Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMS AND LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
14. Scene 163-181

163. FADE IN. INT. DALAM RUMAH DENI – PAGI

Deni bersiap kerumah Hana.

Tidak seperti biasa, kali ini Deni memakai parfum dan berpakaian sangat rapi.

 

DENI

Oke. Udah keren, udah wangi, saatnya berangkat.

 

Deni menuju rumah Hana.

CUT TO

164. INT. DALAM RUMAH HANA - RUANG MAKAN

Hana sedang sarapan bersama mamanya.

 

HANA

Oh iya, mulai hari ini Hana berangkat ke kampus sama Deni. Temen Hana.

 

SINDI

Deni? Deni siapa?

 

HANA

Deni. Yang waktu itu anterin Hana pulang.


Sindi ingat.

 

SINDI

Ooh iya iya, mama inget. Tapi, mama udah minta tolong seseorang buat antar kamu ke kampus. Gimana dong.

 

HANA

Siapa?

 

SINDI

Ada pokoknya. Sekarang kamu mending telfon si Deni, bilang kalau mama udah carikan orang buat antar kamu ke kampus.

 

Hana sangat penasaran.

Dia tak ingin orang lain mengantarnya ke kampus selain Deni.

 

HANA

Nggak bisa ma. Deni pasti udah jalan kesini. Bentar lagi nyampek.

 

SINDI

Yaudah, biar mama nanti yang ngomong ke Deni. Dia pasti ngerti kok.

 

Tak lama terdengar suara klakson mobil.

Seseorang yang dibicarakan Sindi telah datang.

 

SINDI

Eh, itu udah dateng orangnya.

 

Hana dan Sindi keluar.

CUT TO

165. EXT. DEPAN RUMAH HANA

Terlihat sebuah mobil terparkir di depan rumah Hana.

Setelah itu keluar seseorang dari dalam mobil.

Hana sangat terkejut, sebab orang yang dimaksud Sindi adalah Lewis.

Lewis menghampiri Sindi dan Hana.

 

SINDI

Lewis?

 

LEWIS

Pagi tante.

 

SINDI

Iya.

 

LEWIS

Hana(menyapa dengan tersenyum).

 

Hana diam.

Dia tak senang melihat Lewis.

 

SINDI

Ayo masuk dulu.

 

LEWIS

Mm, mending saya sama Hana langsung berangkat aja tante. Takut kelas Hana udah masuk.

 

SINDI

Ooh gitu. Yaudah, Hana, kamu sama Lewis aja ya ke kampus.

 

HANA

Ma, Hana udah janji sama Deni. Nggak mungkin Hana tinggalin Deni.

 

SINDI

Hana, kasihan lo Lewis udah dateng kesini. Berangkat sama Lewis ya?

 

CUT TO(DEPAN GERBANG HANA)

Nampak dari kejauhan, Deni sampai di rumah Hana.

Dia melihat Lewis berada di rumah Hana.

Deni sangat tidak senang melihat hal ini.

Dia tak menyangka Hana justru berangkat ke kampus bersama Lewis.

Deni kemudian pergi menuju ke kafe dengan rasa kesal dan kecewa.

CUT TO

166. EXT. DEPAN RUMAH HANA

 

LEWIS

Hana, ayo.

 

HANA

Ma...(Wajah tak semangat)

 

SINDI

Udah itu ditungguin Lewis. Nanti kesiangan lo.

 

Mau tidak mau Hana harus berangkat bersama Lewis.

Hana dan Lewis berpamitan ke Sindi.

Hana terlihat mengamati jalan di depan rumahnya, berharap melihat Deni.

Namun dia tak melihatnya.

Hana masuk ke mobil Lewis.

CUT TO

167. INT. DALAM MOBIL LEWIS

Diperjalanan menuju kampus, Hana dan Lewis tidak berbincang sama sekali.

Lewis mencoba memulai obrolan.

 

LEWIS

Hana.

 

HANA

Hm?

 

LEWIS

Kamu kenapa? Kok dari tadi diem?

 

HANA

Enggak, nggak papa.

 

LEWIS

Oh, iya.

 

HANA

Lewis, keputusanku yang kemarin udah bulat. Maaf, aku nggak bisa terima kamu.

 

LEWIS

Iya aku paham. Ini nggak ada hubungannya sama itu semua. Aku cuma mau bantu mama kamu aja. Kemaren mama kamu telfon, dia bilang kalo kamu nggak ada yang anter ke kampus karena Rena pergi ke Singapore. Masa iya aku tolak. Nggak mungkin lah.

 

Hana menghiraukan semua perkataan Lewis.

Lewis kemudian diam.

CUT TO

168. INT. DALAM KAFE

Deni masih terlihat marah.

Dia kecewa dengan Hana.

Deni diam dan duduk tanpa membantu Riki melayani pembeli.

Riki heran melihat Deni.

 

RIKI

Den.

 

Deni hanya diam.


RIKI

Deni. Woi. Bantuin, rame lo ini yang beli

 

Deni masih diam.


RIKI

Kenapa lagi nih anak.

 

JUMP CUT TO

Beberapa menit kemudian kafe mulai sepi.

Riki duduk di sebelah Deni.

 

RIKI

Den, lu kenapa sih? Dari tadi diem aja. Nggak bantuin gue lagi. Untung gue sigap orangnya.

 

DENI

Nggak papa.

 

RIKI

Ah elah, cerita aja udah. Pasti ada sesuatu. Ketebak dari raut wajah lo.

 

Deni mau cerita ke Riki

 

DENI

Soal Hana.

 

RIKI

Kenapa lagi dia? Minta anterin beli baju lagi?

 

DENI

Enggak. Tadi, gue lihat Hana ke kampus bareng Lewis. Padahal kemarin dia bilang mau gue anterin. Tapi malah kayak gini.

 

RIKI

Si Hana bareng sama Lewis? Yang bener lu??(Tak percaya). Salah lihat kali.

 

DENI

Gue kerumah Hana tadi. Gue lihat sendiri. Kayaknya, orang tua Hana udah kenal sama Lewis. Mungkin mereka mau dijodohin.

 

RIKI

Jangan mikir gitu dulu. Emangnya lo lihat Hana masuk ke mobil Lewis? Siapa tau Hana nolak, terus dia nungguin lo.

 

DENI

Gue langsung pergi tadi.

 

RIKI

Nah itu, kesalahan lo. Harusnya tunggu dulu, jangan maen pergi gitu aja. Pastiin, bener nggak Hana berangkat sama Lewis.


DENI

Gue udah terlanjur kecewa. Mana bisa gue diem disitu terus. Dahlah, gak ada harapan.


Deni terus mengobrol soal Hana ke Riki.

CUT TO

169. EXT. TEMPAT PARKIR KAMPUS – PAGI

Lewis dan Hana sampai di kampus.

Lewis memarkirkan mobilnya.

Hana dan Lewis turun.

 

LEWIS

Nanti pulangnya aku tunggu disini.

 

HANA

Nggak usah. Aku jalan aja. (Wajah datar).

 

Hana kemudian pergi ke ruang kelasnya meninggalkan Lewis.

Lewis berjalan masuk ke ruang kelasnya.

CUT TO

170. INT. DALAM KAFE – SIANG

Keadaan kafe saat ini belum ada pelanggan.

Riki masih mengobrol dengan Deni.

 

RIKI

Ngomong-ngomong, gimana soal turnamen tinju? Udah masuk final lo?

 

DENI

Iya, gue masuk final. Lawan gue si Lewis.

 

RIKI

Pas berarti. Ini momen yang lo tunggu.

 

DENI

Iya. Gue pastiin tuh orang gak bakal berani deketin Hana lagi. (Wajah serius).

 

RIKI

Den, saran gue mending jangan dibawa-bawa ke turnamen soal Hana. Malah susah nanti.

 

DENI

Gue udah nggak peduli soal menang kalah kalo gini Rik. Yang penting gue bisa buat si Lewis ngejauh dari Hana, itu udah cukup.

 

RIKI

Den, ini nggak ada hubungannya sama perasaan lo ke Hana. Ini soal impian lo. Lo harus inget sama impian lo selama ini. Udah susah payah lo ikut beberapa turnamen, dan selalu gagal. Terus sekarang, kesempatan itu udah ada di depan mata. Masa iya lo biarin gitu aja. Ayolah.

 

Deni terlihat masih sangat kesal dengan Lewis.

Namun, dia merasa omongan Riki ada benarnya.


RIKI

Pikirin dulu mateng-mateng. Daripada lo nyesel ntar.


Riki kemudian pergi ke belakang.

5 hari berlalu...

171. INT. DALAM KAFE – SIANG

Deni dan Riki sedang makan.

Nampak Deni menjadi pendiam semenjak Hana tak berkunjung ke kafe.

 

RIKI

Den, si Hana kenapa nggak pernah kesini ya? Biasanya tiba-tiba muncul tuh anak.

 

DENI

Nggak tau(malas).

 

RIKI

Apa Hana dijodohin ya sama Lewis. Gue cuma nebak aja sih.

 

Deni mulai berfikir sama dengan Riki.

 

RIKI

Saran gue, mending lo coba kerumah Hana. Pantau keadaan Hana sekarang. Biar lo juga tau kebenaranya.

 

DENI

Nggak bisa.

 

RIKI

Kenapa nggak bisa? Daripada lo cuma diem disini nggak jelas. Mending lo dateng kerumahnya. Tunjukin kalo emang lo bener-bener suka sama Hana.

 

Deni berfikir.

Dia akhirnya mau.

 

DENI

Yaudah, gue kesana nanti.

 

RIKI

Bagus, gitu dong. Perjuangin cinta lo ke Hana. Gue dukung seratus persen pokoknya.

 

Riki berusaha menyemangati Deni.

CUT TO

172. INT. DALAM KAMAR HANA – LANTAI 2 - SIANG

Hana sedang berdiam sembari memainkan handphonenya.

Dia tak bersemangat pergi ke kampus.

Hana memikirkan Deni.

Sempat beberapa kali dia menelfon Deni.

Deni tak mengangkatnya.

Hana bimbang.

Dia ingin menelfon Deni lagi, namun ragu.

Hidup Hana terasa sepi tanpa bertemu Deni selama beberapa hari ini.

Tak lama Sindi mengetuk pintu kamar Hana.

 

SINDI(O.S)

Hana, ayo makan dulu. Ini mama udah masakin makanan kesukaan kamu.

 

HANA

Iya ma, sebentar.

 

JUMP CUT TO

Beberapa menit kemudian Hana keluar dari kamar.

Dia turun untuk makan.

CUT TO

173. INT. RUANG MAKAN - LANTAI 1

Hana duduk di meja makan.

Wajahnya benar-benar tak semangat.

 

HANA

Ma.

 

SINDI

Iya? Kenapa sayang?

 

HANA

Boleh nggak, hari ini Hana dirumah aja? Nggak ke kampus dulu.

 

SINDI

Loh! Kamu kenapa? Kamu sakit?(Mulai cemas)

 

HANA

Enggak ma. Hana, cuma pingin aja dirumah.

 

SINDI

Ooh(lega), mama kira kamu sakit. Yaudah, nanti mama bilang ke Lewis kamu nggak kuliah hari ini.

 

HANA

Makasih ma.

 

SINDI

Iya. Sama-sama. (Tersenyum).

 

Hana mencoba untuk tidak bertemu Lewis.

CUT TO

174. EXT. DEPAN RUMAH LEWIS

Lewis dan 4 temannya sedang berkumpul.

 

YUDA

Bro, rencana lo buat nembak Hana lagi gimana? Jadi emang?

 

LEWIS

Jadi. Gue bakal ungkapin perasaan gue ke Hana di depan mamanya.

 

YUDA

Kenapa gitu?

 

LEWIS

Biar Hana nggak bisa nolak gue. Hana gabakal mau bikin mamanya sedih. Itu bisa gue manfaatin.

 

TONI

Oke juga. Bagus bagus, gue setuju.

 

LEWIS

Tapi, gue harus fokus kalahin si Deni di turnamen dulu. Baru setelah itu gue fokus ke Hana.

 

YUDA

Bener bro. Habisin tuh si Deni, biar nggak banyak tingkah dia.

 

Lewis berencana mengundang Hana di acara final turnamen tinju.

Dia ingin mengalahkan Deni dan membuat Deni malu di depan banyak orang dan juga Hana.

CUT TO

175. EXT. GERBANG RUMAH HANA

Deni datang.

Dia memencet bel gerbang rumah Hana.

Sindi keluar.

Dia membuka gerbang.

 

SINDI

Iya?

 

DENI

Tante...(Gugup).

 

SINDI

Maaf, kamu siapa ya?

 

DENI

Saya, Deni tante. Temennya Hana.

 

Sindi coba mengingat.

Dia kemudian ingat Deni.

 

SINDI

Ooh, kamu yang nganterin Hana waktu itu ya(ingat).

 

DENI

Iya. (Canggung).


Deni nampak begitu gugup.

 

SINDI

Ada perlu apa? Mau ketemu Hana?

 

DENI

Iya, kalua boleh tante. Ada perlu soalnya.

 

SINDI

 Yaudah, sebentar. Tante panggilin Hana dulu. Ayo masuk.

 

DENI

Oh, iya. Saya tunggu sini aja.

 

Tak lama Hana keluar.

Betapa terkejut dan bahagianya Hana bisa melihat Deni lagi.

 

HANA

Deni...!?(Terkejut)

 

DENI

Hai(tersenyum sembari melambaikan tangan).

 

Hana berlari kearah Deni. 

 

HANA

Denii(memeluk Deni), kamu kemana aja?? Di telfonin nggak pernah diangkat. Kamu marah sama aku??

 

DENI

Oh enggak enggak. Aku, itu... Lagi ada keperluan mendadak soalnya beberapa hari ini. Jadi, nggak tau kalo kamu telfon. Maaf ya.

 

HANA

(Wajah heran). Tumben panggilnya aku kamu, nggak biasanya.

 

Deni mulai bingung menjelaskannya.

 

HANA

Deni, aku pingin ke kafe lagi. Udah lama nggak kesana.

 

DENI

Iya, nanti aku ajak ke kafe. Kamu nggak ada jadwal kuliah emangnya hari ini? 

 

HANA

Ada sih. Tapi aku sengaja nggak berangkat.

 

DENI

Kenapa?

 

HANA

Yaa nggak papa. Lagi pingin dirumah aja. Tapi, berhubung udah ada kamu disini, kayaknya aku kuliah aja. Mau nggak anterin ke kampus??

 

DENI

Boleh. Ayo.

 

HANA

Oke(senang). Tunggu bentar, aku siap-siap dulu.

 

Hana masuk kedalam rumah dan bersiap.

CUT TO

176. INT. RUANG TENGAH - DALAM RUMAH HANA 

Sindi melihat Hana sudah berpakaian rapi.

 

SINDI

Loh loh, kamu mau kemana?

 

HANA

Ke kampus. Kan Hana ada kelas pagi hari ini.

 

SINDI

Bukannya kamu tadi bilang pingin istirahat dulu dirumah?

 

HANA

Iya. Tapi, kayaknya Hana berangkat aja. Tiba-tiba pingin kuliah. Berangkat dulu ma.


Hana menghampiri Deni.

 

SINDI

Eh, kamu ke kampus sama siapa?? Mama telfon Lewis dulu.


HANA

Nggak usah ma. Hana sama Deni aja.

 

Hana menghampiri Deni.

CUT TO

177. EXT. DEPAN RUMAH HANA

 

HANA

Ayo.

 

Sindi menghampiri Deni dan Hana.

 

 

SINDI

Deni, hati-hati ya bawa motornya. Jangan ngebut.

 

DENI

Iya tante. Kalao gitu, saya, izin nganterin Hana. Permisi.

 

Deni dan Hana kemudian berangkat.

Sindi sedikit bingung dengan Hana.

 

SINDI

Gimana sih Hana. Tiba-tiba aja berubah pikiran.

 

Tak lama kemudian Lewis datang.

Lewis turun dan menghampiri Sindi.

 

LEWIS

Pagi tante. Hana udah siap ke kampus?

 

SINDI

Eh, Lewis. Astaga! Tante lupa tadi mau telfon kamu.

 

LEWIS

Kenapa tante?

 

SINDI

Hana, udah berangkat ke kampus sama temennya. Baru aja mereka pergi. Tadi sih awalnya Hana nggak ke kampus dulu hari ini. Pingin istirahat dirumah katanya. Tapi tiba-tiba aja dia berangkat ke kampus. Tante juga heran.

 

LEWIS

Ooh, iya tante.

 

SINDI

Maaf ya. Tante jadi nggak enak. Padahal tadi pagi dia kelihatan nggak semangat.

 

LEWIS

Nggak papa tante. Kalo boleh tau, siapa yang anterin Hana?

 

SINDI

Temennya, si Deni.

 

Lewis terkejut.

Dia nampak sangat kesal.

 

LEWIS

Yaudah tante, kalo gitu saya permisi dulu.

 

SINDI

Iya.

 

CUT TO

178. INT. DALAM MOBIL

Lewis menghubungi Yuda.

 

LEWIS(on phone)

Halo, Yud. (Nada kesal).

 

CUT TO

179. INT. RUMAH YUDA

 

YUDA(on phone)

Halo, ada apa bro?

 

INTERCUT TELEPON YUDA DAN LEWIS

 

LEWIS

Sekarang juga lo dateng ke kafenya si Deni!

 

YUDA

Ha? Ngapain bro?

 

LEWIS

Nggak usah banyak nanya, pokoknya lo dateng kesana. Ajak yang lain juga.

 

YUDA

Ok ok.

 

180. EXT. DEPAN RUMAH HANA

Lewis mematikan telfon.

 

LEWIS

Cari masalah lagi tuh anak. Kali ini gue kasih lo pelajaran.

 

Lewis masuk ke mobilnya dan pergi.

CUT TO

181. EXT. JALAN – ATAS MOTOR

Deni dan Hana mengobrol selama perjalanan menuju kampus.

 

HANA

Deni, kamu kangen nggak sama aku? Kan beberapa hari ini aku nggak ketemu kamu.

 

DENI

Mmm... Yaa, dikit sih.

 

HANA

Ih Deni. Masa cuma dikit.

 

Deni tersenyum.

 

DENI

Eh, nanti pulangnya mau aku jemput?

 

HANA

Iya dong, kan kamu janji mau ajak ke kafe. Pokoknya nanti aku tungguin. Awas aja kamu nggak jemput.

 

DENI

Siap.


Hana nampak bahagia.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)