Cuplikan Chapter ini
Langit di atas Sungai Mahakam menghitam tanpa peringatan Angin yang tadinya berhembus lembut perlahan berubah dingin dan membawa aroma amis yang menusuk Kabut naik dari permukaan air menebal seiring jukung mereka melaju ke arah tengah sungai yang dikenal sebagai Palung Tua daerah yang bahkan nelayan enggan sentuh saat malam turunLaras duduk mematung di buritan perahu Matanya kosong namun tubuhnya tegak seperti dipandu kekuatan yang bukan miliknya Awang Dewa di sisinya terus membacakan