Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
102. INT. RUMAH GLADIS - RUANG TAMU - NIGHT
Cast : GLADIS, SISTERHOOD
GLADIS (O.S.)
Jam tujuh malem di perumahan anggrek.
Kita melihat Sisterhood dan Gladis tengah bercengkrama di ruang tamu sambil bersenda gurau.
JESSICA
Kalian tahu kenapa gue sangat benci ke dia? (beat) Wajahnya yang sok akan segala hal buat gue nggak suka. Gue akui emang dia pinter, tapi dengan wajah kayak gitu, dia nggak akan dapetin apapun.
Seisi ruang tamu tertawa.
ANGELINE
Lo asik juga, Dis. Apa yang buat elo berubah pikiran dan datengin kita?
GLADIS
Gue? (beat) Gue cuma ngerasa dihianati. Orang yang gue percaya, yang gue jaga, dan bela-belain nyisihin waktu buat dia, malah pergi ninggalin gue. Dan gue benci orang kayak gitu.
JESSICA
(menyerahkan ponsel ke Gladis)
Kita belum tukeran nomor. Catet nomormu di hp gue.
Gladis menerima ponsel tersebut. Jarinya cekatan melaksanakan perintah Jessica.
JESSICA (CONT’D)
Udah selesai?
GLADIS
Ah? Oh, bentar-bentar. (beat) Nih udah. Udah gue save-in juga.
JESSICA
Sip.
ANGELINE
Kami boleh nggak, sih, lo ajak keliling? Ngelunjak, ya?
Gladis tertawa kecil dan menggeleng.
GLADIS
Tentu aja boleh. Sekarang?
103. INT. RUMAH GLADIS - KAMAR GLADIS - NIGHT
Cast : GLADIS, SISTERHOOD
Kita melihat Gladis berkeliling rumah dengan Sisterhood hingga berdiri di depan kamarnya.
GLADIS
Ini kamar gue. Mau masuk?
JESSICA
Boleh?
GLADIS
Boleh. Kenapa nggak?
Gladis membuka pintu kamar. Wajahnya histeris
GLADIS
AAA!?!
Sisterhood melongok, menyelidik ke dalam kamar Gladis. Mereka sama-sama terkejut ketika melihat bercak seperti darah di lantai-lantai kamar Gladis.
ANGELINE
Apa yang terjadi?
Gladis memberanikan diri masuk. Sisterhood mengekor di belakangnya.
LUNA
Teman-teman, jendela kamar terbuka?
PATRECIA
AAA! Intan?
Semua pandangan mengarah Patrecia yang berdiri di depan cermin. Ada sebuah tulisan di cermin. Di tulis menggunakan warna merah menyerupai darah.
TEXT:
Meski kalian meninggalkan Intan, Intan tetap akan mendatangi kalian. -Intan.
Wajah mereka seketika pucat. Jessica merayap menuju Gladis seperti orang kalap.
JESSICA
Apa yang terjadi dengan Intan? Apa dia ngerencanain sesuatu?
Gladis menatap ke bawah, wajahnya sangat pucat. Ponsel Gladis berdering. Dia mengeluarkannya dari saku.
ANGELINE
Siapa?
Gladis terpaku dengan nama pemanggil tersebut. Jessica merebut ponselnya. Dia berteriak ketakutan hingga menjatuhkan ponsel tersebut.
JESSICA
Ni … Ningsih.
PATRECIA
Ibuknya Intan?
JESSICA
Gladis. Apa yang terjadi sama Intan?
GLADIS
Kemarin. Kemarin dia ke mari. Minta gue nyelametin dirinya. Dia datang dengan sangat ketakutan, berantakan. Tapi gue belum bisa maafin dia. Dia bilang, kalau gue nggak bantu dia, dia bakal ngilang.
JESSICA
Ngilang?
GLADIS
Dia juga nyebut-nyebut nama kalian kemarin. (menatap tajam Sisterhood) APA YANG KALIAN LAKUIN KE DIA?!
Jessica mundur beberapa langkah.
GLADIS (CONT’D)
Apa kalian jadiin dia mainan lagi?
JESSICA
Ah? Apa maksud lo? Jelas-jelas kita nemenin dia, nurutin kemauannya dia. Tapi, dia yang pergi gitu aja. Seolah-olah kita pelakunya.
GLADIS
Kita cuma harus waspada. Gue bener-bener ketakutan kali ini.
Gladis menelan ludah. Jessica mencoba menenangkan diri.
JESSICA
Kita beresin ini.
104. INT. RUMAH JESSICA - NIGHT
Cast : JESSICA
Jessica berbaring di kasurnya dan mulai resah dengan kejadian di rumah Gladis. Dia memainkan ponsel, bercengkrama dengan Sisterhood di grup chat.
JESSICA (V.O.)
Kita semua harus tetep tenang. Jangan nunjukin kita salah, bahkan ke Gladis.
ANGELINE (O.S.)
Ya Tuhan, apa yang Intan lakuin sekarang?
JESSICA (V.O.)
Jangan takut. Semakin kita takut, semakin ngasih dia kekuatan.
PATRECIA (O.S.)
Gimana kalau Intan bener-bener ngilang? (beat) Bunuh diri?
Jessica menarik napas panjang.
JESSICA (V.O.)
Asal jangan ada yang bongkar kejadian di hotel, di malam ulang tahun Intan. Dan kejadian kejar-kejaran hari itu. Sementara ini jangan buat sugesti buruk terlebih dulu.
Jessica memasang raut wajah ketakutan dan frustrasi.
JESSICA
Intan … lo buat gue gila.
Dari luar kamar, ada suara wanita berteriak. Jessica kira itu Ria.
WANITA
Jessica, makan dulu, Nak! Mama udah siapin masakan kesukaan kamu di dapur.
JESSICA
Ya. (intonasi malas)
Jessica hendak beranjak dari tempat tidurnya, tetapi sebuah pesan dari Ria masuk ke ponselnya.
RIA (O.S.)
Jes, mama sama adik pergi nemenin ayah ngurus sesuatu buat pemilihannya jadi anggota dewan. Kamu di rumah aja, ya. Kalau lapar beli makanan pesan-antar.
Wajah Jessica kembali pucat. Matanya sesekali melihat ke luar pintu yang terbuka.
JESSICA
Kalau mereka di luar. Berarti?
Jessica bergegas menutup pintu kamarnya dan beringsut ke atas ranjang kembali. Menutupkan selimut ke seluruh bagian tubuhnya.
JESSICA (CONT’D)
(bergumam, ketakutan)
Jangan ganggu gue, Intan.
105. INT. SMA BINTANG NEGARA - RUANG KELAS - DAY
Cast : GLADIS, SISTERHOOD, PARA SISWA
Kita melihat Sisterhood dan Gladis datang bersama, masuk ke dalam kelas. Gladis berjalan menuju ke tempat duduknya yang cukup jauh dari Sisterhood.
JESSICA
Kita harus tetep tenang. Dia absen lagi hari ini?
ANGELINE
Sepertinya.
Sisterhood tiba di tempat duduknya. Mendapati sebuah kain putih menutup mejanya. Termasuk meja Gladis. Mereka saling bersitatap. Membuka kain tersebut bersamaan. Jessica menutup mulutnya, terkejut. Sama dengan anggota Sisterhood lainnya dan Gladis. Meja mereka dipenuhi dengan kertas-kertas berisi tulisan pesan beratasnamakan Intan.
TEXT:
“Kenapa kamu tidak bersikap baik padaku, Luna?” “Kamu sangat kasar, bukan, Angeline?” “Apa salahku hingga kamu bersikap dingin padaku, Liona?” “Kue tart di wajahku sangat lezat, bukan, Patrecia?” “Apa yang kamu inginkan dari gadis malang ini, Jessica?” “Gladis, kamu akan tetap menjadi temanku, bukan?” “KALIAN SEMUA PEMBUNUH!”
LIONA
Pembunuh?
Jessica terjatuh, kedua tangannya menutup telinga. Suara-suara Intan mulai menghantuinya. Dia berteriak histeris. Membuat para siswa di kelas penasaran.
ANGELINE
SIAPA YANG NGELAKUIN INI?! Apa kalian yang naruh ini di meja kami?
Angeline menuduh sembarang anak. Gladis menjambak rambutnya sendiri. Duduk frustrasi di tempatnya. Dia menghela napas panjang di tengah kekacauan di tempat duduk Sisterhood.
106. EXT. SMA BINTANG NEGARA - TAMAN - DAY
Cast : GLADIS, SISTERHOOD
Kita melihat mereka melingkar. Sama-sama takutnya.
GLADIS
Apa yang sebenarnya terjadi? Kalian yakin bukan penyebab utama dari kejadian ini, kan?
JESSICA
Nggak, bukan kita. NGGAK!
GLADIS
(menggigit jari)
Lantas kenapa Intan tanpa alasan ngelakuin ini?
Ponsel Sisterhood secara bersamaan berbunyi. Mereka bersitatap, lalu membuka ponsel tersebut bersamaan. Betapa terkejutnya mereka ketika grup chat Sisterhood dimasuki oleh seseorang melalui tautan. Dan orang tersebut adalah Intan.
INTAN (O.S.)
Hai, teman-teman. Bukannya kalian udah janji ke Intan mau masukin Intan ke grup? Kapan kita akan kembali bersenang-senang.
JESSICA
(jatuh terduduk)
HUAA!!
GLADIS
Apa? Ada apa?
Patrecia menunjukkan ponselnya ke Gladis.
GLADIS (CONT’D)
Intan?
Suasana hening sesaat.
JESSICA
(bergumam)
Apa yang direncanain gadis licik itu?
PATRECIA
Apa dia benar-benar sudah mati?
Jessica yang duduk di bawah, mencengkram kaki Patrecia dan bergeleng.
JESSICA
Kita nggak ngelakuin apa-apa. Jadi, kita harus tetap tenang. Kita nggak terlibat di hilangnya Intan. Kita pengganggu tapi bukan pembunuh.
GLADIS
Kalau kalian nggak ngelakuin apa-apa, apa Intan ada dendam kesumat ke kalian, temannya sendiri?
Jessica menelan ludah.
GLADIS (CONT’D)
Jangan terlalu dibawa pikiran. Buktiin kalau kalian nggak salah.
JESSICA
(menghela napas)
Okeh, kita memang nggak salah.
GLADIS
Em … besok weekend, bukan? Kita udah temenan sekarang, mau gue ajak nginep di villa? Gue mau deket sama kalian.
ANGELINE
Villa?
GLADIS
Sekalian biar kalian nggak kebawa mikir ini terus. Mau?
Suasana hening.
JESSICA
Oke. Makasih udah nenangin kami Gladis.
107. EXT. BIBIR JALAN - HALTE BUS - SORE
Cast : GLADIS, LIONA
Gladis tengah berjalan kemudian duduk di halte bus. Dia sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya. Liona menghampirinya.
LIONA
Ngetik apa?
GLADIS
Oh, Liona? (beat) Ah enggak cuma ngirim pesan ke … nyokap. Lo naik bus juga?
LIONA
Jessica udah bener-bener ada di ambang batas pemakluman. Dia ngebohongin elo. Sisterhood ngerisak Intan, satu hari sebelum dia absen beruntun di sekolah.
GLADIS
Maksud lo?
LIONA
Sisterhood cuma jadiin Intan mainan. (beat) Siapapun dalang di balik teror ini, gue tetep bakal bilang terima kasih.
GLADIS
Kenapa?
LIONA
Gue muak dengan ini semua. Gue muak setiap kali sadar kalau gue bagian dari Sisterhood, komplotan sok di SMA Bineg. (menatap Gladis) Makasih, ya.
Liona pergi meninggalkan Gladis. Gladis menatap punggung Liona. Ponsel Gladis berbunyi, membuyarkan lamunannya. Ada panggilan dari Ningsih. Gladis menelan ludah.
108. INT. RUANGAN GELAP - NIGHT
Cast : SEORANG GADIS
Seorang gadis tengah berdiri menghadap ke papan tulis yang dipenuhi foto anggota Sisterhood dan kelakuan buruknya selama ini. Ujung bibir gadis tersebut terangkat, tajam.
GADIS
Waktunya pertunjukan.
109. INT. MOBIL GLADIS - DAY
Cast : GLADIS, SISTERHOOD
Kita melihat Gladis membantu Sisterhood memasukkan barang ke bagasi.
GLADIS
Yups. Semuanya udah masuk, kan? Giliran kita sekarang yang masuk. Ayok!
Gladis menyopiri rombongan tersebut. Liona duduk di samping Gladis. Gladis menatap kaca dashboard, melihat wajah Sisterhood di belakang sana tertekuk.
GLADIS (CONT’D)
Kalau kalian cemberut terus, gimana mau ngelupain masalah itu? Kita nggak jadi berangkat, nih?
JESSICA
Ah, enggak-enggak. Ayo berangkat!
GLADIS
Oke, apapun risikonya.
JESSICA
Risiko?
GLADIS
Macet, panas, dan segala kendala di perjalanan. Itu risiko bepergian, kan?
JESSICA
Owh, ya.
GLADIS
AYO KITA BERANGKAT!
Mobil melaju.
110. EXT. DEPAN VILLA - NIGHT
Cast : GLADIS, SISTERHOOD
Kita melihat mereka telah tiba. Satu per satu mengeluarkan barang dari bagasi. Suasana sekitar sepi.
ANGELINE
Dapet villa dari mana?
GLADIS
Aplikasi. Kenapa? Nggak cocok sama ekspetasi kalian, kah?
JESSICA
Ah enggak, ayo kita masuk!
Jessica memegangi lehernya. Mereka masuk ke dalam villa tersebut.
111. INT. VILLA - RUANG TV - NIGHT
Cast : GLADIS, SISTERHOOD
Kita melihat mereka tengah menyetel televisi dan menyantap beberapa camilan yang dibawa dari rumah.
GLADIS
Jadi, gimana rahasia kalian jadi peringkat-peringkat atas di kelas. Gue penasaran, sumpah. Kok bisa se-genk anak-anak pinter semua.
JESSICA
Itu sederhana. Kita kenal di bimbel, ya, dulu kalau nggak salah?
Angeline mengangguk. Wajahnya masih murung.
ANGELINE
Temen-temen, nggak mau tidur sekarang?
GLADIS
Hari masih belum cukup gelap, Njel. Mau tidur?
Secara tiba-tiba, lampu padam. Termasuk televisi yang sedari tadi menyetel variety show.
JESSICA
Apa yang terjadi?
GLADIS
Ah, cuma padam listrik. Bentar lagi nyala. Gue ambilin lilin dulu, ya.
ANGELINE
Iya buruan.
Gladis beranjak mengambil lilin. Sementara yang lainnya masih berdiam, duduk di atas sofa.
SUARA GADIS
Kalian pernah tahu nggak, sih, cerita para remaja yang dihantui di villa?
JESSICA
Hus! Siapa yang bilang itu tadi? Lo Patres?
PATRECIA
Bukan.
Angin bertiup kencang membuat jendela terbuka dan mengeluarkan suara keras. Sisterhood terkejut. Di luar tengah hujan.
JESSICA
Salah satu tutup jendelanya dong! (beat) Ini Gladis ambil lilin juga lama banget.
ANGELINE
Luna, Patres, kalian tutupin dong.
LUNA
Iya-iya. Ayo temenin gue, Pat.
Luna dan Patrecia beranjak.
JESSICA
Huu dingin banget.
Suara barang pecah terdengar dari belakang mereka. Membuat Patrecia dan Luna yang tengah menutupi jendela berlari terbirit-birit hendak kembali ke tempat semula, tetapi tidak bisa melihat dengan jelas.
JESSICA (CONT’D)
Gladis, apa lo baik-baik aja?
GLADIS
Iya, ini lilinnya cuma nemu satu.
Gladis kembali duduk bersama Sisterhood.
GLADIS (CONT’D)
Kalian kenapa ketakutan? Ini cuma padam listrik biasa.
Raut wajah Sisterhood masih tegang. Tiba-tiba kaki mereka yang ada di bawah basah. Seolah sebuah cairan menggenang di bawah sana.
JESSICA
Kaki gue kok kayak dingin-dingin basah, ya?
PATRECIA
Sama.
Jessica menengok ke bawah. Benar mendapati sebuah cairan tergenang di bawah sana. Dia menoleh ke belakang dan melihat seisi ruangan tergenang oleh air.
JESSICA
Apa ini air hujan? Bocor, kah?
Liona menunduk dan mengecek menggunakan senter ponsel.
LIONA
Merah. Da … darah?
Mereka serempak mengangkat kaki ke atas dan kembali histeris.
JESSICA
SIAPA YANG NGELAKUIN INI KE KITA?!! Keluar sekarang! Jangan jadi pengecut! (beat) Gue, Jessica Putri Damar, bukan tipe orang yang hidup dalam ketakutan! Kalau ini ulah Intan, keluar lo sekarang!
Jessica mulai menggila, muak dengan teror yang menimpanya. Televisi menyala. Tetapi lampu masih belum hidup. Menampilkan seorang wanita berjubah hitam, seolah tengah menatap mereka dari benda segi empat itu.
INTAN
(membuka tudung jubah)
Hai, teman-teman!
JESSICA
Intan?
INTAN
Ini adalah rekaman terakhir sebelum kalian mendapat kabar bahwa aku menghilang. Aku hanya ingin bertanya pada kalian semua. Kenapa kalian membenciku? Dosa apa yang kulakukan selama aku hidup, heh? (beat) Aku hanya ingin punya teman. Tapi, kenapa itu sangat sulit? Gladis, Intan tahu kita nggak akan sama seperti dulu lagi. Namun, Intan mohon Gladis jangan tinggalin Intan. Intan penakut, tapi juga rakus di saat yang bersamaan. (beat) Ini menyebalkan. Meski Intan udah berusaha sekuat tenaga untuk dapetin pengakuan dari kalian, Intan nggak pernah dapetin itu. KENAPA?! Karena kalian, Jessica dan yang lainnya, adalah sosok menyedihkan yang menyembunyikan ketidakmampuannya dengan menjadi seorang penganggu. Kuharap jika kalian tersesat, kalian bisa kembali, atau selamanya membusuk dalam diri seorang pengganggu.
Jessica melempar sembarang barang ke televisi tersebut. Pecah. Tapi, wajah Intan masih terpampang jelas di televisi tersebut.
INTAN (CONT’D)
Orang seperti kalian tidak akan pernah bertaubat jika belum meraskan hukuman. (tertawa kecil) Selamat menikmati!
Sisterhood berteriak panik.
JESSICA
Kita harus keluar dari sini!
Jessica meraih ponselnya dan menghidupkan senter. Berlari menuju ke pintu rumah. Mencoba menarik gagang pintu. Berulang-ulang, tetapi pintu terkunci dari luar.
JESSICA (CONT’D)
Sial, ini dikunci! Mana kuncinya?!
Gladis melemparkan kunci ke Jessica. Tapi kunci tersebut masuk ke genangan air di bawah. Jessica mencari kunci tersebut seperti orang gila.
INTAN
Mengakulah sekarang atas apa yang kalian lakukan selama ini. Mau sampai kapan kalian akan menjadi orang menyedihkan. Pencitraan.
JESSICA
NGGAK!
Televisi sepenuhnya mati. Angeline menatap keluar, ke arah kolam renang.
ANGELINE
Kita bisa memanjat keluar. Dinding itu mengarah keluar, bukan?
INSERT:
BEGIN MONTAGE:
A. Sisterhood dan Gladis berlari menuju kolam renang.
B. Karena pencahayaan yang terbatas, Jessica dan Angeline terpeleset ke dalam kolam renang. Mereka histeris ketika mendapati air tersebut berbau tidak sedap, menyerupai air comberan.
ANGELINE
AA! Air comberan?
C. Satu per satu memanjat keluar melalui dinding di dekat kolam renang yang mengarah ke luar villa menggunakan alat bantuan seadanya.
D. Mereka basah kuyup. Berlari menuju tempat mobil Gladis terparkir.
E. Mereka masuk ke dalam mobil.
JESSICA
Cepet hidupin mobilnya.
GLADIS
Nggak bisa.
PATRECIA
Kenapa nggak bisa?
GLADIS
Kayaknya mogok.
JESSICA
Sial. Apa lo njebak kita di sini?
GLADIS
Kurang ajar, kenapa lo nuduh gue sekarang? Kalian nipu gue dari awal. Kalian bener-bener keterlaluan ke Intan.
LIONA
Coba sekali aja bersikap rasional. Kita dalam situasi terhimpit. Apa yang harus kita lakuin sekarang?
GLADIS
Dorong mobilnya.
ANGELINE
What?!
F. Sisterhood turun dan mendorong mobil bersama-sama di tengah hujan. Hingga mobil berhasil menyala. Mereka kembali masuk.
JESSICA
AYO TANCAPKAN GAS!
G. Mobil melaju. Benar-benar meninggalkan area villa yang sangat gelap dan sunyi di malam hari.
112. INT. VARIOUS LOCATION - DAY
Cast : GLADIS, SISTERHOOD
A. Kita melihat Jessica berteriak ketakutan di dalam selimut.
B. Gladis duduk termangu di sofa dengan pandangan kosong.
C. Di rumah Patrecia tengah ada perayaan ulang tahun sang adik. Dia kalap dan menyingkirkan kue tart di atas meja.
D. Angeline membasuh kedua tangannya dengan sangat kuat di kamar mandi.
E. Liona tidak bisa fokus belajar, setiap kali teringat Intan dia menjerit frustrasi.
F. Luna terbangun dari tidurnya seolah baru memimpikan hal buruk.
G. FLIP SCREEN. Sisterhood mendapatkan pesan dari Intan yang masuk kembali ke grup chat. Mengirimkan video perisakan yang dilakukan Sisterhood padanya. Kelima anggota Sisterhood benar-benar frustrasi di rumahnya masing-masing.