Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
61.INT. RUANG KERJA PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG
Egha terhempas ke arah meja kerja Pak Alfian, ambruk menjatuhkan barang-barang di atasnya. SLS (back side) Egha yang berusaha bangkit.
PAK ALFIAN
Apa kamu belum menyerah juga?!
Egha yang sudah bangkit menghadap Pak Alfian tersenyum miring dengan silu karena luka di ujung bibirnya.
EGHA
Setelah susah payah sampai sejauh ini?
PAK ALFIAN
Kamu tetap bisa kembali, dan melupakan semua kekacauan yang sudah kamu buat ini. Papa tidak akan mempermasalahkannya.
Egha menatap tajam Pak Alfian. Berjalan agak tergopoh ke arah pintu, mengambil kunci yang masih tergantung di pintu.
Menoleh ke belakang pada Pak Alfian.
EGHA
Saya masih ingin meneruskannya.
62.INT. AREA RUANG TENGAH, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG
Sudut #1 Devan mengayunkan stick golf mengenai kepala seorang pengawal. Pengawal itu ambruk. Devan melirik ke belakang merasakan keberadaan musuh dan kembali mengayunkan stick golf, stick golf ditahan dengan kuat oleh pengawas 5.
Devan mendorongnya lebih keras begitupun pengawal itu. Devan dengan ekspresi kocak lalu melepaskan sticknya, tersenyum ringan pada si pengawas 5 kemudian meninju wajahnya dengan keras.
Sudut #2 Arbi menghindar dari tinju musuh dan giliran menyarangkan tinju di wajah musuh itu. Pengawal lain menyerangnya dari belakang. Arbi roboh. Pengawal itu meninju Arbi yang terbaring di lantai. Berikutnya Arbi berhasil menahan tangan pengawal itu dengan sekuat tenaga.
CU Arbi yang menahan serangan si pengawal dengan kepayahan.
Pengawal yang hendak menyerangnya lagi tiba-tiba ditarik dari belakang oleh seseorang. MS Jona yang menarik si pengawal, mendaratkan tinjunya di wajah si pengawal dua kali hingga ambruk. Arbi yang masih terbaring di lantai tersenyum melihat Jona. Jona menyodorkan tangannya, membantu Arbi bangun.
ARBI
Thanks!
Jona tersenyum kecil.
Iki masuk dengan menghajar seorang pengawal yang kemudian terkapar.
Iki melihat pada Jona dan tersenyum.
IKI
Ternyata selain rese, lo juga bisa diandelin...
(Pause, menunjukan layar hp
yang diambil dari dalam saku
celananya ke depan)
Beritanya udah menyebar.
Devan dan Arbi langsung tersenyum sumringah.
JONA
Bukan gue... Belum gue lakuin.
IKI
(Tercengang)
Hah?!
(Pause)
Terus... ini... perbuatan siapa?
INSERT : 62.A. KAMAR PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG
CU punggung laptop yang terbuka, zoom out to SLS Dani yang duduk di pinggir ranjang dengan laptop di pangkuannya.
Menarik pandangannya dari layar laptop dengan tatapan dingin.
63.INT. RUANG KERJA PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG
Egha berdiri di dekat pintu menatap Pak Alfian
EGHA
(Menunjukan kunci ruangan pada Pak Alfian)
Kebiasaan lama ngga pernah berubah.
Pak Alfian menatap Egha, lalu melirik ke sisi kanannya (belum selesai melirik ke tujuan sudah diinterupsi Egha)
EGHA (cont’d)
Kebetulan saya juga sudah mengambil duplikatnya.
Egha menunjukan kunci yang satunya pada Pak Alfian. Pak Alfian menatapnya tajam.
PAK ALFIAN
Kamu sengaja jatuh untuk mengambilnya?
FLASHBACK : 63.A. INT. RUANG KERJA PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA PULAU AREST - SIANG
Sc. 61. Egha yang begitu terhempas ke meja Pak Alfian, CU cangkir hias berisi pasir yang ikut terseret jatuh ke lantai. Egha ambruk, CU telapak tangan Egha mengatup di lantai menutupi kunci (dalam posisi memunggungi Pak Alfian). Ia bangkit sambil mengambil dan menyembunyikannya ke dalam saku depan celananya.
Kembali ke Sc. 63
Egha hanya diam untuk beberapa saat.
EGHA
Saya akan pergi sekarang...
(pause)
Tolong... turun dari jendela dengan hati-hati...
Egha tersenyum tipis sambil menunduk kecil (menghormat) lalu meninggalkan ruangan dengan langsung menutup pintu.
POV Pak Alfian : Pintu kamar yang tertutup
Terdengar pintu yang dikunci dari luar.
SFX
Ceklekan kunci
Pak Alfian dengan posisi kedua tangan yang dijejalkan ke saku celana, memalingkan wajah sambil tersenyum tak percaya.
64.INT. AREA LANTAI 3, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG
Egha berjalan menuju tangga. Suara kaki yang seperti di seret terdengar
SFX
Sandal yang bergesekan dengan lantai.
Egha menoleh ke belakang. Dani berdiri di balik pintu kamar Pak Alfian. Mata Egha membulat kaget.
Terdengar suara langkah kaki cepat dari arah tangga.
Iki yang baru naik dari tangga berdiri di belakang Egha.
IKI
Gha...!
Iki melihat Dani dan ikut terkejut.
EGHA
Kamu... udah bisa jalan?
65.INT. TANGGA/AREA LANTAI 1, KEDIAMA UTAMA. PULAU AREST - SIANG
Egha berjalan menuruni tangga sambil menggendong Dani di punggungnya. Ada Iki yang berjalan duluan di depannya.
EGHA
Bukannya Kakak udah bilang kamu harusnya tunggu di kamar sambil kunci pintu?
DANI
Itu yang saya lakuin dari tadi...
EGHA
Nunggu di kamar Pak Alfian?
DANI
Kamar lawan adalah tempat yang paling aman untuk bersembunyi.
Egha tersenyum geli sekaligus tak menyangka. Mereka sampai di lantai 1.
EGHA
(Melirik Dani ke belakang)
Apa usia kamu bener-bener 10 tahun?
IKI
Tapi gimana ceritanya kamu bisa dapetin laptop itu?
Egha berjongkok menurunkan Dani.
EGHA
Kayanya Pak Alfian punya Laptop cadangan di kamarnya...
Iki mengangguk paham dan kembali tersenyum lebar.
IKI
Yang penting semuanya udah tersebar luas di internet. Dan Pak Alfian akan kesulitan untuk terus menahan kita di sini.
EGHA
Tapi ini belum selesai.
Arbi, Jona dan Devan datang menghampiri.
ARBI
Keliatannya ngga ada kendaraan yang bisa kita pake di luar...
EGHA
Ini pasti perintahnya Pak Alfian buat bawa pergi semua kendaraan jauh dari kita...
(Pause, melihat Iki)
Ki?
Iki tersenyum pada Egha, merogoh saku celananya mengeluarkan kunci mobil dari dalam sana, menunjukan pada teman-temannya dengan senyuman lebar.
IKI
Beres!
Mereka menganga takjub/tersenyum girang tak percaya.
DEVAN
Waah...!
ARBI
Kamu parkir di depan?
Iki menggeleng.
IKI
Masih di taman.
JONA
(Kaget)
Hah?!
IKI
Gimana gue mo bawa ke sini, orang gue cuma bisa... mo-tor...
Sesaat semua tercengang, tapi kemudian tertawa/tersenyum geli.
IKI (cont’d)
(Melirik kesal semuanya, bergumam)
Ngga ada rasa syukur...
ARBI
(Berusaha berhenti tersenyum)
Sorry, sorry, sorry...
JONA
Kenapa lo ngga suruh orang yang lo palak mobilnya buat bawa ke sini sekalian?
IKI
Udah keburu pingsan gue pukul.
ARBI
Udah-udah, kita udah ngga ada waktu lagi, ayo ke sana sekarang!
Semua menimpali dengan anggukan. Dan mulai berlari ke luar rumah (Arbi menggendong Dani) melewati para pengawal yang terkapar di lantai.
66.EXT. JALAN/SEKITAR KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG
Egha, Iki, Jona, Arbi + Dani, & Devan berlari menuju ke arah taman. CU langkah kaki Devan yang berhenti mendadak di tengah jalan. Dengan pucat Devan mulai meraba lehernya, mulai panik.
FLASHBACK : 66.A. INT. RUANG TAMU/SEKITARNYA, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI
Devan terbaring di lantai kepayahan menahan serangan pengawas 5 yang menduduki tubuhnya. Dengan usaha keras Devan berusaha mengangkat tubuhnya menghajar pengawas 5 dengan tinjunya. CU tangan pengawas 5 yang meremas baju Devan terlepas namun turut menarik kalung Devan dan tersungkur.
Kembali ke Sc. 66
Mata Devan membulat tersadar sambil menarik nafas dan berbalik memutar arah.
67.INT. RUANG TAMU/SEKITARNYA, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG
Devan masuk dan berhenti di depan pintu. Ia melihat beberapa pengawal Pak Alfian yang masih terkapar di lantai. Matanya dengan cepat mencari-cari ke sekitar lantai. Ia berjalan ke
sudut-sudut, membungkuk mencari. Mata Devan membulat melihat ke sudut lain di depannya. Ia lekas menghampiri. CU tangan Devan yang menggapai kalung liontin yang tergeletak di sudut.
Devan menggenggamnya ke dada, menutup mata sambil tersenyum lega.
CU Devan yang membuka matanya dengan sedikit sentakan. Ia melirik curiga ke belakang, menoleh secara tak langsung ke belakang, pelan. Zoom out to SLS Devan, di balik
punggungnya, MS kaki pengawas bercelana hitam (pengawas 3).
ILL MUSIK
Mendebarkan.