Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
CON'T
Suka
Favorit
Bagikan
1. ACT 1-4
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

fade in:

AERIAL SHOT menampakkan suasana di sebuah gang padat penduduk Kita melihat matahari yang mulai condong ke sebelah barat. Bayangan benda-benda saat itu tampak memanjang.

Hiruk pikuk suasana sore berganti dengan suara yang lebih natural. Keceriaan khas anak-anak yang sedang bermain, riuh suara siaran TV, dentuman lagu dangdut yang terdengar dari jendela rumah-rumah yang terbuka, serta obrolan ibu-ibu sedang bergosip.

Kamera lalu bergerak memperlihatkan sebuah rumah sederhana tipe lima empat dengan halaman yang cukup luas. Pagarnya terbuka dan menampakkan dua orang laki-laki sedang mengobrol.

1.EXT. rumah musa – halaman rumah — afternoon

Kita melihat seorang laki-laki bertubuh ceking, dengan rambut panjang sebahu yang dikuncir ke belakang, mengenakan kaos oblong hitam dengan celana selutut dari bahan kanvas, tampak menyerahkan sebuah ransel berisi laptop yang telah selesai ia perbaiki beberapa hari lalu. Dialah MUSA (31), tokoh utama kita.

CLOSE ON ransel hitam yang sedang dipegang Musa.

KLIEN meraih ransel itu dengan sikap santun sambil menyerahkan lembaran uang berwarna merah pada Musa.

CLOSE ON lembaran uang seratus ribuan yang terlipat.

klien 

Ini ongkos service-nya, Mus. mudah-mudahan segini cukup, ya?

Musa meraih lembaran uang itu dan membukanya sedikit.

musa

Segini mah lebih, gan.

klien

Yah,sepadanlah. Apa-apa kalo dikerjain sama kamu hasilnya memuaskan.

musa

Syukur deh, kalau hasilnya memuaskan.

Si Klien menyampirkan ransel ke bahu lalu pamit.

klien

Kalau gitu aku balik dulu, ya? Yang dua lagi menyusul dua atau tiga hari lah.

musa

Beres, gan.

Si Klien berbalik dan beranjak meninggalkan pekarangan, lalu menghampiri motornya yang terparkir di luar pagar. Ia mengenakan helm, memasukkan kunci dan mulai menyalakan mesin motor.

klien

Jalan dulu, Mus!

musa

(mengacungkan jempol)

Sip, hati-hati, gan.

2.ext. rumah musa – halaman rumah musa - continous

Setelah Klien itu pergi, Musa menutup pagar. Dalam hitungan sepersekian detik ketika Musa hendak membalikkan badan, sebuah mobil HRV lewat.

Pengemudinya melambatkan laju mobil saat tiba di depan rumah Musa. Kaca mobil diturunkan dan tampak seorang laki-laki melongokkan sedikit kepalanya, menyapa Musa.

musa

Eh, Ilo’, baru pulang kerja, nih?

ilo’

Iya, Mus. Kebetulan lihat kamu, sekalian aja mau minta tolong nih. Nanti check laptop saya ya?

musa

Emang laptopnya kenapa?

ilo’

Nggak tahu tuh, kemarin dipasangin software baru tahu-tahu layar biru.

musa

Ohh, nanti dibawa aja ke sini.

ilo’

Siap! (mengacungkan jempol)

Ya udah, saya terus pulang ya?

musa

Yok!

Setelah mobil itu beranjak dari hadapan Musa, ia tak langsung masuk ke dalam rumah.

Musa mematung di depan pagar. Merenung.

musa (v.o)

Lelaki sukses. Begitu penggambaran tetangga-tetangga di sini tentang Ilo’. Kami seumuran. Pernah satu sekolah waktu SMP. Aku selalu jadi juara kelas, sementara Ilo’ termasuk siswa yang menempati posisi sepuluh besar dari bawah.

musa (v.o) (cont’d)

Tapi sekarang kehidupanku dan Ilo’ berbalik seratus delapan puluh derajat, seperti bumi dan luar angkasa.

musa (v.o) (cont’d)

Di awal usia tiga puluhan, Ilo’ sudah meraih banyak hal. Karir bagus, rumah bagus, kendaraan bagus, bahkan istri yang bagus.

musa (v.o) (cont’d)

Dibandingkan denganku…apalah artinya. Bertahun-tahun kerja freelance, punya rumah warisan orang tua, itu juga mesti dibagi sama tiga saudara yang lain. Kendaraan? Punya, tuh Supra butut yang sudah berapa kali turun mesin.

musa (v.o) (cont’d)

Ditambah, status bujang lapuk karena sengaja.

musa (v.o) (cont’d)

I supposed to feel insecure, right? Fortunately, nope! Karena algoritma sukses versiku tidak masuk dalam standar sukses mereka.

START MUSIC

Dengan gaya santai Musa menjauhi pagar dan melenggang masuk ke dalam rumah.

Kamera bergerak mengikuti Musa yang berjalan santai masuk kedalam rumah.

CLOSE ON pintu rumah yang ditutup.

Judul tampil di tengah layar. “CONT’D

FADE OUT:

FADE IN:

3.int. rumah musa – ruang tengah — night

MUSA yang sedang sibuk di depan perangkat komputernya, menggerak-gerakkan mouse sambil matanya terfokus pada layar computer di hadapannya.

CLOSE ON layar monitor yang menampakkan tabel RPP yang sedang dikerjakan Musa.

KINKIN (20), adik bungsu Musa, muncul dari kamarnya dengan piyama bermotif teddy bear. Ia lalu menghampiri Musa.

END MUSIC

kinkin (o.s)

Musa, bagi duit dong.

musa

Buat apa?

Tangan Musa masih sibuk menggerakkan mouse dan matanya belum beranjak dari layar komputer.

SFX: bunyi klik mouse yang ditekan secara kontinyu.

kinkin

Belanja bulanan. Sampo, sabun sama pembalutku sudah kritis, nih.

musa

Ambil aja di stoples, tuh.

kinkin

Stoples apa?

musa

Stoples rengginang.

Musa memberi isyarat dengan gerakan kepala menunjuk stoples di buffet dekat TV.

Kinkin berjalan ke arah buffet yang dimaksud Musa. Ia mengambil sebuah stoples logam bergambar keluarga kecil yang sedang menimati teh yang keberadaan sang ayah selalu menjadi misteri. Ia lalu membukanya.

kinkin

Aku ambil yang berapa, nih?

musa

Ya seperlunya kamu

kinkin

Yang merah boleh?

musa

Ya, ambil aja.

kinkin

Kalau ada kembaliannya harus kubalikin, nggak?

musa

Nggak usah, ambil aja buat jajan ciki-ciki.

kinkin

Aseeeeekkk…makasih, ya? Kak Musa baik, deh.

musa

Dih, tiba-tiba manggil kak.

Kinkin cekikikan.

kinkin

Kan, kamu lagi baek.

musa

Emang aku sering nggak baek gitu?

kinkin

Kamu, mah selalu baek.

Musa tertawa renyah.

musa

Dasar bocil.

kinkin

Oke, kamu lanjut lagi kerjanya.

Kinkin mengibas-ngibaskan tangan seolah mengusir.

musa

Iya, buk, iya.

Kinkin kemudian meninggalkan Musa dan kembali ke kamarnya.

musa (v.o)

Sukses versiku, yang penting bisa hidup dengan baik hari ini. Bisa melakukan hal-hal yang disukai, dan…berguna untuk orang-orang yang aku kasihi.

musa (v.o) (cont’d)

As simple as that. Nggak perlu dibikin ribet.

4.int. rumah musa - ruang tengah — day

MUSA baru saja kembali dari masjid setelah salat subuh. Setelah menggantung kopiahnya di sebuah paku, WAWA (33), kakak perempuan Musa datang menghampiri sambil tangannya masih sibuk men-scroll layar ponselnya.

wawa (o.s.)

Kamu sibuk hari ini? Temenin aku, ya?

musa

Kemana?

Musa menyugar rambut sebahunya yang belum sempat ia kuncir.

wawa

Rumahnya tante Ati.

Wawa masih menatap layar ponsel.

musa (o.s)

Tante Ati siapa?

Wawa mangalihkan pandangan dari ponsel ke Musa.

wawa

Kakaknya almarhum bapak. Masak kamu lupa?

Wawa heran. Musa mengedikkan bahu.

musa

Emang kamu kesana mau ngapain?

wawa

Melayat. Aku baru aja dapat pesan forward dari sepupu, ngabarin katanya tante Ati meninggal tadi jam 3.

Musa tampak terkejut.

musa

Innalillahi…ya udah, aku temenin. Kamu siap-siap sana.

Musa memberi isyarat dengan gerakan kepala menunjuk arah kamar Wawa.

Wawa kemudian beranjak ke kamarnya. Sekitar tiga puluh menit kemudian Wawa muncul lagi dengan pakaian rapi lengkap dengan hijab berwarna lilac.

wawa

Lho, kamu kok nggak siap-siap? (heran)

musa

Aku pakai ini aja, kan masih masuk kategori sopan. Buat ngelayat ini.

wawa

Ya, udah. Yuk berangkat.

Wawa dan Musa lalu beranjak pergi.

 

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)