Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Free!
Suka
Favorit
Bagikan
12. Success vs Carelessness

61.INT. RUANG KERJA PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Egha terhempas ke arah meja kerja Pak Alfian, ambruk menjatuhkan barang-barang di atasnya. SLS (back side) Egha yang berusaha bangkit.

PAK ALFIAN

Apa kamu belum menyerah juga?!

Egha yang sudah bangkit menghadap Pak Alfian tersenyum miring dengan silu karena luka di ujung bibirnya.

EGHA

Setelah susah payah sampai sejauh ini?

PAK ALFIAN

Kamu tetap bisa kembali, dan melupakan semua kekacauan yang sudah kamu buat ini. Papa tidak akan mempermasalahkannya.

Egha menatap tajam Pak Alfian. Berjalan agak tergopoh ke arah pintu, mengambil kunci yang masih tergantung di pintu.

Menoleh ke belakang pada Pak Alfian.

EGHA

Saya masih ingin meneruskannya.

62.INT. AREA RUANG TENGAH, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Sudut #1 Devan mengayunkan stick golf mengenai kepala seorang pengawal. Pengawal itu ambruk. Devan melirik ke belakang merasakan keberadaan musuh dan kembali mengayunkan stick golf, stick golf ditahan dengan kuat oleh pengawas 5.

Devan mendorongnya lebih keras begitupun pengawal itu. Devan dengan ekspresi kocak lalu melepaskan sticknya, tersenyum ringan pada si pengawas 5 kemudian meninju wajahnya dengan keras.

Sudut #2 Arbi menghindar dari tinju musuh dan giliran menyarangkan tinju di wajah musuh itu. Pengawal lain menyerangnya dari belakang. Arbi roboh. Pengawal itu meninju Arbi yang terbaring di lantai. Berikutnya Arbi berhasil menahan tangan pengawal itu dengan sekuat tenaga.

CU Arbi yang menahan serangan si pengawal dengan kepayahan.

Pengawal yang hendak menyerangnya lagi tiba-tiba ditarik dari belakang oleh seseorang. MS Jona yang menarik si pengawal, mendaratkan tinjunya di wajah si pengawal dua kali hingga ambruk. Arbi yang masih terbaring di lantai tersenyum melihat Jona. Jona menyodorkan tangannya, membantu Arbi bangun.

ARBI

Thanks!

Jona tersenyum kecil.

Iki masuk dengan menghajar seorang pengawal yang kemudian terkapar.

Iki melihat pada Jona dan tersenyum.

IKI

Ternyata selain rese, lo juga bisa diandelin...

(Pause, menunjukan layar hp

yang diambil dari dalam saku

celananya ke depan)

Beritanya udah menyebar.

Devan dan Arbi langsung tersenyum sumringah.

JONA

Bukan gue... Belum gue lakuin.

IKI

(Tercengang)

Hah?!

(Pause)

Terus... ini... perbuatan siapa?

INSERT : 62.A. KAMAR PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

CU punggung laptop yang terbuka, zoom out to SLS Dani yang duduk di pinggir ranjang dengan laptop di pangkuannya.

Menarik pandangannya dari layar laptop dengan tatapan dingin.

63.INT. RUANG KERJA PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Egha berdiri di dekat pintu menatap Pak Alfian

EGHA

(Menunjukan kunci ruangan pada Pak Alfian)

Kebiasaan lama ngga pernah berubah.

Pak Alfian menatap Egha, lalu melirik ke sisi kanannya (belum selesai melirik ke tujuan sudah diinterupsi Egha)

EGHA (cont’d)

Kebetulan saya juga sudah mengambil duplikatnya.

Egha menunjukan kunci yang satunya pada Pak Alfian. Pak Alfian menatapnya tajam.

PAK ALFIAN

Kamu sengaja jatuh untuk mengambilnya?

FLASHBACK : 63.A. INT. RUANG KERJA PAK ALFIAN, KEDIAMAN UTAMA PULAU AREST - SIANG

Sc. 61. Egha yang begitu terhempas ke meja Pak Alfian, CU cangkir hias berisi pasir yang ikut terseret jatuh ke lantai. Egha ambruk, CU telapak tangan Egha mengatup di lantai menutupi kunci (dalam posisi memunggungi Pak Alfian). Ia bangkit sambil mengambil dan menyembunyikannya ke dalam saku depan celananya.

Kembali ke Sc. 63

Egha hanya diam untuk beberapa saat.

EGHA

Saya akan pergi sekarang...

(pause)

Tolong... turun dari jendela dengan hati-hati...

Egha tersenyum tipis sambil menunduk kecil (menghormat) lalu meninggalkan ruangan dengan langsung menutup pintu.

POV Pak Alfian : Pintu kamar yang tertutup

Terdengar pintu yang dikunci dari luar.

SFX

Ceklekan kunci

Pak Alfian dengan posisi kedua tangan yang dijejalkan ke saku celana, memalingkan wajah sambil tersenyum tak percaya.

64.INT. AREA LANTAI 3, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Egha berjalan menuju tangga. Suara kaki yang seperti di seret terdengar

SFX

Sandal yang bergesekan dengan lantai.

Egha menoleh ke belakang. Dani berdiri di balik pintu kamar Pak Alfian. Mata Egha membulat kaget.

Terdengar suara langkah kaki cepat dari arah tangga.

Iki yang baru naik dari tangga berdiri di belakang Egha.

IKI

Gha...!

Iki melihat Dani dan ikut terkejut.

EGHA

Kamu... udah bisa jalan?

65.INT. TANGGA/AREA LANTAI 1, KEDIAMA UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Egha berjalan menuruni tangga sambil menggendong Dani di punggungnya. Ada Iki yang berjalan duluan di depannya.

EGHA

Bukannya Kakak udah bilang kamu harusnya tunggu di kamar sambil kunci pintu?

DANI

Itu yang saya lakuin dari tadi...

EGHA

Nunggu di kamar Pak Alfian?

DANI

Kamar lawan adalah tempat yang paling aman untuk bersembunyi.

Egha tersenyum geli sekaligus tak menyangka. Mereka sampai di lantai 1.

EGHA

(Melirik Dani ke belakang)

Apa usia kamu bener-bener 10 tahun?

IKI

Tapi gimana ceritanya kamu bisa dapetin laptop itu?

Egha berjongkok menurunkan Dani.

EGHA

Kayanya Pak Alfian punya Laptop cadangan di kamarnya...

Iki mengangguk paham dan kembali tersenyum lebar.

IKI

Yang penting semuanya udah tersebar luas di internet. Dan Pak Alfian akan kesulitan untuk terus menahan kita di sini.

EGHA

Tapi ini belum selesai.

Arbi, Jona dan Devan datang menghampiri.

ARBI

Keliatannya ngga ada kendaraan yang bisa kita pake di luar...

EGHA

Ini pasti perintahnya Pak Alfian buat bawa pergi semua kendaraan jauh dari kita...

(Pause, melihat Iki)

Ki?

Iki tersenyum pada Egha, merogoh saku celananya mengeluarkan kunci mobil dari dalam sana, menunjukan pada teman-temannya dengan senyuman lebar.

IKI

Beres!

Mereka menganga takjub/tersenyum girang tak percaya.

DEVAN

Waah...!

ARBI

Kamu parkir di depan?

Iki menggeleng.

IKI

Masih di taman.

JONA

(Kaget)

Hah?!

IKI

Gimana gue mo bawa ke sini, orang gue cuma bisa... mo-tor...

Sesaat semua tercengang, tapi kemudian tertawa/tersenyum geli.

IKI (cont’d)

(Melirik kesal semuanya, bergumam)

Ngga ada rasa syukur...

ARBI

(Berusaha berhenti tersenyum)

Sorry, sorry, sorry...

JONA

Kenapa lo ngga suruh orang yang lo palak mobilnya buat bawa ke sini sekalian?

IKI

Udah keburu pingsan gue pukul.

ARBI

Udah-udah, kita udah ngga ada waktu lagi, ayo ke sana sekarang!

Semua menimpali dengan anggukan. Dan mulai berlari ke luar rumah (Arbi menggendong Dani) melewati para pengawal yang terkapar di lantai.

66.EXT. JALAN/SEKITAR KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Egha, Iki, Jona, Arbi + Dani, & Devan berlari menuju ke arah taman. CU langkah kaki Devan yang berhenti mendadak di tengah jalan. Dengan pucat Devan mulai meraba lehernya, mulai panik.

FLASHBACK : 66.A. INT. RUANG TAMU/SEKITARNYA, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - PAGI

Devan terbaring di lantai kepayahan menahan serangan pengawas 5 yang menduduki tubuhnya. Dengan usaha keras Devan berusaha mengangkat tubuhnya menghajar pengawas 5 dengan tinjunya. CU tangan pengawas 5 yang meremas baju Devan terlepas namun turut menarik kalung Devan dan tersungkur.

Kembali ke Sc. 66

Mata Devan membulat tersadar sambil menarik nafas dan berbalik memutar arah.

67.INT. RUANG TAMU/SEKITARNYA, KEDIAMAN UTAMA. PULAU AREST - SIANG

Devan masuk dan berhenti di depan pintu. Ia melihat beberapa pengawal Pak Alfian yang masih terkapar di lantai. Matanya dengan cepat mencari-cari ke sekitar lantai. Ia berjalan ke

sudut-sudut, membungkuk mencari. Mata Devan membulat melihat ke sudut lain di depannya. Ia lekas menghampiri. CU tangan Devan yang menggapai kalung liontin yang tergeletak di sudut.

Devan menggenggamnya ke dada, menutup mata sambil tersenyum lega.

CU Devan yang membuka matanya dengan sedikit sentakan. Ia melirik curiga ke belakang, menoleh secara tak langsung ke belakang, pelan. Zoom out to SLS Devan, di balik

punggungnya, MS kaki pengawas bercelana hitam (pengawas 3).

ILL MUSIK

Mendebarkan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar