Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga di Hatimu
Suka
Favorit
Bagikan
24. Bagian 24

 

70. EXT. PERSIMPANGAN JALAN – SIANG

Andra sudah di persimpangan jalan dan bertemu penumpang Wanita, Mira berusia 35 tahun (sedikit di atas Bunga dan Andra).

 

Mira cantik, modis, seksi, dan suka senyum ramah.

 

ANDRA

Bu Mira ya?

 

MIRA

(mengangguk)

Hooh, Mas. Panggil Mbak aja ya, Ganteng.

 

Mira langsung naik dengan gemulai ke boncengan.

 

Andra jalan menuju tujuan bersama penumpang.

 

 

JUMP TO CUT.

 

 

Setengah jam kemudian, Andra masih dalam perjalanan dengan Mira.

 

ANDRA

Maaf ya, Mbak. Lewat jalan ini aja. Soalnya kalau jalan motong di sana lagi rawan. Ada kasus begal.

 

MIRA

Iya, Mas. Gak apa-apa. Lamaan juga gak apa-apa. Customer saya mau kok tunggu.

 

Andra menyerngitkan dahi sambil melirik Mira dari kaca spion penasaran.

 

ANDRA

Mbak pedagang ya? Jual apa, Mbak? Kok gak sekalian dibawa dagangannya?

 

MIRA

(tertawa)

Ini kan sudah saya bawa ke mana-mana dagangan saya, Mas.

 

ANDRA

(gugup)

Ah, Mbak bisa aja.

 

MIRA

Hayooo! Mas mikirnya ke mana? Saya ini therapist lho, Mas. Pelanggan saya banyak di apartemen Gardenia Indah di depan sana.

 

ANDRA

(tertawa canggung)

Oalah! Therapist ya, Mbak? Pantesan tangannya kekar! Bercanda, Mbak. Jangan marah ya.

 

MIRA

(tertawa centil sambil nepuk bahu Andra)

Mas Ganteng diam-diam merhatiin ya? Memang tangan saya kekar kok, Mas. Namanya juga kang pijit. Satu hari saja bisa mijit tiga sampai lima orang.

 

ANDRA

Mantap tuh, Mbak.

 

Andra berhenti pas di depan sebuah gedung apartemen. Mira turun dan memberikan ongkos pada Andra.

 

MIRA

Kembaliannya ambil saja, Mas.

 

ANDRA

Eh, jangan, Mbak. Banyak banget dua puluh ribu lebihnya.

 

MIRA

Gak apa-apa, Mas. Buat Mas aja beli es.

 

ANDRA

(senyum)

Makasih, Mbak. Ntar saya kasi buat jajan anak saya saja.

 

MIRA

Oh, nikah ya, Mas? Iya juga sih. Mas ganteng-ganteng gini belum laku?

 

Mira dengan centil menjawil lengan Andra.

 

Andra jadi kikuk dan mau jalan.

 

MIRA (CONT’D)

Mas, tunggu dulu.

 

ANDRA

(berhentiin motor)

Ya. Kenapa, Mbak?

 

MIRA

Mau jadi langganan ojek saya gak? Biar saya gak susah gitu kalau mau mijit ke mana-mana. Lebih enak jadi penumpang reguler daripada ganti-ganti driver lain. Nanti saya kasi ongkosnya lebih deh, Mas.

 

Andra tampak berpikir bimbang sesaat.

 

ANDRA

(mengangguk)

Boleh deh, Mbak.

 

Mira tersenyum senang sambil memperhatikan Andra tajam dari atas ke bawah.

 

Andra mengangguk berpamitan pergi meninggalkan Mira.

 

 

 

CUT TO.

 

 

71. MONTAGE:

 

-  Andra menjemput Tante Mira di apartemen. Tante Mira tersenyum manis pada Andra.

-  Tante Andra memberikan uang dengan membelai tangan Andra.

-  Andra diajak Tante Mira mampir makan di kafe. Andra menolak, tapi ditarik paksa Tante Mira sampai dia mau.

-  Tante Mira rajin mengirim pesan pada Andra (tampak teks Tante Mira bertanya, “Lagi pain?” Andra membalas lalu diam-diam menghapusnya.

 

END OF MONTAGE.

 

 

72. INT. PH LUXAR – SIANG

Bunga memperhatikan rekan-rekan kerja cowok yang sedang mengobrol dengan serius sekali. Ada kilatan ketertarikan. Semuanya kelihatan tampan, bersih, rapi, dan stylist.

 

Lama kelamaan pandangan Bunga tampak seperti melamun jauh sambil memperhatikan rekan-rekan cowok.

 

Bunga memotret karyawan-karyawan cowok itu dan mengotak-atik handphone-nya.

 

CU: Layar handphone Bunga menunjukkan story WhatsApp yang di-posting Bunga, foto teman-teman kerja cowok yang sejak tadi ia perhatikan.

 

SPX: Handphone Bunga berbunyi.

 

Bunga mengangkat telepon.

 

BUNGA

(on phone)

Ya. Kenapa, Ndra?

 

 

INTERCUT WITH.

 

 

73. EXT. JALANAN – SIANG

Andra sedang menelepon Bunga dengan ekspresi marah.

 

ANDRA

(marah)

Kenapa kamu posting foto cowok-cowok di kerjaan kamu itu?

 

BUNGA

Lho? Memang kenapa?

 

ANDRA

(cemburu)

Kenapa kamu bilang? Pikiran kamu di mana, Bunga? Kok kamu bisa-bisanya posting foto laki-laki lain sementara kamu punya suami? Jadi aku kamu anggap apa?

 

BUNGA

Ya ampun, Andra. Itu cuma story biasa saja. Sama kayak aku biasa posting tentang suasana kerjaan. Bukan apa-apa. Kok kamu marah?

 

ANDRA

Jangan bohong kamu! Kamu pikir aku bodoh? Aku ngerti maksud kamu posting foto cowok-cowok itu? Kamu pingin kan punya suami kayak mereka? Pingin kan punya suami kantoran yang keren dan banyak duit kaya begitu?

 

BUNGA

Bukan gitu, Ndra. Aku ....

 

ANDRA

Halah! Bullshit!

 

Andra mematikan handphone penuh kemarahan. Andra lalu meng-gas motor dengan kencang dan ngebut ugal-ugalan.

 

 

CUT TO.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar