Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
fade in:
AERIAL SHOT menampakkan suasana di sebuah gang padat penduduk Kita melihat matahari yang mulai condong ke sebelah barat. Bayangan benda-benda saat itu tampak memanjang.
Hiruk pikuk suasana sore berganti dengan suara yang lebih natural. Keceriaan khas anak-anak yang sedang bermain, riuh suara siaran TV, dentuman lagu dangdut yang terdengar dari jendela rumah-rumah yang terbuka, serta obrolan ibu-ibu sedang bergosip.
Kamera lalu bergerak memperlihatkan sebuah rumah sederhana tipe lima empat dengan halaman yang cukup luas. Pagarnya terbuka dan menampakkan dua orang laki-laki sedang mengobrol.
1.EXT. rumah musa – halaman rumah — afternoon
Kita melihat seorang laki-laki bertubuh ceking, dengan rambut panjang sebahu yang dikuncir ke belakang, mengenakan kaos oblong hitam dengan celana selutut dari bahan kanvas, tampak menyerahkan sebuah ransel berisi laptop yang telah selesai ia perbaiki beberapa hari lalu. Dialah MUSA (31), tokoh utama kita.
CLOSE ON ransel hitam yang sedang dipegang Musa.
KLIEN meraih ransel itu dengan sikap santun sambil menyerahkan lembaran uang berwarna merah pada Musa.
CLOSE ON lembaran uang seratus ribuan yang terlipat.
klien
Ini ongkos service-nya, Mus. mudah-mudahan segini cukup, ya?
Musa meraih lembaran uang itu dan membukanya sedikit.
musa
Segini mah lebih, gan.
klien
Yah,sepadanlah. Apa-apa kalo dikerjain sama kamu hasilnya memuaskan.
musa
Syukur deh, kalau hasilnya memuaskan.
Si Klien menyampirkan ransel ke bahu lalu pamit.
klien
Kalau gitu aku balik dulu, ya? Yang dua lagi menyusul dua atau tiga hari lah.
musa
Beres, gan.
Si Klien berbalik dan beranjak meninggalkan pekarangan, lalu menghampiri motornya yang terparkir di luar pagar. Ia mengenakan helm, memasukkan kunci dan mulai menyalakan mesin motor.
klien
Jalan dulu, Mus!
musa
(mengacungkan jempol)
Sip, hati-hati, gan.
2.ext. rumah musa – halaman rumah musa - continous
Setelah Klien itu pergi, Musa menutup pagar. Dalam hitungan sepersekian detik ketika Musa hendak membalikkan badan, sebuah mobil HRV lewat.
Pengemudinya melambatkan laju mobil saat tiba di depan rumah Musa. Kaca mobil diturunkan dan tampak seorang laki-laki melongokkan sedikit kepalanya, menyapa Musa.
musa
Eh, Ilo’, baru pulang kerja, nih?
ilo’
Iya, Mus. Kebetulan lihat kamu, sekalian aja mau minta tolong nih. Nanti check laptop saya ya?
musa
Emang laptopnya kenapa?
ilo’
Nggak tahu tuh, kemarin dipasangin software baru tahu-tahu layar biru.
musa
Ohh, nanti dibawa aja ke sini.
ilo’
Siap! (mengacungkan jempol)
Ya udah, saya terus pulang ya?
musa
Yok!
Setelah mobil itu beranjak dari hadapan Musa, ia tak langsung masuk ke dalam rumah.
Musa mematung di depan pagar. Merenung.
musa (v.o)
Lelaki sukses. Begitu penggambaran tetangga-tetangga di sini tentang Ilo’. Kami seumuran. Pernah satu sekolah waktu SMP. Aku selalu jadi juara kelas, sementara Ilo’ termasuk siswa yang menempati posisi sepuluh besar dari bawah.
musa (v.o) (cont’d)
Tapi sekarang kehidupanku dan Ilo’ berbalik seratus delapan puluh derajat, seperti bumi dan luar angkasa.
musa (v.o) (cont’d)
Di awal usia tiga puluhan, Ilo’ sudah meraih banyak hal. Karir bagus, rumah bagus, kendaraan bagus, bahkan istri yang bagus.
musa (v.o) (cont’d)
Dibandingkan denganku…apalah artinya. Bertahun-tahun kerja freelance, punya rumah warisan orang tua, itu juga mesti dibagi sama tiga saudara yang lain. Kendaraan? Punya, tuh Supra butut yang sudah berapa kali turun mesin.
musa (v.o) (cont’d)
Ditambah, status bujang lapuk karena sengaja.
musa (v.o) (cont’d)
I supposed to feel insecure, right? Fortunately, nope! Karena algoritma sukses versiku tidak masuk dalam standar sukses mereka.
START MUSIC
Dengan gaya santai Musa menjauhi pagar dan melenggang masuk ke dalam rumah.
Kamera bergerak mengikuti Musa yang berjalan santai masuk kedalam rumah.
CLOSE ON pintu rumah yang ditutup.
Judul tampil di tengah layar. “CONT’D”
FADE OUT:
FADE IN:
3.int. rumah musa – ruang tengah — night
MUSA yang sedang sibuk di depan perangkat komputernya, menggerak-gerakkan mouse sambil matanya terfokus pada layar computer di hadapannya.
CLOSE ON layar monitor yang menampakkan tabel RPP yang sedang dikerjakan Musa.
KINKIN (20), adik bungsu Musa, muncul dari kamarnya dengan piyama bermotif teddy bear. Ia lalu menghampiri Musa.
END MUSIC
kinkin (o.s)
Musa, bagi duit dong.
musa
Buat apa?
Tangan Musa masih sibuk menggerakkan mouse dan matanya belum beranjak dari layar komputer.
SFX: bunyi klik mouse yang ditekan secara kontinyu.
kinkin
Belanja bulanan. Sampo, sabun sama pembalutku sudah kritis, nih.
musa
Ambil aja di stoples, tuh.
kinkin
Stoples apa?
musa
Stoples rengginang.
Musa memberi isyarat dengan gerakan kepala menunjuk stoples di buffet dekat TV.
Kinkin berjalan ke arah buffet yang dimaksud Musa. Ia mengambil sebuah stoples logam bergambar keluarga kecil yang sedang menimati teh yang keberadaan sang ayah selalu menjadi misteri. Ia lalu membukanya.
kinkin
Aku ambil yang berapa, nih?
musa
Ya seperlunya kamu
kinkin
Yang merah boleh?
musa
Ya, ambil aja.
kinkin
Kalau ada kembaliannya harus kubalikin, nggak?
musa
Nggak usah, ambil aja buat jajan ciki-ciki.
kinkin
Aseeeeekkk…makasih, ya? Kak Musa baik, deh.
musa
Dih, tiba-tiba manggil kak.
Kinkin cekikikan.
kinkin
Kan, kamu lagi baek.
musa
Emang aku sering nggak baek gitu?
kinkin
Kamu, mah selalu baek.
Musa tertawa renyah.
musa
Dasar bocil.
kinkin
Oke, kamu lanjut lagi kerjanya.
Kinkin mengibas-ngibaskan tangan seolah mengusir.
musa
Iya, buk, iya.
Kinkin kemudian meninggalkan Musa dan kembali ke kamarnya.
musa (v.o)
Sukses versiku, yang penting bisa hidup dengan baik hari ini. Bisa melakukan hal-hal yang disukai, dan…berguna untuk orang-orang yang aku kasihi.
musa (v.o) (cont’d)
As simple as that. Nggak perlu dibikin ribet.
4.int. rumah musa - ruang tengah — day
MUSA baru saja kembali dari masjid setelah salat subuh. Setelah menggantung kopiahnya di sebuah paku, WAWA (33), kakak perempuan Musa datang menghampiri sambil tangannya masih sibuk men-scroll layar ponselnya.
wawa (o.s.)
Kamu sibuk hari ini? Temenin aku, ya?
musa
Kemana?
Musa menyugar rambut sebahunya yang belum sempat ia kuncir.
wawa
Rumahnya tante Ati.
Wawa masih menatap layar ponsel.
musa (o.s)
Tante Ati siapa?
Wawa mangalihkan pandangan dari ponsel ke Musa.
wawa
Kakaknya almarhum bapak. Masak kamu lupa?
Wawa heran. Musa mengedikkan bahu.
musa
Emang kamu kesana mau ngapain?
wawa
Melayat. Aku baru aja dapat pesan forward dari sepupu, ngabarin katanya tante Ati meninggal tadi jam 3.
Musa tampak terkejut.
musa
Innalillahi…ya udah, aku temenin. Kamu siap-siap sana.
Musa memberi isyarat dengan gerakan kepala menunjuk arah kamar Wawa.
Wawa kemudian beranjak ke kamarnya. Sekitar tiga puluh menit kemudian Wawa muncul lagi dengan pakaian rapi lengkap dengan hijab berwarna lilac.
wawa
Lho, kamu kok nggak siap-siap? (heran)
musa
Aku pakai ini aja, kan masih masuk kategori sopan. Buat ngelayat ini.
wawa
Ya, udah. Yuk berangkat.
Wawa dan Musa lalu beranjak pergi.