Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
77. INT - PANTI ASUHAN (RUANG TAMU) - 2018
CAST: JINGGA, HANIN, ROSA
ESTABLISH SHOT:
1.) Jingga masuk ke dalam panti asuhan dengan wajah tertunduk lesu. Dia menutup pintu panti asuhan
2.) Kak Hanin dan Rosa berdiri di belakang Jingga
Hanin
Ehem... Ros, kayaknya ada yang lagi jatuh cinta ni? Tapi, siapa ya? Kok kayaknya kita kenal gitu lo
Hanin mengedipkan matanya ke arah Rosa yang berdiri di sebelahnya
Rosa
Wah, gatau juga ni kak. Aku mendadak amnesia, tapi aku inget kalo dia itu temen sekamarku kak
Rosa menjawab dengan tertawa
Jingga
Idih, Lo tu kebiasaan ya Ros. Ga ada kegiatan lain gitu selain nanyain itu terus? Bosen Gue.
Jingga melirik Rosa dengan wajahya malas
Jingga
Ini lagi, Kak Hanin juga ikutan. Dah, Jingga capek, mau ke naruh lukisan dan segera makan terus tidur. Bye
Jingga mengerucutkan mulutnya dan melangkah ke dalam sembari membawa box yang berisi peralatan untuk melukis. Namun, dia seketika berhenti
Jingga
Eh, tunggu. Ros, sebagai temen yang baik. Ga ada salahnya lo, kalo bantuin naruh kotak ini di gudang. Makasi ya
Rosa
Iya deh iya, mumpung lagi baik
Jingga langsung masuk ke dalam dan menaruh lukisannya di gudang dan langsung ke kamar
CUT TO
78. INT - KAMAR JINGGA - MINGGU, SIANG HARI - 2018
CAST: JINGGA, ROSA
PLAY MUSIC: piano cover Sparkle
ESTABLISH SHOT: Suasana di taman panti asuhan yang rindang karena hujan. Jingga menulis di tempat duduknya dan menghadap jendela kamarnya. Dia melihat buku yang tadi diberikan Pandu. Di sampingnya, terdapat sebuah hp dengan video piano cover Sparkle. Dia berhenti menulis dan melihat buku itu. Gadis itu tersenyum.
MONTAGE: Pandu memeluk Jingga dan berkata I love You
CUT BACK TO
Jingga menutup buku itu. Ia berjalan ke poster Kimi No Nawa. Ia memegang poster itu.
SPLIT SCREEN:
Pandu duduk di kereta sembari melihat ponsel hpnya dengan wallpaper Kimi No Nawa.
CLOSE UP: Pandu tersenyum tatkala melihat walpaper itu
OV (JINGGA): Dimensi ruang kita berbeda sekarang, tapi aku yakin. Suatu hari nanti kita pasti bertemu.
OV (JINGGA, PANDU (BERSAMAAN)): Sampai bertemu lagi di masa depan
MUSIC END
FADE OUT
79. EXT - PAMERAN LUKISAN - SELASA - 2018
ESTABLUSH SHOT:
1). Jingga dan ayahnya berada di sebuah pameran lukisan.
2). Banyak lukisan berjarak di sana, begitupun dengan orang-orang yang melihat lukisan itu. Namun, hanya sedikit yang melihat lukisan Jingga. Jingga berdiri dan tertunduk lesu
OV (JINGGA): lukisan Gue? Terlalu sederhana ya? Udah 1 jam Gue nungguin di sini. Seorang Ibu berjalan dan menghampiri lukisan Jingga. Dia tersenyum dan meraba lukisan itu. Jingga menghampirinya
Jingga
Apa Ibu suka sama lukisannya?
Bu Syasa
Tentu. Ini sederhana, tapi ini aneh. Apa kamu yang membuatnya?
Jingga
Iya Bu, kebetulan saya yang membuatnya
Bu Syasa
Wah, bagus sekali. Apa saya boleh tau kenapa kamu menggambar bunga ini beserta dengan akarnya?
Jingga
Tentu
Jingga menghela nafasnya
INSERT: Ayah Jingga mengacungkan jempol kepada Jingga
Jingga
Tentu Bu. Aku melukis ini karena ia melambangkan sesuatu. Sebelumnya, apa yang pertama kali Ibu lihat di dalam lukisan ini?
Bu Syasa
Tentu saja sebuah bunga yang indah
Jingga
Ya, kebanyakan orang biasanya terpana dengan keindahan bunganya. Tapi dibalik itu semua, apa Ibu tau bahwa ada perjuangan yang hebat yang pernah dilalui oleh sang akar?
Bu Syasa
Benar juga katamu
Jingga
Sang akar mampu melalui jalan yang sulit Ibu, dia harus menjadi kuat agar tetap bisa menopang komponen yang lain.
Jingga melihat Bu Syasa
Jingga
Bukan hanya itu, sang akar jugalah yang berusaha keras sehingga terciptalah ranting, dedaunan dan sebuah bunga. Meski begitu, (beat) ketika semua komponen yang ada di sana akhirnya lengkap. Tak ada penghargaan bagi sang akar. Namun, sang akar tetap ikhlas menjalani perannya
Jingga tersenyum
Jingga
Dan karena itulah, saya sengaja membuat akar ini nampak. Karena saya juga ingin memberi penghargaan bagi dirinya
Bu Syasa
Wah, kamu hebat sekali nak. Ibu akan membeli lukisan ini. Kamu memberi harga berapa untuk lukisan ini?
Jingga terbelalak dan tersenyum kegirangan
Jingga
Se. Serius Bu?
Bu Syasa
Tentu saja Nak. Ah, kamu terkejut ya. Begini saja, ini Ibu sudah siapkan uang 50 juta untuk lukiana ini. Kamu terima saja ya, biar Ibu yang bawa lukisan kamu
Bu Syasa akhirnya memberikan check untuk pembelian lukisan ke jingga.
Jingga
A... Terimakasi banyak Bu
Jingga tersenyum lega. Ayah Jingga menghampirinya dan memeluk anaknya.
Semua orang yang ada di situ keliatan sangat senang dan memberikan tepuk tangan kepada Jingga.
CUT TO
80. EXT - TAMAN UNIVERSITAS - SIANG HARI - 2020
CAST: JINGGA, SYASA, LAILA, PANDU
ESTABLISH SHOT:
Jingga, Syasa dan Laila duduk dengan wajah sedih dan haru. Tapi, tidak dengan Jingga yang tersenyum.
Jingga
Jadi, gitu ceritanya
Laila
Huwaaaa Gila sih. Ini bagus banget ceritanya
Laila menghapus air matanya sembari bertepuk tangan dan tersenyum bangga melihat Jingga
Syasa
Iya, bener banget. Lo kuat banget si Jingga. Salut Gue sama Lo
Laila
Tapi, pas kamu menang itu uangya kamu buat apa?
Jingga
Setelah dapet uangnya, aku langsung amalin untuk saudara kita di Palestina, Gaza. Terus, Gue juga make buat biaya Gue kuliah. Dan, ada yang Gue Pake buat tabungan di masa depan.
Syasa
Buset si, Lo baik banget. Bangga Gue punya temen kaya Lo
Jingga
Ah, engga kok. Udah, jangan berlebihan gitu
Syasa
Kebiasaan merendah deh
Jingga tersenyum malu
Laila
Oh iya, btw? Kalo soal orang yang Lo cintai gimana?
FLASHES: Jingga terdiam dan menggeleng dengan wajah lesu
Syasa
Lo yang sabar ya Jingga. Kalo jodoh pasti ketemu lagi kok
Jingga tersenyum
Laila
Oh iya Sya, ayok ke kelas. Lo inget kan? Kalo sekarang jamnya Pak Reno?
Syasa
Oh iya, gue lupa lagi
Laila
Yaudah yuk. Jingga, makasih banyak ya udah mau nyeritin. Semoga Lo dipertemukan sama dia. Aamiin
Syasa
Iya, bener tuh. Aamiin. Dah Jingga
Jingga tersenyum. Teman-teman Jingga berdiri dan meninggalkan Jingga sendirian.
FLASHES: Jingga tampak murung
Dia membaca kembali isi sebuah buku yang pernah diberikan Pandu. Setelah itu, dia menutupnya dan terdapat judul Literatur Bernyawa.
OV (JINGGA): Pandu, apa kabar? Gue rindu
Jingga menarik nafasnya dalam-dalam, lantas ia menghembuskannya perlahan. Pandu (19 thn) mengamati Jingga yang tersenyum sembari melihat walpaper hpnya yang masih sama, yaitu Kimi No Nawa.
Pandu berjalan dan berdiri di hadapan Jingga. Jingga menghadap ke Pandu dan terbelalak kaget sampai buku itu jatuh.
Jingga
Lo? Lo? Ngga ngga, ini pasti cuman mimpi Jingga. Lo harus bangun
Pandu
Hai.. Jing-ga
Pandu tersenyum dan menatap kedua mata Jingga
Jingga
I... ini beneran Lo
Jingga lompat dan tersenyum bahagia
Pandu
Jadi
Pandu meregangkan kedua tangannya. Jingga segera memeluk Pandu
Jingga
Lo kembali...
Jingga menitikkan air matanya dan tersenyum senang. Pandu memeluk erat Jingga
Pandu
Apa kabar Jingga?
Pandu mengecup pucuk kepala Jingga. Jingga melepas pelukannya
Jingga
Aku baik kok, Oh iya.
Jingga memberikan bukunya ke Pandu. Pandu menerimanya dan membaca judulnya
Pandu
Literatur Bernyawa? Apa maksudnya?
Jingga
Literatur bernyawa itu simbol dari kehidupanku. Semua kejadian ku tulis di situ, mulai dari kisah sedih sampai kisah terhebatku ada di situ. (beat) Setiap lembarnya memiliki makna, karena cerita itu hidup dan menjadi saksi perjalanan hidupku
Pandu
Wow, sejak kapan wewe gombel bisa jadi bijak dan kalem kaya gini?
Jingga
Idih, apaan si? Kebiasaannya mulai kan. Wahai Pandu, kapan ngeselinmu bakal ilang?
Jingga dan Pandu sama-sama tertawa
Pandu
Oh iya, kamu ada kelas lagi ngga hari ini?
Jingga
Ngga kok, emang kenapa?
Pandu
Yaudah, ke panti yuk. Kangen nih sama Bibi, kangen juga ke taman deket panti
Jingga
Oke, ayuk
CUT TO