Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Free!
Suka
Favorit
Bagikan
10. Time to Act!

43.INT/EXT. KORIDOR HALAMAN TENGAH, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Egha dan Iki berjalan sambil mengobrol, keduanya lalu berpapasan dengan Jona. Menyisakan jarak sekitar 1.5 meter, mereka saling menatap dingin. Lalu pergi ke arah berlawanan.

BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION

Sore

1. Ruang Fisioterapi anak, Rumah Sakit Arest : Arbi menemani Dani yang berlatih berjalan di paralel bar.

2. Ruang Keluarga 1, kediaman utama : Jona duduk di sofa membaca buku dengan wajah dingin.

3. Dapur, Kediaman Utama : Devan mengoles loyang ke tiga (2 sebelumnya selesai) dengan mentega di atas meja. Ia berhenti sejenak, menoleh pada Jona di ruang keluarga, kemudian termenung dengan wajah muram

Malam

1. Kamar 1 Lantai 2, kediaman utama : Arbi sholat dalam posisi duduk tasyahud akhir lalu salam.

Jona duduk di pinggir ranjangnya, berdoa mengatupkan kedua tangannya sambil menutup mata.

2. Kamar 2 Lantai 2, kediaman utama : Egha dan Iki sholat berjamaah. Egha sebagai imam dan Iki makmumnya.

3. Kamar 3 Lantai 2, kediaman utama : Devan dan Dani berdoa dengan khusyuk (selesai sholat). Devan duduk di depan (imam) dan Dani di samping belakang (makmum).

END MONTAGE

44.EXT. LAPANGAN BADMINTON/SEKITAR. PULAU AREST - PAGI

FS Arbi & Jona bermain badminton dengan agresif. Arbi menyemesh keras kok ke sudut jauh dari Jona. Jona mencoba menggapainya hingga lutut kakinya bergesekan dengan lantai. Kok gagal dikembalikan. Jona berusaha bangun, tapi ekspresinya menunjukan nyeri.

ARBI

(Khawatir)

Jo...?!

Arbi langsung bergegas melewati net menghampiri Jona.

ARBI (cont’d)

Jo, lo ngga Papa?!

Jona kesakitan. Arbi menoleh ke sana-ke situ mencari bantuan. Ia meliat Pengawas 1 & 2 di salah satu sudut pinggir lapangan.

ARBI (cont’d)

(Meneriakan suara)

Woy, tolong!

Pengawas 1 & 2 menghampiri mereka.

PENGAWAS 1

Ada apa?

ARBI

Kakinya...

Jona meringis. Pengawas 1 & 2 membantu mengangkat tubuh Jona.

OS Egha : Hal pertama yang harus kita urus adalah...

Jona & Arbi mengangguk pasti pada satu sama lain.

Jona menyentuh kedua pasang mata dua pengawas yang membopongnya dengan telapak tangannya yang sudah dilumuri tumbukan cabai.

OS Egha : ...para pengawas kita...

2 pengawas itu memberontak kepedihan menyusut matanya. Arbi & Jona meninju keras wajah keduanya.

JONA

Double kill!

Kedua pengawas jatuh terjerembab, tak berdaya. Jona & Arbi mengambil earpiece dan HT/Walkie talkie pada kedua pengawas.

JONA

Gue pikir ngga sia-sia gue numbuk cabe kemaren...

CU tangan Jona yang keluar dari saku celana mengenggam

plasik bening berisi tumbukan cabe dan menunjukannya pada kamera. Jona tersenyum pada Arbi.

ARBI

(Pada Jona, kocak)

Bukannya itu tindakan curang?

JONA

Mereka terlalu tangguh untuk kita lawan dengan cara fair! Dan lagi...

(Nada serius)

...kita ngga punya waktu untuk itu...

Kedua pengawas berupaya bangun, Arbi menyadarinya.

ARBI

(Memperingatkan)

Jo!

Arbi & Jona saling mengangguk pasti. Menghampiri kembali kedua pengawas.

POV pengawas 2 : Wajah buram Jona meninju mukanya.

Layar menjadi hitam.

45.EXT. DEPAN GEDUNG SECURITY/ROOF DECK, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Gedung kecil yang bersebelahan dengan rumah kediaman utama. Dipisah oleh gerbang tinggi dan pintu gerbang yang dikunci.

Pengawas 6 berdiri di depan pintu, namun tiba-tiba memegangi perutnya karena merasa sakit.

OS Jona : Obatnya akan bereaksi kira-kira sekitar 10-12 jam sejak diminum. Tergantung orang-orangnya.

LS (L.A) dari atas roof Deck kediaman utama, Egha, Iki, & Devan yang tersenyum puas melihat sang pengawas.

FLASHBACK : 45.A. INT. TANGGA LANTAI 1/2, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Egha yang turun dan Jona yang naik, kemudian saling berpapasan.

JONA

(Ketus)

Minggir!

Jona beranjak duluan dengan menubruk bahu Egha (slow motion). CU tangan Jona yang menerima lipatan kertas dari tangan Egha. Jona berlalu pergi.

ILL MUSIK

Mendebarkan sekaligus menyenangkan

FLASHBACK : 45.B. INT. TOILET KAMAR 1 LANTAI 2, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Jona masuk ke dalam dan langsung menutup pintu. Ia membuka lipatan kertas dari Egha sebelumnya, lalu membacanya.

OS Egha : kita jalanin rencana kita malem ini. Tolong siapin semuanya.

Jona membuka keran air dan membasahi kertas itu dengan air mengalir. CU kertas yang basah dengan tulisan dari tinta pulpen yang memudar. Jona merobek-robek kertas basah itu dan membuangnya ke sampah.

BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION

FLASHBACK

1. Koridor Halaman tengah, Kediaman Utama - Siang : Sc. 43. Egha dan Iki yang berjalan sambil mengobrol berpapasan dengan Jona. Menyisakan jarak sekitar 1.5 meter, ketiganya saling menatap dingin. Lalu pergi ke arah berlawanan. Jona dan Egha kemudian saling menoleh ke belakang melihat satu sama lain. Keduanya saling mengangguk yakin (menyepakati sesuatu).

2. Roof Deck, Kediaman Utama - Sore : Jona menghampiri pot-pot hias ukuran sedang yang terletak rapi di pinggir dekat sofa. Duduk jongkok menggali tanah, mengambil flip plastik berisi penuh serbuk berwarna abu kehitaman yang terkubur di sana. Memasukannya ke saku celana. Mengambil pot yang lain dan menggali tanahnya lagi.

3. Dapur, Kediaman Utama - Sore : Jona dengan diam-diam memasukan serbuk dalam plastik itu ke dalam adonan dalam loyang.

END MONTAGE

46.EXT. ROOF DECK, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

(Continue Sc. 45) Egha, Devan, & Iki tersenyum puas melihat pengawal di bawah. Mereka memutar badan menarik diri dari sana.

Devan menoleh pada Egha.

DEVAN

Gha, ini alasan kamu minta saya buat sering-sering bikinin kue buat mereka?

Egha tersenyum.

EGHA

Sesuatu hal yang biasa ngga akan dicurigai sampai itu jadi senjata andalan buat kita.

DEVAN

(Bergumam sendiri)

Strategi yang bagus... saya cuma gak enak harus bermuslihat lewat makanan...

Iki tersenyum geli, menepuk punggung Devan.

IKI

Lo ngga usah khawatir... Mereka menikmati kue lo dengan sangat baik. Kita cuma ngga kasih tau mereka ada komposisi spesial di dalamnya.

Iki tersenyum penuh kemenangan.

Arbi dan Jona masuk. Mereka saling tatap. MCU : Egha & Jona

EGHA

Kumpul sekarang!

Egha dkk beranjak ke Cinema Room.

47.INT. CINEMA ROOM, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Egha dkk duduk berkumpul.

IKI

(Pada Jona, kaget)

Jadi selama ini lo tahu kalau di kamar kita diem-diem dipasang alat penyadap?

JONA

Room mate gue Arbi, bukan lo. Gue sadar ada posisi barang-barang gue yang berubah.

Iki menggeleng tak percaya.

IKI

(Meledek)

Lo perfectionist tulen?

(Seperti bergumam)

Hidup lo pasti merepotkan selama ini...

JONA

Ngga semerepotkan lo yang hidupnya berantakan.

Iki mencibir.

IKI

Lagian kenapa lo ngga ngasih tau gue dari awal?

JONA

Gue ngga yakin lo bisa improvisasi

Iki yang kesal menggigit bibir sambil mengepalkan tinju seolah ingin menghajar Jona.

IKI

(Pada Arbi)

Lo tau juga Bi?

Arbi menggeleng singkat.

ARBI

Saya cuma ngerasa emang ada yang disembunyiin sama Jona ma Egha.

IKI

Itu mah lo tau...

EGHA

Udah-udah, kita bahas hal yang penting sekarang.

(Menoleh pada Arbi & Jona)

Apa sebagian besar obatnya udah bereaksi?

ARBI

Kemungkinan udah sekitar seperempatnya. Sebentar lagi mereka pasti tahu dan nyari kita.

Egha mengangguk paham.

EGHA

Kita bisa aja langsung pergi ke lapangan heli atau dermaga, tapi mereka akan dengan mudah ngepung kita.

IKI

Bukannya obatnya berhasil?

JONA

Tujuan kita emang ’menyingkirkan’ mereka sebanyak mungkin tanpa ngeluarin tenaga. Tapi masih banyak orang-orang Pak Alfian yang ngga kita ketahui yang ngga menyentuh kue itu...

Iki merengut menatap Jona, tapi kemudian mengangguk cuek.

EGHA

Kita buat formasi mereka berantakan di tengah situasi kacau ini. Kita akan berpencar.

(Pada Iki)

Ki, lo yang paling cepet. Lo bisa urus Pilotnya sebelum orang-orangnya Pak Alfian?

Iki mengangguk.

IKI

Serahin sama gue!

EGHA

(Pada Arbi dan Devan)

Bang Arbi sama Devan tolong urus para pengawal yang dateng. Buat mereka sibuk di sini selagi yang lain pergi. Terutama para pangawas kita yang jadi tangan kanannya Pak Alfian... Gue ngga yakin mereka kemakan trick kue kita...

Arbi dan Devan mengangguk paham.

EGHA (cont’d)

(Pada Jona)

Ini yang paling merepotkan... Karena Pak Alfian pasti udah ngaktifin jammernya.

JONA

Gue harus nyari jammer itu dan nonaktifin supaya gue bisa ngehubungin polisi dan nyebarin ini semua di internet...?

Egha mengangguk.

EGHA

Untuk Dani gue udah bilang, dia bakal kunci pintu dan nunggu dalem kamar

(Pause)

Sementara gue... akan buat Pak Alfian sedikit sibuk.

48.INT. RUANG KERJA PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Pak Alfian berdiri di depan mejanya sambil bertelefon dengan ekspresi dingin yang tajam.

PAK ALFIAN

Urus semuanya sekarang! Jangan ada yang terlewat!

Pak Alfian menurunkan ponselnya dengan sorot mata tajam.

49.EXT. CINEMA ROOM, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Iki, Egha, Devan mulai keluar dari ruangan. Begitu juga dengan Arbi, namun kemudian tangannya di tahan oleh Jona.

JONA

Bi...

Arbi menoleh, Jona menatap Arbi penuh makna. Arbi tersenyum tulus.

ARBI

Saya baik-baik aja. Bukannya saya juga harus kembali pada kenyataan?

Jona melepaskan tangan Arbi.

ARBI (cont’d)

Kita pastiin ini akan berhasil.

JONA

(Tegas)

Hmp!

Arbi pergi. Jona terdiam sesaat, baru kemudian menyusul keluar.

INTER CUT : 49.A. ROOF DECK/DEPAN CINEMA ROOM, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Jona keluar. Ia melihat Iki yang bersandar di samping pintu seperti sengaja menunggunya. Tapi dengan tak acuh Jona melanjutkan langkah. Iki mengikutinya. Bicara sambil berjalan beriringan

IKI

Gue minta maaf... karena udah salah paham sama lo...

JONA

Ngga perlu... Apa yang gue omongin waktu itu emang yang ada di kepala gue...

Iki tersenyum lebar, menggoda.

IKI

Wooooo...

(Mengacak rambut Jona)

Jadi lo ngga mau ketauan jadi anak baik?

Jona terkejut melihat yang diperbuat Iki padanya. Keduanya berhenti di tempat.

JONA

(Kesal, memaki)

Yaaaaa! bocah tengik, lo lebih muda berapa taun dari gue?!

Iki mengulum bibirnya sambil kemudian mengatupkan kedua tangan seperti biksu, menunduk.

IKI

Maaf kakak tua. Hormat kakak tua.

Jona menggigit bibir kesal sembari mengacungkan tinju ke atas seolah ingin menghajar Iki. Tapi Iki keburu melarikan diri.

50.INT. TANGGA/AREA LANTAI 3, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Egha menuruni tangga. Di belakangnya ada Devan, Arbi, Iki menyosor turun dengan cepat menyusul Arbi dan Devan, berada di belakang Egha, lalu Jona di paling akhir.

Di lantai 3 menuju ke tangga lantai 2, langkah Egha tiba-tiba berhenti, disusul yang lain. Mereka semua sedikit terkejut melihat ke arah depan. Pan to SLS Pak Alfian yang berdiri di koridor ujung menatap tajam Egha dkk.

Egha menoleh tak langsung ke belakang pada teman-temannya.

EGHA

Pergi!

Iki yang berdiri di samping belakangnya mengangguk, lalu pergi. Disusul beruntun oleh Jona, lalu Devan & Arbi.

PAK ALFIAN

Jadi kamu benar-benar melakukannya bersama teman-teman kamu.

Egha terdiam sesaat menatap Pak Alfian.

EGHA

Hmp!

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar