Cuplikan Chapter ini
Udara malam di Tenggarong menebal seperti kabut Tak terlihat tapi terasa menusuk ke dalam kulit Angin tak berhembus tapi daun-daun pohon di halaman penginapan bergoyang seperti dijentik sesuatu yang tak kasat mataDi dalam kamar Gilang duduk kaku di depan laptop Matanya merah bukan karena begadangtapi karena takut Tangannya gemetar saat menyeret timeline video kembali ke detik-detik sebelum semuanya berubahItu adalah rekaman dari malam sebelumnyasaat Nadia menari dengan mata koson