Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Free!
Suka
Favorit
Bagikan
11. It's Time to Fight!

51.EXT. HALAMAN BELAKANG, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Jona & Iki berdiri tak jauh dari teras belakang. Memandangi tajam 6 orang pengawal yang mengepung mereka.

Iki menghela nafas kesal.

IKI

Bener-bener buang-buang waktu... Apa harusnya tadi kita lewat depan...?

Iki mendesis menoleh kesal pada Jona.

IKI (cont’d)

Kenapa bukan obat tidur aja yang waktu itu lo masukin?!

JONA

Lo bodoh? Kalo gue ambil obat tidur diem-diem, mereka bakal sadar kaya kejadian sebelumnya...

Iki mengembungkan pipinya.

IKI

(Wajah serius, melihat lawan)

2 menit. Ngga lebih dari 2 menit.

52.INT. TANGGA LANTAI 2/1 / AREA LANTAI 2/1, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Arbi dan Devan berjalan dengan gagah menuruni tangga.

DEVAN

Apa kita bisa ngadepin para pengawal itu?

ARBI

Kamu pikir apa yang udah kita lakuin di sini selama ini?

(Pause)

Diem-diem kita ngembangin kemampuan bela diri dan jadi lebih kuat. Biarpun pada akhirnya mereka curiga dan menutup ruang kebugaran untuk kita.

Devan agak tercengang, berhenti di anak tangga terakhir.

DEVAN

Tapi itukan kalian... Saya baru mulai...

Arbi di lantai 2 menoleh ke belakang pada Devan.

ARBI

Kepala, mata, kaki, serang

area-area itu. Dan kalo kamu

terdesak...

(Melihat ke arah tengah bawah celana Devan)

...serang bagian yang itu...

Devan tersenyum sambil mengangguk paham.

Mereka kembali melaju.

Following (slow motion) MCU Arbi dengan sorot mata tajam ke depan.

ARBI (VO)

Pak Alfian... dia lebih memilih terluka dibanding mengikuti ancaman kami...

Slow motion SLS Arbi dan Devan melaju, mulai menuruni tangga.

ARBI (OS)

Waktu itu... Saat kami mencoba kabur dengan menjadikan Pak Alfian sandera, tangannya terluka karena menahan mata pisau yang di acungkan Egha ke lehernya.

FLASHBACK : 52.A. INT. RUANG TAMU, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Sc. 17.B

CU tangan Pak Alfian yang berdarah, menahan kuat mata pisau yang diacungkan Egha ke lehernya.

OS Arbi : Padahal jelas saat itu ia bisa menahan tangan Egha yang memegang pisau dan bukan malah bagian tajamnya.

Pan to CU tangan Egha yang menggenggam pisau.

OS Arbi : Kami tahu... itu adalah caranya untuk mengganggu konsentrasi kami semua.

Jona, Arbi, & Egha terkejut melihat tangan Pak Alfian yang menahan pisau meneteskan darah.

OS Arbi : Kami bisa aja membiarkannya terluka lebih parah, tapi pada akhirnya...

CU tangan kanan Egha yang terjuntai turun ke bawah (melepaskan pisau) dengan lemas.

Pak Alfian masih memegang pisau di tangannya yang berlumur darah ketika Egha mundur darinya dan menyerah.

Kembali ke Sc. 52

Arbi dan Devan sampai di lantai 1.

ARBI (VO)

Sejak saat itu kami sepakat, untuk pergi dari sini dengan cara yang elegan.

Para pengawas mulai masuk berdatangan.

Arbi dan Devan saling menoleh, saling mengangguk yakin. Keduanya maju menerjang mengacungkan tinju.

ILL MUSIK

Menegangkan, penuh semangat.

53.EXT. HALAMAN BELAKANG, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Iki dengan lihai menghajar lawan. 2 darinya sudah terlihat terkapar.

Jona di sudut lain bergelut dengan seorang pengawal.

Iki menghantam lawan dengan sikutnya dan mengakhiri dengan tinju keras.

LS (H.A) semua musuh yang sudah terkapar.

Iki berbalik melihat Jona.

IKI

4 vs 2. Gue menang telak!

Jona tersenyum miring setengah takjub.

IKI (cont’d)

(Mengangkat kedua jari ke atas sebagai salam perpisahan)

Gue duluan!

Setengah berlari Iki pergi ke luar gerbang yang terbuka.

54.INT. KORIDOR LANTAI 3, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Egha dan Pak Alfian berdiri saling berhadapan dalam jarak sekitar 1.5 meter.

PAK ALFIAN

Kamu ingin bertarung?

EGHA

Saya akan kalah...

Pak Alfian tersenyum.

PAK ALFIAN

Papa penasaran... Berapa lama kamu bisa menahan Papa di sini sementara teman-teman kamu yang lain menjalankan aksinya?

EGHA

Tepat seperti yang diharapkan... Anda yang terbaik... Anda bahkan ngga pernah menyentuh kue yang dibuat Devan...

PAK ALFIAN

Sebetulnya Papa pernah memakan nasi goreng buatan kamu sebelumnya. Apa itu ngga membuat kamu ingin berhenti?

Egha terdiam sesaat.

EGHA

Teri kasih... untuk semuanya. Untuk menyelamatkan nyawa kami. Untuk memberi kami kesempatan hidup kedua.

(Pause)

Tapi apa yang anda lakukan saat ini tetap salah...

(Pause)

Saya akan merasa bersyukur... pernah bertarung dengan orang yang sudah menyelamatkan nyawa saya...

Pak Alfian menghela nafas panjang, dan tersenyum tipis.

Mengangguk kecil.

PAK ALFIAN

Kita mulai!

Egha mengangguk. MCU (following) kaki Egha yang mulai melangkah mantap menghampiri Pak Alfian. Slow motion tangan Egha yang mulai mengepalkan tinju ke depan.

55.INT. RUANG KONTROL/KEAMANAN. PULAU AREST - PAGI

Jona membuka pintu ruangan. Ia masuk ke dalam. Kamera stay menyorot area di luar pintu dimana seorang pengawal terkapar.

Seluruh layar pengawas CCTV mati. Jona mencari-cari ke sekitar mencari jammer.

Ia menyusuri pojok ruangan. Meraba meja, membungkuk ke bawah meja. CU jammer antena 6 di bawah meja. Jona menghela nafas lega.

JONA (VO)

Ketemu!

Jona mengambil jammer itu. Mematikannya. Ia bergegas menghampiri laptop di atas meja.

Layar-layar pengawas CCTV masih mati. Jona mengerutkan dahi kebingungan. Ia mencoba menjalankan laptop tapi tetap mati.

JONA

Udah lewat 1 menit, tapi kenapa masih belum nyala?

Jona tertunduk cemas, lalu tersenyum kecut.

JONA (cont’d)

Jelas mustahil begitu mudahnya...

Jona kembali terdiam. Berpikir serius.

JONA (VO)

Ada lebih dari 1 jammer. Gue harus fokus nyari di radius yang mencakup area ini. Tapi dimana?! Dimana?!

Jona memejamkan mata berpikir.

FLASHES Jona :

1. Sudut tersembunyi di taman belakang

2. Kamar Pak Alfian di lantai 3

3. Ruang kerja Pak Alfian

POV Jona : Hanya hitam (blank)

CU mata Jona yang terbuka cepat, track out, MS Jona yang terdiam dengan sorot mata tajam.

ILL MUSIK

Mendebarkan.

56.EXT. SUDUT JALAN W/DEPAN BASHCAMP PEGAWAI. PULAU AREST - PAGI

Iki menghentikan motor yang dikendarainya. Melihat LS 2 pengawal di depan bashcamp yang mengawal langkah sang Pilot menuju mobil. Iki menghela nafasnya. Mulai menggas motornya.

SFX

Bising motor yang digas

Iki melaju cukup kencang bersama motornya.

CU roda depan motor Iki menubrukan bagian belakang mobil pengawal.

SFX

Benturan kendaraan.

Iki dengan kokoh mendaratkan kaki menahan tubuh dan motornya agar tidak oleng. Kedua pengawal dan sang pilot terkejut melihatnya.

IKI

(Melirik tajam)

Ngga ada yang boleh pergi dari sini saat ini.

Iki mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar hingga membuat kedua matanya hanya seperti garis.

57.INT. KORIDOR LANTAI 3/RUANG KERJA PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST SIANG

MS (side) tubuh Egha yang berbenturan keras dengan dinding ruang kerja di samping pintu (didorong Pak Alfian), Pak Alfian mengunci leher Egha dengan lengannya. Egha mencoba melepaskan diri dengan menarik tangan Pak Alfian dari lehernya tapi gagal. Ia lalu mendorong dagu dan wajah Pak Alfian menjauh dengan kedua tangannya, Pak Alfian mulai terpengaruh/kesulitan, Egha berhasil menarik tubuhnya dari dinding, memutar tubuh Pak Alfian (posisi membelakangi pintu ruang kerja yang terbuka) dan mendorongnya bersama dirinya masuk ke ruang kerjanya dan terjerembab bersama-sama ke lantai. Pak Alfian memutar tubuhnya dan Egha hingga posisinya menduduki Egha, Egha berhasil melawan dengan bangkit menerjang Pak Alfian dengan lutut dan kakinya.

58.EXT. SUDUT JALAN AREA BASHCAMP PEGAWAI. PULAU AREST - SIANG

Iki bergelut lihai dengan seorang pengawal. 1 orang sudah terkapar di jalan.

Iki melakukan tendangan memutar. Pengawal itu pun seketika langsung ambruk.

MCU (back side) Iki, yang sedikit terengah lalu mulai memutar badan dengan senyuman penuh kemenangan.

Sang pilot yang berdiri 2 meter di depannya menatap pucat Iki dan menelan ludah.

59.EXT. SUDUT TAMAN F. PULAU AREST - SIANG

Iki duduk jongkok, baru selesai mengikat sang pilot di sudut pohon tersembunyi dengan mulut pilot yang dilakban. Ia bangkit berdiri, menepuk-nepukan telapak tangannya yang berdebu dan tersenyum lebar.

IKI

Waktunya gue susulin Egha sekarang!

Iki berbalik dan pergi.

60.INT. RUANG HUKUMAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Ruangan gelap. Jona dengan senter di tangannya berdiri di pojok ruangan menyenter lemari dengan posisi aneh karena terbalik. Ia merapat ke dinding menyenter isi lemari. CU jammer 12 antena.

JONA (VO)

Tempat yang tak terpikirkan. Tempat yang paling kami benci...

SLS ruangan gelap dengan salah satu alat pasung yang terlihat karena paparan sinar dari pintu yang terbuka.

JONA (VO) (cont’d)

...justru itu adalah tempat yang paling mungkin untuk menyembunyikan sesuatu.

Jona tersenyum.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar