Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerita Ini Belum Berjudul
Suka
Favorit
Bagikan
9. Scene #41-45

41. EXT. LAPANGAN SEKOLAH (2014) — PAGI

Alina terengah saat sampai di sekolah. Dia menatap sekeliling. Acara sudah mau mulai. Semua panitia berlalu-lalang. Alina langsung berlari lagi ke ruangan klub mereka.

CUT TO:

42. INT. RUANG KLUB ALINA (2014) — PAGI

Ruang klub kosong kecuali Elsa yang duduk santai sambil bermain HP. Alina segera masuk sambil terengah. Elsa berdiri kesal.

ELSA
Lama sekali, sih? Pakai acara telat! Mana buahnya? Aku sudah ditunggu untuk kasih hiasan meja juri!

Elsa merebut plastik di tangan Alina. Dia melihat isinya.

ELSA
Segini doang?

Dia mengeluarkan pisang kecil-kecil yang hitam dan sudah lembek.

ELSA
Buah-buahnya kayak begini pula! Kamu bisa nggak sih kerja yang benar? Ini pisang apaan kayak begini?

Elsa melempar pisangnya ke atas meja.

ELSA

Mana bisa yang begini dipajang?

Wilson mengintip dari balik pintu. Saat tidak ada yang bicara, laki-laki yang ada tanda wakil OSIS di lengannya itu masuk.

WILSON
Alin, kenapa?
ALINA
(kaget)
Nggak apa-apa, Kak. Ini cuman--
WILSON
Cuman apa?

Wilson mematai Elsa tidak suka.

ALINA

Ehm, katanya buahnya jelek.

Wilson merebut plastik buah di tangan Elsa. Dia melihat isinya. Wilson mengeluarkan apel.

WILSON
Nggak masalah. Masih bisa dimakan juga. Memangnya kenapa?
ELSA
Wil, serius. Ini buahnya jelek semua. Masa yang begini dipajang? Nanti klub aku jelek di mata orang. Mana pisangnya kayak begini.

Elsa mengambil lagi pisang yang tadi di atas meja. Pisangnya sedikit lembek dan ada hitam-hitamnya.

ELSA
(jijik)
Jelek banget.
WILSON
Intinya hanya untuk menjamu, kan? Dan saya yakin nggak akan ada yang makan juga buah ini selama acara atau lomba. Ini nggak masalah. Alina, good job.

Alina mengangguk malu.

ELSA
Terserah, deh.

Elsa merebut lagi plastiknya. Lalu dia mengambil piring besar di atas meja dan pergi.

WILSON

Kamu baru datang?
ALINA
I-iya, Kak. Maaf aku telat.
WILSON
(mengangguk)
OK. Sekarang cepat balik ke tugas saja.

Wilson menepuk bahu Alina sekali, lalu pergi meninggalkan Alina sendirian. Alina membuang napas panjag dan terjatuh di kursi.

ALINA (V.O)
Padahal, kalau dirumah, pisang itu adalah sesuatu yang mahal dan buah yang jarang kita makan. Apa di luar sana banyak orang yang menyepelakan makanan?

CUT TO:

43. EXT. LAPANGAN SEKOLAH (2014) — SIANG

Kita melihat kemeriahan festival sekolah, mulai dari acara menari, paduan suara, lomba pidato, sampai ada bintang tamu dari band lokal.

Alina sibuk belari ke sana-kemari. Kita melihat Wilson beberapa kali mencuri pandang ke Alina.

Semua panitia sibuk. Acara festival berlangsung dengan sempurna diakhiri dengan semua murid dan tamu bersorak saat ada confetti yang dilempar dari atas atap sekolah.

CUT TO:

44. INT. RUANG OSIS (2014) — SORE

Saat selesai, semua panitia sudah berkumpul di dalam ruang OSIS. Ada yang duduk di lantai, ada yang di kursi dan meja yang sudah dipinggirkan. Wilson berdiri di depan ruangan.

WILSON
Baiklah. Itu dia kata-kata terakhir dari ketua OSIS kita. Dari saya tidak ada. Saya puas dengan semua kerja sama kita. Semoga festival tahun depan lebih keren lagi. Semangat, semua!

Semua panitia bersorak riang. Satu per satu mereka keluar dari kelas. Alina mengejar seseorang keluar pintu.

ALINA
Kak Mutia!

Siswi yang dikejar Alina bernama MUTIA. Dia ketua klub Alina. Tidak jauh dari dia ada Elsa.

MUTIA
Iya, Alina. Kenapa?
ALINA
Ehm, maaf Kak. Aku hanya mau tanya, untuk panitia yang kemarin nalangin keperluan festival, uangnya diganti kapan, ya?
ELSA
Alina, nggak sabaran banget? Sudah buahnya jelek semua, minta diganti uanganya pengen cepet-cepet lagi.
ALINA
Bukan begitu, Kak. Cuman--
MUTIA
Sa, nggak ada yang ajak kamu bicara. Alina, kamu nalangin apa? Kamu kan bendahara?

Elsa mendelik ke Mutia. Dia mendengus lalu pergi, tanpa sengaja menabrak bahu Alina. Alina tidak menghiraukan.

ALINA
Jamuan untuk juri lomba, Kak.
MUTIA
Itu kan tugas Elsa?

Alina hanya mengedikkan bahu. Dia diam saja.

MUTIA

(menghela napas)

Sorry. Dia memang begitu. Nggak ada yang suka dia. Kamu seharusnya bilang... OK, kamu kan bendahara. Bisa pakai uang KAS saja dulu atau sisa budget festival kita karena sudah turun. Asal jangan lupa masukin laporan, ya.
ALINA
OK, Kak. Terima kasih.

Mutia tersenyum sebelum pergi.

MUTIA
Good job, Alina.

Alina tersenyum bangga dan senang. Saat dia mau berbalik arah, tidak sengaja dia nyaris menabrak Wilson.

WILSON

(tertawa kecil)

Kita hampir tabrakan terus.

Alina menjadi canggung dan salah tingkah. Dia berdeham.

ALINA
Iya. Maaf, Kak.
WILSON
Alina pulang sama siapa?
ALINA
Hah, apa?
WILSON
Alina, kamu hari ini pulang sama siapa?
ALINA
Oh, ehm, sendiri. Raisa harus rapat padus dulu, jadi aku nggak mungkin nunggu sampai malam.
WILSON
Saya antar. Mau?
ALINA
Hah?
WILSON
Saya antar pulang. Rumah kamu lumayan jauh, kan? Kalau pulang jam segini juga bisa kemalaman naik angkot. Saya antar pulang, ya.
ALINA
Eh, nggak usah, Kak. Nggak perlu repot. Aku bisa sendiri, serius. Rumah aku memang jauh.
WILSON
Itu pernyataan, Alina. Bukan pertanyaan. Atau permintaan.
ALINA
Serius, serius, Kak. Rumahku jauh banget. Dan rumah kakak beda arah.

Wilson menaikkan dua alisnya tinggi. Dia melipat tangan di depan.

WILSON
Kamu tahu rumah saya di mana?

Alina gelagapan.

ALINA
Maksudnya, siapa sih yang nggak tahu rumah Kak Wilson di mana?

Alina tertawa canggung, lalu mencoba kabur berjalan mundur.

ALINA
Aku harus pulang sekarang, Kak. Buru-buru. Aku duluan, ya.

Saat Alina balik badan dan hendak pergi, Wilson menghadang Alina dari depan.

WILSON
Sebentar, Alina.
ALINA
Kenapa, Kak?
WILSON
Kamu yakin nggak mau saya antar?
ALINA
Yakin. Nggak perlu repot, Kak. Aku bisa sendiri.
WILSON
Kamu ganti ID chat?
ALINA
Hah, nggak juga. Kenapa, Kak?
WILSON
Pesan saya tidak pernah dibalas.
ALINA
Oh, ya ampun. Kenapa, Kak? Kak Wilson butuh apa?

Wilson mengerutkan alis.

WILSON
Jadi, kamu mengabaikan pesan dari saya?
ALINA
Bukan, bukan begitu. Cuman-

Alina menggaruk kening. Dia tersenyum paksa.

ALINA
Aku sengaja buat dua ID chat, supaya yang satu lagi tidak mengganggu hal pribadi.
WILSON
Saya dapat chat kepanitiaan dan klub? Tentang sekolah?
ALINA
Iya, Kak. Maaf. Jarang log-in ke akun itu, karena isinya pasti spam grup saja. Memangnya kenapa chat aku? Ada yang kurang laporannya?
WILSON
(menggeleng)
Nggak. Kamu hati-hati ya pulangnya.
ALINA
OK. Oh ya, Kak. By the way, selamat lulus, ya.

Alina melambaikan tangan dan berlari pergi di koridor sekolah.

Wilson berdiri sendiri dan melambaikan tangan kaku.

WILSON
Sampai ketemu lagi, Alina.

CUT TO:

45. INT. RUMAH KONTRAKAN BARU (2014) — MALAM

Alina masuk ke dalam rumah. Semua sedang diam. Amira dan ibunya di depan teve. Hassan sibuk dengan HP. Abian duduk di bawah memegang gitar.

FARAH
Gimana, sukses acaranya?
ALINA
Alhamdulillah.
FARAH
Ya sudah, bersih-bersih. Di meja makan ada ubi rebus, ya. Makan itu dulu.
ALINA
Memangnya kenapa?
FARAH
Masih belum ada uang. Mama juga belum makan dari siang. Tunggu sebentar, ya. Papa lagi coba pinjam uang dulu.

Alina melirik ayahnya yang sibuk di HP. Alina melirik Amira, dia hanya mengedikkan bahu. Abian sibuk bermain gitar.

Alina membuka ranselnya. Dia mengeluarkan uang dari dompet.

ALINA
Ini. Belikan makan malam saja.
HASSAN
Uang dari mana?
ALINA
Gantiin uang beli buah.
HASSAN dan FARAH
Alhamdulillah.

Hassan berdiri dan tersenyum lebar.

HASSAN
Syukur. Kita bisa makan malam dulu. Abian, temenin papa beli makan dulu, ayo!

Abian berdiri sambil membawa gitar. Dia berjalan ke kamar.

ABIAN

Ke mana?
HASSAN
Warteg!

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar