Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LITERATUR BERNYAWA ( SCRIPT FILM )
Suka
Favorit
Bagikan
8. 2.C. Perjalanan dan Teka-Teki Jingga

34. EXT - PERJALANAN PULANG - SIANG HARI - 2018

CAST: VITA, JINGGA, PANDU

Sebelum Jingga pulang, Vita berlari kecil menghampiri Jingga.

Vita

Jingga, tunggu

Jingga

Apa kak?

Vita

Lo udah kenal Pandu ya? Tadi Gue liat, Lo ngobrol sama dia

Jingga

I.. iya kak

Vita

Baguslah kalo gitu. Oh iya, dia itu ketua dari organisasi PAJ

Jingga

Ha?! Kakak ngga salah orang kan? Bisa jadi, dia mirip sama yang kakak maksud

Vita

Engga dong. Kan udah kenal lama. Dah ya, aku tinggal dulu.

Jingga

Eh.. i.. iya kak

VO JINGGA: Monyet ompong kayak dia jadi ketua? Hadeh, mampus Lo Jingga! Tiap ketemu juga ngajak tengkar mulu lagi, dan sekarang? Jadi anak buahnya? Fix, kelar hidup Gue.

Jingga berjalan gontai dan segera mengambil sepeda pancal miliknya. Saat di jalan, dia masih tak habis pikir dengan apa yang dikatakan Vita. Hingga dia bertabrakan dengan sepeda milik Pandu.

SOUND EFFECT: Brakk (suara orang terjatuh)

Jingga

Akh..

Jingga memegang tangannya yang berdarah. Pandu yang melihat Jingga jongkok dan mengulurkan tangannya. Jingga melihat Pandu sebentar. Dengan ragu ia menerima uluran tangan Pandu. Pandu membawa mereka ke tepi jalan.

Pandu

Makanya, kalo sepedaan jangan ngelamun. Duduk!

Pandu menyuruh Jingga untuk duduk. Sedangkan Pandu jongkok menghadap Jingga. Jingga menatap Pandu sekilas.

VO (JINGGA): Dia lagi?

Pandu

Lurusin tangan Lo

Jingga meluruskan tangannya dan memandang Pandu. Sedangkan Pandu mengeluarkan betadin, kapas dan sebuah botol berisi air. Dia memberi kapas itu air dan membersihkan luka Jingga. Baru dia memberikannya betadine.

Pandu

Jangan liat-liat. Ga gratis

Pandu berkata lirih sembari tertawa.

Jingga

Di larang copas kata-kata Gue

Jingga memalingkan pandangan dan berkata dengan ketus

Pandu

Iya deh iya

Pandu melepaskan tangan Jingga setelah mengobati gadis itu.

Jingga

Btw, Lo kok punya persediaan kapas alkohol sama betadine si?

Pandu

Owh, kalo ini emang gue bawa setiap harinya. Ya buat jaga-jaga aja si sebenernya

Jingga

Oh gitu

Pandu memutar bola matanya malas. Lantas dia berdiri

Pandu

Gue pulang dulu ya

Jingga dengan cepat meraih tangan Pandu.

Jingga

Pandu, tunggu dulu

Pandu

Apa?

Jingga

Eum, makasih.

Jingga mengatakannya dengan malu-malu

Pandu

Oh. Udah? Itu aja kan?

Pandu tersenyum dan tertawa lirih di hadapan Jingga. Jingga mengangguk sambil tersenyum malu.

Pandu

Kalo udah, lepasin dong. Gimana Gue mau pulang kalo Lo terus genggem tangan Gue?

Pandu tersenyum dna memperhatikan kedua mata Jingga

VO (Jingga): aduh, bodoh banget si Gue?

Jingga tersadar dari lamunannya dan tersenyum kikuk ke arah Pandu. Dengan cepat dan tergesa-gesa ia menaiki sepeda pancalnya.

Jingga

O...oh iya ya. Yaudah, aku pulang dulu

Pandu yang melihat tingkah Jingga tersenyum dan melihat kepergian Jingga.

VO (PANDU): padahal kalo senyum manis

CUT TO

35. INT - PANTI ASUHAN - 2018 - SIANG HARI

CAST: ROSA, JINGGA, HANIN, BIBI RATNA

ESTABLISH SHOT: Jingga masuk ke dalam panti asuhan secara sembunyi-sembunyi. Dia membuka pintu kamarnya pelan dan memastikan bahwa Rosa tidak ada di kamar. Jingga membanting tas dan mengeluarkan buku diary miliknya. Jingga menulis di sebuah diary dengan pena

VO (JINGGA): Tanggal 16 Februari. Hari ini, aku senang sekali. Karena aku bisa menjadi bagian dari PAJ. Namun, hal mengenalkannya. Kenapa aku dipertemukan dengan orang yang sama? Apa ini sebuah kebetulan? Atau memang sudah digariskan? Ah sudahlah.

Rosa

Emangnya, Lo ketemu siapa? Oh no. Jangan bilang, Lo lagi jatuh cinta? Bener ngga Gue?

Rosa menutup mulutnya sendiri setelah mengatakan itu dari belakang Jingga. Jingga melirik Rosa dengan kesal. Dia membanting penanya di meja.

Jingga

Ih Rosa! Apaan si Lo! Ngeselin banget

Rosa

Ye.. lagian Gue juga baru di sini kok, terus kebetulan aja liat Lo nulis diary

Rosa tersenyum kikuk dan mundur perlahan dari Jingga sebagai awal untuk berlari

Jingga

Sini Lo! Awas Lo! Jangan kabur

Jingga merasa jengkel dan memasukkan diarynya kembali ke dalam tas. Dia mengejar Rosa dan terus berteriak memanggil namanya.

ESTABLISH SHOT:

Jingga dan Rosa berlarian di taman. Rosa yang melihat Bibi Ratna akhirnya memilih untuk berlindung di belakang Bibi Ratna.

Rosa

Bibi! Tolongin Rosa Bi! Jingga nakal Bi!

Rosa memegang sisi baju kanan dan kiri sambil berlindung di belakang Bibi Ratna

Jingga

Eh! Enak aja Lo! Ini Bi! Rosa lancang banget Bi!

Jingga melirik Rosa dan mengecenya

Rosa

Tuh kan Bi! Jingga jahat Bi!

Jingga

Ih, apaan si? Sini Lo

Jingga menarik paksa tangan Rosa

Bibi Ratna

Eh eh, sudah-sudah. Kalian jangan tengkar ya. Ayo, baikan dulu

Jingga

Idih, untuk sekarang. Lo aman, awas aja nanti

Rosa

Idih, ngapain juga wle. Makasih ya Bibi, Bibi emang penyelamat paling dabest deh

Jingga dan Rosa akhirnya masuk kembali ke dalam panti. Setelah mereka ke dalam panti, Hanin datang menghampiri Bibi.

Hanin

Bibi? Apa Bibi baik-baik saja?

Bibi Ratna

Iya, Nak. Bibi ngga papa. Makasih ya, udah dibawain obatnya

Mereka berdua masuk ke dalam panti dan ada di dalam kamar Bibi Ratna.

CUT BACK TO

Jingga sedang berjalan menuju kamarnya. Ketika dia sudah sampai di kamar. Jingga ingin ke taman.

Jingga

Eh, Lo duluan aja deh ke kamar. Gue mau ke taman bentar. Udah lama Gue ngga ke sana

Rosa mengangguk dan meninggalkan Jingga. Jingga berjalan dan melewati kamar Bibi Ratna. Dan dia berhenti saat mendengar sesuatu.

Hanin

Bibi, apa sebaiknya kita beri tahu soal itu ke Jingga ya?

Hanin berkata dengan nada ragu dan wajah cemas

INSERT: Jingga sedang menguping pembicaraan antara Bibi Ratna dan Hanin.

VO (JINGGA): kak Hanin kenapa ya, kok nyebut namaku?

Bibi Ratna

Hanin, sejak kapan kamu menjadi ragu dengan keputusan yang telah kamu buat, Nak?

Bibi Ratna mengelus pipi Hanin dan tersenyum. Ia kemudian berdiri

Hanin

Ta... Tapi Bi-

Bibi Ratna

Sssttt!!

Bibi Ratna menaruh jari telunjuknya di bibir Hanin

Bibi Ratna

Hanin, sebuah realita pada nantinya akan tersampaikan kepada pemiliknya. Meski realita itu telah disembunyikan dalam hitungan hari, bulan, bahkan tahun. Jika sudah waktunya, maka realita itu sendiri yang akan menghampiri pemiliknya.

Bibi Ratna menghembuskan nafasnya pelan.

INSERT: Jingga mengerutkan dahinya.

VO (JINGGA): Apa rahasia yang kalian sembunyikan?

Bibi Ratna

Kau tau kenapa itu semua bisa terjadi?

Hanin menggelengkan kepalanya pelan.

Bibi Ratna

Karena itu semua adalah kehendak Yang Maha Kuasa Hanin. Begitulah hakikat takdir

Hanin menitihkan air mata. Seketika ia memeluk Bibi Ratna.

Hanin

A.. aku ngga tega liat Jingga Bi.

Bibi Ratna

Bibi juga tidak tega, Nak. Tapi biarkan dia mengetahuinya sendiri.

Bibi Ratna mengelus kepala Hanin.

Hanin

Bibi, apa Bibi membiarkan orang itu dekat dengan Jingga?

Bibi Ratna

Jika sudah waktunya untuk dekat, lalu untuk apa kita paksakan untuk jauh?

Hanin

Bi, besok kita coba obrolin ini sama Pak Tio ya Bi

Bibi Ratna

Iya Hanin, Bibi juga pingin Jingga tau

Hanin meredakan tangisnya. Ia menghapus tangis yang ada di pipinya.

INSERT: Jingga tertunduk lemas dan kembali ke kamar.

Rosa

Jingga, Lo lagi jatuh cinta kan?

Rosa menggelitik Jingga.

Jingga

Apaan si, udah Gue mau tidur

Jingga mengatakannya sambil mengusap wajahnya gusar

Rosa

Kok Lo ngambek si?

Rosa mencubit pipi Jingga

Jingga

Udah sana, jangan ganggu Gue

Jingga mengambil guling dan memukulkannya ke Rosa.

Rosa

Ga asik banget si Lo!

Rosa berkacak pinggang dan akhirnya meninggalkan Jingga sendirin. Jingga terlihat murung.

VO (JINGGA): apa yang kalian sembunyikan dari aku?

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar