Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga di Hatimu
Suka
Favorit
Bagikan
1. Bagian 1

ACT 1

 

Belum terlihat apa pun di sana. Terdengar sayup-sayup suara ANAK-ANAK tertawa dan berlarian. Suara itu semakin lama semakin keras, seiring dengan gambar Fade in.

 

 

FADE IN.

 

 

1. EXT. HALAMAN DEPAN KONTRAKAN BUNGA – SIANG

 

Kita berada di halaman depan sebuah kontrakan kecil, kumuh, suasana pinggiran kota Jakarta, anak-anak kecil sedang bermain dan berlarian di sekitar area kontrakan yang berdempetan.

 

Nampak Bunga sedang menjemur pakaian di tali jemuran yang dipaku pada penyangga kayu di halaman kontrakan. Satu per satu Bunga memasapng pakaian ke gantungan besi dan menggantungnya.

 

Wajah Bunga terlihat lelah, kucel. Pakai kaos dan celana pendek. Tapi tetap terlihat cantik.

 

BUNGA

(kesal)

Duh! Bantuin dong jemur.

 

Andra keluar dari dalam kontrakan sambil menenteng kandang berisi beberapa hamster.

 

Andra tersenyum melihat Bunga.

 

ANDRA

Tenang, Sayang. Ntar malam aku pijitin kamu.

 

BUNGA

Bukan minta pijit. Bantuin kerjaan rumah biar cepat kelarnya. Aku kan mau lanjutin novel aku.

 

ANDRA

Ya sudah sini biar dibantuin. Biasanya juga dibantuin. Apa sih yang nggak buat kamu?

 

Andra menghampiri Bunga lalu mengambil pakaian dari ember dan bantu menjemur.

 

BUNGA

Andra, teman facebook aku, Mbak Lia, yang satu komunitas menulis sama aku itu, hebat banget lho dia. Novelnya di-ACC di penerbit dan sudah best seller. Bahkan tahun depan mau diangkat jadi film.

 

ANDRA

(santai)

Ya namanya udah rezekinya.

 

Bunga melamun, tampak tatapan matanya penuh harapan.

 

BUNGA

Kapan ya aku bisa ikutin jejaknya? Aku juga mau novelku best seller terus diangkat jadi layar lebar.

(beat)

Jauh-jauh kita udah merantau dari Binjai, aku pingin di tahun kelima ini kita sukses, bisa beli rumah.

 

ANDRA

Aamiin... Semangat! Jangan nyerah!

 

BUNGA

Ya udah bantuin dong biar aku bisa cepatan tulis.

 

Bunga dan Andra melanjutkan menjemur pakaian. Andra beberapa kali menggoda Bunga, menggelitik pinggangnya. Mereka tertawa dan bercanda.

 

Pak Herman, tetangga sebelah mengeluarkan motor sambil tersenyum melihat Bunga.

 

PAK HERMAN

Selamat siang, Namboru! Makin cantik saja! Horas!

 

BUNGA

(bete)

Kemarin Tante, sekarang Namboru.

 

PAK HERMAN

(senyum iseng)

Tante, bahasa bataknya aku suka kamu apa?

 

BUNGA

(semakin kesal)

Gak tahu, Pak. Saya tahunya Bahasa Thailand. Sawadikap, kapunkab!

 

Tiba-tiba Bunga melihat di antara kain jemurannya ada Ibu Kontrakan berjalan ke arah mereka.

 

Bunga langsung panik dan menarik tangan Andra.

 

ANDRA

Kenapa sih? Masih siang udah narik-narik aja?

 

BUNGA

Ihh! Itu ada Bu Mala! Gawat!

 

Andra juga ketakutan. Mereka langsung lari ke dalam rumah.

 

Blaaam! Pintu kontrakan ditutup dan dikunci.

 

 

CUT TO.

 

 

2. INT. KONTRAKAN BUNGA – SIANG

 

Andra dan Bunga sedang bersembunyi di dalam rumah. Bunga mengintip dari sela gorden jendela. Sementara Andra berdiri tegang di balik pintu.

 

Naufal dan Tammy bersembunyi di bawah meja, masih pegang handphone, main game.

 

POV Bunga: Bu Mala pemilik kontrakan sedang mondar-mandir di depan kontrakan, mengetuk pintu.

 

BU MALA

(seru)

Mas Andra! Mbak Bunga!

 

Andra dan Mala tetap diam di balik pintu. Semakin tegang ketika Bu Mala mencoba mengintip dari jendela.

 

Bu Mala mondar-mandir lagi di sekitar kontrakan sambil memperhatikan sekitar.

 

BU MALA (CONT’D)

Kayaknya tadi ada deh orangnya. Ini juga ada sandal-sandalnya di luar. Ke mana deh?

 

JRIIING! Your enemy is ready to attack!

 

Notifikasi game Tammy berbunyi. Semua orang langsung gelagapan. Naufal langsung membekap handphone Tammy.

 

NAUFAL

Dasar oon!

 

Bunga dan Andra semakin takut dan memberi isyarat agar anak-anak mereka jangan berisik.

 

Dari kaca jendela tampak Bu Mala menyadari ada suara dari dalam kontrakan. Ekspresi Bu Mala bertambah kesal.

 

BU MALA

(marah)

Saya gak mau tahu ya, Mas Andra, Mbak Mala. Pokoknya besok saya datang lagi ke sini nagih uang kontrakan kalian yang sudah nunggak dua bulan! Besok saya bawa kunci cadangannya biar nyahok!

 

Bu Mala lalu pergi sambil ngomel-ngomel. Sementara tetangga sekitar pada keluar kepo.

 

Andra dan Bunga lesu.

 

BUNGA

Gimana nih?

 

ANDRA

Ya bagaimana? Belum ada uangnya. Hamster-hamsternya aja belum ada yang laku dari kemarin.



BUNGA

Lebih semangat lagilah nawarin hamsternya biar laku.

 

ANDRA

(menghela napas)

Yang namanya bisnis itu memang ada pasang surutnya, Bunga. Makanya harus sabar.


Bunga berdecak kesal melihat Andra.

 

 

CUT TO.

 

 

3. INT. KONTRAKAN BUNGA – SORE

 

Andra dan Bunga berdiri saling berhadapan, wajah mereka begitu suntuk, bingung, dan lesu.

 

Bunga memandang Andra emosional, siap memulai pertengkaran lagi.

 

BUNGA

(kesal)

Ndra, kamu cari kerja yang bagus dong biar kita punya uang, biar bisa bayar utang.

 

ANDRA

(kesal)

Ya aku maunya juga kerja bagus, tapi kan belum dapat. Memangnya kamu pikir aku gak usaha? Aku dagang ke sana kemari, Bunga.

 

BUNGA

Ya carilah apa yang lebih bagus! Masa cuma harepin hamster laku seekor dua ekor sehari? Gimana besok kita bayar sama Bu Mala?

 

Andra kesal dan memukul tembok.

 

ANDRA

Terus dengan kamu ngomel-ngomel kayak gini memang dapat uangnya? Dapat kerjaan bagusnya?

 

BUNGA

Ya kamu usaha dong! Jangan santai saja. Kamu kan laki-laki. Kamu kepala keluarganya. Masa aku yang harus nafkahin kamu?

 

ANDRA

(marah)

Heh! Mulut, Bunga! Mentang-mentang kerjaan aku belum jelas, kamu jangan kurang ajar. Gimana pun aku suami kamu.

 

BUNGA

Terus kenapa? Justru karena kamu suami makanya harus penuhi kebutuhan aku sama anak-anak!

 

ANDRA

(teriak)

Anjiiing! Udah. Kamu diam saja! Jangan bacot terus. Makin pusing kepala dengan ocehan kamu!

 

Andra pergi ke kamar mandi dengan wajah merah padam.

 

Bunga masih belum puas dan mengejar langkah Andra ke kamar mandi, tapi Andra dengan cepat menutup pintu kamar mandi. Blaaam!

 

Bunga menggedor pintu emosi.

 

BUNGA

Andra! Selalu aja kamu kayak gini! Lari dari masalah! Dasar egois!

 

SPX: Byuuuuur! Hanya terdengar suara air.

 

Bunga kesal sendiri dan memukul pintu kamar mandi lalu pergi.

 

Tammy menarik-narik ujung baju Bunga.

 

TAMMY

Ma, Adek lapar. Adek mau makan.

 

NAUFAL

Iya, Ma. Kita belum makan dari pagi.

 

BUNGA

(sedih)

Cuma ada kerupuk sama nasi. Makan pakai itu aja dulu ya. Jangan banyak tingkah. Nanti kalau Papa sama Mama dapat uang, beli makanan enak.

 

Tammy dan Naufal mengangguk.

 

Bunga menghela napas sedih seraya membelai kepala Tammy dan Naufal.

 

 

CUT TO.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar