163. FADE IN. INT. DALAM RUMAH DENI – PAGI
Deni bersiap kerumah Hana.
Tidak seperti biasa, kali ini Deni memakai parfum dan berpakaian sangat rapi.
DENI
Oke. Udah keren, udah wangi, saatnya berangkat.
Deni menuju rumah Hana.
CUT TO
164. INT. DALAM RUMAH HANA - RUANG MAKAN
Hana sedang sarapan bersama mamanya.
HANA
Oh iya, mulai hari ini Hana berangkat ke kampus sama Deni. Temen Hana.
SINDI
Deni? Deni siapa?
HANA
Deni. Yang waktu itu anterin Hana pulang.
Sindi ingat.
SINDI
Ooh iya iya, mama inget. Tapi, mama udah minta tolong seseorang buat antar kamu ke kampus. Gimana dong.
HANA
Siapa?
SINDI
Ada pokoknya. Sekarang kamu mending telfon si Deni, bilang kalau mama udah carikan orang buat antar kamu ke kampus.
Hana sangat penasaran.
Dia tak ingin orang lain mengantarnya ke kampus selain Deni.
HANA
Nggak bisa ma. Deni pasti udah jalan kesini. Bentar lagi nyampek.
SINDI
Yaudah, biar mama nanti yang ngomong ke Deni. Dia pasti ngerti kok.
Tak lama terdengar suara klakson mobil.
Seseorang yang dibicarakan Sindi telah datang.
SINDI
Eh, itu udah dateng orangnya.
Hana dan Sindi keluar.
CUT TO
165. EXT. DEPAN RUMAH HANA
Terlihat sebuah mobil terparkir di depan rumah Hana.
Setelah itu keluar seseorang dari dalam mobil.
Hana sangat terkejut, sebab orang yang dimaksud Sindi adalah Lewis.
Lewis menghampiri Sindi dan Hana.
SINDI
Lewis?
LEWIS
Pagi tante.
SINDI
Iya.
LEWIS
Hana(menyapa dengan tersenyum).
Hana diam.
Dia tak senang melihat Lewis.
SINDI
Ayo masuk dulu.
LEWIS
Mm, mending saya sama Hana langsung berangkat aja tante. Takut kelas Hana udah masuk.
SINDI
Ooh gitu. Yaudah, Hana, kamu sama Lewis aja ya ke kampus.
HANA
Ma, Hana udah janji sama Deni. Nggak mungkin Hana tinggalin Deni.
SINDI
Hana, kasihan lo Lewis udah dateng kesini. Berangkat sama Lewis ya?
CUT TO(DEPAN GERBANG HANA)
Nampak dari kejauhan, Deni sampai di rumah Hana.
Dia melihat Lewis berada di rumah Hana.
Deni sangat tidak senang melihat hal ini.
Dia tak menyangka Hana justru berangkat ke kampus bersama Lewis.
Deni kemudian pergi menuju ke kafe dengan rasa kesal dan kecewa.
CUT TO
166. EXT. DEPAN RUMAH HANA
LEWIS
Hana, ayo.
HANA
Ma...(Wajah tak semangat)
SINDI
Udah itu ditungguin Lewis. Nanti kesiangan lo.
Mau tidak mau Hana harus berangkat bersama Lewis.
Hana dan Lewis berpamitan ke Sindi.
Hana terlihat mengamati jalan di depan rumahnya, berharap melihat Deni.
Namun dia tak melihatnya.
Hana masuk ke mobil Lewis.
CUT TO
167. INT. DALAM MOBIL LEWIS
Diperjalanan menuju kampus, Hana dan Lewis tidak berbincang sama sekali.
Lewis mencoba memulai obrolan.
LEWIS
Hana.
HANA
Hm?
LEWIS
Kamu kenapa? Kok dari tadi diem?
HANA
Enggak, nggak papa.
LEWIS
Oh, iya.
HANA
Lewis, keputusanku yang kemarin udah bulat. Maaf, aku nggak bisa terima kamu.
LEWIS
Iya aku paham. Ini nggak ada hubungannya sama itu semua. Aku cuma mau bantu mama kamu aja. Kemaren mama kamu telfon, dia bilang kalo kamu nggak ada yang anter ke kampus karena Rena pergi ke Singapore. Masa iya aku tolak. Nggak mungkin lah.
Hana menghiraukan semua perkataan Lewis.
Lewis kemudian diam.
CUT TO
168. INT. DALAM KAFE
Deni masih terlihat marah.
Dia kecewa dengan Hana.
Deni diam dan duduk tanpa membantu Riki melayani pembeli.
Riki heran melihat Deni.
RIKI
Den.
Deni hanya diam.
RIKI
Deni. Woi. Bantuin, rame lo ini yang beli
Deni masih diam.
RIKI
Kenapa lagi nih anak.
JUMP CUT TO
Beberapa menit kemudian kafe mulai sepi.
Riki duduk di sebelah Deni.
RIKI
Den, lu kenapa sih? Dari tadi diem aja. Nggak bantuin gue lagi. Untung gue sigap orangnya.
DENI
Nggak papa.
RIKI
Ah elah, cerita aja udah. Pasti ada sesuatu. Ketebak dari raut wajah lo.
Deni mau cerita ke Riki
DENI
Soal Hana.
RIKI
Kenapa lagi dia? Minta anterin beli baju lagi?
DENI
Enggak. Tadi, gue lihat Hana ke kampus bareng Lewis. Padahal kemarin dia bilang mau gue anterin. Tapi malah kayak gini.
RIKI
Si Hana bareng sama Lewis? Yang bener lu??(Tak percaya). Salah lihat kali.
DENI
Gue kerumah Hana tadi. Gue lihat sendiri. Kayaknya, orang tua Hana udah kenal sama Lewis. Mungkin mereka mau dijodohin.
RIKI
Jangan mikir gitu dulu. Emangnya lo lihat Hana masuk ke mobil Lewis? Siapa tau Hana nolak, terus dia nungguin lo.
DENI
Gue langsung pergi tadi.
RIKI
Nah itu, kesalahan lo. Harusnya tunggu dulu, jangan maen pergi gitu aja. Pastiin, bener nggak Hana berangkat sama Lewis.
DENI
Gue udah terlanjur kecewa. Mana bisa gue diem disitu terus. Dahlah, gak ada harapan.
Deni terus mengobrol soal Hana ke Riki.
CUT TO
169. EXT. TEMPAT PARKIR KAMPUS – PAGI
Lewis dan Hana sampai di kampus.
Lewis memarkirkan mobilnya.
Hana dan Lewis turun.
LEWIS
Nanti pulangnya aku tunggu disini.
HANA
Nggak usah. Aku jalan aja. (Wajah datar).
Hana kemudian pergi ke ruang kelasnya meninggalkan Lewis.
Lewis berjalan masuk ke ruang kelasnya.
CUT TO
170. INT. DALAM KAFE – SIANG
Keadaan kafe saat ini belum ada pelanggan.
Riki masih mengobrol dengan Deni.
RIKI
Ngomong-ngomong, gimana soal turnamen tinju? Udah masuk final lo?
DENI
Iya, gue masuk final. Lawan gue si Lewis.
RIKI
Pas berarti. Ini momen yang lo tunggu.
DENI
Iya. Gue pastiin tuh orang gak bakal berani deketin Hana lagi. (Wajah serius).
RIKI
Den, saran gue mending jangan dibawa-bawa ke turnamen soal Hana. Malah susah nanti.
DENI
Gue udah nggak peduli soal menang kalah kalo gini Rik. Yang penting gue bisa buat si Lewis ngejauh dari Hana, itu udah cukup.
RIKI
Den, ini nggak ada hubungannya sama perasaan lo ke Hana. Ini soal impian lo. Lo harus inget sama impian lo selama ini. Udah susah payah lo ikut beberapa turnamen, dan selalu gagal. Terus sekarang, kesempatan itu udah ada di depan mata. Masa iya lo biarin gitu aja. Ayolah.
Deni terlihat masih sangat kesal dengan Lewis.
Namun, dia merasa omongan Riki ada benarnya.
RIKI
Pikirin dulu mateng-mateng. Daripada lo nyesel ntar.
Riki kemudian pergi ke belakang.
5 hari berlalu...
171. INT. DALAM KAFE – SIANG
Deni dan Riki sedang makan.
Nampak Deni menjadi pendiam semenjak Hana tak berkunjung ke kafe.
RIKI
Den, si Hana kenapa nggak pernah kesini ya? Biasanya tiba-tiba muncul tuh anak.
DENI
Nggak tau(malas).
RIKI
Apa Hana dijodohin ya sama Lewis. Gue cuma nebak aja sih.
Deni mulai berfikir sama dengan Riki.
RIKI
Saran gue, mending lo coba kerumah Hana. Pantau keadaan Hana sekarang. Biar lo juga tau kebenaranya.
DENI
Nggak bisa.
RIKI
Kenapa nggak bisa? Daripada lo cuma diem disini nggak jelas. Mending lo dateng kerumahnya. Tunjukin kalo emang lo bener-bener suka sama Hana.
Deni berfikir.
Dia akhirnya mau.
DENI
Yaudah, gue kesana nanti.
RIKI
Bagus, gitu dong. Perjuangin cinta lo ke Hana. Gue dukung seratus persen pokoknya.
Riki berusaha menyemangati Deni.
CUT TO
172. INT. DALAM KAMAR HANA – LANTAI 2 - SIANG
Hana sedang berdiam sembari memainkan handphonenya.
Dia tak bersemangat pergi ke kampus.
Hana memikirkan Deni.
Sempat beberapa kali dia menelfon Deni.
Deni tak mengangkatnya.
Hana bimbang.
Dia ingin menelfon Deni lagi, namun ragu.
Hidup Hana terasa sepi tanpa bertemu Deni selama beberapa hari ini.
Tak lama Sindi mengetuk pintu kamar Hana.
SINDI(O.S)
Hana, ayo makan dulu. Ini mama udah masakin makanan kesukaan kamu.
HANA
Iya ma, sebentar.
JUMP CUT TO
Beberapa menit kemudian Hana keluar dari kamar.
Dia turun untuk makan.
CUT TO
173. INT. RUANG MAKAN - LANTAI 1
Hana duduk di meja makan.
Wajahnya benar-benar tak semangat.
HANA
Ma.
SINDI
Iya? Kenapa sayang?
HANA
Boleh nggak, hari ini Hana dirumah aja? Nggak ke kampus dulu.
SINDI
Loh! Kamu kenapa? Kamu sakit?(Mulai cemas)
HANA
Enggak ma. Hana, cuma pingin aja dirumah.
SINDI
Ooh(lega), mama kira kamu sakit. Yaudah, nanti mama bilang ke Lewis kamu nggak kuliah hari ini.
HANA
Makasih ma.
SINDI
Iya. Sama-sama. (Tersenyum).
Hana mencoba untuk tidak bertemu Lewis.
CUT TO
174. EXT. DEPAN RUMAH LEWIS
Lewis dan 4 temannya sedang berkumpul.
YUDA
Bro, rencana lo buat nembak Hana lagi gimana? Jadi emang?
LEWIS
Jadi. Gue bakal ungkapin perasaan gue ke Hana di depan mamanya.
YUDA
Kenapa gitu?
LEWIS
Biar Hana nggak bisa nolak gue. Hana gabakal mau bikin mamanya sedih. Itu bisa gue manfaatin.
TONI
Oke juga. Bagus bagus, gue setuju.
LEWIS
Tapi, gue harus fokus kalahin si Deni di turnamen dulu. Baru setelah itu gue fokus ke Hana.
YUDA
Bener bro. Habisin tuh si Deni, biar nggak banyak tingkah dia.
Lewis berencana mengundang Hana di acara final turnamen tinju.
Dia ingin mengalahkan Deni dan membuat Deni malu di depan banyak orang dan juga Hana.
CUT TO
175. EXT. GERBANG RUMAH HANA
Deni datang.
Dia memencet bel gerbang rumah Hana.
Sindi keluar.
Dia membuka gerbang.
SINDI
Iya?
DENI
Tante...(Gugup).
SINDI
Maaf, kamu siapa ya?
DENI
Saya, Deni tante. Temennya Hana.
Sindi coba mengingat.
Dia kemudian ingat Deni.
SINDI
Ooh, kamu yang nganterin Hana waktu itu ya(ingat).
DENI
Iya. (Canggung).
Deni nampak begitu gugup.
SINDI
Ada perlu apa? Mau ketemu Hana?
DENI
Iya, kalua boleh tante. Ada perlu soalnya.
SINDI
Yaudah, sebentar. Tante panggilin Hana dulu. Ayo masuk.
DENI
Oh, iya. Saya tunggu sini aja.
Tak lama Hana keluar.
Betapa terkejut dan bahagianya Hana bisa melihat Deni lagi.
HANA
Deni...!?(Terkejut)
DENI
Hai(tersenyum sembari melambaikan tangan).
Hana berlari kearah Deni.
HANA
Denii(memeluk Deni), kamu kemana aja?? Di telfonin nggak pernah diangkat. Kamu marah sama aku??
DENI
Oh enggak enggak. Aku, itu... Lagi ada keperluan mendadak soalnya beberapa hari ini. Jadi, nggak tau kalo kamu telfon. Maaf ya.
HANA
(Wajah heran). Tumben panggilnya aku kamu, nggak biasanya.
Deni mulai bingung menjelaskannya.
HANA
Deni, aku pingin ke kafe lagi. Udah lama nggak kesana.
DENI
Iya, nanti aku ajak ke kafe. Kamu nggak ada jadwal kuliah emangnya hari ini?
HANA
Ada sih. Tapi aku sengaja nggak berangkat.
DENI
Kenapa?
HANA
Yaa nggak papa. Lagi pingin dirumah aja. Tapi, berhubung udah ada kamu disini, kayaknya aku kuliah aja. Mau nggak anterin ke kampus??
DENI
Boleh. Ayo.
HANA
Oke(senang). Tunggu bentar, aku siap-siap dulu.
Hana masuk kedalam rumah dan bersiap.
CUT TO
176. INT. RUANG TENGAH - DALAM RUMAH HANA
Sindi melihat Hana sudah berpakaian rapi.
SINDI
Loh loh, kamu mau kemana?
HANA
Ke kampus. Kan Hana ada kelas pagi hari ini.
SINDI
Bukannya kamu tadi bilang pingin istirahat dulu dirumah?
HANA
Iya. Tapi, kayaknya Hana berangkat aja. Tiba-tiba pingin kuliah. Berangkat dulu ma.
Hana menghampiri Deni.
SINDI
Eh, kamu ke kampus sama siapa?? Mama telfon Lewis dulu.
HANA
Nggak usah ma. Hana sama Deni aja.
Hana menghampiri Deni.
CUT TO
177. EXT. DEPAN RUMAH HANA
HANA
Ayo.
Sindi menghampiri Deni dan Hana.
SINDI
Deni, hati-hati ya bawa motornya. Jangan ngebut.
DENI
Iya tante. Kalao gitu, saya, izin nganterin Hana. Permisi.
Deni dan Hana kemudian berangkat.
Sindi sedikit bingung dengan Hana.
SINDI
Gimana sih Hana. Tiba-tiba aja berubah pikiran.
Tak lama kemudian Lewis datang.
Lewis turun dan menghampiri Sindi.
LEWIS
Pagi tante. Hana udah siap ke kampus?
SINDI
Eh, Lewis. Astaga! Tante lupa tadi mau telfon kamu.
LEWIS
Kenapa tante?
SINDI
Hana, udah berangkat ke kampus sama temennya. Baru aja mereka pergi. Tadi sih awalnya Hana nggak ke kampus dulu hari ini. Pingin istirahat dirumah katanya. Tapi tiba-tiba aja dia berangkat ke kampus. Tante juga heran.
LEWIS
Ooh, iya tante.
SINDI
Maaf ya. Tante jadi nggak enak. Padahal tadi pagi dia kelihatan nggak semangat.
LEWIS
Nggak papa tante. Kalo boleh tau, siapa yang anterin Hana?
SINDI
Temennya, si Deni.
Lewis terkejut.
Dia nampak sangat kesal.
LEWIS
Yaudah tante, kalo gitu saya permisi dulu.
SINDI
Iya.
CUT TO
178. INT. DALAM MOBIL
Lewis menghubungi Yuda.
LEWIS(on phone)
Halo, Yud. (Nada kesal).
CUT TO
179. INT. RUMAH YUDA
YUDA(on phone)
Halo, ada apa bro?
INTERCUT TELEPON YUDA DAN LEWIS
LEWIS
Sekarang juga lo dateng ke kafenya si Deni!
YUDA
Ha? Ngapain bro?
LEWIS
Nggak usah banyak nanya, pokoknya lo dateng kesana. Ajak yang lain juga.
YUDA
Ok ok.
180. EXT. DEPAN RUMAH HANA
Lewis mematikan telfon.
LEWIS
Cari masalah lagi tuh anak. Kali ini gue kasih lo pelajaran.
Lewis masuk ke mobilnya dan pergi.
CUT TO
181. EXT. JALAN – ATAS MOTOR
Deni dan Hana mengobrol selama perjalanan menuju kampus.
HANA
Deni, kamu kangen nggak sama aku? Kan beberapa hari ini aku nggak ketemu kamu.
DENI
Mmm... Yaa, dikit sih.
HANA
Ih Deni. Masa cuma dikit.
Deni tersenyum.
DENI
Eh, nanti pulangnya mau aku jemput?
HANA
Iya dong, kan kamu janji mau ajak ke kafe. Pokoknya nanti aku tungguin. Awas aja kamu nggak jemput.
DENI
Siap.
Hana nampak bahagia.