Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Free!
Suka
Favorit
Bagikan
14. Ia yang Tertinggal ; Hampa

73.EXT. HELIPAD. PULAU AREST - SIANG

SLS Helikopter dengan baling-baling yang kencang berputar.

SFX

Suara mesin dan rotor helikopter

LS (H.A) Pak Alfian bersama Egha yang tubuhnya ditahan oleh Pengawas 3. Berjalan cepat menghampiri helikopter.

Di depan heli, pak Alfian memakaikan headphone ke kepalanya yang diberikan oleh pengawalnya. Pengawal yang ke 2 memakaikan headphone ke kepala Egha. Egha yang berusaha melawan, didorong masuk lebih dulu ke dalam heli, Pak Alfian menyusul naik.

INTER CUT : 73.A. LAPANGAN/HELIPAD. PULAU AREST - SIANG

Arbi, Jona, Iki, & Devan yang menggendong Dani berlari kencang terengah ke arah helikopter berada. Mata mereka melotot terkejut.

POV Arbi/dll : Egha yang sudah mengenakan sabuk menatap pasrah ke arah mereka. Pak Alfian menyusul menoleh ke arah mereka. Pintu helikopter ditutup dari luar oleh seorang pengawal berjas hitam.

MCU : Arbi - Jona - Iki - Devan & Dani dengan wajah pucat mereka, (slow motion) menghela nafas berat/terengah.

IKI

(Panik, bergumam)

Egha...

(Meneriakan suara)

EGHAAAAA!!!

Helikopter mulai naik perlahan. Lalu terbang di atas langit

LS (H.A) Arbi dkk mendongak ke atas melihat kepergian

helikopter dengan wajah sedih dan pasrah.

74.EXT. LAPANGAN SEKITAR HELIPAD. PULAU AREST - SIANG

Iki meninju keras wajah Devan, hingga membuat Devan ambruk.

Devan terus menundukan kepalanya. Arbi, juga Jona -yang menutupi mata Dani dengan tangannya- begitu terkejut.

IKI

(Berteriak marah)

Apa yang lo lakuin waktu itu? Apa yang lo lakuin?! Kenapa lo mesti balik lagi, hah?! Lo ngga sadar gara-gara elo Egha jadi ketangkep?!

Iki menghampiri Devan yang masih duduk tergeletak, meremas bajunya hendak menghajarnya lagi. Tapi Arbi buru-buru datang menahan badan Iki. Menariknya menjauh. Iki memberontak dan melepaskan diri dengan kasar.

ARBI

Ngga ada gunanya nyalahin Devan sekarang.

Iki memutar badannya membelakangi Arbi.

Jona membantu Devan bangkit berdiri.

ARBI (cont’d)

(melihat sekilas pada yang lain)

Kita juga pergi!

Arbi menepuk pundak Iki, lalu melangkah pergi, di susul oleh yang lain (Jona memegang bahu Dani).

Iki tertunduk diam, sementara di depannya Arbi dan yang lain sudah melaju. Arbi menoleh ke belakang memeriksa Iki dan kembali berhenti. Ia menghampiri Iki.

ARBI (cont’d)

Ki, kita pergi sekarang!

IKI

Gue ngga mau ninggalin Egha!

ARBI

(Menggeleng)

Ngga ada yang akan ninggalin dia.

(Memegang kedua pundak Iki)

Kuatin hati kamu! Egha udah ngga di sini sekarang. Waktunya kita untuk pergi juga. Untuk bikin rencana baru buat nolongin dia, ok?

Iki mulai menangis, mengusap hidungnya yang ikut basah.

ARBI (cont’d)

Ok?

Iki mengangguk cepat.

ARBI (cont’d)

(Menepuk agak keras pipi Iki)

Bagus...

(Pause)

Ayo...!

LS (H.A) (Back side) Arbi dkk yang melangkah pergi dengan berat.

75.EXT. PELABUHAN/DERMAGA. PULAU AREST - SORE

LS satu kapal layar kecil bertambat di ujung dermaga.

Arbi dkk (Devan menggendong Dani) berjalan cepat menuju ke arah Dermaga.

CU banyak pasang kaki yang berjalan berdatangan silih berganti. Track out, SLS para warga yang sudah memenuhi pelabuhan menutupi dermaga.

BAPAK WARGA #1

Kami ngga akan membiarkan kalian pergi dari sini.

Arbi dkk berhenti, menatap tajam mereka.

ARBI

(Tanpa melihat Jona ke belakang)

Jo...!

Jona maju ke depan, melemparkan pelan sebuah handphone pada bapak tadi. Bapak itu dengan refleks menangkap hp itu.

Sambil mengerutkan dahi melihat isi layar hp.

JONA

Sekarang semuanya udah tersebar di internet... Soal rahasia pulau ini... Jadi sebaliknya kalian ngga menghalangi kami. Atau kalian ingin berurusan dengan polisi.

Para warga yang menutupi dermaga awalnya ragu-ragu, saling melihat ke arah yang lain, namun perlahan kemudian berangsung pindah, membuka jalan.

Arbi menoleh pada teman-temannya dan mengangguk mantap.

LS (H.A) kelima orang itu berjalan di sepanjang dermaga menuju ke kapal dengan Devan yang menggandeng tangan Dani.

Arbi naik duluan ke kapal, disusul Jona, lalu Devan yang membantu Dani naik. MS back side Iki yang terdiam. Ia lalu menoleh ke belakang, ke atas langit, jauh menatap hampa.

SFX

Hembusan angin kencang.

ARBI (OS)

Ki...

Iki menoleh ke depan. Arbi dengan posisi jongkok mengulurkan tangan kanannya pada Iki sambil mengangguk pasti. Iki mengulum bibir dengan mata berkaca-kaca, lalu menyambut tangan Arbi dan naik ke kapal.

ARBI

(Meneriakan suara, pada para warga)

Tolong, kami butuh kapten yang bisa menjalankan kapal.

Warga di sana saling tatap satu sama lain. Hingga tak lama ada satu lelaki paruh baya yang maju berjalan ke dermaga.

ILL. MUSIK

Hampa, menggambarkan kekecewaan yang tersembunyi.

76.EXT. KAPAL LAYAR KECIL. TENGAH LAUTAN - SORE

FS kapal yang berlayar.

Angin bertiup kencang menyapu rambut Arbi yang berdiri menatap jauh ke samudra. Jona berdiri bersandar dan terdiam.

Dani duduk terdiam di samping Devan yang termenung. Iki duduk tak jauh di sekitar mereka, memalingkan wajah dengan mata berkaca-kaca, menahan tangis.

ILL. MUSIK

Menggambarkan kelegaan sekaligus kehampaan jadi satu.

77.EXT/INT. TAXI. JALAN RAYA. BANDUNG - MALAM.

CU kaca jendela mobil di mana wajah kelabu Devan menatap ke arah luar.

DEVAN (VO)

Malam ini saya mengetahui dengan jelas...

LS taxi Devan yang melaju di jalan.

DEVAN

...bahwa kebodohan saya sudah membuat teman saya sendiri menjadi celaka.

Devan tertunduk mengulum bibirnya dengan mata berkaca, merasa bersalah.

DEVAN

Kami sepakat untuk kembali bertemu besok dan datang ke kantor polisi memberitahukan semuanya...

(Pause)

Tapi sebelum itu... kami tentu harus kembali...

Dissolve to

BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION

1. Halaman depan rumah Arbi : Arbi berjalan ke depan teras dengan 1-2 kali menunduk ragu. Ia mengetuk pintu. Pintu dibuka oleh Ibunya. Ibunya menutup mulut terkejut melihat Arbi, tapi kemudian langsung memeluk Arbi sambil menangis haru.

2. Teras depan rumah Jona yang cukup luas : Ibu Jona memeluk Jona dengan haru. Ayahnya tersenyum sambil mengusap kepala Jona yang masih berpeluk dengan ibunya.

3. Taxi/Depan Gedung Perusahaan IT : Dani memberikan jam tangan pada sopir sebagai ongkos. Sopir mengambil dengan ragu-ragu dan menatapnya dengan sedikit bingung. Dani turun dari taxi.

Taxi pergi. Dani menengadah ke atas menatap gedung perusahaan.

4. Depan pintu rumah sederhana Iki : Iki berdiri di depan pintu, menghela nafas sambil mengulum bibir. Ia lalu mengetuk pintu berkali-kali dengan bersemangat. Pintu dibuka oleh ibunya yang terkejut melihatnya, seperti mematung diam, tapi bahagia. Iki langsung merentangan kedua tangannya ke depan meminta peluk. Keduanya berpeluk dengan Iki yang menggoyang-goyangkan tubuhnya dan ibunya dengan penuh semangat.

END MONTAGE

78.EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH DEVAN. BANDUNG - MALAM

Devan menyentuh gerbang halaman rumahnya yang masih terbuka. Ia membukanya hingga terdengar suara decitan.

SFX

Decitan gerbang tua yang terbuka.

Devan mulai berjalan masuk. Di sudut depannya NURA (16) dengan tangan mengambil jemuran sudah menoleh ke belakang. Matanya terkejut, berkaca menatap Devan. Devan mengghela nafas (slow motion), tersenyum bahagia menatap Nura. Nura menutup mulutnya, menangis haru sekaligus tersenyum. Devan langsung berjalan cepat menghampiri Nura, memeluknya. Nura menangis di pelukan Devan sambil meremas lengan baju Devan.

DEVAN (VO)

Pada akhirnya... Tanpa peduli lagi pada taxi yang masih menunggu di luar menagih ongkos, saya hanya memeluk erat adik saya yang kesepian ini. Yang hanya sendirian selama saya menghilang.

LS (H.A) Devan dan Nura yang masih berpeluk, dan di balik

gerbang rumah, ada mobil taksi yang terparkir di sana.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar