Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. PENGADILAN-HALAMAN DEPAN. PAGI HARI.
Asmara keluar dari mobil dan berjalan cepat ke arah Dirga.
ASMARA
(mengatur nafas)
"maaf pak Dirga, apa saya terlambat?"
DIRGA
(tersenyum)
"tidak, saya saja yang datang lebih awal"
Asmara mengangguk dan berjalan masuk ke ruang pengadilan diikuti Dirga.
INT. PENGADILAN-RUANG SIDANG. PAGI HARI.
Semua peserta duduk pada posisi masing-masing.
Dirga menatap Asmara.
ASMARA
"pak Dirga takut?"
DIRGA
(khawatir)
"saya takut"
ASMARA
(tersenyum)
"bapak tenang saja, saya yakin kemenangan ada di pihak bapak."
Asmara membuka laptopnya dan fokus pada laptop.
Dirga terus memandang Asmara.
DIRGA (V.O.)
(kagum)
"kamu benar-benar wanita hebat, sangat hebat"
Penggugat berdiri dan membacakan gugatannya. (mute)
HAKIM
"apa dari pihak tergugat memiliki sanggahan?"
Asmara berdiri dan menyerahkan dokumen di meja hakim, lalu berdiri di sudut menghadap peserta sidang.
ASMARA
(penuh wibawa)
"selamat pagi, saya dari pihak tergugat akan menyampaikan beberapa hal terkait tuntutan yang disampaikan dan diberikan pengugat kepada klien saya"
ASMARA
"pertama, surat perjajian yang dijadikan bukti kuat oleh pihak pengugat adalah murni surat perjanjian palsu, dengan bukti dari kami adalah surat asli dengan tanda tangan kedua belah pihak yang berakurasi masing-masing 98% dan 97%"
Hakim membuka dokumen dan menunjukkan kepada peserta.
ASMARA
"kedua, di dalam surat perjanjian asli, diberikan keterangan bahwa, barang siapa yang dengan tiba-tiab memutus kontrak tanpa adanya alasan yang kuat, akan membayar pengganti saham awal sebesar 30%, dan pihak yang diputus kontrak 20%, sementara gugatan meminta pihak yang diputus kontrak mengganti dana atas penanaman saham sebesar 50%"
Hakim menunjukkan bukti dan mengangguk.
ASMARA
"demikian sanggahan dan bukti yang kami sampaikan, mohon dijadikan pertimbangan"
Asmara menundukkan badan dan kembali duduk.
INT. RUMAH SAKIT. SIANG HARI.
Kintan dan Brata berjalan bersama dari ruang operasi.
BRATA
"terima kasih dokter Kintan sudah membantu saya di operasi kali ini"
KINTAN
(tersenyum)
"yaa, tentu"
Brata berhenti dan menatap Kintan.
BRATA
"semoga bisa menjadi partner yang sehat ya"
Brata tersenyum dan meninggalkan Kintan.
KINTAN
(heran)
"apa maksud dari perkataan dia tadi ya?"
Kintan melanjutkan berjalan pelan.
INT. RUMAH SAKIT-RUANG KEPALA RS. SIANG HARI.
Brata memasuki ruangan, Wisman berdiri mendekati.
WISMAN
"luar biasa, kamu menyelesaikan tugas pertama kamu dengan begitu cepat dan tepat, saya yakin keluarga pasien akan sangat puas dengan pelayanan kamu"
Brata tersenyum dan menundukkan kepala.
BRATA
"dokter bisa saja, ada apa dok saya dipanggil kesini?"
WISMAN
"tidak ada apa-apa, saya hanya mau menyampaikan rasa terima kasih saya karena kamu sudah mau bergabung bersama kami"
CUT TO:
EXT. PENGADILAN-HALAMAN DEPAN. SIANG HARI.
Asmara dan Dirga keluar dari gedung pegadilan dan berdiri di dekat mobil Asmara. Asmara mengenakan kacamata.
ASMARA
"pak Dirga, karena tugas saya sudah selesai, saya pamit dulu"
DIRGA
(tersenyum)
"sekali lagi terima kasih ya Asmara, kamu sudah membantu saya, dan mampu menyelesaikan masalah ini dengan waktu yang sangat singkat"
ASMARA
(tersenyum tipis)
"sudah tugas saya untuk mengungkap kebenaran di waktu yang tepat"
Dirga mengangguk.
ASMARA
"kalau begitu saya permisi, mari pak"
Asmara membuka pintu mobil.
Dirga menahan tangan Asmara, Asmara melihat tangan Dirga yang memegang tangan Asmara.
DIRGA
"emm tunggu dulu, karena kamu sudah membantu saya, bagaimana kalau nanti malam kita makan malam bersama keluarga saya?"
Asmara terkejut.
ASMARA (V.O.)
"kalau aku makan malam sama keluarganya pak Dirga, itu tandanya aku akan bertemu langsung dengan pak Wisman, orang yang sudah membunuh Ayah dan Bunda"
Dirga menarik pelan tangan Asmara.
DIRGA
"bagaimana?"
ASMARA
(muka datar)
"baik, nanti kabari saja tempat dan waktunya, saya usahakan datang"
DIRGA
(tersenyum)
"baik, saya tunggu"
Asmara kembali melihat tangannya.
ASMARA
"maaf bisa dilepaskan sekarang tangan saya?"
Dirga melepaskan tangannya.
DIRGA
(gugup)
"maaf"
Asmara tersenyum tipis dan masuk ke dalam mobil kemudian meninggalkan Dirga.
Dirga mengambil HPnya dan menghubungi Wisman.
DIRGA
"hallo Pi?"
INTERCUT WITH:
INT. RUMAH SAKIT-RUANG KEPALA RS. SIANG HARI.
WISMAN
"kenapa Dir?"
CUT TO:
EXT. PENGADILAN-HALAMAN DEPAN. SIANG HARI.
DIRGA
"pengadilan sudah selesai, dan aku menang"
CUT BACK TO:
INT. RUMAH SAKIT-RUANG KEPALA RS. SIANG HARI.
WISMAN
(tertawa)
"bagus bagus"
CUT TO:
EXT. PENGADILAN-HALAMAN DEPAN. SIANG HARI.
DIRGA
(senyum)
"nanti malam aku undang Asmara untuk makan malam di rumah, gimana Pi?"
CUT BACK TO:
INT. RUMAH SAKIT-RUANG KEPALA RS. SIANG HARI.
WISMAN
"oke tidak papa, papi setuju"
CUT TO:
Brata berdiri di depan ruangan Wisman dan mengetuk pintu.
WISMAN
"masuk"
Brata masuk.
WISMAN
"ada apa dokter Brata?"
BRATA
"ini dok, saya mau menyerahkan hasil operasi tadi pagi atas pasien bernama Tn.Ahmad."
Brata menyerahkan dokumen.
WISMAN
"tunggu dulu, nanti malam dokter Brata ada acara?"
Brata melirik ke atas.
BRATA
"tidak dok, ada apa?"
WISMAN
"kalau dokter ada waktu senggang, nanti malam bisa datang ke rumah saya untuk makan malam"
BRATA (V.O.)
(melamun)
"apa ini waktu yang tepat untuk balas dendam?"
BRATA
"baik dok, saya bersedia"
Wisman mengangguk-angguk.
INT. RUMAH BRATA ASMARA-RUANG TENGAH. MALAM HARI.
Brata memasuki rumah. Asmara bergegas keluar dan bertemu Brata.
BRATA
"mau kemana?"
ASMARA
"ke rumah klien aku, ada makan malam"
BRATA
"makan malam?"
ASMARA
(mengangguk)
"ya sudah mas, aku berangkat dulu"
Asmara mengambil tangan Brata dan menciumnya.
BRATA
"dek tunggu!"
Asmara berhenti dan menoleh Brata.
ASMARA
"apa mas?"
Brata mendekati Asmara.
BRATA
"siapa klien kamu?"
Asmara menyeritkan alisnya.
ASMARA
"pak Dirga"
Brata terkejut.
BRATA
"apa dia anak dari dokter Wisman?"
Asmara tersenyum jahat dan mendekati Brata.
ASMARA
"ternyata mas Brata sudah tahu"
BRATA
(khawatir)
"apa yang mau kamu lakukan?"
ASMARA
(tersenyum)
"mas Brata nggak perlu khawatir, karena malam ini juga, aku akan membalas dendam pada seseorang yang sudah membunuh Ayah dan Bunda!"
Brata memegang kepala Asmara.
BRATA
(khawatir)
"jangan lakukan hal bodoh yang nantinya akan mengotori tanganmu dek"
ASMARA
(tersenyum licik)
"haha, hal bodoh?"
Brata mengangguk.
ASMARA
(melotot, sedikit marah)
"apa yang patut pak Wisman dapatkan kecuali kematian juga?"
Brata memeluk Asmara.
BRATA
"kita harus lebih pintar dek, dan jangan lakukan itu dulu"
Asmara memberontak pelukan Brata.
ASMARA
(marah)
"kalau mas Brata nggak mau bantu Asmara, nggak papa! Ara masih punya dua tangan untuk dendam dan dua kaki untuk membantu eksekusi!"
Asmara meninggalkan Brata.
BRATA
(takut)
"anak itu sudah berhasil menutup dendamnya 2 tahun terakhir, dan wajar kalau hari ini dia begitu ingin membalaskan dendamnya, karena orangnya sudah di depan mata"
Brata mengintip dari jendela rumah.
BRATA
"aku harus pastiin Asmara nggak kenapa-napa"
Brata bergegas masuk kamar.
EXT. RUMAH WISMAN-DEPAN RUMAH. MALAM HARI.
Asmara keluar dari mobil. Dirga mendekati.
DIRGA
"selamat malam Asmara"
Asmara mengangguk dan tersenyum.
DIRGA
(kagum)
"ternyata kamu sangat cantik dengan penampilan kamu yang berbeda dengan kamu saat bertugas"
ASMARA (V.O.)
"kamu nggak boleh termakan rayuan Dirga, Asmara. Kamu harus ingat siapa yang sedang berhadapan dengan kamu sekarang"
ASMARA
"mari pak kita langsung saja"
DIRGA
"mari, saya antarkan ke dalam"
Dirga masuk ke dalam rumah dan diikuti Asmara.
INT. RUMAH WISMAN-MEJA MAKAN. MALAM HARI.
Dirga datang dengan Asmara. Wisman berdiri dan menjulurkan tangannya ke Asmara.
WISMAN
(ramah)
"selamat datang, saya Wisman, bapaknya Brata"
Asmara menjabat tangan Wisman ragu.
ASMARA (V.O.)
"bagaimana mungkin orang di depanku ini sudah tega merenggut Ayah dan Bunda dari kehidupanku"
ASMARA
(tersenyum tipis)
"Saya Asmara"
Kintan berdiri dan meminta berjabat tangan.
KINTAN
"aku Kintan, kakaknya Dirga"
Asmara berjabat tangan.
ASMARA
"Asmara"
WISMAN
"duduk, silakan duduk"
Asmara mengangguk dan duduk.
DIRGA
"yok Pi, kita mulai"
WISMAN
"sebentar!"
Brata datang.
BRATA
"maaf dokter Wisman saya terlambat"
Asmara terkejut dan menatap Brata.
Kintan tersenyum.
WISMAN
"tidak papa, silakan duduk, dan kenalkan ini Brata, Asmara, dan Kintan, tapi harusnya kamu sudah kenal Kintan"
Brata tersenyum dan menjabat tangan Dirga kemudian Asmara.
BRATA
(senyum)
"selamat malam, saya Dirga"
Asmara bengong.
ASMARA
(kebingungan)
"Asmara"
ASMARA (V.O.)
"apa yang direncanakan mas Brata, kenapa dia seolah nggak kenal sama aku?"
Brata dan Kintan saling menatap dan tersenyum.
KINTAN (V.O.)
(senyum licik)
"bagus, ternyata Papi juga dekat dengan Brata, itu tandanya, semakin mudah manfaatin dia"