY

Claudine di dapur mulai memasak tiram: dia mencuci beras, memasukkannya ke panci; memotong lobak; meletakkan lobak, kelp, dan tiram di atas beras, memasukkan air; memotong kucai untuk saus. Claudine memeriksa nasinya yang sudah matang.

Dia mendengar suara dari teras kontrakannya dan berjalan mendekat ke jendela. Claudine membuka tirainya sampai separuh, hal yang nyaris tak pernah dilakukannya. Dari jendela, Claudine melihat Mahesa sedang membersihkan teras dan menatap menyiram pot kecilnya. Claudine meluluh saat melihat itu. Dia pun mengetuk jendelanya, membuat Mahesa menoleh ke arahnya. Mahesa langsung tersenyum lebar saat melihatnya.

41. INT. KONTRAKAN MAHESA/CLAUDINE - DAY

Semangkuk nasi tiram di meja lipat, terlihat amat lezat. Mahesa tersenyum lebar dan bersiap menyantapnya.

                      CLAUDINE (O.S.)

          Pakai saosnya.

Mahesa menoleh, melihat Claudine yang duduk di balik rak buku. Sebagian besar buku-buku Claudine sengaja diambil, membuat rak buku di antara mereka beralih fungsi menjadi meja. Celah di rak buku kali ini cukup besar hingga Mahesa bisa melihat Claudine dengan jelas. Mereka seperti makan bersama, tetapi terpisah rak buku. Claudine meletakkan mangkuk kecil berisi saus ke rak buku.

Mahesa mengambilnya dan menuangkan beberapa sendok saus ke nasinya. Dia menoleh, melihat cara Claudine mengaduk nasinya dan menirunya. Kemudian dia makan satu sendok besar. Matanya langsung melotot setelah mengunyahnya.

                      MAHESA

          Enak banget ini. Apaan namanya?

                      CLAUDINE

          Sebut aja nasi tiram. Ini mau pakai

          norinya, enggak?

Claudine meletakkan piring kecil berisi potongan nori di samping mangkuk saos. Claudine mengambil selembar, meletakkan nasi ke atasnya, melipatnya dan memakannya. Mahesa memperhatikannya dan meniru Claudine dengan canggung. Lagi-lagi dia melotot girang karena rasanya enak.

                      MAHESA

          Enak banget. Sumpah.

Mahesa mengambil nori lagi, memakan lagi dengan cara yang sama.

                      MAHESA (CONT'D)

                (sambil mengunyah)

          Enak. Enak. Serius.

                (beat)

          Ini dijual juga laku, sih. Yakin.

          Kamu kenapa enggak buka restoran

          aja sekalian? Kan bisa disambi tuh,

          ngerjain ilustrasi sambil buka

          restoran.

Claudine berhenti mengunyah dan menoleh ke arah Mahesa. Tak menyangka Mahesa tahu pekerjaannya. Mahesa tersenyum.

                      MAHESA (CONT'D)

          Kamu kerja jadi ilustrator, kan?

          Aku sempet googling nama kamu terus

          muncul deh buku-buku cerita yang

          kamu bikin ilustrasinya. Itu

          beberapa buku di rak juga

          ilustrasinya kamu yang buat, kan?

          Aku udah baca.

                (tersenyum lebar, bangga)

          Seneng, deh, lihat kamu masih

          gambar kayak dulu. Aku pikir...di

          titik ini semua orang seumuran kita

          udah ngelupain mimpinya. Tapi

          ternyata ada kamu yang masih bisa

          hidup dari mimpi kamu. Aku seneng

          lihatnya.

Claudine termenung sesaat, berpikir. Dia menoleh penasaran, menimbang-nimbang, hingga akhirnya bertanya dengan hati-hati.

                      CLAUDINE

          Kamu sendiri?

                (beat)

          Masih main bola?

                      MAHESA

                (tertawa)

          Kamu masih inget ternyata?

                      CLAUDINE

          Semua anak seangkatan kita pasti

          juga inget. Kamu, kan, dulu

          kebanggaan sekolah.

                      MAHESA

          Iya juga, ya? Kayak udah lama

          banget.

                (tertawa sebentar)

          Aku udah lama berhenti.

Claudine terdiam, tak terlalu terkejut. Untuk sesaat dia bingung harus berkata apa dan malah memandangi Mahesa lekat-lekat.

                      MAHESA (CONT'D)

          Cedera. Kalau cuma hobi sih bisa,

          cuma enggak bisa main profesional

          lagi.

Menoleh, menyadari tatapan Claudine untuknya dan tertawa lagi.

                      MAHESA (CONT'D)

          Tenang, udah lama banget, kok. Aku

          udah enggak papa. Jangan ngelihatin

          aku kayak gitu, plis.

Claudine mengerjapkan matanya, baru sadar dia tak berhenti menatap Mahesa dari tadi.

                      CLAUDINE

                (lirih)

          Maaf...

                      MAHESA

          Enggak papaaa. Aku, kan, udah

          bilang enggak papa. Aku udah move

          on.

                (beat)

          Sekarang, kan, aku bikin start-up

          sama temenku, si Luki. Yang waktu

          itu bantu aku lihat-lihat kontrakan

          ini. Kalian sempet ketemu, kan?

          Kita nyediain jasa buat ngembangin

          aplikasi gitu. Mau lihat, enggak?

                (mengeluarkan handphone)

          Coba sini handphone kamu.

Claudine dengan polos menyodorkan handphone kepada Mahesa. Mahesa langsung mengutak-atik handphone Claudine.

                      MAHESA (CONT'D)

          Ini tuh sebenernya enggak

          dipasarin. Cuma percobaan iseng aku

          aja dan agak enggak bener, sih.

          Tapi ini salah satu aplikasi yang

          paling aku banggain kalau

          orang-orang mulai ngeraguin

          kemampuanku. Lihat, ya, ini-

                      CLAUDINE

                (menyela)

          Tapi kamu seneng, kan?

Mahesa menatap Claudine dan membeku sesaat. Kaget dengan pertanyaan Claudine.

                      MAHESA

          Ha?

                      CLAUDINE

          Kamu seneng, kan, sama kerjaan kamu

          sekarang?

Mahesa tersenyum tipis dan mengangguk ragu.

                      MAHESA

          Seneng, sih.

Claudine ikut mengangguk. Dia tersenyum tipis lalu kembali menyantap nasi. Mahesa tiba-tiba merasa salah tingkah dan menyuapkan nasinya dengan canggung. Dia melirik Claudine berkali-kali. Saat itu, tiba-tiba handphone Claudine berbunyi. Mahesa langsung mengembalikan handphone itu ke Claudine.

Claudine memeriksanya. Ada satu pesan dari Ben: "Ketemuan di Jogja Book Days besok, yuk. Mau, enggak?" Claudine terdiam, membaca pesan itu berkali-kali. Tanpa sadar, pipi Claudine memerah. Dengan kikuk, Claudine mengetik dan menghapus jawabannya berkali-kali, berusaha menolak dengan sopan. Namun, tiba-tiba handphonenya seakan bergerak sendiri. Muncul jawaban: "Oke" yang tak Claudine ketik. Lalu diikuti sebuah stiker senyum, padahal Claudine tak mengirimkan apa-apa. Claudine melongo heran.

Claudine tersadar dan panik. Dia menoleh, berniat meminta pertolongan, tetapi dia justru melihat Mahesa sedang sibuk sambil tertawa kecil dengan handphonenya.

                      CLAUDINE

          Ini gara-gara kamu, ya?! Gara-gara

          kamu ngutak-atik handphone aku

          tadi, kan? Iya, kan?

Mahesa nyengir, lalu menunjukkan aplikasi di handphonenya sendiri.

                      MAHESA

          Canggih, kan, aku bisa bikin

          begitu?

Claudine langsung berusaha merebut handphone Mahesa. Mahesa menghindar.

                      CLAUDINE

          Balikin kayak semula, enggak?!

          Cepetan!

                      MAHESA

          Ya, ampun. Maaf! Udah itu! Udah enggak aku otak-atik

          lagi!

                      CLAUDINE

                (terbata-bata)

          Tapi pesannya...pesannya...

Handphone Claudine berbunyi lagi. Ada balasan dari Ben: "See you tomorrow, then."

Claudine menjerit panik. Mahesa berjengit kaget. Tubuh Claudine melemas dan jatuh ke lantai. Claudine kembali membuat ekspresi menangis, tak tahu lagi harus berbuat apa.

Sementara Mahesa memandangi Claudine dari balik rak dengan kebingungan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar