Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMS AND LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
12. Scene 144-150

CUT TO

FADE IN

144. INT. DALAM KAFE – PAGI

Kafe baru saja buka.

Deni dan Riki selesai menyiapkan semuanya.

Mereka bersiap menyapu lantai.

Tak lama, Hana dan Rena datang.

 

HANA

Selamat paagii...(Ceria).

 

CUT TO

Riki dan Deni melihat Hana dan Rena.

 

DENI

Perasaan gue nggak enak.

 

RIKI

Sama. Bakal ada sesuatu kayaknya.

 

Hana dan Rena menghampiri Riki dan Deni.

 

HANA

Hai Riki. Deni.

 

CUT TO

 

RIKI

Iya. Hai(melambaikan tangan dengan wajah heran).

  

DENI

Pesen yang biasanya?

 

HANA

Eh, enggak enggak. Hari ini, aku sama Rena nggak mau pesen apa-apa disini.

 

DENI

Tuh kan. Bener feeling gue, bakal aneh nih anak berdua.

 

HANA

Aku sama Rena kesini, karena ada sesuatu mau kita lakuin.

 

DENI

Jangan aneh-aneh udah, masih pagi ini.

 

HANA

Deni, diem. Dengerin aku dulu. Ini sesuatu yang baik kok, tenang aja.

 

Deni diam. 

 

HANA

 Jadi, aku sama Rena mau bantuin kalian kerja.

 

Riki dan Deni terkejut.

 

DENI

Ha? Gini gini, mending kalian sekarang pulang, terus istirahat. Biar fresh pikiran kalian.

  

HANA

Sstt. Udah ayo mulai kerja, jangan pada males.

 

RENA

Semangat semangat.

 

Hana dan Rena mulai menyapu dan membersihkan meja.

 

DENI

Hei hei... Stop! Jangan ada yang gerak.

 

Hana dan Rena diam.

Riki ikut diam.

 

DENI

(Menghela nafas). Kalian ini kenapa?? Habis mimpi aneh semalem?

 

Riki tampak bingung harus bagaimana.

 

HANA

Deni, aku sama Rena cuma mau bantuin kalian aja kok. Masa gaboleh. Padahal kita baik lo.

 

RENA

Iya. Jarang-jarang kan ada yang mau bantuin gini. Udah ayo, mau jam delapan loh ini. Kalian gabakal sempet kalo cuma berdua. Mending kita bantuin.

 

Deni menatap Riki.

 

RIKI

Den, untuk yang satu ini gue serahin ke lo. Gue nggak tau harus gimana.

 

Riki kemudian mencoba mencari kesibukan.

Hana dan Rena menunggu Deni memperbolehkan mereka membantu.

Mereka sangat berharap.

 

DENI

Astaga... Cobaan apa lagi ini. Terserah kalian lah.

 

HANA

Yes(Senang). Rena, ayo siap-siap. 

 

RENA

Oke.

  

Hana dan Rena kemudian pergi.

 

DENI

Lah, malah pergi. Apasih maunya mereka ini.

 

RIKI

Biarin ajalah. Untung mereka pergi, kalo enggak bisa kena marah kita sama pak Jaya.

 

DENI

Gue dari tadi juga mikir gitu. Bayangin aja nanti tiba-tiba pak Jaya dateng kesini, terus lihat mereka(Rena dan Hana)ikut kerja. Kan bingung kita jelasinnya.


RIKI

Nah bener tuh.


JUMP CUT TO

1 jam kemudian.

Hana dan Rena kembali.

Mereka berhenti tepat di pintu masuk kafe.

 

HANA

Taraaa... Gimana gimana? Bagus gak baju kita?(Tanya ke Deni dan Riki)


Hana dan Rena membeli pakaian berwarna hitam.

Mereka membeli baju yang sama.

  

RENA

Kita baru beli loh ini. Cocok nggak??

 

Deni dan Riki hanya diam.

 

RIKI

Balik lagi mereka Den.

  

DENI

Yaudahlah, mau gimana lagi.

 

Deni menghampiri Rena dan Hana.

 

DENI

Jangan diem depan pintu, ganggu orang masuk(menarik Hana dan Rena)

 

HANA

Iih Deni! Sakit tau.

 

JUMP CUT TO

30 menit kemudian, pembeli mulai berdatangan.

Deni dan Riki menyuruh Hana dan Rena mengantar pesanan ke meja pembeli.

Hana tampak masih tak terbiasa.

Dia hampir saja menumpahkan minuman pesanan.

Deni terus mengawasinya.

 

DENI

Hei hei, bawa yang bener. Jangan kayak gitu.

 

HANA

Iya iya. Bawel ih. Bawa aja sendiri nih.

 

DENI

Katanya mau bantuin. Malah marah-marah.

 

HANA

Ya kamu jangan ngomong terus dong. Aku jadi nggak fokus bawanya.

 

Deni tampak tersenyum melihat Hana yang kesulitan mengantar pesanan. 

 

DENI

Awas tumpah. Kalo sampai nih minuman tumpah, lo pel sendiri lantainya. Buatin yang baru.

  

HANA

Denii... Diem!(Kesal)

 

Deni terus mencoba mengganggu Hana.

Hana berusaha mengantar pesanan itu ke meja pembeli dengan sangat hati-hati.

CUT TO

Sementara Rena membantu Riki menyiapkan pesanan.

 

RIKI

Rena, tolong anterin ini(minuman) ke meja nomor 2. Udah pesen dari tadi soalnya. Aku masih buatin pesenan yang lain.

 

RENA

Oh, oke.

 

Rena mengantar pesanan itu.

JUMP CUT TO

Setelah beberapa jam membantu Deni dan Riki, Hana duduk di kursi.

Dia nampak lelah.

CUT TO(tempat memesan)

Deni melihat Hana.

Kemudian dia mengambil sebuah gelas dan membuatkan minuman yang biasa Hana pesan.

Setelah itu dia mengantarkan minuman itu ke Hana.

CUT TO(meja pembeli)

 

DENI

Nih. Biar nggak capek.

 

HANA

Makasiih(tersenyum).

 

Hana minum.

 

DENI

Lo istirahat dulu disini. Nanti lagi kalau mau bantu.

 

HANA

Oke. Ternyata, capek juga ya jadi barista.

 

DENI

Yaa, ginilah. Berhubung ini kerjaan gue sehari-hari, jadinya gue udah biasa. Yaudah, gue lanjut kerja dulu.

 

HANA

Semangat!

 

Deni tersenyum.

Deni lanjut melayani pembeli.

CUT TO(tempat memesan)

Rena melihat kedekatan Deni dan Hana.

Rena merasa Deni bisa menjaga Hana saat dia nanti pergi ke Singapore.

  

RENA

Riki, gue kesana bentar ya.

 

RIKI

Oh iya.

 

Rena menghampiri Deni.

CUT TO(meja pembeli)

Deni sendang membersihkan meja.


RENA

Den.

 

DENI

Iya?

 

RENA

Bisa ngomong bentar?

 

DENI

Bisa.

 

Rena mengajak Deni duduk di kursi agak jauh dari Hana dan Riki.

CUT TO

Mereka kemudian duduk.

Deni siap mendengarkan.

 

DENI

Ada apa?

 

RENA

Gini, gue langsung ke intinya aja ya. 3 hari lagi gue bakal pergi ke Singapore. Dan gue rasa gue gabakal balik lagi kesini. Jadi, gue cuma mau minta tolong ke lo buat jagain Hana.

 

DENI

Ini, lo beneran?(Sedikit terkejut).

 

RENA

Iya. Emang mendadak sih... Tapi mau gimana lagi. Den, gue minta tolong banget sama lo. Gue nggak mau Hana sedih karena gue pergi ke Singapore. Dan gue lihat, akhir-akhir ini Hana selalu bisa tersenyum saat sama lo. Tolong jagain dia ya.

 

Deni berfikir.

Dia akhirnya mau menuruti keinginan Rena.

 

DENI

Iya.

 

RENA

Makasih Den. Oh iya, sama satu lagi.

 

DENI

Ada lagi?

 

RENA

Tolong bantuin bujuk Hana biar mau pulang kerumahnya. Nggak mungkin dia tinggal di tempat gue sendiri, sementara gue bakal pergi ke Singapore.

 

DENI

Masih belum mau pulang dia?

 

RENA

Belum. Tolong ya, gue rasa cuma lo yang bisa bujuk Hana.

 

Deni mau.

 

DENI

Iya. Gue coba nanti.

 

RENA

Sekali lagi makasih ya Den. Kalo gini jadi tenang gue.

  

DENI

Setelah denger cerita Hana sama keluarganya, gue jadi keinget orangtua gue.

 

RENA

Kenapa? Orangtua lo sering berantem juga?

 

DENI

Enggak. Mereka nggak pernah berantem sama sekali. Nggak ada satu hal pun yang bisa buat mereka berselisih. Gue merasa beruntung bisa punya orangtua seperti mereka. Tapi, keadaan mulai berubah setelah ibu meninggal. Bapak jadi sering sakit-sakitan, dan nggak semangat hidup. Sebulan kemudian bapak meninggal. Mau nggak mau, gue tinggal dirumah sendiri(teringat orangtuanya). Beruntung gue diterima kerja di kafe ini seminggu kemudian.

 

Rena sedih mendengar cerita Deni.

 

RENA

Menurut gue, lo hebat sih bisa bertahan seorang diri sampai sekarang. Gue belum tentu bisa kalo ada di posisi lo sekarang. Gue aja tinggal disini sama kakak. Meski dia jarang pulang, seenggaknya masih ada yang nemenin sesekali. Dan sekarang, gue harus balik ke Singapore lagi, tinggal sama orangtua gue disana. Tapi, pikiran gue belum bisa tenang karena Hana.

 

DENI

Soal itu lo tenang aja. Gue pastiin Hana mau pulang lagi kerumahnya.

 

RENA

Iya, gue percaya sama lo. Yaudah, gue lanjut bantuin Riki.

 

DENI

Iya.

 

Rena kembali membantu Riki menyiapkan pesanan.

Sementara Deni menatap kearah Hana yang sedang minum.

Dia merasa kasihan dengan Hana sebab akan ditinggal oleh Rena.

Ditambah permasalahan keluarganya masih belum selesai.

CUT TO

145. EXT. DEPAN KAMPUS – SIANG

Lewis bersiap masuk ke dalam kampus.

Sindi menghampiri Lewis.

Seperti biasa Sindi menitipkan makanan untuk Hana.

 

LEWIS

Tante. Nganter makanan Hana?

 

Lewis terlihat sangat tidak bersemangat.

 

SINDI

 Iya, kayak biasanya. Minta tolong ya.

 

Lewis menganggukkan kepala sambil tersenyum kecil.

Sindi memberikan bekal itu ke Lewis.

Lewis menerimanya.

 

SINDI

Oh iya, saya mau minta tolong satu lagi sama kamu.

 

LEWIS

Iya?

 

Sindi memberikan nomor telfonnya ke Lewis.

 

SINDI

Akhir-akhir ini, tante mulai khawatir sama keadaan Hana. Tante nggak mau Hana kenapa-napa. Tante harap mulai sekarang kamu mau kabarin tante soal Hana ya. Kamu pantau Hana.

 

LEWIS

Tante nggak usah khawatir. Saya pastiin Hana bakal baik-baik aja.

 

SINDI

Makasih. Kalo gitu tante permisi dulu.

 

Sindi pergi.

Lewis menuju kelas Hana.

CUT TO

146. INT. DALAM KELAS HANA

Dosen masih belum masuk.

Lewis datang.

Lewis tidak melihat keberadaan Hana, dan dia juga tidak melihat Rena.

Lewis meletakkan makanan di meja Hana, kemudian dia menuju ruang kelasnya.

CUT TO

147. INT. DALAM KELAS LEWIS

Yuda dan Toni sudah menunggu Lewis datang.

 

YUDA

Nah, ini dia. Dateng juga akhirnya.

 

TONI

Bro, kenapa? Lemes amat ini hari.

 

Lewis hanya diam.

Yuda menarik baju Toni.

Yuda berbisik ke Toni.

 

YUDA(Berbisik)

Hei, kan lu tau kemarin dia habis ditolak sama Hana. Ya karena itu dia lemes.

 

TONI(Berbisik)

Oh, iya... Lupa gue.

 

YUDA

Udah bro(Lewis), masih banyak cewek lain. Gampang buat lo dapetin cewek lagi.

 

LEWIS

Nggak bisa. Gue udah terlalu suka sama Hana. Pokoknya, gimana pun caranya gue bakal dapetin Hana.

 

TONI

Tapi kan dia udah nolak lo kemarin.

 

LEWIS

Ini pasti karena si Deni, gue harus kasih dia pelajaran.

 

TONI

Kalo itu gue setuju.

 

YUDA

Mending sekarang lo fokus dulu sama turnamen tinju yang lo buat, udah hampir final ini.

 

TONI

Iya bro. Si Deni juga belum kalah kan, pas tuh. Siapa tau ketemu di final. Lo habisin dah disitu. Kalo perlu jangan ada wasit sekalian, biar puas lo ngehajar si Deni.

 

YUDA

Hei hei, jangan ngaco napa ngomongnya. Mana bisa kayak gitu.

 

TONI

Sorry sorry, terbawa suasana gue.

 

JUMP CUT TO

Hari berganti siang.

Lewis kembali menghampiri kelas Hana.

Dia mencari Hana.

Namun Hana masih tidak ada.

Lewis kemudian mencoba ke kantin.

CUT TO

148. INT. KANTIN

Lewis masih belum menemukan Hana.

Dia kembali ke ruang kelasnya.

CUT TO

FADE OUT

149. INT. DALAM KAFE – SORE

Hana kembali duduk setelah membantu Deni bekerja.

Dia kelelahan.

Sementara Rena sedang keluar membeli sesuatu.

Riki masih sibuk melayani pembeli.

Deni menghampiri Hana.

 

DENI

Kenapa? Capek?

 

HANA

(Tampak lelah). Iya, kayaknya aku duduk aja deh.

 

DENI

Yaudah duduk aja disini.

 

Deni mengambil sebuah nampan yang diatasnya terdapat menu spesial kesukaan Hana.

Dia meletakkan makanan itu di meja.

 

HANA

Eh, apa ini?

 

DENI

Gue buatin khusus buat lo.

  

HANA

Astaga Deni, udah jangan. Nanti kamu rugi lo. Kamu udah kasih aku minum kan tadi.

 

DENI

Nggak papa, tenang aja.

 

HANA

Iih, aku jadi nggak enak ini.

 

DENI

Gue udah capek-capek lo buatnya. Masa lo nggak mau.

 

HANA

Bukan gitu maksud aku. Yaudah, aku makan. Makasih ya.

 

Hana terlihat sangat senang diberi menu spesial oleh Deni.

Hana memakan makanan itu.

 

DENI

Oh iya. Ada yang mau gue tanyain ke lo, tapi kalo lo nggak mau jawab gak papa sih.

 

HANA

Mau tanya apa?

 

DENI

Tadi, Rena cerita ke gue, katanya 3 hari lagi dia pindah ke Singapore. Lo udah tau kan?

 

HANA

Iya. Rena udah cerita kemarin.

 

DENI

Terus, lo gimana?

 

HANA

Yaa, aku tinggal dirumah Rena sendiri. Rena juga bolehin kok aku tinggal dirumahnya.

 

DENI

Lo, nggak pingin pulang gitu kerumah? Gue yakin sih, orangtua lo pasti kangen.

 

Hana terdiam sejenak.

Dia tertunduk.

 

HANA

Aku sebenernya pingin pulang, tapi aku masih kecewa sama mama papa.

 

Deni memahami keadaan Hana.

 

DENI

Saran dari gue, mending lo balik. Obrolin baik-baik sama mereka, kenapa lo sampai kabur dari rumah. Gue yakin mereka pasti paham. Daripada lo tinggal sendirian dirumah Rena.

 

HANA

Aku nggak tau gimana cara ngomong ke mereka nanti.

 

Deni berfikir.

 

DENI

Gue bantuin, tenang aja. Gue anterin sampai kerumah lo, gimana?

 

HANA

Mm... Aku pikir-pikir dulu ya.

 

DENI

Iya. Nanti kalo udah ada keputusan, bilang ke gue.

 

HANA

Pasti.

 

DENI

Yaudah, lanjut makannya. Keburu dingin.

 

Hana lanjut makan.

Deni menemani Hana.

JUMP CUT TO

10 menit kemudian, makanan Hana habis.

Dia tampak kenyang.

 

DENI

Hana, gue lanjut kerja dulu ya.

 

Hana berdiri bersiap membantu Deni.

 

DENI

Eh eh, mau kemana?

 

HANA

Ya mau bantu lah.

 

DENI

Katanya capek tadi.

 

HANA

Udah nggak capek. Kan habis makan barusan.

 

DENI

Beneran?

 

HANA

Iyaa, udah ayo. Kasihan tuh Riki kerja sendiri.

 

Deni dan Hana terlihat begitu dekat.

Hana terus membantu Deni untuk mengantar pesanan ke meja pembeli.

Sesekali mereka bercanda gurau.

CUT TO

Riki melihat dari kejauhan.

 

RIKI

Semoga kalian berjodoh lah.


CUT TO

FADE OUT

150. EXT. DEPAN KAFE – MALAM

Deni siap mengantar Hana pulang.

 

DENI

Hana, gimana? Jadi gue anter pulang?

 

HANA

Mmm...(Ragu)

 

RENA

Hana, kamu sebaiknya pulang. Kasihan mama kamu. Aku yakin mama kamu paati nungguin dirumah.

 

Hana masih berfikir.

Lalu dia mengambil keputusan.

 

HANA

Yaudah, aku mau pulang.

 

RENA

Nah gitu dong.

 

Rena memeluk Hana.

Rena senang dengan hal ini.

Riki ikut terharu.

Dia memeluk Deni.

Deni terkejut.

Deni mendorong Riki.

 

DENI

Ngapain!?

 

RIKI

Itu, lihat Hana. Jadi ikut sedih.

 

DENI

Gue tendang lu ya!

 

Deni menawari Hana tumpangan.

 

DENI

Ayo gue anter.

 

HANA

Rena, aku pulang sama Deni ya. Soalnya Deni mau bantu ngomong ke mama.

 

RENA

Iya. Yaudah, kalo gitu aku pulang dulu. Besok aku anterin baju sama tas kamu. Dadah.

 

HANA

Dadah. Makasih Rena. Hati-hati.

 

Rena pergi.

 

DENI

Hei hei, kan gue bilang cuma mau anterin lo aja tadi. Siapa yang bilang mau bantu ngomong ke orangtua lo?

 

HANA

Deni, kan kamu yang nyaranin aku buat pulang kerumah. Jadi ya, kamu harus bantu ngomong ke mama. Kalo enggak, aku gak mau pulang.

 

DENI

Astaga... Yaudah yaudah iya. Ribet amat.

 

HANA

Gitu dong.

 

Hana naik ke motor Deni.

  

RIKI

Gue duluan Den.

 

Riki pergi.

Deni sedikit menyesali perkataannya ke Hana.

 

HANA

Ayo cepet. Udah malem ini.

 

Tak lama Deni dan Hana pergi.

 

DENI

Kenapa jadi gue yang ngomong sih ini(menyesal).
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)