Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Living Inside A Cloud
Suka
Favorit
Bagikan
8. Luka di Masa Lalu

48. EXT. HALTE TRANSJOGJA - MOMENTS LATER

Claudine berdiri di antara para calon penumpang bus, menunggu bus. Mahesa berdiri di belakangnya, menatap Claudine. Claudine masih terlihat lemas. Saat bus datang, para calon penumpang langsung berebut masuk. Beberapa tanpa sengaja menyenggol Claudine. Claudine langsung bergerak mundur, menghindar sekaligus mengalah dari kerumunan itu. Mahesa memperhatikan gerak-gerik Claudine itu. PETUGAS BUS menatap Claudine dan Mahesa yang tak segera naik.

                      PETUGAS BUS

                (menunjuk ke dalam bus)

          Masih cukup, Mbak, Mas.

Claudine tak bergerak. Tangannya menggenggam selempang tas dengan erat. Dia menatap ke dalam bus dengan takut. Mahesa juga menyadari itu.

                      MAHESA

          Kita naik yang habis ini aja, Pak.

                      PETUGAS BUS

          Nunggu agak lama tapi.

                      MAHESA

          Enggak papa, Pak.

Bus tersebut berangkat, meninggalkan Claudine dan Mahesa di halte. Mahesa menatap bahu Claudine dari belakang dengan cemas.

49. I/E. BUS TRANSJOGJA - DAY

Claudine dan Mahesa duduk bersebelahan di kursi paling belakang. Suasana bus tak terlalu ramai, tetapi semua kursi terisi. Mahesa menoleh ke arah Claudine. Claudine sedang memandang ke luar jendela. Dia duduk dengan tegang dan tak nyaman. Kedua tangan Claudine terkepal kuat di atas pahanya. Saat ada penumpang yang berdiri karena akan turun dan lewat di depannya, Claudine otomatis menarik tubuhnya agar tak bersenggolan dengan penumpang itu. Wajah Claudine berkerut tak nyaman. Mahesa memperhatikan semua itu dan terlihat khawatir.

50. EXT. HALAMAN PARKIR CAFE 'AWAN BERCERITA'/ TANGGA

KONTRAKAN - DAY

Claudine berjalan beberapa langkah di depan Mahesa, masih dengan tatapan yang gamang. Mahesa memperhatikannya dari belakang. Claudine terus berjalan pelan, terlihat tak fokus. Tiba-tiba Mahesa berbicara kepadanya dan membuat langkahnya terhenti.

                      MAHESA (O.S.)

          Kamu enggak pengin cerita ke aku?

Claudine terdiam, berpikir sejenak, lalu kembali berjalan, memilih mengabaikan Mahesa. Mahesa terlihat kecewa dan langsung mempercepat langkahnya untuk menyusul Claudine. Setelah menimbang-nimbang, Mahesa akhirnya bertanya kepada Claudine.

                      MAHESA

          Kalau gitu aku yang tanya ke kamu.

                (beat)

          Kamu takut sama orang asing?

Claudine kembali berhenti. Raut wajahnya terlihat mengeras setelah mendengar pertanyaan Mahesa.

                      MAHESA (CONT'D)

          Atau kamu takut keramaian?

                (beat)

          Atau...malah dua-duanya?

Claudine menarik nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri.

                      CLAUDINE

          Aku baik-baik aja.

                      MAHESA

          Kamu enggak baik-baik aja,

          Claudine. Kalau kamu sampai segugup

          itu di depan orang, sampai enggak

          bisa ngomong di depan umum, itu

          artinya ada yang enggak baik-baik

          aja.

Claudine menoleh dan menatap Mahesa. Ada kemarahan di sana.

                      CLAUDINE

          Aku udah bilang sama kamu dari

          awal. Yang gampang buat kamu, belum

          tentu gampang buat aku juga. Yang

          sepele buat kamu, bisa jadi hal

          besar buat aku.

                      MAHESA

          Kamu selama ini ngurung diri di

          kontrakan, menghindar buat ketemu

          orang-orang, itu karena ketakutan

          kamu ini?

                      CLAUDINE

                (menghela nafas)

          Bukan urusan kamu, Mahesa.

Claudine kembali berjalan ke tangga, Mahesa mengejarnya sambil terus berbicara.

                      MAHESA

          Enggak, ini urusan aku juga. Aku

          tahu kamu jadi kayak gini karena

          aku juga.

                (beat)

          Semuanya gara-gara foto itu, kan?

          Foto kita.

Claudine yang sudah menaiki beberapa anak tangga, langsung berhenti dan berbalik menatap Mahesa.

                      MAHESA (CONT'D)

          Aku udah tahu masalah itu. Aku tahu

          kamu di-bully anak-anak karena foto

          itu. Dan karena itu juga kamu

          kelihatan benci banget sama aku pas

          kita ketemu. Iya,kan?

Mahesa melihat Claudine yang membeku diam, lalu melangkah mendekatinya.

                      MAHESA (CONT'D)

          Kamu kenapa enggak bilang jujur aja

          ke aku?

Claudine langsung mundur, menghindar dari Mahesa.

                      CLAUDINE

                (berbisik)

          Kamu enggak tahu apa-apa...

                      MAHESA

                (mendekat lagi)

          Claudine...

Claudine melangkah mundur lagi.

                      CLAUDINE

                (nada meninggi)

          Kamu enggak tahu apa-apa, Mahesa!

Mahesa terkejut dan berhenti, menatap Claudine dengan rasa bersalah.

                      CLAUDINE (CONT'D)

          Emang kamu di mana waktu itu? Kamu

          enggak ada, kan? Kamu pergi gitu

          aja. Kamu enggak tahu apa terjadi.

          Kamu enggak tahu apa yang aku

          hadapin!

                      MAHESA

          Ya, karena itu aku minta maaf.

                (beat)

          Aku bener-bener minta maaf,

          Claudine. Aku sama sekali enggak

          tahu masalahnya bakal kayak gitu,

          bakal sebesar itu. Dan aku juga

          enggak tahu kamu jadi kayak gini

          karena kesalahan aku.

                      CLAUDINE

          Kesalahan apa? Emang kamu tahu

          salah kamu apa?

Mahesa terdiam sejenak. Mulutnya terbuka, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi. Dia akhirnya mengucapkan hal lain.

                      MAHESA

                (nada memohon)

          Aku bener-bener minta maaf,

          Claudine. Aku ngerasa bersalah

          banget sama kamu. Karena itu,

          ijinin aku bantu kamu. Aku pengin

          kamu sembuh.

                      CLAUDINE

                (membentak)

          Sembuh apa, sih? Aku baik-baik aja!

Mereka terdiam, saling tatap. Claudine mulai ingin menangis.

                      CLAUDINE (CONT'D)

          Dengar, ya. Kamu enggak tahu apa

          aja yang udah aku lewatin sampai di

          titik ini. Mungkin di mata kamu aku

          aneh, aku sakit. Tapi aku yang

          sekarang baik-baik aja. Jauh lebih

          baik dari yang waktu itu.

                (beat)

          Kontrakan itu, mungkin buat kamu

          cuma tempat sempit buat makan dan

          tidur. Tapi buat aku, itu tempat

          aku berlindung, tempat teraman. Aku

          baik-baik aja di sana. Semuanya

          baik-baik aja sebelum kamu dateng.

Mahesa tertegun, tercekat mendengar ucapan Claudine kepadanya. Rasa bersalahnya semakin besar.

                      CLAUDINE (CONT'D)

                (melirih)

          Karena itu tolong berhenti ganggu

          aku. Berhenti acak-acak hidup aku.

          Bantuan kamu...apa pun itu.

                (beat)

          Aku enggak butuh.

Claudine melirik ke kejauhan, menyadari seseorang sedang memperhatikan mereka berdua. Terlihat Rere sedang berdiri di samping cafe, melihat ke arah Claudine dan Mahesa. Claudine buru-buru membuang muka, kemudian berbalik dan berlari menaiki tangga, meninggalkan Mahesa yang membeku diam, memikirkan kesalahannya. Rere masih memperhatikan kejadian itu dari jauh dan menarik nafas dalam, kecewa.

51. INT. KONTRAKAN CLAUDINE - NIGHT

Claudine duduk meringkuk di tempat tidurnya, masih mengenakan baju untuk keluar bersama Mahesa tadi. Pandangannya menerawang jauh. Kenangan tentang masa SMA-nya bersama Mahesa muncul kembali.

BEGIN FLASHBACK

52. I/E. LORONG SMA - DAY (PENGULANGAN SCENE 17)

Claudine berjinjit, berusaha menempelkan kertas ke papan mading. Tiba-tiba sebuah tangan mengambil alih dan membantunya menempel poster itu dengan mudah. Claudine menoleh dan menemukan Mahesa berdiri di belakangnya, tersenyum ramah kepadanya.

                      MAHESA

          Ada yang perlu ditempel lagi,

          enggak? Aku bantuin aja, biar

          gampang.

Dengan salah tingkah, Claudine menunjuk tumpukan poster di lantai. Mahesa tertawa kecil melihatnya dan langsung mengambil poster-poster itu, menempelkannya ke papan mading.

                      MAHESA

          Yang ini sebelah mana?

                      CLAUDINE

                (menunjuk ke pojok atas)

          Di situ.

                (beat)

          Agak naik lagi.

Mahesa berusaha menempelkan poster dengan instruksi dari Claudine. Saat Mahesa akan menempel poster yang lain, Laras memanggilnya.

                      LARAS (O.S.)

          Mahesa!

Mahesa menoleh, Claudine ikut menoleh, melihat Laras di kejauhan. Laras membawa kardus berisi guluangan kertas dan dekorasi mading. Laras tersenyum ke arah Mahesa.

                      LARAS

          Bantuin aku sini!

Mahesa mengangguk. Dia pamit ke Claudine.

                      MAHESA

                (ke Claudine)

          Aku ke sana dulu, ya.

Sebelum Claudine merespon, Mahesa sudah berlari meninggalkannya ke arah Laras. Mahesa mengambil alih kardus di tangan Laras. Mahesa dan Laras berjalan menjauh sambil mengobrol dan tertawa. Claudine memandangi mereka sambil memasang wajah sedih. Claudine pun akhirnya menarik nafas pasrah.

53. EXT. LAPANGAN SEPAK BOLA - DAY (PENGULANGAN SCENE 16)

Claudine berjalan kembali ke kelas sambil membawa minuman dari kantin. Dia menoleh saat melewati lapangan sepak bola. Lapangan sepak bola terlihat ramai karena sedang ada pertandingan. Para siswa dan siswi berdiri mengelilingi lapangan untuk menontonnya. Mereka semua kompak meneriakkan satu nama: "Mahesa! Mahesa! Mahesa!"

Pandangan Claudine bergerak ke arah Mahesa yang sedang berlari di tengah lapangan, menggiring bola. Mahesa memberikan kode ke teman satu timnya, kemudian mengoper bola dengan yakin. Dia berlari ke tepi, menerima bola dari temannya dan langsung membuat goal. Semua siswa bersorak. Mahesa pun tertawa bahagia sambil memeluk teman-teman satu timnya. Claudine tanpa sadar tersenyum saat melihatnya.

54. I/E. KANTIN SMA - DAY

Claudine membawa nampan berisi nasi goreng, melihat ke kanan dan kiri untuk mencari kursi kosong. Tanpa sengaja dia melihat Mahesa yang sedang duduk di salah satu kursi kantin bersama Laras dan teman-temannya. Mahesa membicarakan sesuatu dengan semangat, Laras tertawa karenanya. Tatapan Laras tiba-tiba bertemu dengan tatapan Claudine, membuat Claudine agak gugup. Laras tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya.

                      LARAS

                (berseru)

          Duduk sini, Claudine! Sama kita.

Mahesa ikut menoleh ke arah Claudine dan tersenyum ke arahnya. Wajah Claudine memerah. Dengan ragu, Claudine mendekat dan duduk di meja yang sama dengan Mahesa dan Laras. Mahesa sempat bertukar senyum sejenak dengan Claudine, sampai Laras kembali mengajaknya berbicara. Claudine menatap mereka dengan sedih sambil menyantap makanannya.

55. EXT. DEPAN GERBANG SMA - AFTERNOON (PENGULANGAN SCENE 18)

Claudine sibuk mengetik di ponselnya. Dia sedang menunggu mamanya menjemput. Suasana sekolah sudah sepi, Claudine mulai cemas. Kemudian, suara motor membuat Claudine mengangkat wajahnya. Terlihat Mahesa yang mengendarai motor, mendekat dan berhenti di depan Claudine. Mahesa membuka helmnya. Claudine tiba-tiba gugup.

                      MAHESA

          Lho, Claudine? Belum pulang?

Claudine semakin gugup, sementara Mahesa dengan santai tersenyum ke arahnya. Claudine membalas senyum itu dengan canggung.

                      CLAUDINE

                (lirih, gugup)

          Ehm, iya... Mungkin Mama lagi

          ribet...

                      MAHESA

          Ya, udah. Bareng aku aja, yuk.

          Rumah kamu di mana? Aku anterin.

                      CLAUDINE

                (terbata-bata)

          E-eh, enggak...enggak usah, Mahesa.

          Palingan Mama bentar lagi dateng,

          kok.

                      MAHESA

          Lho, enggak papa. Daripada

          kelamaan, yang lain udah pada

          pulang.

Mahesa turun dari motornya, membuka jok dan mengeluarkan helm dari sana. Mahesa mengulurkan helm itu ke Claudine.

                      MAHESA (CONT'D)

          Nih, aku ada helm. Tinggal bilang

          aja ke Mama kamu, kamu pulang

          bareng temen gitu.

                      CLAUDINE

          Tapi-

                      MAHESA

          Udah, ayo naik. Aku anterin sampai

          rumah.

Claudine menimbang-nimbang sesaat. Mahesa tersenyum lebar, berusaha meyakinkan Claudine. Pada akhirnya Claudine ikut tersenyum dan mengambil helm dari tangan Mahesa. Claudine naik ke boncengan motor Mahesa. Dari kejauhan, seseorang mengambil foto mereka berdua.

56. INT. KELAS CLAUDINE - DAY

Sebuah handphone diletakkan di meja Claudine. Layarnya memperlihatkan foto Claudine saat dibonceng Mahesa pulang. Claudine mengernyitkan dahinya.

                      LARAS (O.S.)

          Sejak kapan kamu deketin Mahesa?

Claudine mengangkat wajahnya, menatap Laras yang berdiri di depan mejanya. Para siswa lain ikut menatap ke arah mereka dengan penasaran.

                      LARAS (CONT'D)

          Aku enggak ngelarang siapa pun buat

          deketin Mahesa, kok. Aku tahu kita

          berdua emang belum ada status yang

          jelas. Tapi jujur, ya. Aku sama

          sekali enggak nyangka orangnya

          kamu, Claudine.

                (beat)

          Aku selalu nganggap kamu orang yang

          deket sama aku dan kamu tahu

          sendiri gimana hubungan aku sama

          Mahesa, kan?

Claudine terlihat bingung dengan arah pembicaraan Laras. Sementara siswa-siswa lain sudah mulai berbisik dan menatap penuh tuduhan ke arah Claudine.

                      CLAUDINE

          T-tapi ini bukan apa-apa, kok,

          Laras. Aku enggak ada apa-apa sama

          Mahesa. Dia waktu itu cuma

          nganterin aku pulang aja terus-

                      LARAS

                (nada meninggi)

          Mana mungkin enggak ada apa-apa.

          Mahesa aja bilang dia lebih milih

          kamu daripada aku!

Claudine terdiam, terkejut. Sesaat dia mencoba mencerna ucapan Laras yang terdengar tak mungkin itu.

                      CLAUDINE

                (bergumam, terbata-bata)

          H-hah? Ma..mahesa?

                      LARAS

                (lebih tegas)

          Mahesa bilang sendiri ke aku. Dia

          suka sama kamu.

                      CLAUDINE

          Enggak mungkin lah, Ras.

                      LARAS

                (nada kembali meninggi)

          Enggak mungkin gimana, sih? Mahesa

          sendiri, kok, yang bilang ke aku!

          Dia bilang hubungan kami enggak

          bisa kemana-mana karena dia sukanya

          sama kamu!

Laras menyodorkan foto di handphone itu lebih dekat ke Claudine.

                      LARAS (CONT'D)

          Dan ada bukti ini. Kamu masih mau

          bilang enggak ada apa-apa sama

          Mahesa?

Claudine menatap layar handphone Laras, lalu menggeleng. Claudine ingin menjelaskan tetapi tak tahu harus mulai dari mana. Laras dan siswa lainnya menatap menyudutkannya.

                      CLAUDINE

          Tapi...aku beneran enggak-

                      LARAS

          Gini, ya, Claudine. Aku enggak

          masalah, kok, kalau kalian berdua

          emang saling suka. Silakan, aku

          enggak apa-apa. Tapi apa harus kamu

          deketin dia diem-diem di belakang

          aku kayak gini? Aku selama ini

          percaya, lho, sama kamu.

                (beat)

          Itu aja sih yang bikin aku kecewa.

Claudine membuka mulutnya, berniat membalas, tetapi Laras langsung berbalik dan keluar dari kelas, tak memberinya kesepatan berbicara. Claudine masih berusaha mencerna apa yang terjadi. Semua siswa di kelas kini menatap ke arahnya dengan pandangan tak suka dan mulai berbisik membicarakannya. Claudine hanya bisa terdiam membeku.

57. E/I. KANTIN SMA - DAY

Claudine makan sendirian di kantin. Semua siswa yang lewat menoleh ke arahnya sekilas, kemudian saling berbisik. Beberapa bisik-bisik terdengar di telinganya : "Itu yang ngegodain Mahesa, ya?", "Kok, bisa-bisa sepede itu?","Mahesa mau-mau aja lagi sama dia. Padahal udah ada Laras.", "Emang dasar cowok, ya. Sama cewek siapa aja mauan."

Claudine menunduk dalam, menahan tangis. Dia terlihat kesulitan menelan makanannya.

58. INT. KELAS CLAUDINE - DAY

Claudine berdiri di ambang pintu, melihat bangkunya yang kosong kini penuh coretan. Dia memandang ke seluruh kelas dan semua siswa melengos, terlihat mencemooh Claudine. Bisik-bisik itu terdengar seperti dengungan berisik di telinganya.

59. I/E. LORONG SMA - DAY

Dari kejauhan, Claudine melihat Mahesa masuk ke kantor guru. Dengan cepat dia berjalan mendekat. Di depan jendela kantor guru, Claudine bisa melihat Mahesa berbicara dengan wali kelasnya. Wali kelasnya menyerahkan map kepada Mahesa. Claudine mengernyit.

60. I/E. LORONG SMA - MOMENTS LATER (PENGULANGAN SCENE 19)

Claudine menunggu di depan kantor guru dan langsung menoleh saat Mahesa keluar. Mereka berdua saling berhadapan, bertatapan cukup lama. Mahesa tak mengatakan apa pun. Dia perlahan menunduk, memperlihatkan ekspresi menyesal. Pandangan Claudine tertuju kepada map di tangan Mahesa. Dahinya mengernyit.

                      CLAUDINE

                (ragu)

          Kamu...mau pindah?

Mahesa menarik nafas dan mengangguk. Claudine menatap tak percaya.

                      MAHESA

          Aku pindah ke singapore. Mulai

          semester depan.

                (beat)

          Ini hari terakhirku di sini.

Claudine berusaha mengucapkan sesuatu, tetapi tak bisa. Matanya mulai basah. Mahesa menyunggingkan senyum tipis dan pahit.

                      MAHESA (CONT'D)

                (lirih)

          Maafin aku...

Claudine mendongak, menatap Mahesa dengan bingung. Wajah Claudine terlihat amat kecewa.

                      CLAUDINE

                (parau)

          Buat apa?

                      MAHESA

          Semuanya.

                (beat)

          Apa pun itu, aku minta maaf.

                      CLAUDINE

          Jangan minta maaf kalau kamu enggak

          tahu alasannya.

Mahesa akan mengucapkan sesuatu, tetapi ayahnya memanggilnya, memintanya untuk bergegas pulang. Mahesa mendekat dan menepuk pundak Claudine sekilas.

                      MAHESA

          Aku pergi dulu, Claudine.

Mahesa akhirnya melangkah pergi, meninggalkan Claudine sendirian.

Terlihat Claudine berdiri membeku di tengah para siswa yang lalu lalang. Siswa-siswa itu terlhat agak kabur. Namun, kita bisa melihat setiap siswa yang lewat menatap sekilas ke arah Claudine. Terdengar suara ramai campuran para siswi yang bergosip dan tertawa, bising sekali. Claudine pun akhirnya menangis. Dia berjongkok, memeluk tubuhnya, dan menangis.

END OF FLASHBACK

BACK TO SCENE :

Masih di atas tempat tidurnya, Claudine mulai menangis. Dia memeluk kedua kakinya dan menangis seperti saat SMA dulu.

61. INT. KONTRAKAN MAHESA - NIGHT

Mahesa duduk di tepi tempat tidurnya. Kedua tangannya memijat kepala, kemudian meraup wajahnya dengan frustasi. Mahesa kemudian membaringkan tubuhnya ke tempat tidur, memandang langit-langit. Wajahnya masih terlihat kalut memikirkan Claudine.

                                            FADE TO BLACK

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar