Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMS AND LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
4. Scene 35-49

35. INT. DALAM MOBIL LEWIS 

Yuda menyetir mobil.

Lewis duduk di sebelah Yuda.

Sementara Toni duduk di kursi belakang.

Mereka bersiap menuju tempat turnamen tinju, untuk menonton match hari ini.

 

YUDA

Bro, ngapain ini kita kesana?(Tempat turnamen tinju)

 

TONI

Iya, kan lu besok jadwal tandingnya.

 

LEWIS

Gue cuma pingin lihat peserta lainnya. Siapa tau si Deni tanding sekarang.

 

YUDA

Ha? Deni? Deni siapa?

 

LEWIS

Yang nabrak motor gue. Lo bilang dia ikut.

 

YUDA

Ooh, namanya Deni.

 

TONI

Baguslah kalo emang dia(Deni) main hari ini. Tuh anak pasti kalah, bisa gue rekam buat konten.

 

YUDA

Bener tuh. Lo rekam lah ntar.

 

CUT TO 

36. EXT. DEPAN GEDUNG TURNAMEN TINJU – PAGI 

Riki dan Deni sampai.

Riki memarkir mobilnya.

Kemudian Riki dan Deni turun.

 

DENI

Waah, indah sekali hari ini(bahagia).

 

RIKI

Udah ayo, keburu mulai.

 

Deni mengambil tasnya di bagasi.

Lalu Riki dan Deni masuk ke dalam gedung.

CUT TO 

37. INT. GEDUNG – AREA DEPAN

 Riki terus mengingatkan Deni.

 

RIKI

Den, pokoknya lu harus inget kata-kata gue, jangan hilang fokus. Terus inget-inget teknik yang udah lo pelajari kemarin.

 

DENI

Iya iya, santai. Yaudah gue kesana dulu. Oh iya jangan lupa rekam. Momen gue ini.

 

RIKI

Iya.

 

Deni pergi berjalan masuk ke ruang tunggu peserta dengan sangat semangat dan percaya diri.

Sementara Riki pergi menuju area penonton.

CUT TO

38. INT. GEDUNG - RUANG TUNGGU PESERTA 

Deni mengeluarkan sarung tinju yang sudah dia persiapkan.

Sarung tinju itu berwarna biru dengan garis-garis hitam di pinggirnya.

 

DENI

Widiih, keren bener sarung tinju gue. Oke, ini saatnya pembuktian. Gue pasti menang hari ini. Gue pasti bisa!

 

Deni menyemangati dirinya sendiri.

CUT TO

39. INT. BANGKU PENONTON

Bangku penonton sudah hampir penuh oleh penonton yang ingin menyaksikan turnamen ini.

Mereka begitu antusias.

Riki duduk dikursi penonton.

Dia sedikit cemas karena Deni tidak mengikuti arahannya saat latihan.

 

RIKI

Harusnya nggak gue bolehin si Deni ikutan nih turnamen.

 

CUT TO

Lewis dan 4 temannya datang.

Mereka duduk.

 

YUDA

Rame juga yang nonton.

  

TONI

Nanti, bakal langsung gue sebarin nih video. Gue bikin malu tuh anak(Deni) kalo kalah.

 

40. INT. DALAM GEDUNG – RING

Penonton disuguhkan dengan match pembuka yang sangat seru.

Pertarungan berlangsung sangat sengit.

JUMP CUT TO

Beberapa menit berlalu, 4 match sudah selesai.

CUT TO(Bangku penonton)

Riki melihat beberapa peserta tinju lainnya sangat baik dalam bertarung.

Riki mulai pesimis dengan Deni saat ini.

 

RIKI

Wah, susah ini. 

CUT TO 

Disisi lain, Lewis dan 2 temannya pun turut mengamati peserta yang sedang bertanding.

 

YUDA

Bosen bener gue nontonnya. Nggak ada yang selevel sama lu(Lewis) bro kalo gue lihat-lihat.

 

TONI

Gimana kalo kita balik aja, nggak mungkin kayaknya si Deni tanding hari ini.

 

LEWIS

Tunggu bentar, gue yakin dia main hari ini.

 

CUT TO 

41. INT. RUANG TUNGGU PESERTA 

Deni masih menunggu giliran bertanding.

Dia berusaha tetap tenang.

Tak lama setelah itu, giliran Deni untuk bertanding.

Panitia datang dan memanggilnya.

 

PANITIA

Untuk peserta nomor 20?

 

DENI

Saya saya(mengangkat tangan).

 

PANITIA

Silahkan naik ke ring.

  

DENI

Iya.

 

Deni berdiri.

Dia mempersiapkan dirinya.

 

DENI

(Menghela nafas), gue harus tenang. Gue masih hafal teknik yang udah gue pelajari kemarin, jadi, gue pasti bisa.

 

Deni memotivasi dirinya sendiri.

Dia mengatur nafas.

Deni kemudian berjalan menuju ring tinju.

VIEW

Terlihat penonton begitu ramai.

Gemuruh penonton justru membuat Deni mulai gugup.

CUT TO 

42. INT. BANGKU PENONTON 

 

YUDA

Bro bro, itu si Deni kan??

 

Toni dan Lewis melihat Deni memasuki ring.

 

TONI

Wah bener. Bentar-bentar, gue siapin kamera dulu(bersemangat).

 

Lewis mulai serius menonton match ini.

Dia melihat wajah Deni tampak mulai gugup.

Dia seakan tau Deni nggak akan bertahan lama.

CUT TO 

43. INT. GEDUNG – ATAS RING

Lawan Deni sudah sangat siap.

Deni naik ke ring.

 

WASIT

Kedua petarung, silahkan mendekat.

 

Wasit memberitahu beberapa hal dalam permainan tinju.

Setelah itu, wasit bersiap memulai pertandingan.

 

WASIT

Sudah siap?(tanya ke Deni)

 

DENI

Siap!

 

WASIT

Sudah siap?(tanya ke lawan Deni)

 

Lawan Deni hanya menganggukkan kepala.

 

WASIT

Bersiap... Fight!

 

Pertarungan dimulai.

ACTION

Deni langsung mencoba meniru beberapa gerakan yang telah dia pelajari di handphonenya.

Tetapi, pukulan Deni meleset.

Sang lawan mulai memberikan pukulan demi pukulannya.

Deni berhasil menangkis dan menghindar.

Lalu, dengan cepat sang lawan melepaskan pukulan keras.

Pukulan itu tepat mengenai wajah Deni.

Deni hampir saja terjatuh.

Dia masih bertahan.

Wasit menghampiri Deni.

 

WASIT

Lihat saya. Masih sanggup?(bertanya ke Deni)

 

Deni menganggukkan kepala.

Wasit melanjutkan pertarungan.

Deni mencoba kembali melepaskan pukulannya.

Lawan berhasil menangkis.

Pertandingan berjalan sangat hati-hati.

Deni dan lawannya saling balas pukulan.

Hingga akhirnya, Deni kembali terkena pukulan yang sangat keras diwajahnya dari sang lawan.

Deni terjatuh.

CUT TO(Bangku penonton)

Riki yang melihat Deni bertarung semakin khawatir.

 

RIKI

Den!

 

Wasit menghitung mundur.

CUT TO(Ring)

Saat hitungan ke 4, Deni bangkit.

 

WASIT

Lihat saya, anda masih sanggup?

 

Deni menganggukkan kepala.

Wasit kembali melanjutkan pertarungan.

Kepala Deni mulai terasa pusing, namun dia masih mencoba bertahan.

Sang lawan mulai melepaskan beberapa pukulan keras ke Deni tanpa henti.

Deni terpojok.

Dia tidak bisa berbuat sesuatu selain bertahan.

Namun, Deni kembali terkena pukulan keras diwajahnya 2 kali.

Kali ini Deni terjatuh dan tak sadarkan diri.

Wasit menghentikan pertandingan.

Riki langsung berlari menghampiri Deni.

CUT TO(Ring)

 

RIKI

Deni! woy, Den... Sadar Den...(Panik)

 

Tim medis masuk dan mencoba memeriksa keadaan Deni.

Tim medis langsung membawa Deni keluar ring.

L

CUT TO

44. INT. BANGKU PENONTON 

Lewis dan 2 temannya melihat kekalahan Deni.

Mereka sangat senang atas kekalahan Deni.

 

TONI

Tuh kan, apa gue bilang. Pasti kalah tuh anak. Langsung gue upload nih video(sangat senang).

 

LEWIS

Dasar lemah.

 

YUDA

Baru match pertama udah pingsan gini. Beruntung dia gabakal ketemu lo(Lewis) bro.

 

LEWIS

Udahlah, ayo cabut.

 

TONI

Lumayan dapet konten.

 

Lewis dan 2 temannya pergi meninggalkan gedung.

CUT TO

45. INT. DALAM MOBIL AMBULANS

Deni masih belum sadar.

Riki terus mencoba menyadarkan Deni.

 

RIKI

Den, Deni. Sadar Den. Udah gue bilang jangan ikut, ngeyel sih lu. Jadi gini kan...(Khawatir)

 

CUT TO 

46. INT. RUMAH SAKIT – RUANG PERIKSA

Deni dirawat intensif dirumah sakit.

Dia mengalami sedikit masalah di kepala akibat beberapa pukulan keras yang mengenainya dan membuat dia tak sadarkan diri.

JUMP CUT TO

Deni masih belum sadar setelah 2 jam dirawat.

Sementara Riki masih menunggu di depan ruang periksa.

JUMP CUT TO

Deni akhirnya sadar setelah 3 jam kemudian.

Dia langsung berdiri dan pergi keluar.

Deni membuka pintu ruang periksa.

 

DENI

Rik! Ngapain gue disini?? Gue harus tanding.

 

RIKI

Den...

 

DENI

Anterin gue balik ke sana! Gue masih belum selesai.

 

Dokter dan suster yang merawat Deni datang.

 

RIKI

Dok, tolong bawa masuk teman saya. Dia baru aja sadar.

 

Dokter mencoba membujuk Deni untuk kembali masuk ke ruang periksa.

Namun Deni menolak.

Dia masih ingin bertarung.

 

DOKTER

Deni, tolong kembali ke masuk kedalam. Saya harus cek kondisi anda.

 

DENI

Tapi dok, saya...

 

RIKI

Udah masuk dulu. Itu urusan nanti.

 

CUT TO

47.. INT. DALAM RUANG PEMERIKSAAN 

Deni akhirnya mau masuk kembali ke ruang periksa.

Riki ikut masuk.

Dokter mengecek keadaan Deni.

Tak lama kemudian dokter selesai memeriksa Deni.

 

DOKTER

Untuk saat ini, sebaiknya anda(Deni) disini dulu. Nanti setelah 1 jam, baru boleh pulang. Ini untuk memastikan kondisi anda benar-benar sudah membaik.

 

Deni nampak sangat ingin sekali kembali ke gedung turnamen.

 

DOKTER

Kalau gitu, saya permisi dulu.

 

RIKI

Iya, terima kasih dok.

 

Dokter pergi.

Deni masih tak percaya dengan keadaannya saat ini.

Dia terbaring di kamar ruang periksa.

Sementara Riki duduk di sebuah kursi.

 

DENI

Rik, gue kalah?

 

RIKI

Udah jangan mikirin itu mulu. 

 

DENI

Hei! Gue kalah?

 

RIKI

Den, soal menang kalah udah nggak penting. Lo lihat kondisi lo sekarang. Itu lebih penting.

 

DENI

Sial...(Memukul kasur)

 

Deni menyesal.

 

RIKI

Mending lo fokus sama kondisi lo.

 

Deni masih tak terima dia kalah.

JUMP CUT TO

Beberapa menit kemudian saat Deni sedang melihat handphonenya, dia menemukan video kekalahannya sudah tersebar di media sosial dengan caption yang menjelekkannya.

Deni terkejut sekaligus tak senang.

 

DENI

Sial! Rik, lihat ini. Lo tadi ngerekam gue kan? Terus lo sebarin?

 

RIKI

Den, masa iya gue tega ngelakuin ini. Lagian gue juga nggak ngerekam lu tadi.

 

DENI

Ya terus, siapa yang nyebarin nih vidio??

 

RIKI

Coba lu lihat nama akunnya yang nyebarin.

 

Deni mengecek video di handphone nya.

 

DENI

Toni. Toni siapa?

 

RIKI

Ya mana gue tau.

 

DENI

Kurang ajar nih orang!(Marah, kesal)

 

JUMP CUT TO

Beberapa jam kemudian, keadaan Deni mulai membaik.

Deni diperbolehkan kembali kerumahnya.

CUT TO

FADE OUT 

48. INT. RUMAH DENI – DALAM KAMAR DENI - MALAM

Deni tidak bisa tidur karena teringat kekalahannya tersebar luas di medsos.

Dia benar-benar malu.

 

DENI

Aaa!!(Memukul kasurnya dengan penuh amarah). Awas aja, kalo sampai gue ketemu sama orang yang rekam kekalahan gue, gue habisin tuh orang.

 

CUT TO

FADE IN 

49. INT. KAFE – PAGI 

Keesokan harinya, Deni sudah bisa kembali bekerja di kafe.

Namun, Deni tampak tidak terlalu bersemangat.

Keadaan kafe tidak terlalu ramai hari ini.

 

RIKI

Den, lo yakin udah sembuh?

 

DENI

Iya, santai aja. Lagian kemarin gue pingsan karena gue nggak makan aja sebelum tanding, makanya tubuh gue lemah.

 

Riki merasa lega temannya itu sudah baik-baik saja.

Tak lama kemudian, datang Hana dan Rena.

Hana dan Rena langsung menghampiri Deni.

 

HANA

Selamat paagi Denii...(Senyum)

 

DENI

(Menghela nafas). Mereka lagi(wajah malas).

 

Deni sangat malas bertemu dengan Hana dan Rena.

 

HANA

Pesen minumnya doong, yang ini 2 ya.

 

DENI

Ya tunggu.

 

Deni melayani Hana dan Rena dengan wajah tidak bersemangat.

 

HANA

Masih aja pasang muka gitu.

 

RENA

Hana, duduk disana aja.

 

HANA

Oh iya, ayo ayo.

 

Deni membuat minuman pesanan Hana dan Rena, namun Deni masih kepikiran tentang video kekalahannya yang tersebar.

 

DENI

Dendam apaan coba tuh orang ke gue, sampai nyebarin video kekalahan gue kayak gini. Pakai ngatain gue lemah lagi(heran dan kesal).

 

Setelah itu minuman pesanan Hana dan Rena jadi.

Deni mengantarkan minuman itu ke meja Hana dan Rena.

CUT TO(Meja pembeli)

Tanpa sepatah kata pun Deni meletakkan minuman dimeja Hana dan Rena.

 

HANA

Terima kasiih(tersenyum).

 

Deni langsung kembali dan menghiraukan sapaan Hana.

 

HANA

Deni...

 

Deni tidak menoleh sama sekali.

 

HANA

Ih, kenapa sih dia? Ngeselin bener jadi orang.

 

RENA

Udah, biarin aja.

 

Riki lewat disamping Hana.

Hana menahan Riki.

 

RIKI

Eh Eh...(Hampir jatuh)

 

HANA

Mas. Mas temennya Deni?

 

RIKI

Oh iya, ada perlu apa?

 

Hana mengeluarkan hp nya.

 

HANA

Ini... Deni bukan? Soalnya mirip sama dia.

 

Hana menunjukkan video rekaman kekalahan Deni.

 

RIKI

Ee... Sebaiknya, kalian nggak bahas ini kalo lagi ngobrol sama Deni.

 

Riki kemudian pergi.

 

RENA

Jadi beneran itu Deni? Dia ikutan turnamen tinju?

 

HANA

Kayaknya iya. Tapi disini dia kalah.

 

Rena dan Hana tidak menyangka.

Hana mulai berfikir kalau sikap Deni terlihat seperti itu karena kekalahannya di turnamen tinju.

JUMP CUT TO

Beberapa jam berlalu.

Hari mulai berganti siang.

Hana dan Rena selesai minum di kafe.

 

RENA

Hana, kayaknya kita harus balik sekarang deh.

 

HANA

Oh, iya. Ayo.

  

RENA

Aku ada janji soalnya sama saudaraku buat jenguk dia dirumah sakit.

 

HANA

Ooh gitu. Yaudah, kamu duluan aja nggak papa. Nanti aku bisa pesen ojek online.

 

RENA

Eh ngapain? Aku anter aja. Ayo.

 

HANA

Nggak usah Rena, kamu pulang dulu aja nggak papa. Lagian aku juga masih mau beli sesuatu soalnya.

 

RENA

Iih, aku nggak enak ninggalin kamu.

 

HANA

Nggak papa kok. Kamu duluan aja ya. Kasihan saudara kamu, pasti udah nungguin.

 

RENA

 Beneran nih aku tinggal? Kamu nggak marah kan?

 

HANA

Iya beneran. Nggak mungkin aku marah sama kamu.

 

RENA

Hmm... Yaudah kalo gitu. Aku duluan ya. Kamu hati-hati. Dadah.

 

HANA

Iya. Dadah.

 

Rena pergi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)