Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Free!
Suka
Favorit
Bagikan
15. Promise

79.INT. KANTOR POLISI WILAYAH BOGOR - SIANG

Arbi dan Jona duduk di depan meja polisi, sementara Iki dan Devan berdiri di belakang mereka.

ARBI

(berusaha tenang meski terkejut)

Apa bapak yakin bapak ngga salah?

PAK POLISI

Sudah saya periksa dan tidak ada laporan orang hilang bernama Egha Ramadhan.

Iki tertunduk tak percaya.

JONA

(Pada polisi di depannya)

Apa ada berita dari kepolisian soal keberadaan Pak Alfian Wiranata sekarang?

PAK POLISI

Kalian masih saja menuduh Pak Alfian? Datang ke sini mengaku sebagai korbannya... Tindakan kalian ini sudah termasuk pencemaran nama baik, dan kalian bisa dituntut untuk alasan itu.

(Pause)

Kalau kalian hanya anak-anak yang mau iseng karena pemberitaan di internet, sebaiknya kalian berhenti, sebelum ini merugikan kalian lebih jauh.

Iki tersenyum kecut.

IKI

Bapak bilang ini hanya iseng? Bapak ngga liat...

Iki menarik kaos yang dikenakannya dan menunjukan bekas luka di punggungnya.

IKI (cont’d)

Ini... Ini adalah hukuman karena kami udah mencoba kabur dari sana.

Pak polisi menggeleng lalu ’menggebah-gebah’ tangannya pada Iki untuk berhenti.

PAK POLISI

Sudah, sudah cukup. Saya tidak tahu itu luka palsu atau itu luka sungguhan karena alasan apa. Yang saya tahu, sudah ada banyak saksi dari mereka-mereka yang pernah terdampar di sana kalau Pak Alfian justru menolong mereka dan membantu mereka kembali pulang dengan selamat. Kalian bahkan bisa lihat beritanya di internet.

IKI

Itu karena Pak Alfian hanya mengincar anak-anak muda seumuran kami. Karena putranya dulu...

ARBI

(Menginterupsi)

Ki... Udah cukup...

IKI

(Menoleh pada Arbi, protes)

Biii..

PAK POLISI

Sebaiknya kalian berhenti membuat fitnah pada Orang baik seperti Pak Alfian. Beliau dikenal begitu dermawan dan banyak menolong orang.

(Pause)

Sebaiknya kalian pulang sekarang, pulang!

Pak polisi kembali menggebah-gebah mereka.

Iki tersenyum tak percaya, Arbi dan Jona terdiam sesaat, menghela nafas berat, kemudian bangkit dari duduknya. Mereka berempat pergi dengan rasa ketidakpuasan.

80.EXT. HALAMAN DEPAN KANTOR POLISI BOGOR - SIANG

Arbi, Jona, Iki dan Devan berjalan pulang dengan wajah masam.

IKI

Pada akhirnya laporan kita diabaikan?

Iki tersenyum kecut.

IKI

Polisi macam apa itu?!

JONA

Sekalipun laporan kita diproses, itu tetep ngga akan mudah. Pada akhirnya hanya kuasa hukumnya aja yang bakal dateng. Dan kasus ini pun ditutup karena kurangnya bukti.

(Pause, melihat Iki)

Itu adalah siklus yang biasa buat orang-orang berkuasa seperti mereka. Lo yang sempet belajar hukum sama Egha pasti tahu betul soal itu kan?

Iki terdiam, meremas kepalanya dengan frustasi.

DEVAN

Terus... kenapa Egha ngga ada dalam daftar laporan orang hilang? Meskipun udah lewat 1 tahun, bukannya datanya harusnya masih tetap ada?

IKI

(Tercengang, bergumam sendiri)

Mustahil... Apa Orang tuanya ngga ngelaporin soal kehilangan Egha?

(Pause)

Apa karena tahu itu tenggelam dan... pasrah...?

Sebuah mobil MPV hitam behenti tepat di pinggir jalan di depan mereka. Pintu mobil dibuka, dan Dani duduk di dalamnya, menatap mereka.

81.INT. TAMAN DEKAT KANTOR POLISI. BOGOR - SIANG

Dani duduk di kursi taman dengan menjalankan laptop dalam bangkuannya. Ia menggeser laptop itu, menunjukan apa yang ada di layar pada yang lain.

CU layar laptop berisi data orang hilang bernama Egha Ramadhan.

DANI

Mereka menghapus datanya.

Keempatnya menatap terkejut pada laptop.

ARBI

Kamu bisa ngelakuin ini?

DANI

(Wajah datar)

Meretas komputer seseorang cukup sederhana untuk amatir.

MCU Iki yang menggeleng takjub menatap Dani.

IKI

(Bergumam sendiri)

Otak gue insecure melihat ini.

Jona tersenyum miring meledek. Iki menoleh pada Jona.

IKI (cont’d)

Lo juga sama! Kalah ma bocah!

Jona hanya terdiam cuek.

Iki menghela nafas kesal sambil menggeleng.

IKI (cont’d)

Gue sama sekali ngga kaget, Pak Alfian punya orang dalem di kepolisian.

(Tersenyum kecut)

Pantes aja tadi...

DANI

(Sambil sibuk dengan laptopnya)

Saya sudah mencari tahu soal keberadaan Pak Alfian, tapi belum menemukannya. Ada banyak kediaman dan juga vila miliknya. Perusahaan, Rumah Sakit, Universitas Arest, paman itu juga belum terlihat di sana. Saya masih mencari tahu semuanya. Tapi ada kemungkinan kalau paman itu sedang berada di luar negeri saat ini.

Mereka berempat seketika berwajah pucat.

ARBI

Pak Alfian... membawa Egha ke luar negeri?

IKI

Tolong periksa semuanya jangan sampai ada yang terlewat.

Dani menengadah pada Iki yang berdiri tak jauh darinya, lalu mengangguk pasti. Mereka semua terdiam.

Fade out

Fade in

82.EXT. JALUR SEPEDA. TAMAN. BANDUNG - PAGI.

CU Roda sepeda yang berputar maju, track out, follow shot SLS Devan yang mengendarai sepeda di sepanjang jalan sambil sesekali menengadah menikmati angin.

DEVAN (VO)

Sudah 7 bulan... Dan kami belum berhasil menemukan keberadaan Egha... Ini membuat kami semakin khawatir, kalau Pak Alfian benar-benar membawa Egha ke luar negeri...

LS Devan yang bersepeda di sepanjang jalur.

83.EXT. SUDUT TAMAN. BOGOR - SIANG

Dani duduk di kursi taman dengan menjalankan laptop di pangkuannya.

DANI

(Melihat layar)

Kemarin diadakan sebuah acara pertemuan penting para investor.

Jona yang berdiri mendengarkan, tersadar akan sesuatu dan tersenyum miring.

JONA

Kamu menemukannya...

Arbi (yang duduk tak jauh di samping Dani), Iki dan Devan yang berdiri di dekat Jona seketika menoleh pada Jona. Tak lama Arbi mengangguk paham. Tak jauh beda dengan Iki dan Devan yang juga tersadar kemudian dengan pupil mata yang membesar.

ARBI

Pak Alfian bukan cuma seorang pengusaha besar, tapi dia juga seorang investor.

(Pause, mengelus kepala Dani)

Kamu hebat!

Dani sama sekali tak membuat reaksi, masih sibuk pada laptopnya.

IKI

Kamu dapet fotonya?

Dani menggeser laptopnya dan menunjukan layar laptop pada yang lain.

CU layar laptop : foto Pak Alfian yang berdiri di suatu tempat terbuka, menengadah ke atas dengan mata Pak Alfian tepat menatap ’kamera’

ILL MUSIK

Mendebarkan.

FLASHBACK : 83.A. EXT. AREA DEPAN GEDUNG PERTEMUAN X - SORE

Pak Alfian berdiri di salah satu sudut jalan tak terlalu ramai, menengadah ke atas menatap tajam drone (yang dikendalikan Dani dari tempat tersembunyi) dan tersenyum miring.

Kembali ke Sc. 83

Arbi (sudah bangkit dari duduknya), Jona, Devan, & Iki yang berdiri mengelilingi Dani yang duduk, perlahan kompak menyunggingkan sebuah senyuman tipis, menyeringai.

ARBI

Keliatannya pertempuran kita dengan Pak Alfian akan segera kembali di mulai.

LS (side/side back) -kecuali Dani, mereka semua yang tersenyum lepas, Iki dan Devan yang menengadah lega ke atas langit.

DEVAN (OS)

Tunggu kami... Egha...!

ILL. MUSIK

Cerah, membangkitkan semangat.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar