Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
34. EXT - PERJALANAN PULANG - SIANG HARI - 2018
CAST: VITA, JINGGA, PANDU
Sebelum Jingga pulang, Vita berlari kecil menghampiri Jingga.
Vita
Jingga, tunggu
Jingga
Apa kak?
Vita
Lo udah kenal Pandu ya? Tadi Gue liat, Lo ngobrol sama dia
Jingga
I.. iya kak
Vita
Baguslah kalo gitu. Oh iya, dia itu ketua dari organisasi PAJ
Jingga
Ha?! Kakak ngga salah orang kan? Bisa jadi, dia mirip sama yang kakak maksud
Vita
Engga dong. Kan udah kenal lama. Dah ya, aku tinggal dulu.
Jingga
Eh.. i.. iya kak
VO JINGGA: Monyet ompong kayak dia jadi ketua? Hadeh, mampus Lo Jingga! Tiap ketemu juga ngajak tengkar mulu lagi, dan sekarang? Jadi anak buahnya? Fix, kelar hidup Gue.
Jingga berjalan gontai dan segera mengambil sepeda pancal miliknya. Saat di jalan, dia masih tak habis pikir dengan apa yang dikatakan Vita. Hingga dia bertabrakan dengan sepeda milik Pandu.
SOUND EFFECT: Brakk (suara orang terjatuh)
Jingga
Akh..
Jingga memegang tangannya yang berdarah. Pandu yang melihat Jingga jongkok dan mengulurkan tangannya. Jingga melihat Pandu sebentar. Dengan ragu ia menerima uluran tangan Pandu. Pandu membawa mereka ke tepi jalan.
Pandu
Makanya, kalo sepedaan jangan ngelamun. Duduk!
Pandu menyuruh Jingga untuk duduk. Sedangkan Pandu jongkok menghadap Jingga. Jingga menatap Pandu sekilas.
VO (JINGGA): Dia lagi?
Pandu
Lurusin tangan Lo
Jingga meluruskan tangannya dan memandang Pandu. Sedangkan Pandu mengeluarkan betadin, kapas dan sebuah botol berisi air. Dia memberi kapas itu air dan membersihkan luka Jingga. Baru dia memberikannya betadine.
Pandu
Jangan liat-liat. Ga gratis
Pandu berkata lirih sembari tertawa.
Jingga
Di larang copas kata-kata Gue
Jingga memalingkan pandangan dan berkata dengan ketus
Pandu
Iya deh iya
Pandu melepaskan tangan Jingga setelah mengobati gadis itu.
Jingga
Btw, Lo kok punya persediaan kapas alkohol sama betadine si?
Pandu
Owh, kalo ini emang gue bawa setiap harinya. Ya buat jaga-jaga aja si sebenernya
Jingga
Oh gitu
Pandu memutar bola matanya malas. Lantas dia berdiri
Pandu
Gue pulang dulu ya
Jingga dengan cepat meraih tangan Pandu.
Jingga
Pandu, tunggu dulu
Pandu
Apa?
Jingga
Eum, makasih.
Jingga mengatakannya dengan malu-malu
Pandu
Oh. Udah? Itu aja kan?
Pandu tersenyum dan tertawa lirih di hadapan Jingga. Jingga mengangguk sambil tersenyum malu.
Pandu
Kalo udah, lepasin dong. Gimana Gue mau pulang kalo Lo terus genggem tangan Gue?
Pandu tersenyum dna memperhatikan kedua mata Jingga
VO (Jingga): aduh, bodoh banget si Gue?
Jingga tersadar dari lamunannya dan tersenyum kikuk ke arah Pandu. Dengan cepat dan tergesa-gesa ia menaiki sepeda pancalnya.
Jingga
O...oh iya ya. Yaudah, aku pulang dulu
Pandu yang melihat tingkah Jingga tersenyum dan melihat kepergian Jingga.
VO (PANDU): padahal kalo senyum manis
CUT TO
35. INT - PANTI ASUHAN - 2018 - SIANG HARI
CAST: ROSA, JINGGA, HANIN, BIBI RATNA
ESTABLISH SHOT: Jingga masuk ke dalam panti asuhan secara sembunyi-sembunyi. Dia membuka pintu kamarnya pelan dan memastikan bahwa Rosa tidak ada di kamar. Jingga membanting tas dan mengeluarkan buku diary miliknya. Jingga menulis di sebuah diary dengan pena
VO (JINGGA): Tanggal 16 Februari. Hari ini, aku senang sekali. Karena aku bisa menjadi bagian dari PAJ. Namun, hal mengenalkannya. Kenapa aku dipertemukan dengan orang yang sama? Apa ini sebuah kebetulan? Atau memang sudah digariskan? Ah sudahlah.
Rosa
Emangnya, Lo ketemu siapa? Oh no. Jangan bilang, Lo lagi jatuh cinta? Bener ngga Gue?
Rosa menutup mulutnya sendiri setelah mengatakan itu dari belakang Jingga. Jingga melirik Rosa dengan kesal. Dia membanting penanya di meja.
Jingga
Ih Rosa! Apaan si Lo! Ngeselin banget
Rosa
Ye.. lagian Gue juga baru di sini kok, terus kebetulan aja liat Lo nulis diary
Rosa tersenyum kikuk dan mundur perlahan dari Jingga sebagai awal untuk berlari
Jingga
Sini Lo! Awas Lo! Jangan kabur
Jingga merasa jengkel dan memasukkan diarynya kembali ke dalam tas. Dia mengejar Rosa dan terus berteriak memanggil namanya.
ESTABLISH SHOT:
Jingga dan Rosa berlarian di taman. Rosa yang melihat Bibi Ratna akhirnya memilih untuk berlindung di belakang Bibi Ratna.
Rosa
Bibi! Tolongin Rosa Bi! Jingga nakal Bi!
Rosa memegang sisi baju kanan dan kiri sambil berlindung di belakang Bibi Ratna
Jingga
Eh! Enak aja Lo! Ini Bi! Rosa lancang banget Bi!
Jingga melirik Rosa dan mengecenya
Rosa
Tuh kan Bi! Jingga jahat Bi!
Jingga
Ih, apaan si? Sini Lo
Jingga menarik paksa tangan Rosa
Bibi Ratna
Eh eh, sudah-sudah. Kalian jangan tengkar ya. Ayo, baikan dulu
Jingga
Idih, untuk sekarang. Lo aman, awas aja nanti
Rosa
Idih, ngapain juga wle. Makasih ya Bibi, Bibi emang penyelamat paling dabest deh
Jingga dan Rosa akhirnya masuk kembali ke dalam panti. Setelah mereka ke dalam panti, Hanin datang menghampiri Bibi.
Hanin
Bibi? Apa Bibi baik-baik saja?
Bibi Ratna
Iya, Nak. Bibi ngga papa. Makasih ya, udah dibawain obatnya
Mereka berdua masuk ke dalam panti dan ada di dalam kamar Bibi Ratna.
CUT BACK TO
Jingga sedang berjalan menuju kamarnya. Ketika dia sudah sampai di kamar. Jingga ingin ke taman.
Jingga
Eh, Lo duluan aja deh ke kamar. Gue mau ke taman bentar. Udah lama Gue ngga ke sana
Rosa mengangguk dan meninggalkan Jingga. Jingga berjalan dan melewati kamar Bibi Ratna. Dan dia berhenti saat mendengar sesuatu.
Hanin
Bibi, apa sebaiknya kita beri tahu soal itu ke Jingga ya?
Hanin berkata dengan nada ragu dan wajah cemas
INSERT: Jingga sedang menguping pembicaraan antara Bibi Ratna dan Hanin.
VO (JINGGA): kak Hanin kenapa ya, kok nyebut namaku?
Bibi Ratna
Hanin, sejak kapan kamu menjadi ragu dengan keputusan yang telah kamu buat, Nak?
Bibi Ratna mengelus pipi Hanin dan tersenyum. Ia kemudian berdiri
Hanin
Ta... Tapi Bi-
Bibi Ratna
Sssttt!!
Bibi Ratna menaruh jari telunjuknya di bibir Hanin
Bibi Ratna
Hanin, sebuah realita pada nantinya akan tersampaikan kepada pemiliknya. Meski realita itu telah disembunyikan dalam hitungan hari, bulan, bahkan tahun. Jika sudah waktunya, maka realita itu sendiri yang akan menghampiri pemiliknya.
Bibi Ratna menghembuskan nafasnya pelan.
INSERT: Jingga mengerutkan dahinya.
VO (JINGGA): Apa rahasia yang kalian sembunyikan?
Bibi Ratna
Kau tau kenapa itu semua bisa terjadi?
Hanin menggelengkan kepalanya pelan.
Bibi Ratna
Karena itu semua adalah kehendak Yang Maha Kuasa Hanin. Begitulah hakikat takdir
Hanin menitihkan air mata. Seketika ia memeluk Bibi Ratna.
Hanin
A.. aku ngga tega liat Jingga Bi.
Bibi Ratna
Bibi juga tidak tega, Nak. Tapi biarkan dia mengetahuinya sendiri.
Bibi Ratna mengelus kepala Hanin.
Hanin
Bibi, apa Bibi membiarkan orang itu dekat dengan Jingga?
Bibi Ratna
Jika sudah waktunya untuk dekat, lalu untuk apa kita paksakan untuk jauh?
Hanin
Bi, besok kita coba obrolin ini sama Pak Tio ya Bi
Bibi Ratna
Iya Hanin, Bibi juga pingin Jingga tau
Hanin meredakan tangisnya. Ia menghapus tangis yang ada di pipinya.
INSERT: Jingga tertunduk lemas dan kembali ke kamar.
Rosa
Jingga, Lo lagi jatuh cinta kan?
Rosa menggelitik Jingga.
Jingga
Apaan si, udah Gue mau tidur
Jingga mengatakannya sambil mengusap wajahnya gusar
Rosa
Kok Lo ngambek si?
Rosa mencubit pipi Jingga
Jingga
Udah sana, jangan ganggu Gue
Jingga mengambil guling dan memukulkannya ke Rosa.
Rosa
Ga asik banget si Lo!
Rosa berkacak pinggang dan akhirnya meninggalkan Jingga sendirin. Jingga terlihat murung.
VO (JINGGA): apa yang kalian sembunyikan dari aku?
CUT TO