Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
82. EXT. KORIDOR SEKOLAH - PAGI
Suasana sekolah sudah ramai dengan Murid dan Orang Tuanya masing-masing. Ocha yang sudah cantik memakai baju wisuda datang bersama Mama dan Papa, mereka berhenti di koridor depan lapangan.
MAMA OCHA
Selamat ya kak.
OCHA
Iya ma.
Ocha menengok melihat Papa Ocha.
OCHA (CONT'D)
Papa gak ngucapin selamat ke kakak?
PAPA OCHA
Kamu gak marah sama Papa?
OCHA
Kakak tuh gak pernah marah
sama Papa. Kemarin cuman sakit
hati aja sama omongan Papa.
PAPA OCHA
Oh selamat anak ku.
Papa mencium kening Ocha.
Alma dan Vian memanggil dari kejauhan.
ALMA
CHA!
VIAN
OCHAAA!
Ocha tambah bahagia melihat Alma dan Vian.
OCHA
Ma Pa, Kakak kesana ya.
Mama dan Papa mengangguk.
Ocha lari menghampiri Alma dan Vian.
OCHA
SAHABAT TERBAIK GUE!
Ocha langsung memeluk Alma dan Vian.
VIAN
Pasti kangen nih, yang mau ke korea.
ALMA
Kalau ketemu Mas Lee Min Ho.
kenalin, itu calon suami gue.
Ocha dan Vian tertawa.
ALMA (CONT'D)
Heh malah ketawa.
Ocha melepaskan pelukannya.
OCHA
Lagian mata gak
merem, tapi mimpi.
ALMA
Bohong dikit napa,
biar gue seneng.
Ocha, Alma dan Vian tertawa dan saling menertawakan.
Tiba-tiba datang Maya dan Gita. Tangan Maya membawa buqet berisi coklat.
MAYA
Cha.
Ocha, Alma, dan Vian langsung diam. Ocha balik balik badan agar berhadapan dengan Maya. Maya menundukan kepala.
MAYA (CONT'D)
Makasi udah nyadarin gue,
kalau gue gak berhak ngejauhin
seorang sahabat karena laki-laki.
GITA
Gue juga minta maaf. Gue gak berhak
ngelarang yang bukan siapa-siapa
gue buat deket sama seseorang.
Mata Ocha memerhatikan buqet coklat yang Maya pegang.
OCHA
Itu.
Ocha menunjuk buqet tersebut.
OCHA (CONT'D)
buat gue?
MAYA
Oh, iya ini buat lu. Tapi gue gak bermaksud nebus pake ini juga.
Tangan Ocha langsung mengambil buqet coklatnya dari tangan Maya.
OCHA
Kalian gak salah, tapi gue
nerima permintaan maaf dan
buqet coklatnya. Ya, walaupun sekarang
gue lebih suka sama Matcha.
MAYA
Eh, bukannya matcha
kesukaan Awan?
OCHA
Apa-apaan enggak!
GITA
Oh bukan, tapi kesukaan Pak Exel ya.
OCHA
ENGGAK!
Ocha mencoba mencubit Maya dan Gita, yang akhirnya Ocha, Maya dan Gita berpelukan. Semuanya tertawa bahagia.
83. EXT. LAPANGAN SEKOLAH - PAGI
Maya sebagai peringkat dua kelulusan turun dari panggung. Maya duduk di samping Gita, disampingnya lagi Alma, Ocha, dan Vian.
MC masuk ke area panggung.
MC
Dan yang terakhir. Peringkat tiga
kelulusan tahun ini, sekalin
dia besok mau ke korea katanya.
OLSHA SALSABILA. TEPUK TANGAN!
Semua yang ada di lapangan tepuk tangan.
Ocha jalan ke atas panggung. Pak Exel jalan sambil memerhatikan Ocha, dia duduk di kursi paling belakang. Dan dari kejauhan Mata Awan membuntuti Ocha sampai di atas panggung.
Ocha berbicara diatas panggung.
OCHA
Gak bisa ngomong apa-apa.
MAYA
ITU BISA CHA!
Semuanya tertawa.
OCHA
Intinya saya gugup. Tapi, ada yang harus
saya sampaikan (beat). Ada dua yang sulit
ditebak kebenarannya, hati dan takdir. Disaat
hati saya inginkan itu, takdir yang datang ini.
Tapi saya percaya kata hati saya sendiri, karena
kata sahabat saya gini “Pilih apa kata hati lu karena
hati manusia itu Tuhan yang gerakin” Saya semakin
percaya diri, membuat orang tua saya gak percaya,
kalau ini saya. Saat saya teriak kepada orang tua,
rasanya lebih baik detik itu juga Tuhan ambil nyawa saya.
Ma Pa, maafkan teriakan anakmu. Kakak tahu, kakak
salah cara, percayalah tidur saya tidak lagi nyenyak.
Kakak menolak menjadi keinginan Mama Papa, bukan
tidak ingin berbakti. Biarkan anakmu mandiri membanggakanmu
dengan caranya sendiri (beat). Baiknya Tuhan masih
mengirimkan saya petunjuk lewat dua sahabat yang
luar biasa, dan Guru yang hebat membantu saya memenangkan
perlombaan. Memang benar, Tuhan memberikan apa yang kamu
butuhkan bukan apa yang kamu inginkan. Karena saat kita
punya apa yang kita butuhkan, kita pasti bisa mendapatkan
apa yang kita inginkan (beat). Sebenernya saya gak mau kesana,
tapi karena sahabat saya, yang katanya jodohnya ada disana.
Semua penonton tertawa. Ocha memberi senyuman kepada Alma.
OCHA (CONT'D)
Jadi, saya mau ngajak dia kesana. Oke Alma?
Alma menunjuk dirinya sendiri. Ocha mengangguk. Alma menutup mulutnya, dia memberi kedua ibu jarinya kepada Ocha. Ocha tersenyum.
OCHA
Ini semua hanya karena perihal
empat P (beat). Piliha, Percaya,
Perjuangan, pengorbanan.
Ocha turun dari panggung, dia lari memeluk Mama dan Papa, Faya ikut berpelukan. Semuanya tepuk tangan melihatnya.