151. EXT. DEPAN GERBANG RUMAH HANA – MALAM
Deni memarkir motor didepan gerbang rumah Hana.
Hana turun dari motor.
HANA
Deni, kamu aja yang pencet belnya ya.
DENI
Lah gimana, ini kan rumah lo.
HANA
Nggak mau ah. Kamu aja. Kan kamu janji mau bantuin tadi.
DENI
(Menghela nafas). Ada-ada aja emang nih anak.
HANA
Makasih Deni.
Deni turun dari motor.
Dia memencet bel di gerbang rumah Hana.
Hana sembunyi di belakang Deni.
CUT TO(DEPAN RUMAH)
Sindi keluar.
Dia menuju gerbang.
CUT TO(GERBANG)
Sindi membuka gerbang.
SINDI
Iya?
DENI
Selamat malam, tante(canggung).
Sindi melihat Hana.
Dia sangat terkejut.
SINDI
Hana!?(Terkejut)
HANA
Ma.
Hana mendekat ke Sindi.
Sindi langsung memeluk Hana.
Dia sangat lega bisa melihat anaknya lagi.
SINDI
Hana(Menangis)... Kamu kemana aja nak. Mama khawatir sama kamu.
HANA
Maafin Hana ma, Hana udah ninggalin mama...(Merasa bersalah).
SINDI
Enggak enggak, mama yang salah. Mama minta maaf ya.
Hana memeluk mamanya dengan sangat erat.
Deni senang melihat Hana saat ini.
SINDI
Kamu pasti laper. Mama masakin makanan kesukaan kamu ya. Ayo masuk.
Hana dan Sindi masuk kedalam.
Hana lupa dengan keberadaan Deni.
Deni kemudian berjalan menuju motornya dan pulang.
CUT TO
152. INT. DALAM RUMAH HANA - RUANG TENGAH
Hana ingat Deni masih didepan.
HANA
Astaga! Ma, Deni masih diluar.
SINDI
Deni? Deni siapa?
HANA
Tadi yang nganterin aku kesini.
SINDI
Ooh, yang tadi itu...?
HANA
Iya ma(Bergegas pergi keluar).
SINDI
Ajak masuk dulu.
Sindi mengikuti Hana.
CUT TO(DEPAN GERBANG)
Hana keluar rumah.
Namun dia tidak melihat Deni.
HANA
Deni... Deni...(Memanggil-manggil).
Hana merasa tidak enak dengan Deni.
SINDI
Mana dia? Mama juga lupa tadi kalau ada teman kamu.
HANA
Kayaknya udah pulang(Merasa tidak enak ke Deni).
SINDI
Yasudah kalau gitu. Kita masuk aja.
Mereka kembali masuk kedalam.
Sindi sangat senang sekali anaknya kembali ke rumah.
Namun, keadaan rumah masih sedikit terasa sepi, sebab Tino sudah pergi dari rumah.
Dia tidak sanggup lagi menghadapi masalah rumah tangganya.
CUT TO
153. INT. RUMAH DENI - DALAM KAMAR
Deni baru saja berganti pakaian.
Dia bersiap tidur.
DENI
Indah sekali hari ini. Bisa lihat Hana seharian(bahagia).
Deni kemudian tidur dengan nyenyak.
CUT TO
FADE IN
154. INT. RUMAH HANA – RUANG MAKAN - PAGI
Sindi sedang menyiapkan sarapan untuk Hana.
CUT TO
Tak lama, Hana keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
SINDI
Udah rapi aja kamu. Baru mau mama panggil.
HANA
Iya ma. Hari ini jadwal kuliahku pagi soalnya. Takut Rena keburu dateng.
SINDI
Yaudah kamu makan dulu ya. Sambil nunggu Rena.
Hana terkejut melihat makanan kesukaannya sudah siap di meja makan.
HANA
Waah...(Tak menyangka)
SINDI
Makanan ini, khusus mama masakin buat kamu. Suka nggak??
HANA
Sangat sangat suka. Makasih ma(memeluk mamanya). Oh iya, papa kemana? Dari kemaren kok nggak kelihatan.
Sindi sudah menduga Hana akan bertanya soal papanya.
Mau tidak mau Sindi harus menceritakan soal perceraiannya dengan Tino.
SINDI
Papa kamu, udah nggak tinggal disini lagi. Mama sama papa memutuskan untuk cerai(keadaan berubah sedih).
Hana terkejut.
Dia tidak menyangka dan tampak sedih.
Namun, Hana tak ingin membuat mamanya semakin sedih.
Dia berusaha menahan kesedihannya itu.
HANA
Ma... Udah, mama jangan sedih ya.
Hana memeluk Sindi.
SINDI
Iya, mama nggak sedih kok. Yaudah kamu lanjut makan. Keburu dingin nanti(menahan air matanya).
Hana melanjutkan makan.
Setelah itu bel rumah berbunyi.
HANA
Kayaknya Rena.
CUT TO(Pintu depan)
Bi Yati(ART) membuka pintu.
BI YATI
Eh mbak Rena, masuk mbak. Mbak Hana ada di ruang makan.
RENA
Oh, iya bi Yati.
Rena masuk.
Dia menuju ruang makan.
CUT TO(RUANG MAKAN)
HANA
Renaa...(Sangat senang Rena datang). Sini sini duduk.
RENA
Pagi tante.
Sindi tersenyum.
Kemudian Rena duduk.
SINDI
Udah lama tante nggak lihat kamu. Tante mau terima kasih sama kamu, soalnya udah jagain Hana beberapa hari ini. Hana ceritain semuanya semalam.
RENA
Iya tante, sama-sama. Aku juga nggak mungkin tega lihat Hana sedih tante. Aku pasti bantu sebisaku.
SINDI
Waktu itu memang tante yang nggak bisa buat Hana nyaman tinggal dirumah(menyesal). Makanya dia sampai kabur dari rumah.
HANA
Mama, mama jangan ngomong gitu. Ini bukan salah mama kok.
SINDI
Iya. Yang terpenting, kamu udah mau tinggal sama mama lagi, itu udah cukup buat mama bahagia.
Sindi merasa senang Hana dan mamanya bisa kembali bersama.
SINDI
Eh, kamu(Rena) udah sarapan? Kalau belum ayo makan bareng. Masih banyak lo ini makanannya.
RENA
Oh, udah tante. Tadi habis beli di warung deket rumah.
SINDI
Ooh. Yaudah Tante makan dulu ya.
RENA
Iya tante.
Sindi kemudian makan.
Rena mengembalikan semua baju dan tas Hana.
RENA
Mmm Hana, ini tas kamu. Semua baju-baju kamu udah aku masukin di dalam tas.
HANA
Makasih ya Rena. Maaf udah ngerepotin.
RENA
Enggak lah. Kamu sama sekali nggak ngerepotin. Aku malah seneng bisa bantu kamu.
Hana tersenyum.
RENA
Oh iya, Hana, aku mau kasih tau kamu soal keberangkatan aku ke Singapore. Jadwalnya dimajuin hari ini. Jadi, ini hari terakhir aku kuliah. Nanti sore aku harus berangkat ke bandara.
HANA
Loh, kok mendadak siih...(Terkejut dan sedih)
RENA
Iya. Tadi papa pesen tiket pesawat yang berangkat hari ini. Mau nggak mau aku harus turutin.
SINDI
Kamu mau ke Singapore Rena!?(Sedikit terkejut).
RENA
Iya tante. Aku bakal tinggal disana terus sama papa mama.
SINDI
Memang harusnya kamu itu tinggal sama orangtua kamu. Mereka pasti udah kangen sama kamu selama ini.
RENA
Iya tante. Aku juga kepikiran itu terus dari dulu.
HANA
Bakal sepi sih nggak ada kamu(Rena) di kampus.
Hana nampak sedih.
Rena memeluk Hana.
RENA
Jangan sedih doong(meneteskan air mata).
JUMP CUT TO
Beberapa menit kemudian, Hana dan Rena telah pergi ke kampus.
Sindi nampak memikirkan anaknya karena akan ditinggal Rena.
Dia tak ingin Hana kesepian.
Sindi teringat Lewis.
Dia berencana menemui Lewis untuk mengobrol soal Hana.
CUT TO
FADE OUT
155. INT. DALAM KAFE – SORE
Rena bersiap ke bandara dengan taxi online.
Dia berpamitan kepada Deni, Riki dan Hana.
Momen sedih terjadi.
RENA
Gue, mau pamit sama kalian. Jadwal keberangkatan gue ke singapore dimajuin jadi hari ini.
HANA
Renaa... Jangan pergi...(Menangis)
Rena memeluk Hana.
Deni dan Riki ikut sedih.
RENA
Deni, Riki, kalian harus janji jagain Hana mulai sekarang.
DENI
Iya, tenang aja.
RENA
(Menghela nafas). Yaudah, gue pergi dulu.
Rena merasa sangat berat meninggalkan Hana.
HANA
Renaa, aku mau anterin kamu ke bandara, boleh ya...(Dengan wajah sedihnya).
RENA
Jangan, nanti kamu nggak ada yang anterin pulang.
HANA
Deni mau kok anterin, ya kan Deni!?(Memaksa).
DENI
Ha? Gue?
Deni bingung.
Riki berbisik ke Deni.
RIKI
Udah anterin aja.
Deni akhirnya mau.
DENI
Iya iya.
HANA
Tuh Deni mau. Boleh ya Rena...(Berharap)
RENA
Yaudah boleh.
Hana bersiap-siap.
Rena menghampiri Riki.
RENA
Rik, gue pamit ya.
RIKI
Iya. Ntar kalo udah lama disana, jangan lupa sama gue(mencoba tersenyum).
Rena tersenyum dan menganggukkan kepala.
Riki merasa sedih.
CUT TO
156. EXT. DEPAN KAFE
Taksi datang.
Rena masuk ke dalam taksi.
Sementara Hana dan Deni sudah bersiap naik motor.
Setelah itu mereka pergi menuju bandara.
CUT TO
Riki terus menatap Rena dari depan kafe.
RIKI
Kenapa gue jadi sedih gini ya.
Riki masuk kedalam kafe.
157. INT. DALAM BANDARA – SORE
Rena memeluk Hana.
RENA
Hana, maaf ya... Sebenernya aku nggak mau ninggalin kamu(meneteskan air mata).
HANA
Iya, nggak papa(Menangis). Aku ngerti kok.
DENI
Nggak papa tapi nangis, aneh.
HANA
Diem!
RENA
Deni, ih.
Rena masih memeluk Hana.
RENA
Hana, aku harus masuk ke pesawat. Udah mau berangkat.
Hana melepas pelukannya.
HANA
Rena...
Rena tidak bisa berkata-kata, dia sangat sedih.
Dia pergi menuju pesawat.
Hana semakin sedih.
HANA
Rena...(Menangis)
Deni mengajak Hana duduk dikursi.
Hana masih menangis.
Deni berusaha menenangkan Hana.
DENI
Udah udah jangan nangis, malu ini diliatin banyak orang.
HANA
Renaa(Menangis).
Deni bingung.
Dia berusaha membuat Hana berhenti menangis.
DENI
Hana, hei. Udahlah, astaga.
Deni terpikirkan sesuatu.
DENI
Nanti gue traktir makan di kafe, gimana? Gak usah bayar.
Hana masih menangis.
DENI
Gue beliin es krim juga ntar.
Hana
Beneran...?(Mulai berhenti menangis).
DENI
Iya beneran. Tapi jangan nangis lagi. Ya?
Hana berhenti menangis.
Dia mengusap air matanya.
DENI
Huuh(lega) akhirnya.
Hana langsung semangat.
HANA
Beneran kamu traktir nanti??
DENI
Iya. Habis ini kita langsung ke kafe, gue buatin menu spesial pokoknya.
HANA
Yaudah ayo.
DENI
Udah nggak nangis ini?
HANA
Gimana sih, tadi kamu bilang jangan nangis! Sekarang malah nanya kayak gitu. Aku nangis lagi ajalah.
DENI
Eh iya maaf maaf. Ayo ke kafe. Ayo ke kafe.
HANA
Beli es krim dulu. Kan udah janji tadi.
DENI
Iya.
Hana dan Deni pergi kembali ke kafe.
CUT TO
158. INT. KAFE – MALAM
Hana menunggu Deni menyiapkan makanan.
Hana mulai kembali terlihat tidak semangat.
Riki pulang sebab ada keperluan mendadak.
CUT TO
Tak lama Deni datang.
Dia selesai memasak.
DENI
Maaf ya agak lama. (Menyajikan makanan)... Silahkan dinikmati, spesial buat Hana(tersenyum).
HANA
Waah...(Suka) Enak nggak ini?
DENI
Coba aja dulu, nanti juga tau rasanya.
Hana menyantap makanan itu.
Dia sangat menikmati makanan buatan Deni.
DENI
Enak gak?
HANA
Mmm, nanti aja aku kasih tau rasanya. Sekarang aku mau habisin makanannya dulu. Kamu jangan ganggu.
Deni tersenyum, dia bahagia melihat Hana menyukai makanan buatannya dan tidak sedih lagi soal Rena.
JUMP CUT TO
Beberapa menit kemudian, Hana selesai makan.
DENI
Udah kenyang?
HANA
Udah, enak makanannya. Makasih ya Deni.
DENI
Iya. Sekarang gue anterin pulang, udah malem ini. Nggak baik cewek pulang malem-malem. Gue tutup kafenya dulu.
HANA
Mau dibantuin?
DENI
Nggak usah duduk aja.
HANA
Mmm... Riki mana? Kok nggak kelihatan.
DENI
Dia pulang duluan tadi, ada urusan katanya.
HANA
Ooh.
Deni bersiap mengantar Hana pulang.
Dia menutup kafe seorang diri.
Hana terlihat sangat nyaman ketika bersama Deni.
CUT TO
159. EXT. DEPAN RUMAH HANA
Deni berhenti di depan gerbang rumah Hana.
Hana turun dari motor.
HANA
Deni, makasih udah anterin pulang.
DENI
Sama-sama. Oh iya, besok lo ke kampus sama siapa?
HANA
Masih nggak tau sih. Mungkin dianter mama.
DENI
Mau bareng gue?
HANA
Emang boleh?
DENI
Boleh. Yaudah besok gue anterin.
HANA
Oke(tersenyum). Aku tunggu besok.
Deni tersenyum.
Dia kemudian pulang.
HANA
Dadah, hati-hati.
CUT TO
160. EXT. MOTOR DENI
Deni sangat bahagia sekali bisa berduaan dengan Hana hari ini.
Nampak dia tersenyum sembari mengendarai motornya.
CUT TO
161. INT. DALAM RUMAH HANA
Hana masuk.
HANA
Mama, Hana pulang.
Sindi sudah sangat cemas menunggu Hana pulang dari tadi.
SINDI
Sayang, kamu kok malem pulangnya? Mama khawatir lo sama kamu.
HANA
Iya ma, habis anterin Rena ke bandara tadi.
SINDI
Ooh, mama kira kamu kemana. Eh, kamu udah makan? Mau mama buatin apa?
HANA
Nggak usah ma, Hana udah makan kok.
SINDI
Beneran?
HANA
Iya beneran.
SINDI
Yaudah kalo gitu.
HANA
Hana ke kamar dulu ya ma, mau istirahat. Capek.
SINDI
Iya. Kamu istirahat ya(mencium kening Hana).
CUT TO
162. INT. DALAM KAMAR HANA – MALAM
Hana sedang memikirkan Deni sembari tersenyum bahagia.
HANA
Baik juga ternyata Deni.
Hana kemudian mencoba untuk tidur.