Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerita Ini Belum Berjudul
Suka
Favorit
Bagikan
15. Scene #73-74 ENDING

73. INT. DAPUR (2021) — MALAM

Keluarga Alina sedang sibuk makan, ada tempe orek, telur balado, sayur sawi, kerupuk, dan sambal.

Alina menatap semua keluargnya satu per satu. Hassan makan dengan lahap, Abian minta tambah, Farah sibuk memberikan makan untuk keluarganya, Amira main HP.

ALINA (V.O)
Pada dasarnya, ini cerita tentang cita dan cinta dalam keluarga. Kalau cinta dalam keluarga itu tidak ada yang sempurna, dan cita tak selalu terjaga. Namun, keluarga adalah keluarga. Cinta kita selamanya.

Alina melihat Amira yang diomeli Farah karena bermain HP di meja makan.

FARAH
Nanti lagi mainnya.
AMIRA
Ini kerjaan, Ma. Nanti kalau ada apa-apa Mama yang mau tanggung jawab? Editor aku sudah nggak bisa sabar. Demi cuan.
FARAH
Alin, kamu sudah nggak nulis-nulis lagi? Ikut menulis buku seperti Kak Amira saja, lumayan uangnya.

Alina mengedikkan bahu.

ALINA (V.O)
Ini bukan cerita tentang anak pertama.

Alina melirik Abian yang mengambil kerupuk dan makan dengan lahap.

FARAH
Abian sudah, Nak. Cukup. Nanti tambah besar badan kamu.
ABIAN
Yang penting ganteng.
ALINA (V.O)
Ini bukan cerita tentang si bungsu.

Alina melirik Hassan yang minum air.

ALINA (V.O)
Ini bukan cerita tentang seorang ayah.

Alina melirik Farah yang menggeleng kesal melihat Abian.

ALINA (V.O)
Ini bukan cerita tentang seorang ibu.

Kita melihat Alina tersenyum tipis.

ALINA (V.O)
Ini bukan hanya cerita tentang si anak tengah.

Kita melihat semua anggota keluarga Alina secara keseluruhan.

ALINA (V.O)
Ini cerita tentang satu keluarga. Cerita tentang pembelajaran, pengertian, dan kepedulian.

Kita melihat mereka makan dengan akur di meja makan.

ALINA (V.O)
Ini mungkin cerita tentang sudut pandang Alina, mencari arti hidup dan arti cinta, tapi menemui banyak tantangan mulai dari masalah ekonomi sampai kepercayaan diri. Merasa kalau dia yang paling tersiksa sampai akhirnya menemukan fakta kalau semua orang punya masalah sendiri dan tidak semua orang bahagia.
ALINA (V.O)
Cobalah tengok orang di samping kalian, orang di depan, dan di belakang kalian. Tanyakan pada mereka apa mereka baik-baik saja, lihat orang tua kalian di mata, dan peluk saudara kalian dengan erat.
ALINA (V.O)
Ada banyak kata cinta. Cinta remaja.


FLASHBACK:

Kita melihat Wilson berdiri di lorong sekolah sambil melambaikan tangan.


END OF FLASHBACK.

ALINA (V.O)
Ada cinta persahabatan.


FLASHBACK:

Kita melihat Raisa dan Alina bercanda di koridor sekolah, dan Alinka yang mememluk Alina saat mereka bertemu di kampus.


END OF FLASHBACK.

Alina tersenyum lebar saat melihat Abian cegukan.

FARAH
Kan.
ALINA (V.O)
Ada cinta keluarga. Cinta keluarga itu nomor satu. Yang paling terdepan, dan paling penting. Kita mungkin individual yang punya masalah masing-masing, kekurangan yang besar, dan watak yang berbeda. Tapi kita jatuh dalam satu kesatuan, yaitu sebuah keluarga yang saling menyayangi.
ALINA (V.O)
Ada yang berani mengejar mimpi.

Kita melihat Amira.

ALINA (V.O)

Ada yang tidak punya banyak mimpi.

Kita melihat Abian.

ALINA (V.O)

Ada yang membuang mimpi dan harga dirinya.

Kita melihat Hassan.

ALINA (V.O)

Ada yang tidak peduli dengan mimpi.

Kita melihat Farah.

ALINA (V.O)

Dan ada yang masih belum tahu apa mimpinya.

Alina menggigit kerupuk.

ALINA (V.O)

Perjalanan hidup masih panjang. Kita masih belum tahu akan bagaimana dan seperti apa masa depan.

Farah membawa piring ke belakang. Dia kembali lagi membawa jeruk-jeruk.

ABIAN
Wih, ada jeruk?
FARAH
Iya, lumayan, uang belanja dari Kak Amira.
HASSAN
Alin, kamu sudah ada panggilan kerja belum?
ALINA
Belum.
HASSAN
Gimana sih, masa iya masih belum?
ALINA
Sudah lah. Jangan ditanyakan terus. Pagi, siang, malam. Nanti juga kalau ada pasti Alin bilang.

Alin menerima jeruk dari ibunya.

HASSAN
Yang bener dong kamu. Mau jadi kayak kakak kamu?
AMIRA
Lah kok jadi aku?
ALINA
Tahu nih. Kebiasaan banding-bandingin anak. Kak Amira kan sudah banyak bantu gara-gara jadi penulis. Semua pemasukan dikasih buat makan.
HASSAN
Yang penting kerja dulu. Kamu harus kerja.
Kuliahin itu adik kamu. Biar kita bisa pindah rumah juga. Ini rumah sudah tua.

Alina memutar dua matanya.

FARAH
Sudah, sudah. Lagi makan. Ribut lagi.
HASSAN
Iya, tapi--

Abian kentut. Suasana jadi hening. Hassan mendelik marah ke Abian. Abian cengengesan. Dia perlahan berdiri, mau kabur dari Hassan.

Saat Hassan berdiri sambil membawa serbet, Abian langsung lompat dan lari. Hassan memukulnya dengan serbet sambil mengejar dia.

HASSAN

Kamu itu! Sudah anak laki-laki sendiri, nggak berguna juga, ngapain kek, kerja kek, beres-beres kek, makaaaaaaan aja--

Alina membuang napas panjang. Lama-kelamaan, semakin dekat ke wajah Alina. Alina menatap tepat ke depan.

ALINA (V.O)

Yang penting saling cinta, kan?

Segalanya menjadi gelap. Hitam.

ALINA (V.O)
Ingat, perjalanan hidup masih panjang. Dan ini baru permulaan.

Ditampilkan judul dengan tulisan berwarna putih "CERITA INI BELUM BERJUDUL."


CREDITS.


74. INT. SUPERMARKET (2021) — PAGI

Alina berdiri di antrian kasir sambil memegang keranjang yang berisi roti, kotak sereal, susu karton, dan beberapa makanan ringan.

Alina melihat laki-laki yang tinggi, bahunya lebar, dan memakai baju formal (kemeja putih yang digulung sampai siku, dan celana hitam). Dia terlihat bingung dan membuat antrian menjadi lama. Alina membuang napas panjang dan berjalan ke depan.

Alina terkejut sekilas saat melihat pria itu sangat tampan dan terlihat seperti orang Turki. Alina mengecap lidah.

ALINA
Ada apa ya, mba?

Terdengar orang-orang yang mengantri ikut protes, desas-desus orang kesal.

KASIR
Ehm, ini mba. Bapak ini sepertinya nggak bisa bahasa Indonesia. Saya mau bilang kalau sedang tidak bisa bayar menggunakan kartu, tapi dia nggak ngerti-ngerti.

Alina menelan ludah dan tersenyum tipis sekali.

ALINA

Sorry, Sir. You can't pay with cards. Cash only.

Pria itu menghela napas tidak sabar. Dia menutup mata dan memijat kening sebentar. Lalu menatap Alina.

LAKI-LAKI
I don't have Indonesian cash. Can you help me? I really need this.

Dia memegang kaleng soda dingin. Alina mengerutkan alis merasa aneh. Tapi dia tetap mengangguk.

ALINA
Mba, saya yang bantu bayar saja.

Alina mengambil kaleng soda itu. Dia memberikan belanjaannya sekalian. Kasir langsung memproses belanjaan. Pria itu hanya melihat tanpa banyak bicara.

Setelah selesai, Alina mengambil tas belanjanya lalu keluar dari supermarket. Dia hendak berjalan pulang, namun pria tadi menghadangnya di depan pusat perbelanjaan.

LAKI-LAKI
Let me pay you back.
ALINA
No, it's fine. It's okay.
LAKI-LAKI
Can you help me with something else?

Alina menghela napas lagi.

ALINA
What?
LAKI-LAKI
Can you help get to my office? I tried to get familiar with this city without my driver, but now I'm lost.

Alina mengeluarkan ponsel dari saku celana.

ALINA
Where's your office?

Alina memberikan ponselnya pada laki-laki itu. Dia memasukkan alamat.

LAKI-LAKI
What's that?
ALINA
Ojek online, you know?

Pria itu mengedikkan bahu. Alina mengangguk.

ALINA
OK, just wait here. Someone will pick you up in 5.

Pria itu mengangguk mengerti.

LAKI-LAKI
Thanks.

Alina mengangguk. Saat dia hendak pergi, pria itu menahannya lagi.

LAKI-LAKI
My name is Omar. I know it's really weird, but are you working right now?
ALINA
Hah?
LAKI-LAKI
I really need a private assistant at this moment.

Alina menatap ke depan, tepat ke arah kamera. Lalu dia tersenyum lebar.

ALINA (V.O)
Sepertinya, anak tengah ini mimpinya akan menjadi kenyataan.

ENDING CREDIT ROLLS.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar