Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
14. INT. KONTRAKAN MAHESA/ CLAUDINE - DAY
Mahesa menatap barang-barangnya, menarik nafas kemudian
menggulung lengan bajunya. Dia membuka salah satu kardus.
Masuk ke MONTAGES kegiatan Mahesa dan Claudine di kontrakan
masing-masing :
- Claudine di meja kerjanya mengerjakan ilustrasi sambil
mendengarkan musik lewat headphone
- Mahesa menyapu lantai sambil memainkan bola. Bolanya
membentur tembok.
- Di tempat tidur, Claudine sedang membuat desain karakter
di buku gambar, berjengit kaget saat mendengar suara
benturan bola dari kontrakan Mahesa.
- Mahesa memeriksa tembok itu, menyadari paku-paku kecil
yang menyambung tembok triplek itu.
- Mahesa mencoba menggoreng telur. Gerakannya canggung dan
ceroboh. Terlihat jelas Mahesa tidak bisa memasak.
- Claudine memecah telur dengan terampil ke mangkok, lalu
mengocoknya. Terlihat jelas Claudine pintar memasak.
- Telur buatan Mahesa lengket di penggorengan. Mahesa
mendesah putus asa.
- Claudine menuang topping katsudon ke piringnya. Tersenyum
puas sambil menghias masakannya dengan rumput laut.
END OF MONTAGES.
15. INT. KONTRAKAN MAHESA/ KONTRAKAN CLAUDINE - DAY
Barang-barang Mahesa sudah 80% tertata rapi. Sekarang Mahesa
sedang mengepel lantai. Dia mendengar suara cicit tikus dan
langsung waspada. Dia meraih sapu dan mengintip hati-hati ke
balik lemari.
Tiba-tiba tikus keluar dari sana. Mahesa langsung heboh
mengejarnya, berusaha memukulnya dengan sapu. Tikus itu
tiba-tibe menelusup masuk ke bawah tembok. Mahesa kaget dan
langsung berusaha menyodoknya. Tembok triplek itu justru
terlepas separuh dan terbuka, memperlihatkan Claudine di
kontrakannya yang mengenakan piyama, sedang mengeringkan
rambutnya yang basah setelah keramas.
Sesaat mereka bedua berpandangan kaget, lama. Terlalu kaget
untuk mengucapkan apa-apa. Sampai Mahesa melihat tikus tadi
bersembunyi di bawah meja Claudine, mengembalikan
perhatiannya lagi ke tikus. Mahesa menunjuk ke bawah meja.
MAHESA
AWAS, TIKUS!
Claudine ikut menoleh dan langsung menjerit ketakutan saat
melihat tikus. Mahesa langsung berusaha menangkap tikus itu
sambil berkali-kali menenangkan Claudine. Claudine akhirnya
naik ke atas tempat tidur dan memberi petunjuk ke Mahesa ke
mana tikus itu berjalan.
MAHESA
(berseru menahan panik)
Tenang dulu, tenang! Bentar lagi
ketangkep, bentar lagi!
Claudine mengambil keset di dekat tempat tidurnya lalu
melemparkannya ke arah Mahesa.
CLAUDINE
(berseru)
Pake ini!
Mahesa berhasil memukul tikus itu dan segera menangkapnya
dengan keset dari Claudine. Mahesa tertawa puas.
MAHESA
Ketangkep! Ketangkep! Tenang, udah
ketangkep!
Mahesa langsung berdiri dan berlari keluar dari pintu
kontrakan Claudine, membawa tikus tadi. Claudine bangkit
berdiri dan bergidik ketakutan saat mendengar cicitan tikus
dari luar. Dari sela jendela, Claudine melihat Mahesa
berjalan ke arah tangga. Dia terdiam, ingatan muncul di
kepalanya.
Ingatan tentang pertemuan Claudine dan Mahesa saat SMA
berkelebat:
16. EXT. LAPANGAN SEPAK BOLA SMA - DAY (FLASHBACK)
(Claudine's POV) Mahesa sedang berseru senang bersama
teman-temannya setelah membuat goal.
17. I/E. LORONG SMA - DAY (FLASHBACK)
(Claudine's POV) Mahesa menghampiri Claudine dan membantu
Claudine menempel poster di papan mading.
18. EXT. DEPAN GERBANG SMA - AFTERNOON (FLASHBACK)
(Claudine's POV) Mahesa yang mengendarai motor berhenti di
depan Claudine dan tersenyum lebar.
19. I/E. LORONG SMA - DAY (FLASHBACK)
(Claudine's POV) Mahesa berdiri di depannya, menunduk dengan
ekspresi menyesal.
END OF FLASHBACK
BACK TO SCENE.
Claudine terdiam dengan bahu bergetar, wajahnya memucat. Dia
membalik badan. Mahesa terlihat kembali masuk di
belakangnya.
MAHESA
Udah aman. Tikusnya udah mati. Udah
dibuang.
Claudine tak menjawab. Mahesa bingung dan berjalan mendekati
Claudine.
MAHESA
(nada lebih lembut)
Maaf bikin kaget. Aku juga enggak
nyangka temboknya sampai lepas
kayak gitu. Emangnya bahannya cuma
triplek sih ternyata, jadi-
Mahesa berhenti bicara saat menyadari bahu Claudine yang
bergetar. Dia memperhatikan sisi wajah Claudine dari
samping, lalu tiba-tiba teringat sesuatu.
MAHESA (CONT'D)
(ragu-ragu)
Maaf, tapi...
(beat)
Kita pernah ketemu ya sebelum ini?
Claudine semakin menunduk saat mendengar ucapan Mahesa,
berharap Mahesa tak mengenalinya.
MAHESA (CONT'D)
Kamu...dari Solo enggak, sih?
(beat)
SMA 2, bukan?
Mahesa terus berusaha melihat lebih dekat, sedang meyakinkan
diri. Claudine memalingkan wajah untuk menghindarinya.
Namun, senyum lebar muncul di wajah Mahesa, tanda dia sudah
yakin.
MAHESA (CONT'D)
Claudine, kan, ya?
(beat)
Aku Mahesa, XI IPS-1. Inget,
enggak?
Mata Claudine melebar, terkejut karena Mahesa bisa begitu
mudah mengingatnya dan bersikap biasa saja.
MAHESA (CONT'D) (O.S.)
Inget, kan?
CLAUDINE
(berbisik, nada tegas)
Pergi.
MAHESA
(terkejut, bingung)
Ha?
Claudine membalikkan tubuhnya tiba-tiba, tanpa berkata
apa-apa dia langsung mendorong Mahesa kembali ke
kontrakannya. Mahesa yang tak siap, terlihat panik.
MAHESA (CONT'D)
(terbata,panik)
Cla-claudine? Ini aku Mahesa. Kamu
enggak inget aku?
Claudine tak merespon, dia hanya terus mendorong Mahesa
sampai kembali ke kontrakannya. Kemudian, Claudine langsung
berusaha mendorong rak buku di sampingnya untuk menutup
lubang di tembok mereka tadi. Mahesa masih menatap bingung
sambil berbicara terbata-bata.
MAHESA (CONT'D)
Eh, ini... Maaf banget, Claudine.
Aku juga enggak tahu kalau
temboknya serapuh itu.
Melihat Claudine kesulitan, Mahesa mendekat dan ikut
membantu mendorong rak itu. Namun, Claudine langsung menepis
tangan Mahesa dan terus mendorongnya sendirian. Mahesa
mengernyit heran.
Mahesa berdiri di sisi kontrakannya, menatap lubang di
tembok mereka yang perlahan tertutup rak buku. Mahesa kini
tak lagi bisa melihat Claudine dan kontrakannya. Mahesa pun
termenung diam
20. INT. KONTRAKAN MAHESA - MOMENTS LATER
Mahesa berdiri di depan tembok yang rusak tadi, sedang
berbicara dengan pemiliknya di telepon.
MAHESA
(berbicara lewat
handphone)
Tolong secepatnya ya, Pak.
Sementara saya tambal sih. Tapi
tetap aja, Pak. Soalnya...kan,
enggak nyaman...
(beat)
Makasih, Pak.
Mahesa kembali menatap tembok rusak tadi. Untuk sementara
triplek yang lepas dia tempel dengan lakban. Mahesa terdiam
menatapnya sambil masih memikirkan sikap dingin Claudine
kepadanya.
21. I/E. TERAS KONTRAKAN - THE NEXT DAY
Mahesa berhenti di depan pintu kontrakan Claudine.
Mengenakan tas selempang, siap berangkat kerja. Tangannya
membawa pot berhias pita yang waktu itu belum jadi
diberikannya ke Claudine. Dia menarik nafas dalam, kemudian
mengetuk pintu.
MAHESA
Claudine? Kamu di dalam?
(beat)
Bisa ngomong sebentar? Aku mau
minta maaf. Aku beneran enggak
nyangka temboknya bisa rusak kayak
gitu. Tapi aku udah hubungin
pemiliknya, kok. Katanya mau segera
diperbaiki. Nanti aku juga coba
beli paku, siapa tahu bisa aku
benerin sendiri.
Mahesa diam sejenak, sadar tak mendapat jawaban. Dia
mendongak, menatap lubang ventilasi, lampu kontrakan
Naydelin masih menyala. Mahesa mendesah pasrah.
MAHESA
Ya udah kalau kamu sibuk.
(beat)
Aku berangkat dulu, ya.
Tetap tak ada jawaban. Mahesa menunduk putus asa dan
berjalan ke arah tangga. Dia terdiam sebentar, sampai
akhirnya memilih meletakkan kaktusnya di pagar balkon depan
kontrakan Naydelin.
22. INT. KANTOR AVENIR TECH - DAY
Mahesa mengetik nama Claudine di mesin pencarian lewat
komputer kantor: Claudine Aludita.
Mesin pencarian memunculkan buku-buku cerita yang
ilustrasinya dibuat oleh Claudine. Mahesa mencoba mencari
media sosial milik Claudine, tetapi tak menemukannya. Dia
mengecek sampai halaman ke sekian, lalu dia menemukan nama
Claudine di database mahasiswa sebagai mahasiswa Desain
Komunikasi Visual Universitas Negeri Sebelasmaret angkatan
2015.
Mahesa kemudian mencoba kembali log in ke facebook-nya,
masuk ke group SMA angkatannya yang sudah lama terabaikan.
Dia menemukan foto buku kenangan angkatannya yang diuanggah
di sana. Claudine tak ada di foto itu. Mahesa memperhatikan
foto itu lama, berpikir.
LUKI (O.S.)
Gue ngerekrut lo bukan buat ngepoin
orang, ya.
Mahesa menoleh, menemukan Luki yang sudah berada di
sebelahnya, ikut melihat ke layarnya. Mahesa mengabaikannya
dan mengembalikan tatapan ke layar, mencoba membuka foto
lain.
LUKI (CONT'D)
(melihat ke layar)
Siapa yang lo kepoin? Temen SMA?
CLBK apa gimana?
MAHESA
Lo tahu cewek di sebelah kontrakan
gue, kan?
(beat)
Dia ternyata temen SMA gue.
Luki menoleh terkejut ke arah Mahesa.
LUKI
Yang bener lo? Siapa emang?
MAHESA
Namanya Claudine.
(beat)
Gue yakin dia Claudine, sih. Enggak
mungkin salah.
LUKI
(berusaha mengingat)
Oh, tapi iya, sih. Pak Rudi sempet
bilang namanya Claudine.
(beat)
Bagus, dong! Kalian enggak perlu
canggung berarti. Udah kenal ini.
MAHESA
(menerawang)
Tapi masalahnya...Claudine ini...
(nada melirih, ragu)
Kayak enggak suka sama gue.
LUKI
Enggak suka gimana?
MAHESA
Ya...pokoknya...kayak enggak suka.
(berpikir)
Kayak marah gitu sama gue.
Luki mengernyit. Mahesa di sampingnya masih menatap foto di
layarnya sambil berpikir. Luki tiba-tiba menoyor kepala
Mahesa dari belakang.
LUKI
Lo pernah bikin salah kali?
MAHESA
Gue juga yakin kita baik-baik aja
dulu sama dia.
(beat)
Ya...kemarin gue ngerusakin
sesuatu, sih. Tapi harusnya enggak
sampai semarah itu juga.
Luki menerawang, ikut berpikir.
LUKI
Tapi kayaknya temen lo itu emang
aneh, deh. Kata Pak Rudi, temen lo
itu enggak pernah keluar dari
kontrakan.
MAHESA
Ha? Enggak pernah keluar gimana?
LUKI
Enggak tahu juga. Tapi katanya sih
enggak pernah keluar. Enggak
berhubungan sama orang-orang lain
juga.
Mahesa menarik nafas panjang, kemudian kembali memandangi
foto kelulusan di layar. Bertanya-tanya dengan khawatir apa
yang sebenarnya terjadi pada Claudine.