Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
94. INT. CAFE AWAN BERCERITA - NIGHT
Rere, Nadia, dan Papang duduk sambil sibuk dengan handphone masing-masing. Namun mereka semua melihat hal yang sama, komentar-komentar jahat di instagram @livinginsideacloud. Wajah mereka semua terlihat kesal, menahan marah.
NADIA
Orang-orang kenapa, sih, pada jahat
banget? Padahal enggak tahu apa-apa
juga.
(ke Rere)
Terus penerbitnya Claudine tanggung
jawab, enggak? Kan mereka yang
sebenernya bikin akun itu.
Rere mendengus sambil mengutak-atik handphonenya.
RERE
Apa, sih, yang kita harapin dari
penerbit kayak gitu?
Papang mendengus putus asa. Papang yang baru saja meletakakkan handphonenya melirik Rere dengan cemas.
PAPANG
(ke Rere)
Udah, Mbak Re. Jangan dibacain
terus. Bikin capek sendiri.
Rere tiba-tiba mendapat ide. Dia membuka akun para pemberi komentar jahat itu satu persatu, kemudian menekan tombol report. Papang yang memperhatikan Rere, mengernyit bingung.
PAPANG
Emang ngaruh apa, Mbak?
Rere mengangkat bahunya. Jarinya masih terus bergerak mereport akun-akun itu satu persatu.
RERE
Paling enggak, kita enggak diem
aja.
Papang dan Nadia berpandadang, berpikir sejenak. Sampai akhirnya mereka berdua kembali mengangkat handphone, mengikuti aksi Rere mereport akun-akun itu.
95. INT. KONTRAKAN MAHESA - NIGHT
Mahesa memasuki kontrakan sambil menenteng tas plastik berisi makanan untuk Claudine. Dia langsung mendekat ke arah rak buku untuk memberikannya ke Claudine.
MAHESA
Claudine, ini aku beliin sate ayam
buat makan malam...
Suara Mahesa melirih saat menyadari makanan darinya tadi siang masih berada di rak, sama sekali tak disentuh Claudine. Mahesa menarik nafas dalam-dalam. Dia menatap rak buku itu, mencemaskan kondisi Claudine.
96. INT. KONTRAKAN CLAUDINE - NIGHT
Claudine beringsut bangun di tempat tidur. Wajahnya terlihat kusut, rambutnya berantakan, tidurnya sama sekali tak nyenyak. Claudine berjalan gontai ke arah dapur sambil menahan sakit kepala. Dia membuka laci dapur dan mengeluarkan obat penghilang rasa sakit. Claudine mengambil segelas air putih dan langsung meminum satu butir.
Di tempat tidur, handphone Claudine terus berbunyi. Namun, Claudine sama sekali tak mendekat dan hanya memandangi dengan tatapan kosong. Kamera bergerak ke tempat tidur memperlihatkan handphone Claudine yang tergelatak asal di sana. Di layarnya terlihat 5 panggilan tak terjawab dari Mama dan 3 panggilan tak terjawab dari SHANINE (22), adik Claudine.
Pesan-pesan masuk bersusulan di handphone Claudine. Kita bisa melihat teks yang muncul sepotong di layar.
Mama : "Itu yang berita yang ditunjukin Shanine beneran kamu?"
Shanine : "Kok, kamu enggak bilang mau nerbitin buku, Kak?"
Shanine : "Kak, angkat telponnya, dong. Mama panik ini."
Mama : "Mama jemput kamu besok. Enggak ada alasan."
Shanine : "Kak, besok Mama sama Bapak mau ke Jogja."
Pesan-pesan itu tak tersentuh sampai layar handphone Claudine menghitam.
97. INT. KANTOR AVENIR TECH - DAY
Luki berjalan melewati Mahesa yang duduk di depan mejanya. Mahesa sibuk dengan handphonenya. Kita bisa melihat layarnya berisi aplikasi buatannya yang digunakan untuk mengambil alih aplikasi Claudine. Dia berkali-kali mematikan aplikasi instagram dari handphone Claudine.
LUKI
Masih ada aja itu aplikasi? Gue
kira udah lo hapus.
Luki duduk di depan mejanya sendiri, di samping Mahesa.
LUKI (CONT'D)
Lo tahu, kan, aplikasi lo itu
ngelanggar privacy orang?
Mahesa masih sibuk dengan aplikasinya.
MAHESA
Gue cuma enggak mau dia nyakitin
diri sendiri terus.
Luki menoleh, memperhatikan Mahesa yang muram.
LUKI
Separah itu emang efeknya ke
Claudine?
Mahesa tak menjawabnya, masih sibuk dengan handphonenya.
LUKI (CONT'D)
He, gue juga enggak setuju sama
cara FAME nyudutin Claudine kayak
gini.
(beat)
Tapi kita juga enggak bisa
ngapa-ngapain. Kita juga enggak
mungkin seenaknya hapus konten
tanpa izin mereka.
Mahesa menghembuskan nafas dengan berat.
MAHESA
Gue mau mundur aja dari proyek ini,
Ki.
Luki melotot tak percaya.
LUKI
Kita udah ada kontrak, He.
MAHESA
Kontrak sama Avenir, kan? Bukan
sama gue.
(beat)
Kalau perlu gue bisa mundur dari
Avenir Tech juga.
Luki dan Mahesa saling tatap, sampai akhirnya Luki menggeleng keras.
LUKI
Enggak. Enggak. Enggak bisa gitu,
lah.
MAHESA
Gue beneran enggak sanggup, Ki.
Kalau gue enggak bisa
ngapa-ngapain, paling enggak gue
enggak mau ikut terlibat.
Luki menatap Mahesa tajam.
LUKI
Seenaknya aja, ya, lo. Waktu itu lo
sendiri yang minta gabung. Sekarang
lo minta mundur di tengah proyek.
Lo ngerti enggak efeknya gimana ke
Avenir?
Mahesa menunduk diam. Luki terlihat makin marah.
LUKI (CONT'D)
Harusnya dari dulu gue dengerin
bokap lo. Bokap lo selalu bilang lo
enggak bisa ngambil keputusan yang
dewasa. Dan ternyata emang bener.
Mahesa menarik nafasnya dalam-dalam, tak bisa mengelak. Dia pun mulai membereskan barang-barangnya di meja satu persatu. Luki melihat itu dan makin naik pitam.
LUKI (CONT'D)
Asal lo tahu, ya, He! Bokap lo yang
ngerekomendasiin kita ke FAME!
Gerakan Mahesa terhenti. Mahesa menoleh perlahan ke arah Luki, menatap tak percaya.
MAHESA
(lirih)
Bokap gue...? G-gimana bisa-
Luki menatapnya dengan tajam.
LUKI
Bokap lo segitu pedulinya sama lo.
Dia berusaha ngelakuin apa pun biar
lo sukses. Gue pun juga selalu
peduli sama lo. Tapi apa?
(beat)
Lo malah meleyot cuma karena cewek!
Mahesa mengerutkan dahinya.
MAHESA
Cuma?
(beat)
Ki, masalah Claudine itu bukan
cuma! Claudine butuh gue! Claudine
penting buat gue!
LUKI
Ya, udah. Yang butuh lo emang cuma
Claudine. Kejar aja itu si
Claudine! Lo jagain aja dia tiap
detik! Silakan kalau lo mau keluar
dari sini!
Mahesa dan Luki saling tatap dengan marah. Mahesa akhirnya memilih bangkit dan ke luar meninggalkan kantor Avenir.
98. INT. KONTRAKAN CLAUDINE - TEMPAT TIDUR - MORNING
Claudine meringkuk di atas tempat tidur, pandangannya sejak tadi tak lepas dari layar handphone di genggamannya. Dia sedang melihat instagram milik Laras, membuka satu persatu foto yang diunggah Laras: foto buku yang baru saja dibacanya, cafe yang dikunjunginya, foto Laras saat berkunjung ke luar negeri, foto Laras bersama orang terkenal, foto saat acara FAME. Lalu aplikasinya tiba-tiba keluar sendiri, untuk yang kesekian kali. Claudine mendesah putus asa, kemudian meletakkan handphonenya ke sampingnya.
Claudine menerawang kosong ke depan. Air mata perlahan menetes di pipinya. Claudine memeluk kakinya lebih erat, menundukkan wajahnya, kemudian terisak pelan. Kamera bergeser ke meja di samping tempat tidur Claudine, Terlihat segelas air putih yang sudah tersisa separuh dan obat penghilang rasa sakit di sana. Dari kemasannya, terlihat hanya tersisa dua tablet dan ada dua tablet yang sudah tergeletak di meja, di luar kemasan.
99. INT. KONTRAKAN MAHESA/ CLAUDINE - DAY
Mahesa masuk ke kontrakannya sambil membawa makanan untuk Claudine seperti biasa.
MAHESA
Claudine?
(beat)
Udah makan siang?
Tak ada jawaban dari Claudine. Mahesa yang mulai terbiasa dengan aksi diam Claudine dengan santai berjalan ke rak buku. Mahesa melihat makan malam darinya kemarin juga masih di tempat yang sama, tak tersentuh. Dengan sabar, Mahesa menurunkan plastik makan malamnya, bermaksud menggantinya dengan makanan baru. Namun, mata Mahesa langsung membelalak kaget saat melihat dari sela rak buku, Claudine tergeletak di lantai.
MAHESA
(berteriak)
CLAUDINE!
Mahesa langsung mendorong rak buku itu, beberapa buku sampai jatuh dari sana. Mahesa langsung berlari ke arah Claudine, mengangkat tubuh Claudine ke pangkuannya dan menepuk-nepuk pipinya, berusaha menyadarkan Claudine.
MAHESA
Claudine! Bangun, Claudine!
Claudine!
Claudine tergeletak lunglai di pangkuan Mahesa. Matanya masih terlihat berusaha membuka sesekali, seperti masih ada sisa kesadaran di sana.
CUT TO:
100. EXT. TANGGA KONTRAKAN/ HALAMAN SAMPING CAFE AWAN
BERCERITA - MOMENTS LATER
Mahesa berlari menuruni tangga secepat mungkin sambil menggendong Claudine di punggungnya. Kesadaran Claudine terlihat makin menghilang.
MAHESA
Rere! Papang! Tolong!
(ke Claudine)
Claudine, sabar, ya. Kamu harus
kuat. Bertahan, Claudine.
Mahesa sampai di halaman samping cafe dan berteriak lebih keras. Rere dan Papang berlari ke luar dari cafe. Mereka langsung panik saat melihat kondisi Claudine.
MAHESA
Tolong panggil ambulans atau apa
aja! Tolong!
Rere mengeluarkan handphonenya dari saku, berusaha menghubungi ambulans. Belum sampai dia menelepon, sebuah mobil mendekat dan berhenti tepat di depan mereka. Orangtua Claudine turun dari sana dan langsung berlari menghampiri Claudine dan Mahesa dengan panik. Mama Claudine bahkan sudah menangis.
MAMA
Claudine? Claudine kenapa?!
Mama meraih wajah Claudine, berusaha menyadarkannya.
MAMA (CONT'D)
(ke Claudine)
Claudine, ini Mama. Bangun,
Claudine. Claudine!
Semua orang panik. Mahesa juga terlalu syok untuk menjelaskan kepada orangtua Claudine.
RERE
Mending langsung dibawa ke rumah
sakit aja, Tante.
Bapak Claudine langsung membuka pintu mobil belakang. Rere, dan Mama Claudine berusaha memindahkan Claudine dari punggung Mahesa ke dalam mobil. Begitu Claudine masuk, Mama langsung menutup pintunya. Mahesa berdiri bingung sambil memandangi orang-orang yang bergerak panik untuk membawa Claudine ke rumah sakit.
Saat mobil orangtua Claudine mulai menjauh, Mahesa baru tersadar. Dia menoleh ke arah Papang dan berkata dengan buru-buru.
MAHESA
Pang, motor kamu mana? Pinjem motor
kamu.
PAPANG
Ha? Buat apa, Mas?
MAHESA
Pinjem motor kamu pokoknya. Tolong!
Papang merogoh sakunya dengan panik, mengeluarkan kunci dan menyerahkannya ke Mahesa. Mahesa langsung berlari mendekati motor Papang di halaman samping cafe. Rere dan Papang mengikuti dengan khawatir.
RERE
Mau ke mana kamu? Mahesa! Ngapain?
Mahesa memakai helm dan menaiki motor secepat yang dia bisa.
MAHESA
Aku enggak bisa ninggalin Claudine
sendiri.
RERE
Tenang dulu! Ini kamu lagi panik!
Mending kita tunggu aja kabar dari
orangtuanya-
Mahesa tak menggubris Rere. Dia menyalakan mesin motor dan langsung melesat cepat. Rere memandang Mahesa yang melesat dengan motor Papang tadi. Wajahnya benar-benar khawatir.
101. I/E. JALAN RAYA DI JOGJA / RUMAH SAKIT - RUANG UGD -
DAY
Mahesa melesat dengan motor Papang, berkali-kali mendahului kendaraan lain.
INTERCUT:
Di rumah sakit, Claudine baru saja diturunkan dari mobil dan dipindahkan ke hospital bed. Claudine di dorong menuju UGD. Mahesa mempercepat laju motornya.
CLAUDINE (V.O)
Mahesa, ada yang selalu pengin aku
ceritain ke kamu.
Claudine didorong oleh beberapa perawat. Orangtua Claudine berlari kecil. Mama Claudine menangis tersedu-sedu sambil berusaha menggenggam tangan Claudine.
CLAUDINE (V.O)(CONT'D)
Seandainya kamu tahu, aku selalu
ngerasa jadi orang yang gampang
dilupain. Namaku bukan nama yang
umum, tapi tetap aja mereka enggak
bisa ingat namaku.
Mahesa masih melaju cepat mendahului kendaraan lain. Matanya terlihat fokus menatap ke depan.
CLAUDINE (V.O)(CONT'D)
Tapi kamu, Mahesa. Kamu orang
pertama yang selalu ingat namaku.
Claudine sudah benar-benar hilang kesadaran di hospital bed. Mama menggenggam tangannya lebih erat sambil menangis. Terlihat kilasan-kilasan kejadian saat SMA.
102. I/E. LORONG SMA - DAY (FLASHBACK)
Mahesa berdiri di depan Claudine. Mereka berdua terlihat mengenakan kostum saat MOS.
MAHESA
Claudine, kan, ya?
Mahesa mengulurkan bukunya ke arah Claudine.
MAHESA (CONT'D)
Minta tanda tangan, dong.
(beat)
Susah banget enggak, sih, nginget
nama anak-anak seangkatan? Aku
ingetnya nama kamu doang.
Mahesa tersenyum lebar kepada Claudine.
END OF FLASHBACK
BACK TO SCENE:
Claudine didorong masuk ke ruang UGD. Orangtuanya menunggu di luar dengan amat cemas. Bapak berusaha menenangkan Mama yang masih menangis.
Terlihat Claudine di dalam ruang UGD. Para pekerja medis mulai menyiapkan alat-alat untuk menangani Claudine.
CLAUDINE (V.O)(CONT'D)
Dan bertahun-tahun setelah itu pun,
kamu masih sama.
Wajah Claudine semakin pucat.
103. INT. KONTRAKAN CLAUDINE - DAY (FLASHBACK)(PENGULANAN SCENE 15)
Mahesa mendekat dan berusaha melihat wajah Claudine.
MAHESA
Claudine, kan, ya?
Claudine terlihat terkejut, sementara Mahesa tersenyum.
END OF FLASHBCAK
BACK TO SCENE:
Mahesa masih melaju dengan motor di jalan raya.
CLAUDINE (V.O)(CONT'D)
Buat kamu mungkin ini konyol, tapi
buat aku...enggak ada yang lebih
membahagiakan dibanding dengar kamu
manggil namaku.
Terihat alat pendeteksi jantung, menunjukkan detak jantung
Claudine yang makin melemah.
CLAUDINE (V.O)(CONT'D)
Mungkin itu juga yang bikin kamu
tanpa sadar selalu punya tempat
spesial di hati aku.
Mahesa sampai di pertigaan yang ramai. Mahesa berusaha menyalip motor di depannya. Namun, sebuah motor melaju cepat dari arah lain dan bertabrakan dengan Mahesa. Motor terjatuh dan Mahesa terkelepar di jalan sambil merintih kesakitan.
CLAUDINE (V.O)(CONT'D)
Seandainya nanti aku enggak bisa di
samping kamu lagi, tolong selalu
ingat aku, ya.
Para pekerja medis masih sibuk menangani kondisi Claudine yang makin kritis. Kamera fokus pada wajah Claudine.
CLAUDINE (V.O)(CONT'D)
Paling enggak aku tahu, ada satu
orang yang akan selalu ingat
namaku.
Orang-orang di sekitar jalan mulai mengerubungi Mahesa. Kembali fokus pada wajah Claudine saat dokter menggunakan alat pacu jantung.
CLAUDINE (V.O)(CONT'D)
Makasih untuk semuanya, Mahesa.
(beat)
Aku sayang kamu.
CU wajah Claudine yang pucat.
WASH OUT:
FADE IN: