Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
CON'T
Suka
Favorit
Bagikan
3. ACT 17-25

 

17. int/ext. rumah musa - ruang tamu - afternoon 

Karena sedang tidak ada pekerjaan, MUSA memanfaatkan waktu luang itu mengisi lembaran TTS. Sebuah kegiatan yang paling ia suka saat menikmati waktu luang.

Sambil berbaring di lengan sofa, satu kakinya ditekuk untuk menopang buku TTS di paha. Musa tampak begitu menikmati kegiatannya itu.

CLOSE ON pada buku TTS yang menampakkan halaman kuis yang sudah terisi setengahnya. Kita melihat Musa menuliskan huruf-huruf menggunakan sebuah pensil.

musa

Lima belas mendatar, nama dewa mesir kuno berkepala anjing, enam huruf… (tampak berpikir)

musa (cont’d)

Ada huruf terakhir S (kembali berpikir)

musa (cont’d)

Osiris atau Anubis ya? (mengingat-ingat)

musa (cont’d)

Anubis deh kayaknya. Osiris kan palanya orang.

 

Dengan mantap Musa mengisi deretan kotak kosong itu dengan huruf-huruf.

CLOSE ON pada deretan kotak bertuliskan ANUBIS

musa (cont’d)

(puas) Mantap dah!

 

18. ext. rumah musa – luar pagar - afternoon

Seorang WANITA berparas cantik, mengenakan gamis syar’i dipadu dengan hijab berwarna baby pink, sedang berdiri di depan pagar. Sesekali ia melongokkan kepala kedalam halaman. Tampak pintu depannya tertutup. Wanita itu tampak ragu.

Ia menengok lagi ponselnya untuk memastikan alamat yang tertera di sana sudah tepat.

CLOSE ON pada layar ponsel si Wanita yang menampakkan sebuah alamat (alamat rumah Musa)

Wanita itu terdiam beberapa saat. Meski masih ragu, ia akhirnya mengucapkan salam juga.

wanita

Assalamu alaikum!

Wanita itu menggunakan sebuah kunci untuk mengetuk-ngetuk pagar.

wanita (cont’d)

Assalamu alaikum!

 

19. int. rumah musa – ruang tengah - continous

Konsentrasi MUSA seketika buyar oleh bunyi pagar dipukul beberapa kali. Lalu disusul suara halus seorang wanita yang memberi salam.

Dengan enggan Musa mengalihkan perhatian dari TTS ke pintu, kemudian meletakkan TTS dan pensil di atas sofa kemudian beranjak keluar.

20. ext. rumah musa – halaman rumah - continous

 

SLOW MOTION: Musa membuka pagar dan seketika itu juga ia terpana ketika melihat sosok wanita berhijab yang sedang berdiri di luar pagar. Seiring sebuah lagu romantis mengalun.

Wanita itu adalah AFRAH (30). Teman sekelas Musa saat masih SD.

[NB: Dari sini nama tokoh yang semula WANITA, diganti menjadi AFRAH]

musa (v.o)

Aku pernah mendengar seseorang berkata bahwa kehidupan adalah sebuah rentetan kebetulan yang digariskan oleh keadaan-keadaan yang berada di luar kehendak manusia. Menyertai manusia sejak lahir sampai mati.

musa (v.o) (cont’d)

Perjumpaan adalah salah satunya.

Musa tampak terpesona, lalu mendadak gagap.

musa

Aa…Afrah?

Afrah tersenyum bahagia karena langsung dikenali.

afrah

Assalamu alaikum.

Musa menatap Afrah dari ujung kepala sampai ujung kaki nyaris tidak berkedip. Musa seakan beku usai bertatap langsung dengan Medusa.

musa (v.o)

Setiap manusia akan mengalami perjumpaan dengan ratusan manusia lainnya sepanjang hidup. Tetapi kita tidak bisa menetapkan pilihan dengan siapa kita akan berjumpa, dan seringkali ada satu perjumpaan yang mampu membalikkan kehidupan seseorang secara dramatis.

Lalu seketika benak Musa dihinggapi kenangan di masa-masa SD dulu tentang sosok Afrah kecil.

 

 

CUT TO:

21. int. sekolah dasar taruna – ruang kelas 2 – day – (flashback)

AFRAH berlari dari arah pintu sambil tertawa-tawa sebab sedang dikejar kawannya. Mereka sedang bermain kejar-kejaran tidak jelas. Ketika posisinya sudah sangat dekat dengan barisan meja kedua, tempat MUSA duduk, entah bagaimana pinggangnya menyenggol Musa yang saat itu sedang minum.

Splash! Air tumpah dan membasahi tubuh Musa bagian depan. Musa marah dan langsung membanting botol yang di pegangnya ke lantai.

Musa berteriak pada Afrah.

musa

Basah semua kan?! Makanya kalau di kelas jangan lari-larian! Di lapangan sana!

Afrah ketakutan lalu tatapannya mengarah ke lantai di mana botol itu menggelinding.

afrah

Maa…

Kata maaf begitu ingin terlontar dari mulut Afrah, tetapi tertahan oleh ketakutan setelah mendengar bentakan Musa.

Musa masih saja mengomel tanpa sekalipun memedulikan ekspresi Afrah yang ketakutan.

 

musa

Kalau main itu nggak usah brutal. Anak perempuan kok mainnya kayak berandalan.

 

Afrah menunduk makin dalam. Air matanya mulai menetes.

Sambil terus mengoceh, Musa memungut botol yang tadi dilemparnya ke lantai. Kemudian ia meninggalkan Afrah yang masih tertunduk.

CUT TO:

22. int. sekolah dasar taruna – ruang kelas 2 – day – (flashback)

Beberapa saat setelah bel tanda istirahat berbunyi, satu per satu siswa di kelas itu mulai berhambur keluar kelas. Hanya tersisa beberapa orang siswa yang masih duduk di bangku mereka. Termasuk MUSA dan AFRAH.

Musa tidak memanfaatkan jam istirahat untuk bermain di luar kelas atau jajan di kantin. Ia malah memilih mengisi TTS.

Sementara itu, Afrah yang duduk tidak terlalu jauh dari barisan bangku Musa, mengamati Musa dengan perasaan bimbang. Di mejanya, Afrah meletakkan sebuah kotak makan berisi donat yang disiapkan dari rumah.

23. int. sekolah dasar taruna – ruang kelas 2 – day – (flashback)

 

Afrah diliputi kebimbangan selama beberapa saat. Setelah hampir sepuluh menit menimbang-nimbang, Afrah akhirnya memberanikan diri untuk bangkit dari bangkunya dan menghampiri bangku Musa.

Afrah meletakkan kotak makan di atas meja Musa sambil berusaha melawan rasa gugup.

afrah

Ini buat kamu.

Musa mengalihkan pandangan dari lembaran TTS ke kotak makan di atas meja, lalu menoleh pada Afrah.

musa

Buatku? Kenapa? (bingung)

afrah

Nggak kenapa-kenapa. Ambil aja.

musa

(masih bingung) yakin? Terus kamu makan apa?

afrah

Aku jajan di kantin aja.

Musa menarik kotak makan itu mendekat padanya lalu membukanya sedikit untuk melihat isinya.

musa

Wahhhh…donat gula! (sumringah)

afrah

Kamu suka?

musa

Favorit aku ini.

Musa mengambil satu donat dengan cara menusukkan teluntuknya di lubang donat lalu mengangkatnya sedikit seolah sedang mengagumi benda itu.

afrah

Ya udah, kamu makan aja, ya. Aku mau jajan dulu.

Afrah beranjak.

Tanpa mempedulikan ucapan Afrah, Musa mulai melahap donat itu dengan nikmat.

 

24. int. sekolah dasar taruna – ruang kelas 2 – day – (flaschback)

Sejak hari ketika AFRAH memberi donat pada MUSA, hari-hari berikutnya Afrah terus saja memberi Musa makanan.

Setiap hari ada saja yang ia letakkan di meja Musa. Entah itu bekal yang Afrah bawa dari rumah, atau jajanan yang dibelinya di kantin sekolah.

Musa yang dalam beberapa pekan diberi perhatian semacam itu, tentu saja merasa heran.

musa

Kamu kok rajin banget ngasih makanan ke aku?

Pertanyaan itu terlontar usai Afrah meletakkan siomay dalam wadah mika di atas meja Musa.

afrah

(gugup) anu…itu…aku lihat kamu nggak pernah keluar buat jajan.

musa

Aku memang nggak jajan. Uang saku yang dikasih bapakku nggak cukup buat jajan di kantin.

afrah

(mengulum bibir) oh…

 

musa

Kamu kok baik banget sama aku?

afrah

(gugup) itu…aku…sebagai permintaan maaf karena udah nyenggol kamu sampai botol kamu tumpah terus kamu jadi basah.

musa

(bingung) hah? Masa gara-gara itu kamu jadi serajin ini ngasih aku makanan?

afrah

(malu-malu) soalnya aku nggak tahu gimana caranya minta maaf baik-baik sama kamu.

musa

(tertawa) astaga! Aku aja udah lupa soal itu.

afrah

(mengulum bibir) tapi kan kamu belum bilang kalau kamu udah maafin aku.

musa

Udah, lupain aja. (tertawa)

 

Sejak saat itu Musa dan Afrah jadi teman baik. Setiap jam istirahat, mereka makan berdua. Afrah senang bisa menghabiskan jam istirahat bersama Musa.

 

FLASHBACK END

 

 

 

CUT BACK TO:

25. ext. rumah musa – halaman rumah - afternoon

musa (v.o)

Ilmuan menyebutnya sebagai cosmological coincidenses—kebetulan-kebetulan kosmos—yang dirancang oleh semesta. Setiap individu memiliki garis takdir masing-masing yang jika diijinkan, garis-garis itu akan bertemu dan saling bersinggungan.

 

afrah

Lho, salamku kok nggak dijawab?

musa

I…iya, walaikum salam

Musa tersentak lalu mendadak grogi. Afrah tersenyum manis.

afrah

Ternyata benar, kamu masih hidup.

musa

(terperangah)

Hah? Maksudnya?

musa (v.o)

Nah, kan. Bahkan Afrah sekalipun berpikir sama. Seolah sebuah anomali jika si Musa ini masih hidup.

musa (v.o) (cont’d)

Ya, dunia! Musa masih hidup! Sehat walafiat! Besok-besok jangan tanya lagi, ya?

afrah

(terkikik) jadi aku tuh cari-cari kamu selama ini. Aku tanya ke teman-teman SD kita tentang kamu.

 

afrah (cont’d)

Masih ingat Ipang, kan? Dia yang ngasih tahu aku alamat ini.

Musa bingung, antara mengangguk dan menggeleng karena merasa heran.

musa

Kamu cari-cari aku?

Afrah mengangguk lalu tersenyum)

afrah

aku senang karena ternyata kamu masih hidup.

musa

(tersenyum kikuk) nggak nyangka ada yang cari-cari aku kayak gini.

 

musa (v.o) (cont’d)

Dan sepertinya ‘kebetulan’ itu kini sedang menyeretku dan Afrah masuk kedalam pusaran takdir yang sama.

 

Selama beberapa jenak, Musa dan Afrah terdiam karena canggung. Kemudian Musa berinisiatif menyilakan Afrah masuk.

Keduanya lalu mengobrol di ruang tamu.

 

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)