Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMS AND LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
15. Scene 182-196

182. EXT. DEPAN KAFE – SIANG

Lewis dan 2 temannya telah berada di depan kafe.

 

YUDA

Ngapain ini kita kesini bro?(Bingung).

 

Tanpa sepatah kata pun Lewis berjalan masuk kedalam kafe.

2 temannya mengikuti.

CUT TO

183. INT. DALAM KAFE

Terlihat keadaan kafe masih belum ada pelanggan saat ini.

Riki sedang duduk santai sembari memainkan handphonenya di balik meja pemesanan.

Lalu dia melihat Lewis.

Tampak wajah Lewis sangat marah dan emosi.

 

LEWIS

Berantakin nih kafe! Hancurin semuanya!

 

YUDA

Seriusan bro?

 

LEWIS

Cepet!


YUDA

Oke oke. 


Yuda dan Toni langsung mengacak-acak semua yang ada di dalam kafe.

 

RIKI

Woi woi!(Coba menahan Lewis dan 2 temannya).

 

Riki terus berusaha menghadang Lewis dan 2 temannya.

Lewis menarik Riki.

 

LEWIS

Lo diem! Jangan ikut campur.

 

Riki mencoba menyerang Lewis.

Dia memukul Lewis tepat di wajahnya.

 

RIKI

Mending kalian pergi sekarang, sebelum gue habisin kalian disini!(Mulai tersulut emosi).

 

Lewis mulai habis kesabaran.

 

RIKI

Mending kalian pergi sekarang, sebelum gue habisin kalian semua disini.

 

Lewis langsung melayangkan pukulan ke wajah Riki hingga membuatnya hampir saja terjatuh.

Pertarungan terjadi antara Lewis dan Riki.

Tak butuh waktu lama bagi Lewis untuk mengalahkan Riki.

Riki tersungkur setelah terkena pukulan dan tendangan dari Lewis.

Lewis kemudian memerintahkan 2 temannya untuk menyerang Riki.

 

LEWIS

Hajar.

 

YUDA

Dengan senang hati.

 

Yuda dan Toni menghajar Riki.

Kafe terlihat sangat berantakan, bahkan beberapa barang hancur.

JUMP CUT TO

Setelah beberapa menit berlalu, Lewis puas mengacak-acak kafe.

Dia bersiap pergi.

 

LEWIS

Cukup.

 

Lewis menghampiri Riki.

 

LEWIS

Hei, kasih tau temen lo(Deni), jangan pernah berani deketin Hana lagi. Atau gue bakal hancurin hidupnya. Ngerti!?

 

Riki hanya diam.


LEWIS

Cabut(mengajak 2 temannya pergi).


Kemudian Lewis dan 2 temannya pergi.

 

RIKI

Sial!(Kesal)

 

Riki berusaha bangkit.

JUMP CUT TO 

20 menit berlalu.

Deni datang.

Riki terlihat sedang membereskan kafe yang berantakan.

Deni seketika terkejut melihat keadaan kafe.

 

DENI

Rik,??(Sedikit tekrejut).

 

Wajah Riki nampak penuh luka.

 

DENI

Lo kenapa??

 

RIKI

Barusan, si Lewis sama temen-temennya dateng kesini. Mereka ngacak-acak kafe.

 

DENI

Lewis? Ngapain dia?

 

RIKI

Gue rasa, dia nggak terima lo deket sama Hana lagi. Makanya dia ngelakuin ini. Tapi lo tenang aja, gue bisa atasi semuanya. Jadi lo nggak perlu khawatir soal Hana.

 

Deni terlihat sangat marah.

Dia bersiap pergi mencari Lewis.

 

RIKI

Hei hei, mau kemana?

 

DENI

Cari Lewis(wajahnya tampak sangat marah).

 

RIKI

Udah, jangan. Biarin. Mending lo bantuin gue beresin kafe, gue takut pak Jaya kesini.

 

Deni masih tidak terima.

Namun akhirnya dia memilih membantu Riki membereskan kafe.

CUT TO

184. INT. RUMAH LEWIS - RUANG TENGAH

Lewis dan 3 temannya sedang bersantai.


YUDA

Huuh, puas gue pukulin orang.

 

LEWIS

Ini peringatan buat si Deni. Kalau dia masih terus deketin Hana, gue bakal kasih yang lebih buruk dari ini.

 

TONI

Bener bro. Biar nggak songong lagi tuh anak.


Lewis kemudian berdiri dan mengambil jaketnya.

 

LEWIS

Gue mau ke tempat latihan.

 

YUDA

Ikutlah. Nggak ada kegiatan gue hari ini.

 

Lewis dan 2 temannya pergi ke tempat latihan. 

CUT TO

FADE OUT

185. EXT. DEPAN KAMPUS – SORE

Hana sedang menunggu Deni.

Tak lama Deni datang.

 

DENI

Hei... Maaf ya, nunggu agak lama.

 

HANA

Enggak kok. Aku baru aja keluar.

 

DENI

Oh, syukurlah kalo gitu. Yaudah ayo. (Memberikan helm ke Hana).

 

Hana memakai helm, lalu naik ke motor Deni dengan raut wajah bahagia.

Mereka pergi menuju kafe.

CUT TO

186. EXT. DEPAN KAFE 

Mereka sampai di kafe.

Hana turun dari motor.

Dia nampak sangat senang bisa ke kafe lagi.

Hana menatap kafe dengan senyuman.

Deni menghampirinya setelah memarkir motor.

 

HANA

(Menghela nafas). Akhirnya, bisa kesini lagi. Udah kangen banget.

 

DENI

Cuma seminggu doang nggak kesini.

 

HANA

Deni, seminggu itu lama. Kamu nggak ngerasain apa yang aku rasakan. Wajar kalo kangen.

 

DENI

Iya iya, terserah. Ayo masuk, aku buatin menu spesial kesukaan kamu.

 

HANA

Wah, beneran!??(Tak menyangka). Emm makasiih(terharu). Eh tunggu. Ini, gratis kan?

 

DENI

Iyaa.

 

HANA

Yess. Ayo ayo(buru-buru masuk kedalam kafe).

 

Mereka masuk kedalam kafe. 

CUT TO

187. INT. TEMPAT LATIHAN LEWIS 

Tampak Lewis sangat serius berlatih.

Sementara Yuda dan Toni sedang mengobrol.

 

TONI

Yud, gue kok ngerasa nggak enak ya habis berantakin kafe tempat kerjanya si Deni.

 

YUDA

Nggak enak gimana?

 

TONI

Yaa, kasihan aja. Mereka pasti ganti rugi karena tadi.

 

YUDA

Yaelah, ngapain lu kasihan. Itu salah si Deni sendiri, berani deketin Hana. Harusnya dia tau kalau Hana itu milik Lewis.

 

TONI

Iya gue paham. Tapi, gue rasa kita terlalu berlebihan tadi. Pake mukulin temennya segala. Kalo mereka laporin kita ke polisi gimana??

 

YUDA

 Wah, pikirannya lo udah kacau Ton kayaknya. Mending lo ikut latihan sama si Lewis, biar bisa berantem dikit-dikit.

 

TONI

Lah, ngeremehin gue lu.

 

YUDA

Ya emang bener kan, lo nggak bisa berantem.

 

TONI

Bisa gue. Walaupun dikit ya.

 

Yuda dan Toni kemudian tertawa.

CUT TO

188. INT. DALAM KAFE(18.00) 

Deni dan Riki menutup kafe lebih awal.

Riki, Deni dan Hana bersiap untuk makan.

Deni masih menyiapkan makanan.

Dia nampak sibuk membuat hidangan spesial untuk Hana.

 

HANA

Denii, kok lama makanannya?? Udah laper ini.

 

Deni(O.S)

Iya sabar, tunggu bentar.

 

Riki nampak duduk di kursi setelah membantu Deni membuat makanan.

Dia duduk agak jauh dari Hana.

 

HANA

Riki, hai(melambaikan tangan).

 

Riki hanya tersenyum.

Hana melihat wajah Riki penuh lebam.

 

HANA

Riki, itu, wajah kamu kenapa?

 

RIKI

Hm? Oh... Ini, habis jatuh dari motor tadi. (mencoba tersenyum).

 

HANA

Astaga Riki, hati-hati dong kalo naik motor. Pelan-pelan aja. Nggak usah ngebut.

 

RIKI

Iya.

 

Lalu Deni datang dengan membawa makanan yang cukup banyak.

 

DENI

Maaf maaf, agak lama.

 

Deni meletakkan makanan dimeja.

 

DENI

Silahkan. Menu spesial sudah siap.


HANA

Waah...(Tak sabar memakannya).

 

DENI

Dihabisin.

 

HANA

Pasti. Tenang aja. Kan aku suka.

 

DENI

Bagus. Rik, ayo makan.


RIKI

Iya, nanti aja. Kalian makan dulu.

 

Hana dan Deni makan.

Sementara Riki masih duduk dikursi sembari memejamkan matanya.

Deni melihat Riki.

Dia tau Riki sedang menahan sakit dibadannya akibat di keroyok Lewis dan 2 temannya.

Dia merasa bersalah ke Riki.

189. INT. DALAM RUMAH DENI – PAGI

Seminggu telah berlalu.

Hari dimana partai puncak dari turnamen tinju telah tiba.

Deni bersiap untuk melakoni laga itu menghadapi Lewis.

Dia menatap kaca sembari menyemangati dirinya sendiri.

 

DENI

Oke, ini waktunya. (Menghela nafas).

 

Dengan penuh percaya diri, Deni tampak sangat siap.

Dia sudah tidak terlalu memperdulikan kemenangan.

Dia hanya ingin menghajar Lewis.

Tak lama Deni menelfon Hana.

 

DENI

Halo, Hana.

 

CUT TO

190. INT. RUMAH HANA - DALAM KAMAR

 

HANA

Iya?

 

INTERCUT TELEPON DENI DAN HANA

 

DENI

Kamu lagi dimana?

 

HANA

Dirumah. Kenapa? Kangen ya sama aku.

 

DENI

Kamu ada kelas nggak hari ini?

 

HANA

Hari ini, nggak ada sih. Libur. Kenapa sih? Jangan bikin penasaran dong.

 

DENI

Aku mau ajak kamu keluar.

 

HANA

Kemana?

 

DENI

Ke, turnamen boxing.

 

Hana terkejut.

Dia langsung paham kalau Deni ikut turnamen itu.

 

HANA

Jangan bilang kamu ikut turnamen itu. Nggak kan!?

 

DENI

Iya. Hari ini, aku lawan Lewis buat nentuin siapa yang menang.

 

HANA

Astaga Deni... Udah nggak usah dilanjutin. Nanti kamu kenapa-napa(cemas).

 

DENI

Kamu tenang aja, aku nggak akan kenapa-napa. Aku udah siapin semuanya kok. Gimana, mau ikut?

 

HANA

(Berfikir)... Yaudah, aku siap-siap dulu. (Masih cemas).

 

DENI

Oke. Aku kesana sekarang. (Senang).

 

Deni menutup telfon.

CUT TO

191. INT. DALAM KAMAR HANA

Hana nampak bersiap, meski masih tak setuju dengan apa yang Deni lakukan.

 

HANA

Deni ngapain sih pake ikutan tinju segala. Kan bahaya(khawatir). Harusnya dia fokus aja kerja di kafe.

 

CUT TO

192. EXT. DEPAN RUMAH DENI 

Deni bersiap menuju rumah Hana.

Tak lama Riki datang.

 

RIKI

Hei, ayo.

 

DENI

Rik, gue mau kerumah Hana dulu, jemput dia.

 

RIKI

Oh, jadi ikut?

 

DENI

Iya. Gue ajak barusan. Dan dia mau.

 

RIKI

Yaudah, gue berangkat dulu. Gue tunggu disana(tempat turnamen tinju). Oh iya, temen lo yang punya sasana tinju gimana? Katanya ikut.

 

DENI

Dia udah nyampek disana(gedung turnamen tinju). Dari tadi.

 

RIKI

Okelah.

 

Deni pergi kerumah Hana.

Riki pergi ke gedung turnamen tinju.

CUT TO

193. INT. GEDUNG TURNAMEN TINJU – RUANG TUNGGU PESERTA - PAGI

Lewis tampak sangat siap.

3 temannya terus mendampinginya.

 

YUDA

Bro, ini waktu yang lo tunggu-tunggu. Habisin si Deni. Jangan kasih dia nafas.

 

LEWIS

Gue bakal serius kali ini, khusus buat hajar si anak sialan itu. Setelah ini semua selesai, gue bisa tenang dapetin Hana.

 

TONI

Bener bro. Udah gak sabar gue lihat lo tanding bro.

 

Lewis dan lainnya menunggu Deni datang.

CUT TO

194. EXT. DEPAN RUMAH HANA

Deni sampai.

Dia memencet bel gerbang rumah Hana.

Sindi keluar dan membuka gerbang.

 

SINDI

Eh, Deni.

 

DENI

Pagi tante. Hana, ada?

 

SINDI

Oh ada-ada. Bentar ya, tante panggilin dulu.

 

5 menit setelah itu Hana keluar.

 

HANA

Deni.


Deni tampak terpesona melihat kecantikan Hana.

Dia terdiam sesaat sembari memandang Hana.


HANA

Deni? Hei. Ayo berangkat.


Deni tersadar.

 

DENI

Eh... Mm, iya. Ayo.


HANA

Kamu kenapa??

 

DENI

Enggak, nggak papa.


CUT TO

(motor) - AREA JALAN RAYA

Diperjalanan, Hana mencoba membujuk Deni agar tidak jadi bertanding.

Raut wajahnya nampak tak ingin melihat Deni terluka.

 

HANA

Deni, kamu beneran mau tanding? Apa nggak sebaiknya dibatalin aja?

 

DENI

Nggak bisa, ini udah aku tunggu-tungguin dari dulu. Aku mau balas perbuatan Lewis. Dia udah ngacak-ngacak kafe waktu itu. Dan dia juga, pukulin Riki.

 

HANA

Hah!(Terkejut). Astaga(tak percaya). Deni, kamu kok nggak cerita ke aku. Emangnya kamu ada masalah apa sih sama Lewis, bisa sampai kayak gitu.

 

DENI

Dia nggak suka aku deket sama kamu. Waktu itu, mungkin dia tau aku anterin kamu ke kampus. Dan, karena itu dia lakuin ini semua.

 

HANA

Deni, maafin aku...(merasa bersalah). Aku nggak tau(nampak ingin menangis).

 

DENI

Eh enggak-enggak. Ini bukan salah kamu kok. Kamu jangan mikir gitu ya. Aku nggak ada sedikitpun nyalahin kamu. Emang kelakuan si Lewis yang nggak beres.

 

Hana masih merasa tidak enak ke Deni dan Riki.

CUT TO

195. INT. DALAM GEDUNG TURNAMEN TINJU - DEKAT AREA PENONTON

Riki menunggu Deni datang.

Panitia datang menghampiri Riki.

Dia mempertanyakan soal Deni ke Riki.

 

PANITIA

Maaf, peserta bernama Deni apa sudah datang? Pertandingan akan segera dimulai.

 

RIKI

Emm, sebentar lagi. 5 menit. Masih dijalan.

 

PANITIA

Tolong segera dihubungi. Kalau tidak datang, terpaksa harus di diskualifikasi.

 

Panitia pergi.

 

RIKI

Kemana si Deni ini. Jangan-jangan pacaran dulu tuh anak sama Hana.

 

Seseorang datang menghampiri Riki.

Dia Rio, pemilik sasana tinju tempat Deni berlatih.

 

RIO

Permisi, maaf. Mas temen kerjanya Deni?

 

RIKI

Iya. Ada perlu apa?

 

RIO

Gue Rio(mengajak kenalan). Deni sering berlatih tinju disasana milik gue.

 

RIKI

Oh astaga, maaf gue kira siapa tadi. Gue Riki.

 

RIO

Deni udah dateng?

 

RIKI

Belum. Gue juga bingung ini, lama amat nggak dateng-dateng tuh anak.

 

Riki mencoba menghubungi Deni.

Tak lama Deni datang bersama Hana.

 

RIKI

Nah akhirnya dateng juga. Kemana aja sih lu?

 

DENI

Sorry sorry.

 

RIKI

Udah ayo cepet, siap-siap.

 

DENI

Hana, kamu sama Riki dulu ya. Doain aku menang.

 

HANA

Iya(masih cemas).

 

Hana kemudian memegang tangan Deni.

 

HANA

Hati-hati.

 

Deni tersenyum.


RIO

Ini(memberikan sarung tinju miliknya), pakai.


Deni nampak terkejut sekaligus senang.

Dia tak menyangka Rio akan memberikan sarung tinju miliknya.

Lalu dia bersama Rio pergi ke ruang tunggu peserta.

Sementara Riki dan Hana pergi ke bangku penonton.

 

RIKI

Hana, ayo.

 

CUT TO

196. INT. GEDUNG TURNAMEN TINJU - RUANG TUNGGU PESERTA

Deni bertemu dengan Lewis.

 

YUDA

Nah, ini dia.

 

LEWIS

Gue kira nggak dateng lo. Udah siap malu di depan banyak orang?

 

Deni hanya diam.

Dia fokus untuk bertanding dan menghajar Lewis.

 

YUDA

Hei(memanggil Deni), jangan cepet-cepet kalahnya, kasih perlawanan dikit biar seru.

 

TONI

Itu juga kalo dia bisa bertahan.

 

Toni, Lewis dan Yuda sangat meremehkan Deni.

Deni mencoba tetap tenang.

Dia tidak terpancing omongan Lewis dan 3 temannya.

 

RIO

Jangan di dengerin. Fokus aja ke pertandingan. Inget teknik yang udah gue ajarin. Gue yakin lo bisa lakuin itu.

 

DENI

Semoga aja. Gue bakal berikan yang terbaik untuk match kali ini. Gue nggak akan gagal.

 

Rio senang Deni nampak sangat siap.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)