Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
73. int. rumah musa- kamar musa - night
Jemari MUSA bergerak lincah di atas layar ponsel. Saat itu ia menyempatkan diri untuk membalas pesan dari Afrah yang dikirim beberapa saat lalu.
musa (v.o)
Aneh, rasanya kok tidak sesemangat kemarin? Padahal sepanjang hari aku memikirkan Afrah.
musa (v.o) (cont’d)
Mungkin karena masalah rumah tangga yang sedang menimpa Ale, suasana jadi tidak nyaman seperti ini.
Tautan pikiran itu membuat Musa teringat pada status Afrah yang juga pernah gagal dalam pernikahan.
Musa berhenti memainkan ponselnya. Ia meletakkan benda itu di atas bantal samping kepalanya. Dalam keadaan telentang, Musa merenung.
74. int. rumah musa - ruang tengah – next day
MUSA mengobrol dengan WAWA dan KINKIN. Musa berinisiatif mengemukakan ide untuk membuka usaha di rumah. Musa sebenarnya belum sepenuhnya yakin usaha apa yang akan ia jalankan.
Karenanya ia meminta pendapat pada kedua saudarinya sekaligus meminta izin untuk menggunakan bagian halaman rumah untuk usaha. Bagaimana pun rumah itu adalah warisan kedua orang tua mereka sehingga Musa tidak bisa mengambil keputusan tanpa melibatkan ketiga saudaranya yang lain.
Awalnya Wawa menyarankan untuk membuka usaha jasa percetakan dan service komputer sebab sangat cocok dengan skill yang dimiliki Musa. Tetapi Kinkin malah menyarankan hal lain.
kinkin
Buka depot air minum isi ulang aja.
wawa
Kenapa depot isi ulang?
kinkin
Kak Wawa tahu kan kita tinggal di gang padat penduduk. Orang yang butuh air minum banyak, tiap hari pula.
kinkin (cont’d)
Dan kak Wawa juga tahu kan, gimana snewennya kita kalau pas lagi kehabisan air gallon? Depot sekitar sini yang paling dekat punya haji Muin, mesti keluar gang.
Alangkah bagusnya kalau kita yang sediakan itu untuk warga sini. Daripada jauh-jauh keluar, kan?
wawa
Iya, juga ya? Aku baru kepikiran.
kinkin
(beralih pada Musa)
Gimana, Musa menurut kamu?
musa
Ide kamu bagus, cuman modalnya mungkin besar. Kalau main-main puluhan juta, aku nggak sanggup. Dan jangan kasih ide untuk ajukan pinjaman modal. Aku nggak akan melakukannya.
kinkin
Gak lah, aku juga tahu risikonya minjem modal di bank.
kinkin (cont’d)
Gini aja, kamu cek-cek dulu soal harga mesin dan lain-lain. Kalau memang nggak memungkinkan ya kita cari ide usaha lain.
75. ext. rumah musa - halaman rumah Musa - day
Dua pekan kemudian.
Setelah mempertimbangkan segala sesuatu dan menyesuaikan dengan budget yang tersedia, MUSA akhirnya memutuskan untuk membuka usaha depot isi ulang air minum seperti yang disarankan KINKIN.
Siang itu beberapa pekerja bangunan sudah datang untuk memulai pekerjaan merenovasi halaman yang akan dipakai sebagai tempat usaha.
MONTAGE BEGIN
Upbeat music playing
- Para pekerja tampak sibuk. Ada yang memotong balok menggunakan gergaji listrik, ada yang mengelas besi untuk cor, ada yang mengukur sana-sini.
- Beberapa pekerja lain juga tampak sedang memasang instalasi listrik baru.
- Tampak juga beberapa pekerja sedang mengerjakan pemasangan pipa di beberapa titik.
- Musa menyuguhkan minuman dingin dan gorengan untuk para pekerja.
- Wawa mengamati aktivitas para pekerja. Sesekali ia tampak mengangguk-angguk, kagum pada progress yang mulai tampak.
TIMELAPSE dari hari kesatu sampai hari keduabelas
LONG SHOT bangunan kecil menyerupai warung kelontong yang plesteran dindingnya tampak mulai mengering dan belum dicat.
- Sebuah mobil pikup berhenti di depan rumah. Satu set mesin penyulingan air baru saja tiba.
- Musa memberi instruksi untuk mengangkat mesin itu kedalam bangunan kecil yang baru jadi.
- Musa mengamati setiap detil langkah yang dilakukan para teknisi ketika memasang mesin penyulingan air.
- Dua hari setelah pemasangan mesin penyulingan air, para teknisi mengecek cara kerja mesin itu. Sementara seorang teknisi lain menjelaskan alur kerja mesin dan bagaimana cara mengoperasikannya. Musa dan Ale menyimak penjelasan itu dengan saksama.
- Besoknya, Ale mulai mengetes cara mengoprasikan mesin penyulingan itu.
- Montage diakhiri dengan Musa menatap optimis sebuah gallon air yang berhasil ia isi penuh sesuai intruksi dari teknisi.
END OF MONTAGE
musa (v.o)
Selalu, bagian paling sulit adalah memulai. Mengambil langkah pertama dan melanjutkannya.
musa (v.o) (cont’d)
Tapi kalau tidak dicoba, tidak diupayakan, maka tidak ada yang berubah. Hidup hanya akan terus berputar dalam lingkaran buta. Mengulang pola yang sama, terus menerus.
Upbeat music end
76. ext. rumah musa - halaman rumah Musa - day
Dua bulan sejak memulai usaha depot isi ulang air minum itu di rumah, segala hal berjalan dengan baik. Usaha itu berjalan lancar. Banyak pelanggan yang datang setiap harinya. MUSA disibukkan dengan aktivitas mengisi gallon air, bahkan terkadang mengatarkannya ke rumah pelanggan.
Penghasilannya secara signifikan meningkat. Musa yang selama ini berada dalam zona nyaman dan puas dengan penghasilan sebagai tukang service serabutan, merasakan betul perubahan itu.
musa
Idenya Kinkin memang brilian. Nggak sia-sia dia kuliah jurusan ekonomi.
musa (v.o)
Aku menyadari satu hal. Pola yang selama ini kujalani bukanlah sebuah kegagalan.
musa (v.o) (cont’d)
Begini yang kutahu…bahwa kegagalan adalah tanda seseorang pernah mencoba. Aku bukannya gagal, sebab nyatanya aku memang tak pernah mencoba. Aku mandek. Stuck di tempat yang sama. Selama bertahun-tahun.
77. int. rumah musa – dapur - morning
Suasana pagi itu sama seperti biasa. Setelah salat subuh masing-masing anggota keluarga menyiapkan diri untuk aktivitas hari itu.
WAWA pun demikian. Seperti biasa ia memasak hidangan untuk sarapan.
On Wawa, yang rautnya tampak berbeda. Ia terlihat kelelahan. Sesekali Wawa mengurut-urut pelipis dan menggeleng-gelengkan kepala seolah dengan begitu ia bisa mengusir rasa pusing.
Tetapi semakin lama, rasa pusing itu makin menjadi-jadi. Pandangan Wawa mulai menggelap.
wawa (v.o)
Ya Tuhan, jangan lagi…
Bruukkk! Tiba-tiba Wawa ambruk ke lantai.
78. int. rumah musa – ruang tengah - continous
ALE yang saat itu kebetulan sedang melintas dari kamar mandi menuju kamarnya, menyaksikan Wawa ambruk.
Slow Motion Ale bergerak kearah tubuh Wawa yang rebah di lantai dapur secepat yang ia bisa.
ale
(panik) Kak Wawa!
79. int. rumah musa – depot air isi ulang musa - continous
ale (o.s)
Musaaaaa…Musaaaaa! Ke sini buruan!
MUSA yang baru saja membuka depotnya dan menyalakan mesin pemompa air, dikejutkan oleh suara pekikan panik ALE dari dalam rumah. Dengan cepat Musa beranjak masuk.
80. int. rumah musa – dapur - continous
MUSA makin terkejut saat tiba di dapur dan menjumpai ALE yang sedang memeluk tubuh WAWA di depan lemari piring.
musa
Wawa kenapa, Le?
Ale panik bercampur cemas.
ale
Nggak tahu, tadi tahu-tahu pingsan pas masak.
Ketika Ale menyebut kata ‘masak’ Musa tersadar hidungnya menangkap aroma gosong.
Cepat-cepat Musa bergerak dan mematikan kompor.
musa
Kita bawa ke sofa.
Musa lalu membantu Ale menggendong Wawa ke sofa ruang tengah.
81. int. rumah musa – ruang tengah - continous
ALE membaringkan tubuh WAWA di sofa, sementara MUSA berusaha untuk menyadarkannya.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN—
KINKIN muncul dari kamarnya dalam keadaan sudah rapi dan siap berangkat kuliah.
kinkin
(bingung) ada apa, sih? Tadi heboh banget.
ale
(masih panik) kak Wawa pingsan.
kinkin
(terkejut) hah, pingsan? Kok bisa?
Kinkin menghampiri Wawa yang sedang terbaring di sofa tak sadarkan diri. Serta-merta ia mengambil tangan Wawa dan mengusap-ngusapnya.
kinkin
kak Wawa, kak Wawa dengan Kinkin nggak? Kak Wawa bangun. (cemas)
Selama hampir setengah jam mereka berusaha menyadarkan Wawa. Tetapi upaya itu tidak membuahkan hasil. Wawa tetap dalam keadaan tidak merespon dengan kakinya yang mulai dingin.
musa
(menarik napas berat) nggak bisa, Wawa mesti dibawa ke rumah sakit.
ale
Oke, aku order mobil dulu. (kepada Kinkin) Kin, kamu siapin barang-barang kak Wawa, buruan.
Kinkin menurut. Ia melepaskan tangan Wawa lalu bergegas bangkit dan beranjak ke kamar Wawa.