Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANG ICU. SIANG HARI.
Suster memasuki ruangan.
SUSTER
"selamat siang mbak Asmara"
Asmara tersenyum.
SUSTER
"karena kondisi mbak Asmara sudah membaik kita pindah ke ruang rawat biasa ya"
ASMARA
(senyum)
"makasih sus"
Suster membantu Asmara.
EXT. DEPAN RUMAH BRATA. SIANG HARI.
BRATA
"apa yang harus saya lakukan"
Brata masuk ke dalam rumah.
INT. RUMAH BRATA. SIANG HARI.
Langkah kaki memasuki rumah Brata.
BRATA
(teriak)
"Asmara kamu sudah pulang?"
Brata menengok.
BRATA
(lirih)
"Asmara kan ada di rumah sakit, siapa dia"
Brata keluar kamar, mencari sumber suara langkah.
WISMAN
(duduk di kursi)
"ternyata ini rumah kamu, dokter Brata"
Brata terkejut dan mendekati Wisman.
BRATA
(emosi)
"untuk apa anda disini?"
Wisman duduk dengan mengangkat satu kakinya.
WISMAN
"saya hanya ingin berkunjung ke rumah dokter terbaik di rumah sakit, apa saya salah?"
Brata membuang muka.
BRATA
"silakan keluar dari rumah saya"
Wisman melihat ke foto di dinding.
WISMAN
(berjalan mendekati)
"oh, oh, oh. Ternyata,
(beat)
Dia
(menunjuk foto)
Saudara perempuan kamu?"
BRATA (V.O.)
"astaga, ini akan sangat membahayakan untuk Asmara"
WISMAN
"kenapa diam dokter Brata?"
BRATA
(senyum kecil)
"iya, kenapa?"
WISMAN
"bagus, saya dengar Asmara sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa, jadi akan lebih leluasa bagi saya keluar masuk"
BRATA
"hah, kata siapa? Saya adalah orang pertama yang akan menghalangi langkah anda"
WISMAN
"oh ya? Kita lihat saja"
BRATA
"sekarang, silakan keluar"
Wisman mendekati Brata dan mendekatkan wajahnya ke telinga Brata.
WISMAN
"mari kita sama-sama berjanji, bahwa adik kamu akan baik-baik saja dan kamu memberikan pengakuan kepada polisi atas kasus Kintan"
Brata mendorong tubuh Wisman.
BRATA
"saya tidak akan membiarkan hukum, berperilaku tumpul kepada Kintan"
Wisman menunjukkan wajah emosi.
WISMAN
"jadi, kamu menolak tawaran saya?"
BRATA
"ya"
Wisman merapikan bajunya dan meninggalkan rumah Brata.
INT. KAMAR RAWAT. SIANG HARI.
ASMARA
"suster"
Suster mendekat.
SUSTER
"iya, ada yang bisa saya bantu?"
ASMARA
"boleh saya duduk bersandar?"
SUSTER
"kata dokter sudah diperbolehkan, saya bantu ya"
Suster membantu menaikkan posisi kasur setengah duduk.
ASMARA
"sus?"
SUSTER
"iya, ada yang bisa saya bantu lagi?"
ASMARA
"apa nggak ada barang saya yang dititipkan ketika saya pingsan?"
SUSTER
"maaf mbak, tapi sepertinya tidak ada"
ASMARA
(senyum)
"makasih sus"
SUSTER
"saya tinggal dulu mbak"
Asmara mengangguk.
ASMARA
"aku nggak boleh diem aja, waktuku sudah terbuang banyak disini, aku harus melakukan sesuatu"
Dirga masuk ke dalam ruangan.
DIRGA
"bagaimana kondisi kamu?"
ASMARA
"pak Dirga?"
DIRGA
"saya bawakan makanan ringan, pasti kamu bosen kan?"
ASMARA
"makasih pak"
DIRGA
"oh ya, sore nanti atau mungkin petang, polisi akan datang kesini, untuk memintai kamu keterangan"
ASMARA
"petang ini?"
DIRGA
"iya, mereka akan terus menyelidiki kasus ini"
ASMARA
"apa barang-barang saya di bawa polisi?"
DIRGA
"sepertinya"
Asmara tersenyum.
ASMARA (V.O.)
"aku harus menghentikan kasus ini diselidiki, Wisman masih harus menderita sebelum masuk ke dalam tahanan"
DIRGA
"kamu ada curiga, siapa yang melakukan ini?"
ASMARA
(terdiam sebentar)
"nggak pak, saya nggak tahu, lagi pula belum cukup bukti untuk menyebut satu nama"
DIRGA
"ya sudah, mau saya bukakan makanan ringan ini?"
ASMARA
(menggeleng)
"nggak pak makasih
(beat)
Pak Dirga?"
DIRGA
"iya?"
ASMARA
"boleh saya minta tolong?"
DIRGA
"apa? Katakan, apa yang bisa saya bantu"
ASMARA
"saya butuh laptop dan handphone saya, apa boleh pak Dirga bilang ke polisi, nanti untuk membawakannya?"
DIRGA
"boleh, nanti coba saya bicarakan, setelah saya pulang dari sini"
ASMARA
"baik, makasih pak"
INT. RUANGAN KINTAN. SORE HARI.
KINTAN
"apa yang harus aku lakukan? Aku nggak mau masuk penjara"
Wisman masuk ke dalam ruangan.
WISMAN
"Kintan?"
KINTAN
"papii"
WISMAN
"kenapa?"
KINTAN
"Kintan takut"
WISMAN
"takut kenapa?"
KINTAN
"bagaimana kalau Kintan masuk penjara?"
WISMAN
"Papi nggak akan biarkan itu terjadi"
KINTAN
"papi janji?"
WISMAN
"iya papi janji"
KINTAN
"makasih"
Kintan memeluk Wisman.
WISMAN
"papi keluar dulu ya, masih ada pekerjaan"
Kintan mengangguk. Wisman keluar ruangan.
INT. RUMAH SAKIT. SORE HARI.
WISMAN
(berbisik)
"saya harus pastikan keadaan Asmara"
Wisman berjalan menuju ruang Asmara.
INT. KAMAR RAWAT. SORE HARI.
Wisman membuka pintu pelan.
Asmara memandang tajam mata Wisman.
WISMAN
"Asmara, Asmara"
ASMARA
(senyum sinis)
"kenapa anda disini?"
WISMAN
"saya mau memastikan, luka kamu, boleh saya periksa?"
Asmara menampar tangan Wisman.
ASMARA
"jangan sentuh saya"
Wisman tertawa.
WISMAN
"kamu lucu sekali, saya dokter, kenapa saya tidak boleh melihat luka kamu?"
Asmara berusaha untuk duduk tegak.
ASMARA
"dengarkan saya Wisman Sanjaya
(beat)
Saya pastikan, anda, akan jauh lebih sakit daripada saya"
Wisman tertawa dan menggoyangkan tubuh Asmara.
WISMAN
"seperti ini? Hahahahaha"
ASMARA
(teriak, kesakitan)
"aww"
Asmara memegang luka jahitnya.
WISMAN
"tidak usah banyak kalimat nanti, kita nikmati saja apa yang terjadi sekarang
(beat)
Buktinya, kamu lebih kesakitan dan tidak berdaya seperti ini"
Asmara kesakitan dan memegang lukanya.
Brata masuk ruangan dan menarik tubuh Wisman.
BRATA
(marah)
"apa yang sudah anda lakukan disini?"
WISMAN
"waw. Kekuatan kalian akan penuh ketika kalian bersatu"
BRATA
(marah)
"sudah saya peringatkan untuk jangan sentuh dan sakiti Asmara!"
WISMAN
(tertawa)
"begitu? Haruskah saya? Hahaha"
BRATA
(tangannya ingin menampar dan diurungkan)
"silakan keluar"
WISMAN
"baik,
(penekanan)
Dokter Brata"
Wisman keluar ruangan.
BRATA
(memeriksa luka)
"berbaring"
ASMARA
(kesakitan)
"aw, sakit mas"
BRATA
"sudah saya ingatkan kan, untuk berhenti berbuat macam-macam, saya tu cuma nggak mau kamu kenapa-napa"
ASMARA
(senyum, nahan sakit)
"nggak papa mas Brata, nanti juga sembuh"
BRATA
"ngeyel aja terus, kamu itu bisa nggak sih, nurut sama saya?"
ASMARA
"bisa"
BRATA
"tetap berbaring, luka kamu belum kering"
ASMARA
"jadi nggak boleh duduk?"
BRATA
"nggak!"
ASMARA
"galak banget sih jadi dokter"
BRATA
"diem"
ASMARA
"oke oke"
Asmara tersenyum dan memegangi lukanya.
BRATA
"dokter Wisman tadi ngomong apa aja?"
ASMARA
"ngancem, itu kan yang biasa dan bisa dia lakukan
(beat)
Mas Brata?"
BRATA
"kenapa?"
ASMARA
"boleh aku pinjem laptop mas Brata?"
BRATA
"buat apa?"
ASMARA
"udah, mana"
BRATA
"di ruangan saya lah"
ASMARA
"ambilin"
Brata memandang Asmara lalu meninggalkan ruangan.
Pintu dibuka.
ASMARA
"mas?"
Dirga mendekat.
DIRGA
"mas siapa?"
ASMARA
"pak Dirga? Nggak, bukan siapa-siapa"
DIRGA
"ini bapak-bapak dari kepolisian"
ASMARA
(tersenyum)
"selamat sore pak"
POLISI 1
"selamat sore"
POLISI 2
"kami akan menanyakan beberapa hal kepada anda, mengenai peristiwa penusukan kemarin"
ASMARA
"baik pak,
(melihat ke arah Dirga)
Pak Dirga, tolong naikkan posisi kasurnya sedikit saja"
Dirga menaikkan posisi kasur.