Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WHO ON PART ON MURDER AND REVENGE
Suka
Favorit
Bagikan
7. WOPOMAR #7

EXT. RUMAH SAKIT-PARKIRAN. PAGI HARI

Brata menunggu Kintan di parkiran.

BRATA (V.O.)

"udah jam segini, harusnya Kintan udah dateng"

Mobil Kintan datang dan parkir, Kintan turun dan mendekati Brata.

KINTAN

"kamu ngapain disini?"

BRATA

"emm, saya mau memastikan apa kamu sudah berhasil mengambil berkas yang saya minta?"

Kintan tersenyum dan berjalan ke mobilnya dan mengambil berkas di jok belakang.

KINTAN

(menyerahkan berkas)

"ini kan?"

Brata menerima dan tersenyum

BRATA

"makasih Kintan, udah mau bantu saya"

Kintan mengangguk.

KINTAN

"tapi, jangan lupa sama janji kamu buat bantu aku"

Brata melirik ke atas dan tersenyum lebar.

BRATA

"saya nggak mungkin lupa"

KINTAN

"yaudah aku masuk dulu, belum absen"

Kintan meninggalkan Brata.

BRATA

(lirih)

"saya juga nggak mungkin lupa sama janji saya untuk balas dendam Kintan"

Brata meninggalkan tempat.

INT. RUMAH SAKIT-RUANG KINTAN. PAGI HARI.

Kintan masuk ruangan dan terkejut dengan keberadaan Wisman.

KINTAN

(kaget)

"Papi, papi udah pulang?"

Wisman mendekati Kintan.

WISMAN

(datar)

"apa yang sudah kamu ambil dari laptop ruangan papi"

Kintan gugup dan ketakutan.

KINTAN

"ee, apa pi?"

Wisman membalikkan badan.

WISMAN

"jawab, apa yang sudah Brata minta dari kamu?"

Kintan menarik nafas.

KINTAN

"daftar dokter yang praktik di rumah sakit"

Wisman mengahadap Kintan.

WISMAN

(menatap tajam)

"yakin?"

Kintan menutup mata dan mengangguk.

WISMAN

"ya sudah kembali bekerja"

Wisman meninggalkan ruangan Kintan.

KINTAN

(menghembuskan nafas)

"untung aja papi percaya"

Kintan meletakkan tasnya dan duduk di kursi kerjanya.

INT. RUMAH SAKIT. PAGI HARI.

Wisman berjalan kemudian berhenti.

WISMAN (V.O.)

"kenapa aku merasa ada yang aneh dengan Brataa

(beat)

Aku harus lebih berhati-hati dan mengawasi Brata"

Wisman lanjut berjalan.

EXT. RUMAH SAKIT-TAMAN. PAGI HARI.

Brata duduk di kursi taman dan membuka berkas laporan.

BRATA

"kok nggak ada laporan atas pasien Arya dan Aretha ya?"

Brata mengangkat kepala dan menatap tajam ke depan.

BRATA

"benar kataku, dokter Wisman pasti sudah berpikiran jauh ke depan untuk semua rencana busuk dia"

Wisman berdiri di belakang Brata.

WISMAN

"Brata,Brata, kamu ini cari apa?"

Brata terkejut dan merubah sikapnya.

BRATA

(senyum)

"dokter Wisman, sudah lama disini?"

Wisman membuang muka.

WISMAN

"tidak perlu basa-basi, kamu cukup tahu, bahwa tidak semudah itu mengusik kehidupan saya"

Brata menarik ujung bibirnya.

BRATA

"bagus, kalau anda sudah tahu apa yang saya mau"

Brata meninggalkan Wisman.

WISMAN

"sepulang praktik temui saya di belakang RS"

Brata berhenti mendengar itu, tersenyum licik kemudian meninggalkan Wisman.

INT./EXT. JALAN RAYA-MOBIL ASMARA. SIANG HARI.

Asmara mengendarai mobil dengan serius, kemudian menengok ke Rumah Sakit Sehat Mulia.

ASMARA

"kayaknya nggak salah deh, kalau aku ketemu mas Brata"

Asmara menuju rumah sakit.

INT. RUMAH SAKIT. SIANG HARI.

Asmara menghentikan salah satu suster.

ASMARA

"maaf sus, ruangan dokter Brata sebelah mana ya?"

SUSTER

"ini lurus saja buk, nanti belok kiri ada ruang operasi, sebelahnya ada ruangan dokter Brata dan dokter Kintan"

Asmara mengangguk dan meninggalkan suster.

INT. RUMAH SAKIT-RUANG BRATA. SIANG HARI.

Asmara memasuki ruangan Brata dan menengok ke kanan dan kiri memastikan tidak ada yang melihatnya.

Brata terkejut dengan kedatangan Asmara.

BRATA

(tegas)

"ngapain kamu disini?"

ASMARA

(senyum)

"apa sih mas, masa aku gak boleh kesini"

BRATA

"ya tapi ada urusan apa?"

Asmara melihat ke semua sudut ruangan Brata.

BRATA

"udah deh mending kamu keluar aja, pergi dari sini"

Asmara cemberut.

ASMARA

"kenapa sih mas?"

Brata memegang wajah Asmara.

BRATA

"disini berbahaya Asmara"

ASMARA

"kan ada mas, mas Brata pasti lindungin aku lah kalau ada bahaya"

Brata tersenyum.

BRATA

"meminta kamu pergi juga salah satu bentuk perlindungan saya"

Asmara mengangguk dan meninggalkan ruangan Brata.

INT. RUMAH SAKIT-DEPAN RUANG BRATA. SIANG HARI.

Asmara keluar ruangan. Wisman menoleh ke arah Asmara.

WISMAN

"kenapa Asmara memanggil Brata dengan sebutan mas?"

INT. RUMAH SAKIT. SIANG HARI.

Asmara berjalan dan mendengarkan percakapan suster.

SUSTER 1

"sus, lihat dokter Wisman?"

SUSTER 2

"tadi sih ada di depan ruangan dokter Brata"

Asmara terkejut dan berjalan ke kanan lalu memutar.

Asmara berdiri di samping dinding Wisman berdiri.

WISMAN

(telepon)

"Kintan ke ruangan papi ya"

KINTAN (O.S.)

"masih makan pii"

WISMAN

"yaudah setelah makan, papi tunggu di ruangan papi"

Wisman menutup telepon dan menjauh dari tempatnya.

Asmara tersenyum licik.

ASMARA

"ternyata anda cukup cekatan dalam masalah ini"

Asmara meninggalkan tempat menuju kantin.

INT. KANTIN. SIANG HARI.

Asmara melihat Kintan lalu mendekat.

ASMARA

"selamat siang dokter Kintan"

Kintan menoleh dan menatap tajam.

KINTAN

(datar)

"ngapain kamu di rumah sakit?"

Asmara tertawa kecil.

ASMARA

"rumah sakit masih tempat umum kan? Itu tandanya saya masih berhak untuk datang kesini"

KINTAN

"pasti ketemu sama mas Brata"

ASMARA (V.O.)

"sial, dia kayaknya udah curiga"

ASMARA

"iya, saya baru saja bertemu dengan dokter Brata, mengajak beliau untuk bekerja sama menyelidiki masalah yang membuat mami anda terkena penyakit mental"

KINTAN

(sinis)

"asal kamu tahu, mami saya butuh saya, bukan Brata, ataupun kamu"

ASMARA

(senyum)

"lantas kenapa anda hanya sekedar memberikan obat penenang ketika mami anda anfal? Bukan berusaha mencari tahu, dan menyembuhkan sumber sakitnya?"

Kintan mendekatkan wajah ke Asmara.

KINTAN

"sekali lagi, ini bukan urusan kamu!"

Asmara menarik mundur badannya.

ASMARA

"jadi kamu nggak mau membantu saya dan pak Dirga menyelesaikan masalah ini?"

KINTAN

"saya bahkan nggak mau kamu menyelesaikan permasalahan keluarga saya"

Kintan mengambil perekam suara.

KINTAN

"bahkan, kalau Dirga lihat dan dengar percakapan kamu dengan mami, pasti dia akan meminta kamu menyelesaikan rencananya"

Asmara terkejut dengan alat perekam.

ASMARA

"anda orang awan yang tidak tahu tentang penyelidikan dan penyelesaian masalah ini, jadi harap diam dan berhenti mengomentari cara kerja saya"

Kintan mendapat telepon dan berdiri kemudian mengangkatnya.

ASMARA (V.O.)

"aku harus ganti alat itu"

Asmara mengambil alat perekam suara miliknya dan mengganti dengan milik Kintan.

KINTAN

"kenapa? Mau diambil alatnya?"

Asmara tersenyum.

ASMARA

"nggak, tenang saja, saya permisi"

Asmara meninggalkan Kintan. Kintan memasukkan alat perekam ke saku jas kerjanya.

Asmara melirik arah Kintan dan tersenyum.

ASMARA

"jangan terlalu jauh main-main dengan saya"

Asmara berjalan dengan sedikit membusungkan dada.

EXT. RUMAH SAKIT-PARKIRAN. SIANG HARI.

Asmara berjalan dan tangannya di tarik.

ASMARA

"lepas

(melihat orangnya)

Pak Wisman?"

Wisman tersenyum.

WISMAN

"saya pikir kamu adalah orang baik yang mau membantu permasalahan keluarga saya, tapi ternyata, kamu malah menimbulkan masalah baru"

Kintan melirik tajam Wisman, dan tersenyum.

ASMARA

"maksud pak Wisman apa? Saya dalam proses penyelidikan kasus yang membuat bu Ratih ketakutan, apa yang salah?"

WISMAN

"tidak usah terlalu berbelit, kamu tahu kan permasalahan yang menimpa keluarga saya?"

Kintan tersenyum.

ASMARA

"ya memang saya harus tahu"

Wisman memegang tangan Asmara lebih kencang.

WISMAN

"saya minta kamu untuk menutup mulut kamu, dan menghentikan penyelidikan atau apalah itu"

Asmara mencoba melepas tangannya.

ASMARA

"lepaskan saya pak, saya harus pergi"

Asmara menginjak kaki Wisman kemudian merapikan lengan bajunya.

ASMARA

"pak Wisman yang terhormat, saya permisi"

Wisman kesakitan dengan kakinya kemudian Asmara pergi.

WISMAN

"saya nggak akan biarkan kamu menghancurkan kebahagiaan keluarga saya"

Wisman membuang nafas lalu meninggalkan tempat.

INT. RUMAH SAKIT-RUANG BRATA. SIANG HARI.

Wisman memasuki ruangan Brata.

BRATA

"dokter Wisman?"

Wisman mendekati Brata.

WISMAN

"apa kamu masih bertekad untuk mengusik keluarga saya?"

Brata berdiri dan mendekatkan diri ke Wisman.

BRATA

"saya hanya mengikuti permainan yang sudah anda jalankan"

WISMAN

"hentikan semuanya, saya akan merekomendasikan kamu untuk praktik ke Rumah sakit internasional, dan berhenti mengurusi keluarga saya?"

BRATA

(senyum sinis)

"harusnya saya mau untuk tawaran itu, tapi sayangnya, saya tidak haus jabatan, dan saya tidak ingin bekerja dilain tempat"

WISMAN

"yakin?"

BRATA

"ya, kenapa tidak?"

WISMAN

"kalau alasannya untuk kebahagiaan dan keselamatan keluarga kamu?"

BRATA

(melongo terkejut)

"maksud anda apa?"

WISMAN

"yaa, bagaimana kalau kamu terus bekerja disini tapi keluarga kamu juga saya usik?"

Brata memalingkan wajah.

BRATA

"anda salah, saya sudah tidak memiliki keluarga lagi"

WISMAN

"kamu yang salah, salah sudah berniat untuk menghancurkan keluarga saya, dan berpura-pura tidak punya keluarga"

BRATA

"hentikan omong kosong anda"

WISMAN

"hentikan semua rencana busuk kamu, atau

(beat)

adik kamu juga akan sama dalam bahaya"

Brata mendekatkan badannya ke Wisman.

BRATA

"jangan pernah ganggu dia"

Wisman menggebrak meja.

WISMAN

"kalau begitu hentikan semuanya"

Brata ingin memukul Wisman namun di tahan.

BRATA

"lebih baik anda sekarang keluar dari ruangan saya"

Wisman menepuk pundak Brata.

WISMAN

"pikirkan baik-baik"

Wisman keluar ruangan.

EXT. RUMAH SAKIT-PARKIRAN. SIANG HARI.

Wisman berdiri di dekat mobilnya, mengambil HP nya.

WISMAN

"lakukan apa yang sudah saya perintahkan"

SURUHAN 1 (O.S.)

"baik bos"

Wisman menutup teleponnya dan masuk mobil.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar