Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMS AND LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
16. Scene 197-223

197. INT. DALAM GEDUNG TURNAMEN TINJU – AREA PENONTON – PAGI 

Riki terlihat sangat bersemangat.

Dia yakin Deni bisa mengalahkan Lewis.

Riki kemudian melihat Hana.

Tampak Hana hanya diam.

 

RIKI

Hana, kamu kenapa?

 

HANA

Nggak papa(wajah khawatir dan cemas).

 

Riki tau Hana mencemaskan Deni.

 

RIKI

Tenang aja, nggak akan kenapa-napa si Deni. Dia udah siapin ini dari lama.

 

HANA

Iya.


Hana mencoba tenang. 

CUT TO

198. INT. DALAM RING 

MC menyambut semua orang yang hadir di turnamen ini.

Setelah itu MC memanggil Deni.

 

MC

Kita sambut, dari sudut biru, Deenii!

 

Deni berjalan menuju ring bersama Rio.

Deni naik ke ring dengan penuh percaya diri.

Rio terus memberi semangat di samping ring.

Deni sudah sangat yakin dengan latihannya selama ini.

 

MC

Selanjutnya, dari sudut merah, kita sambut yang meriaah... Lee... Wiiisss!

 

Penonton bergemuruh.

Lewis berjalan menuju ring bersama Yuda dan Toni.

Setelah itu Lewis naik ke atas ring dengan tatapan tajam kearah Deni.

CUT TO

199. INT. AREA PENONTON

Hana semakin cemas.

CUT TO

200. INT. DALAM RING

 

WASIT

Kedua petarung, silahkan mendekat.

 

Lewis terus menatap Deni.

Begitupun sebaliknya.

 

WASIT

Tolong ikuti peraturan yang ada. Jangan ada yang melakukan hal-hal yang di dilarang, atau kalian akan didiskualifikasi. Kalian paham?

 

Deni dan Lewis masih saling tatap dengan tajam.

 

WASIT

Anda(Deni) siap?

 

Deni menganggukkan kepala.

 

WASIT

Anda(Lewis) siap?

 

Lewis menghiraukan wasit.

 

WASIT

Bersiap, fight!

 

ACT 1 

Lewis dan Deni memulai pertandingan dengan perlahan.

Mereka tidak ingin terburu-buru.

Mereka sangat berhati-hati.

Tak lama Deni mencoba melayangkan beberapa pukulan.

Lewis berhasil menghindar dengan mudah.

Lewis terlihat sangat meremehkan Deni.

Setelah itu Lewis memberikan beberapa pukulan ke arah Deni.

Deni berhasil menangkis.

Kemudian, satu pukulan Lewis mengenai wajah Deni.

Deni masih bertahan.

Pertarungan mulai lebih agresif.

Deni dan Lewis terus memberikan pukulan demi pukulan mereka.

CUT TO(area penonton)

Hana tidak sanggup melihat.

Dia menutup matanya.

Sedangkan Riki terus memberi semangat ke Deni.

 

RIKI

Ayo Den, hajar! Kasih paham tuh orang!

 

CUT TO

201. INT. DALAM RING

Deni melayangkan satu pukulan keras.

Lewis berhasil menangkis.

Dengan cepat Lewis membalas pukulan Deni.

Lagi-lagi pukulan Lewis mengenai wajah Deni.

Deni hampir saja terjatuh.

Lewis semakin gencar melepaskan pukulan.

Deni terus bertahan.

CUT TO

202. INT. BANGKU PENONTON

Hana coba melihat jalannya pertandingan.

Namun, dia tak sanggup.

Hana melihat Deni terkena pukulan demi pukulan.

 

HANA

Rikii, udah suruh Deni berhenti(Menarik-narik baju Riki)...

 

RIKI

Eh, Hana. Aduh... Tenang dulu. Hei hei.

 

JUMP CUT TO 

Beberapa menit kemudian, ronde satu selesai.

Lewis langsung duduk disudut ring.

Sementara Deni duduk disudut ring lainnya.

Rio menghampiri Deni.

(SUDUT 1)

 

RIO

Den, jangan terlalu bertahan. Coba lebih agresif. Kasih dia beberapa pukulan.

 

DENI

Iya. Gue coba.

 

RIO

Cari cela buat lepasin pukulan.

  

CUT TO

(SUDUT 2)

Lewis terlihat tidak lelah sama sekali.

 

YUDA

Bro, kok nggak lu selesaiin satu ronde??

 

LEWIS

Udah lo lihat aja.

 

YUDA

Oh, oke. Bro, tadi gue lihat ada Hana disana(menunjuk ke bangku penonton). Kayaknya dia dateng bareng Deni.

 

LEWIS

Baguslah. Gue emang pingin Hana lihat ini. Sekalian gue buat malu si Deni di depan Hana.

 

CUT TO

(SUDUT 1) 

Ronde ke 2 dimulai.

Deni bersiap kembali bertarung.

 

RIO

Ayo Den, semangat.

  

Rio sangat yakin Deni akan memenangkan pertarungan ini.

Deni dan Lewis sudah siap kembali bertarung.

CUT TO

 

WASIT

Bersiap, fight!

 

ACT 2 

Pertandingan kembali berlanjut.

Kali ini Lewis langsung menyerang Deni.

Deni mencoba bertahan.

Lewis mulai menunjukkan teknik andalannya.

Pukulan demi pukulan dia layangkan ke Deni.

Deni bertahan dengan kedua tangannya.

Dia berusaha keluar dari tekanan Lewis.

Deni menghindar.

Setelah itu Deni mencoba membalas pukulan Lewis.

Namun Lewis kembali menyudutkan Deni.

Deni kembali hanya bisa bertahan.

CUT TO

203. INT. AREA PENONTON

Hana meneteskan air mata.

Dia menutup mata dan telinganya.

Dia benar-benar tidak sanggup menonton pertandingan ini.

 

RIKI

Ayo Deen! Hajar Deen!!(Teriak)

 

Riki terus menyemangati Deni.

CUT TO

204. INT. DALAM RING

Deni menghindari serangan Lewis.

Deni mencoba menyerang Lewis.

Lewis berhasil menangkis.

Lagi dan lagi Lewis menyerang Deni dengan beberapa pukulan.

Deni bertahan sekuat tenaga.

JUMP CUT TO 

Tak lama kemudian, ronde 2 selesai.

Deni dan Lewis istirahat.

CUT TO(bangku penonton) 

Wajah Deni mulai memar.

Kali ini Riki menghampiri Deni.

 

RIKI

Hana, gue ke Deni dulu. Mau ikut gak?


HANA

Nggak mau. Aku disini aja(tak sanggup melihat Deni).

 

DENI

Yaudah tunggu bentar ya.

 

CUT TO

(Sudut 1)


RIKI

Den, lo masih kuat?

 

DENI

Masih. Hana mana?

 

RIKI

Disana(menunjuk kearah bangku penonton). Tadi gue ajak kesini nggak mau.

 

DENI

Yaudah, lo jagain aja Hana. Gue harus selesaiin ini. Gue harus kalahin Lewis.

 

Deni kembali berdiri.

Dia bersiap melawan Lewis kembali dengan penuh semangat.

Riki balik ke bangku penonton.

CUT TO

Lewis dan Deni bersiap melanjutkan pertarungan.

Tampak Deni mulai sedikit pusing.

 

WASIT

Bersiap, fight!

 

ACT 3

Lewis langsung melayangkan beberapa pukulan ke Deni.

Deni berhasil menghindar.

Dia membalas pukulan Lewis.

Lewis menangkisnya.

Deni terus menyerang.

CUT TO

205. INT. AREA PENONTON

Hana masih tak mau melihat.

 

HANA

Riki, udah selesai belum siih...?? Kasihan Denii(sangat cemas).

 

RIKI

Belum. Bentar lagi.

 

HANA

Haduuh...

 

CUT TO

206. INT. DALAM RING 

Deni terus melepaskan pukulan ke Lewis.

Lewis coba membalas pukulan Deni.

Pertarungan terjadi sangat sengit.

Kemudian Lewis melayangkan satu pukulan keras.

Pukulan itu tepat mengenai wajah Deni.

Deni terjatuh.

Wasit menghampiri Deni

Dia mencoba melihat keadaan Deni.

Wasit kemudian mulai menghitung mundur.

 

WASIT

10, 9, 8, 7...

 

Deni bangkit.

 

WASIT

Lihat saya. Anda masih sanggup??

 

Deni menganggukkan kepala.

Pertandingan kembali berjalan.

Hanya beberapa detik kemudian, ronde 3 selesai.

Deni dan Lewis kembali duduk di sudut masing-masing.

CUT TO

(Sudut 2)

 

YUDA

Bro, kok sampai ronde 3?

 

LEWIS

Sialan, kuat juga tuh anak. 

 

YUDA

Mending lu habisin sekarang bro. Bahaya kalo gini terus.


LEWIS

Apasih, udah lu lihat aja. Diem.


YUDI

Oke bro, sorry.

 

Lewis mulai kesal dengan Deni sebab bisa bertahan hingga ronde ke 4.

CUT TO

(Sudut 1)

Kali ini Riki bersama Hana menghampiri Deni.

 

HANA

Deni...

 

Hana melihat wajah Deni lebam-lebam.

Deni juga tampak lemas.

Hana meneteskan air mata.

Dia tak tega melihat Deni seperti ini. 

 

DENI

Hei, Hana. Tunggu bentar ya, hampir menang ini(mencoba tersenyum sambil menahan sakit).

 

Hana tidak bisa berkata-kata lagi.

Riki pun tidak menyangka sahabatnya itu akan seperti ini.

Ronde ke 4 siap dimulai.

 

DENI

Hana, aku lanjut dulu(mengusap air mata Hana). Tunggu bentar ya.

 

RIO

Den, jangan dipaksain. Nggak baik.

 

DENI

Rio, gue udah janji bakal menangin turnamen ini. Lo percaya kan gue bisa.

 

RIO

(Menghela nafas). Iya.

 

HANA

Deni...(Sangat khawatir).

 

Deni kemudian berdiri.

Dia memegang tangan Hana sembari tersenyum.

Lalu Deni bersiap melanjutkan ronde ke 4.

Sementara Riki dan Hana kembali ke bangku penonton.

207. INT. DALAM GEDUNG TURNAMEN TINJU – SIANG 

Wasit memanggil Deni dan Lewis untuk mendekat.

 

 

WASIT

Bersiap, fight!

 

ACT 4 

Kali ini Deni dan Lewis kembali lebih berhati-hati.

Deni coba mengumpulkan sisa-sisa tenaganya.

Setelah itu dia melepaskan beberapa pukulan ke Lewis.

Lewis menghindar.

Dia mencari momen untuk melepaskan pukulan keras.

Pukulan demi pukulan kecil dilancarkan ke Deni.

Lewis mengincar wajah Deni.

Tak lama kemudian, Lewis melakukan gerakan menipu dengan pukulannya.

Dan gerakannya berhasil.

Deni tertipu.

Dia terkena pukulan Lewis dengan telak di wajah.

Dia kembali terjatuh.

 

WASIT

10, 9, 8...

 

CUT TO

208. INT. BANGKU PENONTON

 

RIKI

Den! Bangun Deen!

 

HANA

Denii...(Semakin khawatir).

 

CUT TO

209. INT. DALAM RING 

 

WASIT

7, 6, 5, 4, 3...

 

Deni melihat kearah Hana.

Dia tau Hana sangat khawatir saat ini.

Deni berusaha berdiri.

Dengan sisa-sisa tenaganya, Dia berusaha melawan balik Lewis.

 

WASIT

Lihat saya, lihat saya. Anda masih sanggup?

 

DENI

Ya...(Wajahnya lebam)

 

Wasit memutuskan melanjutkan pertarungan.

 

WASIT

Bersiap, fight!

 

Lewis semakin lincah bergerak.

Deni mulai merasa sedikit pusing.

Deni mencoba bertahan.

 

DENI(V.O)

Gue nggak boleh nyerah, gue harus menang!

 

Deni mulai kembali bersemangat.

Dia menahan semua rasa sakitnya.

Sementara Lewis sangat agresif menyerang.

Dia ingin segera menyelesaikan pertarungan ini dengan kemenangan.

Deni terpojok.

Dia coba bertahan.

Namun, satu pukulan Lewis meleset.

Deni mendapat momen yang pas untuk melepaskan pukulan.

Dia langsung melepaskan tiga pukulan keras ke wajah Lewis.

Lewis jatuh.

CUT TO

210. BANGKU PENONTON

Riki semakin bersemangat melihat Deni berhasil membuat Lewis terjatuh.


RIKI

Hana, coba lihat. Menang ini si Deni.


Hana coba kuat melihat.

CUT TO

211. RING TINJU

Lewis mulai pusing.

Dia coba kembali berdiri.

Wasit melanjutkan pertarungan.

Lewis mulai tidak fokus.

Deni melancarkan beberapa pukulan ke Lewis.

Lewis bertahan.

Namun, beberapa pukulan Deni berhasil mengenai wajah dan perut Lewis.

Satu pukulan telak mengarah ke wajah Lewis.

Lewis terjatuh.

Kali ini dia tak sadarkan diri.

Wasit mengecek keadaan Lewis.

Wasit memutuskan menghentikan pertarungan.

Deni berhasil mengalahkan Lewis.

Suara penonton bergemuruh meneriakkan nama Deni.

Rio langsung naik keatas ring.

CUT TO

212. BANGKU PENONTON

Riki tak menyangka temannya itu berhasil menjadi pemenang.

Dia mengajak Hana menghampiri Deni.


RIKI

Hana ayo.


CUT TO

213. ATAS RING

Deni nampak sangat senang.

Dia berteriak sekencang-kencangnya.

Sementara Hana lega pertarungan telah usai.


RIKI

Den, gila lo. Keren.

 

Riki sangat bangga dengan Deni.

Begitupun Rio.

Deni melihat Hana yang tampak habis menangis selama dia bertarung.

 

DENI

Hana.

 

Hana memukul lengan Deni.


DENI

Aduh. Kok dipukul.


Hana kemudian memeluk Deni.

Deni sangat bahagia.

 

RIKI

He, muka lo bonyok Den.

 

DENI

Namanya juga tinju, ya gini resikonya. Udah lo rekam kan tadi?

 

RIKI

Udah, aman.

 

DENI

Bagus.

 

CUT TO

214. INT. BANGKU PENONTON – SIANG 

Semua penonton telah pergi.

Hana, Rio, Riki dan Deni duduk.

Hana mengobati luka Deni.

 

DENI

Aa!(Kesakitan)

 

HANA

Ih Deni. diem dulu, aku obatin lukanya.

 

DENI

Iya iya. Tapi pelan-pelan ya. Sakit.

 

Deni kemudian memandang wajah Hana.

Dia tersenyum.

Riki masih sibuk dengan hasil rekamannya.

 

RIO

Den, selamat. Gak sia-sia lo latihan selama ini.

 

DENI

Iya. Ini juga berkat lo yang ngebolehin gue latihan di sasana tinju milik lo.

 

RIO

Enggak lah. Yang pasti, ini semua karena kerja keras lo. Yaudah, gue balik dulu. Oh iya, kalo lo mau latihan lagi di sasana tinju gue, silahkan. Tapi nanti dulu, tunggu luka lo sembuh.

 

DENI

Iya, makasih.

 

Rio pergi.

Tak lama, Lewis dan 3 temannya datang.

Lewis menghampiri Deni.

Riki langsung tersulut emosi.

 

RIKI

Ngapain lo kesini!? Nggak terima kalah??

 

HANA

Riki, kok emosi. Sabar dong.

 

RIKI

Ya habisnya mukanya(nunjuk Yuda), kayak gitu.

 

YUDA

Lah, kenapa muka gue?

 

RIKI

Muka lu ngeselin.

 

HANA

Riki udah.

 

Lewis hanya diam.

  

DENI

Rik, tenang dulu.

 

Lewis mengulurkan tangannya.

 

LEWIS

Selamat. Gue akuin gue kalah.

 

Deni menjabat tangan Lewis.

 

DENI

Makasih.

 

Lewis dan 2 temannya kemudian pergi.

 

HANA

Deni, hadiahnya mana? Emangnya gadapet ya?

 

DENI

Dapet dong. Habis ini aku urus semua.

 

HANA

Ooh.

 

RIKI

Wah traktiran nih kayaknya.


DENI

Iya tenang aja. Gue traktir ntar.

 

RIKI

Nah, gitu dong.

 

HANA

Aku es krim ya.

 

DENI

Iyaa(tersenyum bahagia).

 

RIKI

Yaudah ayo balik, gue mau upload rekaman kemenangan lo. Biar orang tau kalo lo(Deni) udah berhasil ngalahin si Lewis.

 

DENI

Ide bagus. Yaudah, gue anterin Hana pulang dulu.

 

RIKI

Ok ok. Gue tunggu di kafe.

 

DENI

Siap.

 

HANA

Riki, hati-hati ya. Dadah.

 

Riki pergi.

Tak lama kemudian, Hana dan Deni pergi.  

CUT TO

215. EXT. DEPAN GERBANG RUMAH HANA 

Hana turun dari motor. 

 

DENI

Hana, makasih ya udah mau dateng ke pertandingan. Meskipun kamu nutup mata terus.

 

HANA

Ya lagian kamu juga, ngapain ikutan tinju segala. Aku kan jadi nggak tega lihat kamu dipukulin. Pokoknya, setelah ini aku nggak mau lagi lihat kamu ikut turnamen tinju kayak gitu. Titik.

 

DENI

Iya enggak. Ini terakhir.

 

HANA

Janji?

 

DENI

Janji.

 

HANA

Yaudah. Makasih ya udah anterin pulang.

 

DENI

Sama-sama. Aku pulang dulu, dadah.

 

Deni tersenyum.

Dia kemudian pergi.

 

HANA

Dadah, hati-hati. Istirahat ya. Biar cepet sembuh.

 

Hana menutup pagar.

Dia berjalan masuk dengan perasaan bahagia.

CUT TO

216. EXT. DEPAN PINTU RUMAH 

Sindi sudah menunggu Hana di depan pintu. 

 

SINDI

Ciee, yang baru pergi sama Deni.

 

HANA

Mama. Kok diem disini?

 

SINDI

Mama lihat-lihat, kamu cocok juga sama Deni.

 

HANA

Mama apasih, udah ih(malu). Ma, Hana laper. Pingin makan.

 

SINDI

Pas, mama udah buatin makanan kesukaan kamu.

 

HANA

Wah, beneran?


SINDI

Ayo masuk. Keburu dingin makanannya.


HANA

Makasih ma...(Memeluk Sindi).

 

Mereka masuk.


(SATU MINGGU KEMUDIAN...)

CUT TO

FADE IN

217. INT. DALAM KAFE – PAGI 

Deni dan Riki telah meyiapkan banyak makanan di kafe.

Mereka meminta izin ke pak Jaya untuk buka siang khusus hari ini.

 

DENI

Rik, gue jemput Hana dulu. Udah semua kan ini?

 

RIKI

Udah. Lo jemput dah si Hana.

 

Deni pergi kerumah Hana dengan motornya.

CUT TO

218. EXT. DEPAN GERBANG RUMAH HANA 

Deni menelfon Hana.

 

DENI(on phone)

Hana.

 

CUT TO

219. INT. DALAM RUMAH HANA 

 

HANA(on phone)

Deni, kamu udah dimana? Jadi jemput kan?

 

INTERCUT TELEPON HANA DAN DENI

 

 

DENI

Aku udah didepan rumah kamu ini.

 

HANA

Oh, iya iya. Bentar.

 

DENI

Aku tunggu.

 

Deni mematikan telfon.

CUT TO

220. INT. DALAM RUMAH HANA - RUANG TENGAH

 

HANA

Ma, Hana pergi dulu ya. Deni udah nunggu di depan.

 

SINDI

Iya. Hati-hati.

  

CUT TO

221. EXT. DEPAN GERBANG RUMAH HANA

Hana menghampiri Deni.

 

HANA

Hai.

 

Lagi-lagi, untuk kesekian kalinya Deni terpesona dengan penampilan Hana yang sangat cantik.

Dia terdiam sesaat.

 

HANA

Ayo.

 

Hana melihat Deni bengong.

 

HANA

Deni? Deni!(Menepuk pundak Deni). Kenapa sih?

 

DENI

Oh, enggak. Ayo.

 

Hana heran melihat Deni bengong. 

Setelah itu mereka naik ke motor, dan kemudian pergi menuju kafe.

CUT TO 

 

HANA

Deni. 

 

DENI

Iya?

 

HANA

Makasih ya udah buat aku bahagia terus. Sejak ditinggal Rena ke Singapore, rasanya sepi. Tapi, selama ini ada kamu yang bisa gantiin Rena.

 

DENI

Sama sama. Pokoknya aku nggak akan biarin kamu kesepian. Kapan pun itu, aku akan selalu ada buat kamu.

 

Hana tersenyum.

CUT TO

222. EXT. DEPAN KAFE

Hana dan Deni masuk kedalam kafe.

CUT TO

223. INT. DALAM KAFE 

Riki sudah menunggu.

Terlihat beberapa macam makanan tertata rapi di meja.

Deni mentraktir Riki dan Hana.

 

HANA

Rikii...

 

RIKI

Dateng juga akhirnya. Sini sini, udah siap ini makanannya.

 

HANA

Waah. Jadi laper.

 

DENI

Ini semua gue beliin buat kalian berdua yang udah support gue waktu tanding lawan Lewis. Dan ini juga untuk merayakan kemenangan gue di turnamen itu.

   

HANA

Tapi inget ya, nggak usah ikut turnamen tinju lagi. Kamu udah janji.

 

DENI

Iyaa.

 

RIKI

Udah boleh dimakan belum ini?

 

DENI

Tunggu bentar.

 

RIKI

Yaelah, apaan lagi?

 

DENI

Bentar bentar. Ada satu kejutan buat Hana.

 

HANA

Kejutan? Buat aku?( Mulai Penasaran)

 

Tak lama datang seseorang.

Dia menggunakan topi, masker dan kacamata hitam.

Hana tidak mengenali orang itu.

Lalu orang itu duduk di sebelah Hana.

 

HANA

Eh, Deni ini siapa??(Sedikit takut)

 

Orang itu kemudian membuka masker, topi dan kacamatanya.

Betapa terkejutnya Hana karena orang itu adalah Rena.

 

HANA

Renaa!!(Terkejut)

 

Hana langsung memeluk Rena dengan sangat erat.

Deni dan Riki ikut senang melihat Hana bertemu lagi dengan Rena.

Deni menyiapkan ini semua untuk Hana.

Bahkan Riki tidak tau kedatangan Rena.

 

RIKI

Den, kok lu bisa hubungin Rena?

 

DENI

Ya biasalah. Ini semua gue lakuin buat Hana.

 

CUT TO

 

HANA

Renaa, aku kangen sama kamu...(Menangis bahagia)

 

RENA

Aku juga(meneteskan air mata).

 

Deni mencoba merubah suasana agar tidak menjadi sedih.

 

DENI

Yaudah, ayo makan. Keburu dingin ini.

 

Mereka kemudian makan.

Kebahagiaan terpancar diantara keempat orang itu.


HANA

Rena, kamu kok nggak hubungin aku dulu kalo mau kesini.


RENA

Maaf ya, aku disuruh Deni buat nggak ngabarin kamu. Dia yang minta aku dateng hari ini. Katanya mau ngerayain kemenangannya, sekalian mau kasih kejutan buat kamu. Makanya aku mau.


HANA

Ih Deni. Yaudahlah, yang penting aku bisa ketemu kamu lagi. Udah kangen soalnya. Eh gimana kamu di Singapore, betah?


RENA

Yaa, gitu lah.


HANA

Pasti nggak enak kan, soalnya nggak ada aku.


Hana dan Rena terus mengobrol sembari bercanda gurau.

Sementara Riki mendekat ke Deni.

Dia kemudian berbisik.

 

RIKI

Den, lo kapan mau ungkapin perasaan lo ke Hana? Udah pas ini momennya.

 

DENI

Nanti dulu, belum siap gue.

 

RIKI

Lah, mau sampai kapan lu Pendem Den?? Astaga, emang mental lo kurang kalo soal cinta.

 

Deni hanya tersenyum kecil.


DENI

Nanti pasti ada waktunya.


Deni, Riki, Hana dan Rena begitu menikmati momen bersama ini.

 

END


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)