Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga di Hatimu
Suka
Favorit
Bagikan
25. Bagian 25

 

74. EXT. JALANAN – SORE

Andra dan Bunga sudah di rumah dan bertengkar.

 

BUNGA

Ndra, kamu masih marah aja? Di jalan juga kamu diamin aku terus tadi?

 

ANDRA

(melihat Bunga marah)

Kamu pura-pura bloon atau memang gak punya otak, Bunga?

 

BUNGA

Ya ampun, Ndra. Masih aja marah masalah tadi. Story-nya juga sudah aku hapus.

 

ANDRA

Percuma kamu hapus! Aku udah lihat! Kalau kamu kepingin banget sama mereka, jujur saja! Tinggalin saja aku, terus dekatin mereka! Itu kan yang kamu mau? Jangan cuma dikhayalkan, Bunga!

 

Bunga menangis, berusaha menyentuh Andra, tapi tangannya ditepis Andra.

 

BUNGA

Andra, aku minta maaf. Aku gak ada maksud begitu. Tadi aku cuma iseng posting foto mereka. Gak ada niatan yang kayak kamu bilang.

 

Andra terlihat sangat sedih. Andra menatap Bunga putus asa.

 

ANDRA

Kamu gak perlu ngingkari, Bunga. Kamu posting itu karena alam bawah sadar kamu yang pingin hidup bahagia sama laki-laki mapan.

(beat)

Aku sadar aku bukan suami yang baik buat kamu. Aku cuma laki-laki miskin. Pecundang.

 

Bunga semakin kencang menangis.

 

Andra lesu, sedih, lalu meninggalkan Bunga.

 

 

CUT TO.

 

 

75. EXT. DEPAN KONTRAKAN BUNGA – SORE

Andra melangkah pergi dari rumah. Tammy dan Nindy menangis mengejar Andra. Naufal cuma memperhatikan dari pintu.

 

TAMMY

Papa mau ke mana?

 

Andra memandang anak-anaknya sedih. Dengan lembut Andra membelai kepala Tammy dan Nindy. Mata Andra berlinang.

 

Bunga keluar dan mengejar Andra, tangannya menahan lengan Andra.

 

BUNGA

Andra, mau ke mana?

 

ANDRA

Kamu jaga anak baik-baik. Gak ada yang ganggu gaji kamu lagi. Motor gak aku bawa. Semuanya kan punya kamu, dari hasil kerja kamu.

 

Andra menarik diri dari pegangan Bunga lalu pergi dengan jalan kaki.

 

BUNGA

Andra!

 

Andra tidak peduli dan terus meninggalkan Bunga dan anak-anaknya yang menangis.

 

Beberapa tetangga mengintip kepo dari jendela, pintu-pintu, dan sekitar area kontrakan.

 

Bunga menangis sedih sambil berjalan pelan mau menyusul Andra, tapi berbalik lagi ke Nindy yang menangis sambil mengikutinya.

 

 

CUT TO.

 

 

ACT 3

 

Establishment shot suasana jalanan Jakarta di malam hari. Masih banyak kendaraan dan orang-orang yang nongkrong di kafe atau pinggir jalan.

 

76. EXT. BEBERAPA TEMPAT – MALAM

Tampak Bunga naik motor mengitari jalanan Jakarta kebingungan. Bunga memperhatikan ke sana kemari dengan mata berlinang.

 

Bunga lalu berhenti di basecamp di mana banyak driver MOJEK sedang berkumpul.

 

BUNGA

Mas, lihat Andra gak?

 

DRIVER 1

Gak ada, Mbak. Belum ada ke sini.

 

DRIVER 2

Handphone-nya gak bisa dihubungi, Mbak?

Saya coba telfon juga gak nyambung.

 

BUNGA

(menggeleng)

Handphone-nya gak aktif, Mas.

 

DRIVER 1

Lho? Kok begitu ya? Gak biasanya Andra kayak gini. Orangnya kan ceria banget tuh si Andra.

 

Bunga tertunduk sedih.

 

Driver-driver itu saling lirik, seperti sudah paham Bunga sedang bermasalah dengan Andra.

 

DRIVER 1

Coba cari di warkop Pakde Iman, Mbak. Biasanya Andra suka ngetem di situ juga.

 

BUNGA

(bingung)

Di mana itu, Mas?

 

Driver lalu menjelaskan sebuah tempat pada Bunga dengan Google Maps. Bunga memperhatikan dengan serius lalu pergi.

 

 

JUMP TO CUT.

 

 

Beberapa jam kemudian, Bunga di jalanan kembali bingung mencari Andra ke sana kemari. Bunga melirik ke handphone yang terpasang di motor.

 

BUNGA

Ya Allah ... kamu di mana, Ndra? Aku gak bisa baca Google Maps. Gimana ini?

 

Bunga menangis sambil bawa motornya.

 

SPX: Terdengar suara handphone Bunga ada panggilan.

 

Bunga mengangkat telepon dengan cemas.

 

BUNGA

(on phone)

Kenapa, Tammy? Iya. Sebentar lagi. Mama masih cari Papa. Kamu jagain adek ya. Sebentar lagi Mama pulang.

 

Bunga menutup telepon. Air matanya bercucuran.

 

 

CUT TO.


77. EXT. JEMBATAN BESAR DI TENGAH JALAN BESAR - SIANG

Di jalanan sekitar jembatan besar tampak kendaraan lalu lalang, orang-orang nongkrong di pinggir jembatan sambil ngemil buah potong, anak-anak remaja berkumpul, pedagang-pedagang berjualan.

 

 

CUT TO.

 

 

78. EXT. JEMBATAN – MALAM

Andra melamun sedih di jembatan. Andra terlihat suntuk, kusut, dan sangat lelah.

 

Andra menatap kosong ke arah jalanan di bawah jembatan.

(Ini dibuat silih berganti adegannya Andra sedih di jembatan dengan Bunga yang sedih dan kebingungan mencari Andra).

 

 

CUT TO.

 

 

79. EXT. JEMBATAN – MALAM

 

SPX: Notifikasi handphone Andra berdering. Ada panggilan masuk.

 

Andra mengangkat telepon dengan tidak semangat.

 

ANDRA

(on phone)

Ya, Mbak ... Maaf, Mbak, saya gak bisa anterin Mbak, soalnya saya gak punya motor ....

(beat)

Hah? Saya? Lagi di jembatan Jalan Baru, Mbak ...

 

Andra mengakhiri panggilan. Masih tampak suntuk.

 

 

JUMP TO CUT.

 

 

Beberapa menit kemudian, Mira datang dengan sebuah motor mendatangi Andra yang masih melamun di jembatan.

 

MIRA

Lho? Mas? Kenapa kok melamun sendirian di sini? Ayo jalan! Daripada suntuk di sini ....

 

Andra terlihat ragu melihat Mira.

 

MIRA (CONT’D)

Ayo, Mas! Kok malah bengong? Jangan suntuk-suntuk sendirian di pinggir jembatan. Sayang lho, Mas, ganteng-ganteng kok mau bunuh diri?

 

ANDRA

Siapa yang mau bunuh diri, Mbak?

 

MIRA

Habisnya muka ganteng Mas sedih banget. Aku mikirnya jadi macem-macem. Berantem sama istrinya ya, Ganteng?

 

ANDRA

(mengangguk)

Iya, Mbak.

 

MIRA

Biasa itu, Mas. Jangan dibawa stress lah! Dibawa happy aja!

 

Mira tertawa genit sambil memperhatikan Andra tajam.

 

 

CUT TO.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar