Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. RUMAH SAKIT-PARKIRAN. PAGI HARI.
Brata keluar dari mobil, merapikan jas, lalu berjalan dengan penuh wibawa memasuki rumah sakit.
CUT TO :
INT. KANTOR DIRGANTARA CORP-LOBBY. PAGI HARI.
Asmara berjalan mengenakan baju formal dan berkacamata.
CUT BACK TO :
INT. RUMAH SAKIT-RUANGAN KEPALA RS. PAGI HARI
Brata masuk dan berjabat tangan dengan wisman.
Wisman mengambil berkas di lacinya.
WISMAN
"Bratayudha Prawira Widodo?"
Brata mengangguk.
BRATA
"iya pak, saya Brata"
WISMAN
"sudah yakin bekerja dan praktik disini?"
BRATA
"siap pak"
Brata tersenyum.
WISMAN
"besok, jadwal kamu pagi, jadi usahakan on time, agar pasien puas dengan pelayanan kamu"
BRATA
"baik pak, saya mengerti"
CUT TO :
INT. KANTOR DIRGANTARA CORP-RUANG CEO- PAGI HARI.
Asmara masuk dan berdiri di dekat Dirga.
ASMARA
"selamat pagi pak Dirgantara"
Dirgantara berdiri dan tersenyum.
DIRGA
"selamat pagi Bu Asmara, senang bertemu Anda"
ASMARA
"bagaimana dengan permasalahannya? Bisa mulai kita bahas?"
DIRGA
"tentu, ini data yang Ibu minta"
Dirga duduk dan menunjukkan file di laptop, Asmara mengikuti duduk.
Asmara melihat foto yang ada di meja Dirga.
ASMARA
"baik, saya akan copy file ini dan akan saya olah untuk menjadi bukti di pengadilan besok"
Dirga tersenyum dan mengcopy data tersbut dan menyerahkan kepada Asmara.
DIRGA
"ini bu"
ASMARA
"saya bawa datanya saya bisa permisi meninggalkan pak Dirga?"
Dirga mengangguk dan berdiri, diikuti Asmara.
DIRGA
"baik, selamat pagi bu, senang bekerjasama dengan anda"
Asmara tersenyum dan meninggalkan ruangan Dirga.
CUT TO BLACK :
EXT. PEMAKAMAN-PINTU MASUK UTARA. SIANG HARI.
Brata masuk dengan membawa bunga dan air mawar.
CUT TO :
EXT. PEMAKAMAN-PINTU MASUK SELATAN. PAGI HARI.
Asmara memakai kacamata dan berjalan menunduk.
CUT BACK TO :
EXT. PEMAKAMAN-MAKAM ARYA DAN ARETHA. PAGI HARI.
Brata duduk di dekat makam Aretha dan menaburkan bunga.
Asmara berdiri di dekat makam Arya.
Brata mengangkat kepalanya dan menatap Asmara.
Asmara tersenyum dan duduk lalu menaburkan bunga di makam Arya.
TALKING HEAD BRATA
BRATA (V.O.)
"selamat siang Bunda, Brata datang lagi"
Brata mengelus nisan Aretha.
TALKING HEAD ASMARA
ASMARA (V.O.)
"ayah, Asmara ada disini lagi"
Brata berdiri dan menatap nisan Aretha.
DISSOLVE TO:
INT. RUMAH BRATA ASMARA-RUANG TENGAH. MALAM HARI.
Brata, Asmara, Arya, dan Aretha duduk di kursi.
BRATA
"oh iya yah, kemarin kan Ayah bilang mau operasi seseorang, kok nggak jadi?"
Arya menoleh ke arah Aretha.
ARETHA
"ini mas, tugasnya Ayah digantikan sama dokter lainnya"
Asmara melirik ke Arya.
ASMARA
"loh kok gitu Yah?"
ARETHA
"ada dokter lain yang meminta jadwal ayah, jadi yasudah lah"
BRATA
"bener gitu yah?"
ARYA
"iya mas, pak Wisman, dia ngambil jadwal ayah, yaa bilangnya sih mau tukeran jadwal, tapi dari dulu selalu kalau ada tim pengawas atau apa, dia selalu mengambil jadwal operasi ayah, karena itu menambah nilai plus dia dalam jam kerja dokter bedah"
BRATA
"terus ayah diem aja?"
ARYA
"iya, ayah nggak mau berantem sama temen sendiri"
ARETHA
"ayahmu itu orangnya pasrah, nggak mau berantem apalagi rebutan jam kerja sama temennya, yah tapi temennya itu yang kadang suka rese sama ayahmu"
Arya melotot ke arah Aretha.
ASMARA
"maksud bunda?"
ARETHA
"beberapa kali, Wisman itu melaporkan hal-hal yang menjadi kesalahan ayahmu ke kepala rumah sakit, jadi beberapa kali juga ayahmu kena teguran"
ARYA
"sudah bun, itu bukan masalah besar kok"
ASMARA
"ayah nggak boleh gitu, kalau memang ayah itu diposisi benar, ayah harus memperjuangkan kebenaran itu"
ARYA
"nak, kebenaran itu, mau ditutupi setebal apa, atau dengan apapun, pasti akan tetap benar, percaya sama ayah"
Arya memeluk Asmara.
BRATA
"nanti, kalau aku jadi dokter, aku nggak akan seperti pak Wisman, aku akan seperti ayah dan bunda"
Aretha memeluk Brata.
ARETHA
"jangan seperti kami, jadilah dirimu sendiri, yang jauh lebih baik daripada kami"
CUT BACK TO :
EXT. PEMAKAMAN-MAKAM ARYA DAN ARETHA. PAGI HARI.
Asmara berdiri dan mendekati Brata.
ASMARA
"mas, Asmara nggak lupa sama kejadian 2 tahun lalu yang menimpa Ayah dan Bunda, (beat) Aku akan memulai semuanya hari ini, hari ini mas"
Asmara mengelus bahu Brata dan meninggalkan Brata.
BRATA (V.O.)
"saya nggak akan membiarkan kamu berjalan sendirian Ara, karena saya nggak mau kehilangan kamu, seperti kita kehilangan orangtua kita"
Brata meninggalkan pemakaman.
CUT TO BLACK :
INT. JALAN RAYA-MOBIL ASMARA. SIANG HARI,
Asmara tersenyum sinis.
DISSOLVE TO:
INT. SYDNEY-APARTEMENT ASMARA BRATA. PAGI HARI.
Asmara mengetuk pintu kamar Brata.
ASMARA
"mas, mas Brata bangun, ada telepon dari Jakarta"
Brata membuka pintu
BRATA
"angkat lah dek, apa susahnya sih"
Asmara mengangkat.
INTERCUT WITH:
KARAKTER # 1
"hallo, dengan Asmara?"
INTERCUT WITH:
ASMARA
"iya, saya, ini siapa yaa?"
INTERCUT WITH:
KARAKTER # 1
"ini dari rumah sakit sehat mulia"
Asmara menatap Brata.
KARAKTER # 1 (O.S.)
"kami menginformasikan bahwa pada pukul 06.00 WIB dokter Arya dan dokter Aretha telah meninggal dunia"
Asmara menjatuhkan HP, dan terjatuh ke lantai.
Brata terkejut dan menatap kosong ke depan.
CUT TO:
INT. RUMAH SAKIT-RUANG JENAZAH. SORE HARI.
Asmara dan Brata masuk dan memeluk 2 jenazah di kamar mayat.
ASMARA
"Ayah, Bunda, kenapa kalian meninggalkan Ara dan mas Brata secepat ini"
(menangis)
BRATA
(menangis)
"ayah, Bunda, aku belum berhasil menjadi dokter, kenapa kalian tidak mau menunggu Brata, kenapaa"
CUT TO:
EXT.PEMAKAMAN. MALAM HARI.
Asmara dan Brata terdiam dengan pandangan kosong.
ASMARA
(marah)
"siapapun mereka yang membunuh Ayah dan Bunda, harus menerima balasan yang jauh lebih dari ini, Ara janji Bun, Yah!!!"
DISSOLVE TO:
INT. JALAN RAYA-MOBIL ASMARA. SIANG HARI,
Asmara mengusap air matanya.
ASMARA
"bukan saatnya kamu menangis Asmara, kamu sudah dibukakan jalan, sudah saatnya kamu melakukan tugasmu untuk orangtuamu"
CUT TO BLACK :
INT. RUMAH WISMAN-RUANG KERJA WISMAN. MALAM HARI.
Dirga masuk ke dalam ruang kerja Wisman, Wisman mengerjakan pekerjaan di laptop.
DIRGA
(bahagia)
"Papi!! Masalah Dirga akhirnya akan segera selesai"
Wisman menatap Dirga sambil tersenyum
WISMAN
(terkejut)
"serius?"
DIRGA
(bahagia)
"iya pii!!"
Wisman berdiri dan memeluk Dirga.
WISMAN
"papi bangga sama kamu, dan kamu harus ingat, kamu harus berhati-hati lagi nanti, jaga perusahaan itu"
Dirga mengelus punggung Wisman.
DIRGA
"iyaa pii! Dirga janji"
INT. RUMAH BRATA ASMARA-RUANG TENGAH. MALAM HARI.
Brata duduk di dekat Asmara, Asmara berdiri dan masuk ke ruang kerjanya.
BRATA (V.O.)
"Ara, Ara, kamu itu selalu ambisius. (beat) semoga saja, kamu tidak dikalahkan oleh ambisi kamu sendiri"
INT. RUMAH BRATA ASMARA-RUANG KERJA ASMARA. MALAM HARI.
Asmara membuka data pribadi Dirga dan menemukan nama Wisman Sanjaya.
ASMARA
"kematian sudah di depan mata, tapi kita main pelan-pelan yaa, biar sakitnya, makin terasa, kematian anda, sudah di depan mata, tapi kita main pelan-pelan yaa, biar sakitnya lebih terasa, dan tahan lama"
CUT TO:
INT. RUMAH BRATA ASMARA-KAMAR BRATA. MALAM HARI.
Brata duduk di kasur, dan melamun.
BRATA
"apa yang harus gue lakuin buat mulai dendam gue?"
Brata berdiri dan memegang foto keluarganya.
BRATA
"sepertinya gue harus bergerak cepat, gue nggak boleh menyia-nyiakan waktu"
CUT TO BLACK.
INT. JALAN RAYA-MOBIL ASMARA. PAGI HARI.
Asmara menelepon Dirga.
INTERCUT WITH:
EXT. PENGADILAN-HALAMAN DEPAN. PAGI HARI.
Dirga menerima telepon Asmara.
DIRGA
"hallo?"
CUT TO:
ASMARA
"hallo pak Dirga, saya sudah di perjalanan ya pak, sekitar 10 menit lagi sampai"
CUT BACK TO :
DIRGA
"baik, saya tunggu di kantor pengadilan"
CUT TO:
INT. JALAN RAYA-MOBIL ASMARA. PAGI HARI.
Asmara tersenyum, dan mengendarai mobilnya lebih cepat.
INT. RUMAH SAKIT-RUANG GANTI OPERASI. PAGI HARI.
Brata mengambil seragam operasi dan masuk ke ruang ganti.
Kintan merapikan bajunya di depan cermin.
Brata keluar dan terkejut dengan adanya Kintan.
KINTAN
"dokter baru ya?"
Brata mendekat.
BRATA
"iya, baru saja datang untuk praktik pertama saya"
KINTAN
"perkenalkan saya Kintan"
Kintan menjulurkan tangannya.
Brata menjulurkan tangan dan bersalaman.
BRATA
"saya Brata"
KINTAN
"saya akan mendampingi kamu operasi pagi ini, sesuai arahan papi saya"
Brata menyeritkan kedua alisnya.
BRATA
"papi?"
Kintan tertawa.
KINTAN
"iya, dokter Wisman, papi saya"
Brata mengangguk beberapa kali.
BRATA (V.O.)
"ternyata, dia anaknya pak Wisman, kayaknya dia bisa gue jadiin senjata untuk dendam gue"
Kintan menatap Brata sambil tersenyum.
KINTAN (V.O.)
"kamulah yang akan membantu saya menjadi dokter terbaik disini"
Kintan tertawa.