Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANG ASMARA. MALAM HARI.
Dirga masuk ke ruangan.
ASMARA
"pak Dirga?"
DIRGA
"bagaimana luka kamu? Masih sakit?"
ASMARA
"lumayan
(beat)
Pak Dirga kenapa bawa saya kesini?"
DIRGA
"tempat itu tempat jahanam yang akan sangat berbahaya untuk kamu"
ASMARA
"maksud pak Dirga?"
DIRGA
"yang menusuk kamu papi kan?"
ASMARA
(kaget)
"darimana pak Dirga bisa berpikiran seperti itu?"
DIRGA
"pasti dia ketakutan karena kamu tahu rahasia besarnya"
ASMARA
"pak Dirga tahu sesuatu?"
DIRGA
"mami saya sudah cerita semuanya, tentang pembunuhan yang dilakukan oleh papi dan disaksikan mami"
ASMARA
"baguslah, kalau pak Dirga sudah tahu"
DIRGA
"kamu juga sudah tahu semua ini?"
ASMARA
(mengangguk)
"itulah kenapa saya berada di keluarga pak Dirga, saya ingin mengusut kasus pak Wisman, kurang lebih 2 tahun lalu"
DIRGA
"apa kamu tahu, siapa yang dibunuh oleh papi dan atas cara apa dan dasar apa?"
ASMARA
"maaf pak, untuk itu, saya tidak bisa memberitahukan, karena dalam rahasia penyelidik dan penyidikan"
DIRGA
"lalu apa yang kamu rencanakan untuk papi?"
ASMARA
"saya tidak berhak melakukan apapun, saya hanya berhak mengungkap siapa dia, lalu lembaga yang berwenanglah yang akan menjatuhi dia apa yang harusnya dia dapat"
DIRGA
(meneteskan air mata)
"lakukan, saya akan bantu sebisa saya"
ASMARA (V.O.)
"maaf pak Dirga, saya yang akan menghancurkan Wisman, sebelum dia diciduk oleh polisi"
DIRGA
"oh ya, kamu tenang saja, ruang ini ruangan khusus, tidak ada yang boleh masuk kecuali yang kamu izinkan, dan barang-barang kamu, ada di meja"
(menunjuk meja)
ASMARA
"baik, terima kasih pak Dirga"
INT. RUANG WISMAN. MALAM HARI.
WISMAN
"aku harus segera menyingkirkan Asmara, dia orang yang sangat berbahaya dan tidak bisa didiamkan"
Wisman mengambil suntikan di lacinya, dan meninggalkan ruangan.
INT. RUANG ASMARA. MALAM HARI.
Wisman masuk ke dalam ruangan Asmara pelan-pelan.
Wisman melangkah dengan sangat hati-hati.
WISMAN (V.O.)
(memandang Asmara yang tertidur)
"kalau saya bisa membunuh orang 2 tahun lalu, dan tetap tersimpan aman sampai sekarang, maka saya akan melakukan hal yang sama dengan kamu Asmara"
Wisman menyuntikkan cairan yang ia bawa ke selang infus Asmara.
Suster masuk.
SUSTER
"maaf pak, waktu kunjungan sudah selesai"
Wisman menyembunyikan suntikannya.
WISMAN
"baik, saya akan keluar"
Wisman keluar ruangan.
INT. RUMAH SAKIT SEHAT MULIA. PAGI HARI.
Wisman masuk ke rumah sakit, membuka teleponnya.
WISMAN (V.O.)
"kenapa belum ada kabar dari rumah sakit bahtera sehat?"
Wisman masuk ke dalam ruangan.
INT. RUANG WISMAN. PAGI HARI.
Telepon Wisman berbunyi.
INTERCUT WITH:
INT. RS BAHTERA SEHAT. PAGI HARI.
RINJANI
"selamat pagi dokter Wisman?"
WISMAN
"selamat pagi"
RINJANI
"maaf dok, baru mengabari, tadi malam sekitar pukul 01.15, pasien rujukan dari rumah sakit sehat mulia, atas nama Asmara, telah anfal dan meninggal dunia, dan karena sebelumnya pasien sudah mengatakan bahwa dia tinggal sendiri dan tidak lagi memiliki keluarga, maka malam tadi juga, pihak rumah sakit kami menguburkan pasien di pemakaman senopati blok B no 7"
WISMAN (V.O.)
"bagus, semua berjalan mulus"
WISMAN
"baik, terima kasih atas informasinya dokter Rinjani, dan terima kasih atas apa yang sudah dilakukan kepada perawatan pasien Asmara"
RINJANI
"sama-sama dok, saya tutup dulu, terima kasih"
Wisman menutup teleponnya.
WISMAN
"saya harus memastikan sendiri ke pemakaman"
Wisman mengambil jasnya dan meninggalkan ruangan.
EXT. PEMAKAMAN. SIANG HARI.
Wisman melihat blok per blok di pemakaman.
WISMAN
(membaca papan)
"blok B no 11, berarti disekitar sini"
Wisman berjalan dan melihat nomor.
WISMAN
"itu dia, Asmara"
Wisman mendekati makam baru, bertuliskan Asmara.
WISMAN
"bagaimana Asmara? Sudah cukup bukan, bermain dengan saya? Kamu sudah cukup tenang sekarang"
(kaki) Asmara disorot.
ASMARA
(menatap Wisman dari kejauhan)
"Wisman-Wisman, rupanya anda terlalu terburu-buru, bahkan bodoh dengan apa yang sudah anda lakukan"
Wisman melihat makam disamping kiri makam Asmara.
WISMAN
(membaca nisan)
"Syahman Arya Prawira bin Wiraga
(kaget)
Melihat makam disamping kanan makam Asmara.
WISMAN
(membaca nisan)
"Aretha Widyasturi binti Yudhatara
(kaget)
Apa-apaan ini, kenapa bisa, makam Asmara diantara makam Arya dan Aretha?"
Wisman melihat ke sekeliling makam yang sepi.
Asmara berjalan memasuki mobil sambil memegang bekas luka di perutnya.
ASMARA (V.O.)
"tidak semudah itu melenyapkan saya Wisman"
Asmara masuk mobil.
INT. RUANG ASMARA. MALAM HARI.
(flashback)
HP Asmara berbunyi.
ASMARA
"halo dokter Rinjani?"
RINJANI (O.S.)
"ada dokter Wisman diluar"
ASMARA (V.O.)
"apa yang ingin dilakukan pak Wisman malam-malam begini"
ASMARA
"dokter bisa tahan doker Wisman? Dan saya minta salah satu suster kesini"
RINJANI (O.S.)
"baik"
Suster masuk ke dalam ruangan.
SUSTER
"ada yang bisa saya bantu?"
ASMARA
"sus, tolong tahan cairan infus jangan masuk ke tubuh saya"
SUSTER
"tapi, kenapa?"
ASMARA
"sudah, lakukan saja"
Suster melakukan.
ASMARA
"dan nanti, silakan keluar dan biarkan dokter Wisman masuk, tapi kala saya telepon kamu nanti, kamu masuk dan minta dokter Brata untuk keluar, paham?"
Suster mengangguk.
ASMARA
"tulis nomor kamu"
Suster menulis nomornya. Asmara meletakkan Hpnya disamping tubuhnya.
CUT TO BLACK.
Wisman keluar ruangan.
ASMARA
(membuka mata)
"suster, tadi saya lihat dokter Wisman menyuntikkan sesuatu di selang infus saya, bisa tolong dicek?"
SUSTER
"bisa"
ASMARA
"berapa lama?"
SUSTER
"mungkin besok pagi hasilnya keluar"
ASMARA
"baik, saya mau bertemu dokter Rinjani"
SUSTER
"saya panggilkan dulu"
Suster keluar ruangan. (beat) Rinjani masuk.
ASMARA
"dokter"
RINJANI
"ada apa Asmara?"
ASMARA
"apa saya boleh pulang?"
RINJANI
"mungkin bisa, tapi harus kamu jaga sendiri luka kamu"
ASMARA
"baik dok, dan saya minta tolong, besok pagi tolong hubungi dokter Wisman dan beritahu bahwa saya meninggal dunia, dan sudah dimakamkan di pemakaman senopati blok B no 7"
RINJANI
"kenapa begitu Asmara?"
Asmara menunjukkan CV dan penjelasan dirinya di HP kepada Rinjani.
ASMARA
"bagaimana?"
RINJANI
"baik, akan saya lakukan"
EXT. PEMAKAMAN. SIANG HARI.
Wisman menjatuhkan badannya.
WISMAN
"apa ini sebuah kebetulan? Atau, ada sesuatu dibalik semua ini?"
Wisman berdiri dan meninggalkan pemakaman.
INT. HOTEL. SIANG HARI.
ASMARA
"semua bukti sudah ada disini, tinggal tunggu waktu yang tepat untuk membuka semuanya"
INT. KANTOR POLISI. SIANG HARI.
Wisman menemui Brata.
WISMAN
(senyum)
"apa kabar Brata?"
BRATA
"ada urusan apa anda kesini?"
WISMAN
"saya cuma mau memberitahukan tentang kondisi terakhir saudara perempuan kamu"
BRATA
(melotot)
"ada apa dengan Asmara, kenapa dia?"
WISMAN
"sesuai judul omongan saya, bahwa kondisi ini benar-benar terakhir"
BRATA
(marah)
"apa maksud anda?"
WISMAN
"Asmara sekarang sudah keluar rumah sakit"
BRATA
(senyum)
"rupanya anda benar-benar menepati janji anda"
WISMAN
(tertawa)
"tapi berada di pemakaman senopati blok B no 7"
Brata lemas.
BRATA
"apa anda sedang bercanda?"
WISMAN
"yaa, anda tidak melihat saya tertawa? Ohh mungkin saya benar-benar tidak bisa bercanda"
BRATA
(tatapan tajam)
"saya pastikan, besok anda hidup tidak sempurna, untuk selamanya"
WISMAN
"baik, kita lihat, besok ya, besok"
Wisman meninggalkan Brata.