Cuplikan Chapter ini
Tasya terbangun dengan napas memburu Dahi dan punggungnya basah oleh keringat dan dunia sekitarnya terasa terlalu nyata untuk disebut mimpi Tapi matanya masih menyimpan bayangan yang tak bisa ia lepaskanDalam mimpinya ia berdiri di tengah ruangan joglo tua tubuhnya bergerak mengikuti irama gamelan yang asing namun tertanam dalam tubuhnya Ia tak bisa berhenti menari Di sekelilingnya orang-orang dalam pakaian kolonial bersorak pelan ekspresi wajah mereka kosong dan ada seorang pria