Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LITERATUR BERNYAWA ( SCRIPT FILM )
Suka
Favorit
Bagikan
17. 4. D. Layaknya Akar dengan Ketabahannya

70. EXT - TAMAN SEKAT PANTI - SIANG HARI - 2018

CAST: JINGGA, PANDU

ESTABLISH SHOT: Jingga dan Pandu tiba di taman dekat panti asuhan.

Jingga

Tau gini, Gue ga bakal ikut Lo.

Jingga duduk malas di kursi taman

Pandu

Tenang, Gue ga bakal maksa Lo buat kembali ke Panti. Gue udah tau semua masalah Lo

Jingga

Hah? Lo.. Lo tau darimana Gue ada masalah di pan.. ti?

Jingga bertanya ragu

Pandu

Dari Anggi. Tadi pagi dia telfon Gue

Jingga melamun

Montage: Anggi meminta izin untuk ke toilet.

CUT BACK TO

Jingga

Jadi, tadi pagi itu?

Pandu

Jingga, Gue boleh tanya sesuatu?

Pandu menatap Jingga dan duduk di sebelahnya

Jingga

Tanya apa?

Pandu

Wajar ga sih? Kalo manusia bikin kesalahan?

Jingga

Ya.. wajar aja

Pandu

Kalo misal dia ada kesalahAn, tapi dia akhirnya mengakui dan mau memperbaiki? Kira-kira, menurut Lo gimana?

Jingga

Apasih? Lo mau belain bokap Gue?

Pandu

Engga kok, kan Gue nanya hal umum. Gue ngga belain

Jingga

Ya tapi, dia itu keterlaluan Pandu. Lo ga ngerti si. Udah ah, Gue mau pergi.

Jingka bangkit berdiri dan hendak melangkah pergi. Pandu langsung menangkap tangan Jingga

Pandu

Dengerin Gue Jingga. Duduklah, dengerin Gue untuk terakhir kalinya. Setelah itu, Gue janji ga akan maksa Lo untuk di sini

Jingga memutar bola matanya malas dan akhirnya duduk di sebelah Pandu

Pandu

Gue tau, setiap manusia bisa saja melakukan kesalahan fatal. Tapi, kalo dia berani ngelakuin kesalahan terus dia minta maaf dan mau memperbaikinya jadi lebih baik. Menurut Gue, dia adalah orang yang pantas buat dikasi kesempatan

Jingga

Terus? Gue peduli?

Jingga melirik Pandu kesal

Pandu

Jingga, setiap kebenaran meski disembunyikan. Pada akhirnya dia akan menemui pemiliknya sendiri

Jingga

Wah, Lo mau jadi sok bijak kaya Bibi Gue? Udah ya, Gue males dengerin omongan Lo

Jingga bangkit berdiri dan melangkah pergi

Pandu

Terus Lo maunya gimana? Mau terima ga terima. Itu semua ga bakal ngerubah kenyataan kalo dia Ayahmu, Jingga. (beat) Iya Gue tau, Ayah Lo pernah jadi orang yang brengsek. Tapi, bagaimanapun dia juga berhak dapet kesempatan untuk memperbaikinya!

Jingga berhenti melangkah. Pandu melangkahkan kakinya ke hadapan Jingga. Jingga menunduk, Pandu meraih kedua tangan Jingga

Pandu

Sekarang Lo liat ke sana Jingga

Jingga menitikkan air matanya

Pandu

Apa yang Lo liat? Bunga yang indah, cantik menawan kan?

Jingga melihat bunga yanga ada di taman.

Pandu

Iya, semua orang memang mengagumi sebuah bunga. Sampai akhirnya lupa, bahwa sebelum bunga. Ada sebuah akar yang menjadi awal dari terbentuknya bunga

Pandu

Lo liat bunga itu. Sebelum tumbuh sebuah bunga, maka hal pertama yang tercipta pastilah akar. Menjadi sebuah akar ga mudah Jingga.

Pandu mengambil nafas

Pandu

Karena dialah yang harus menopang dirinya sendiri untuk menjadi kuat, sabar, tegar agar kelak bisa tumbuh komponen yang lain.

Pandu menatap Jingga dengan tajam

Pandu

Dan jika akar bisa memperkuat dirinya, maka waktu akan menghadiahkannya sebuah batang, daun dan kemudian hal terindah adalah bunga.

Pandu menjelaskan ke Jingga dengan nada penekanan

Pandu

Kamu tau apa yang terjadi setelah perjuangan panjang yang dialami akar Jingga? Memang bunga akan tumbuh, dan manusia pun seketika akan mengaguminya karena keindahannya.

Pandu memegang pundak Jingga

Pandu

Sedangkan sang akar? Dia tetap tak mendapat pujian. Yang melihatnya akan lupa karena ia terlalu terpana akan sang bunga. Namun, lihatlah!

Jingga menatap mata Pandu sembari mencoba menahan agar air matanya tidak jatuh

Pandu

Betapa sabarnya sang akar, dia bahkan ga meminta lebih. Dia ikhlas melakukan perjuangannya Jingga. Dan lihatlah, bahkan sampai sekarang sang akar memilih untuk tetap kuat dan sabar agar dirinya tidak tumbang.

Pandu

Dia lakukan hal itu karena dia tau bahwa jika dia melemah, daun, bunga, dan batang lah yang akan kecewa

Pandu menagmbil nafas dan mengeluarkannya pelan-pelan. Lantas Ia memegang kedua pipi Jingga

Pandu

Belajarlah ikhlas dari sang akar Jingga, karena dari hal kecil itulah kau bisa menjadi setabah akar.

Jingga memandang Pandu dan mencoba menetralkan nafasnya.

Pandu

Jangan membuat semua orang merasa bersalah dan khawatir, apa kau tidak pikirkan pengasuh panti dan anak-anak panti lainnya Jingga? Apa kau pikir mereka tidak peduli padamu? Mereka peduli padamu Jingga. Kamu ngga sendirian. Ada aku, Anggi, Reno dan anak-anak panti yang peduli ke kamu Jingga.

Pandu mengelus pipi Jingga. Jingga reflek memeluk Pandu

VO (JINGGA): Tuhan, terimakasih karena mempertemukan aku dengan orang sebaik dia

Pandu

Ayo, sekarang pulang Jingga. Mereka pasti menunggumu. Gue anterin, ya?

Jingga mengangguk. Mereka berdua bergandengan tangan ke panti asuhan

CUT TO

71. EXT - PINTU DEPAN PANTI ASUHAN - SIANG HARI - 2018

CAST: JINGGA, PANDU, BIBI RATNA

ESTABLISH SHOT:

Bibi Ratna duduk di sebuah taman sembari menangis. Jingga akhirnya mendekati Bibi Ratna.

Jingga

Bi.. Bibi, Jingga.. pu.. lang

Bibi Ratna kaget dan tersenyum sembari menahan air matanya. Ia berlari ke arah Jingga dan memeluknya. Tangannya gemetar memegang Jingga

Bibi Ratna

Jingga, kamu pulang Nak.

Bibi Ratna mengelus kepala Jingga dan menitihkan air matanya

Jingga

Iya Bi, ini Jingga. Maafin Jingga karena udah bikin kalian semua khawatir

Jingga menangis di pelukan Bibi Ratna.

Jingga

Bi, Jingga mau ketemu Ayah. Jingga mau ngasih kesempatan buat Ayah Bi. Ayah, di- mana?

Bibi Ratna kaget, tersenyum lalu menunduk

Bibi Ratna

Ayahmu kecelakaan saat dia mengejarmu. Dia benar-benar menyesal Nak, sekarang dia ada di Rumah Sakit. Kalian berdua ikut Bibi ya, kita ke sana sekarang

Bibi Ratna segera mengambil kunci panti asuhan. Mereka bertiga berjalan menuju jalanan yang biasa dilewati mikrolet. Dan akhirnya naik.

CUT TO

72. INT - RUMAH SAKIT - 2018 - SIANG HARI

cast: Jingga, Pandu, Bibi Ratna, Pak Tio

FOLLOW THROUGH:

Jingga, Bibi Ratna dan Pandu akhirnya masuk ke ruangan dimana Pak Tio dirawat. Sesampainya di sana, mereka bertiga masuk dan melihat keadaan Pak Tio.

Jingga

Bi, aku harus gimana sekarang?

Bibi Ratna

Kamu tunggu sini dulu ya, Jingga. Biar Bibi yang ngasih tau Ayahmu

Jingga

I.. Iya Bi

Bibi Ratna tersenyum dan masuk ke ruangan. Beberapa saat kemudian, Bibi Ratna keluar dan menyuruh Jingga masuk. Jingga masuk ke dalam ruangan dan melihat Ayahnya duduk di bed.

ESTABLISH SHOT: Pak Tio duduk di sebuah bed dengan tangan kiri terpasang infus, tangan kanannya dipasang perban

Pak Tio

Jingga.... ka... kamu kembali Nak?

Pak Tio menitihkan air ma. Sedangkan Jingga masih berdirt di depan pintu sembari menitihkan air matanya.

Jingga

A.. Ayah

Jingga berjalan pelan ke arah Ayahnya. Dia duduk dan memeluk Ayahnya

Jingga

Ma... Maafin Jingga Ayah.. Jingga ngga seharusnya jahat sama Ayah

Pak Tio

Engga Jingga, ini bukan salahmu. Ayah yang salah, maafin Ayah Nak

Pak Tio berkata lirih sambil menghapus air matanya

Pak Tio

Nak, apa kamu mau memberi Ayah kesempatan untuk memperbaiki kesalahan Ayah?

Pak Tio melepas pelukan Jingga dan meraih kedua tangannya. Sedang Jingga mengangguk dan tersenyum ke Ayahnya.

Jingga

Iya Yah. Jingga ngasi kesempatan ke Ayah, Pak Tio memeluk Jingga

Pak Tio

Makasih Nak, makasih banyak. Ayah bakal manfaatin itu sebaik-baiknya

Pak Tio tersenyum bahagia dan menitikkan air matanya

Jingga

Ayah janji sama Jingga ya. Ayah harus cepet sembuh, biar bisa lihat lukisan Jingga nanti di pameran lukisan. Sebenernya, aku tau event nya dari lama si Yah. Cuman, belom ada yang aku kasih tau. Jadi, Ayah pertama.

Pak Tio

Hebat anak Ayah. Yaudah, kamu tenang aja ya. Ayah pasti bisa cepat sembuh dan pulang secepetnya kok

LONG SHOT: Pandu berdiri di depan pintu ruang kamar RS Pak Tio

Pandu

Ehem ehem... Mohon maaf mengganggu, boleh masuk ngga?

Pandu berdeham, tersenyum dan berkata dengan malu-malu

Jingga

Masuk aja kali, udah selesai kok

Jingga menghapus air matanya dan tersenyum

Jingga

Ayah kenalin, dia temen sekolah Jingga. Namanya Pandu

Jingga memperkenalkan Pandu kepada Ayahnya

Pandu

Pandu om

Pandu tersenyum dan menyalami Ayah Jingga.

Pak Tio

Oh iya-iya, ini temen kamu apa doi kamu Jingga?

Pak Tio menggoda Jingga dan tersenyum ke arah Pandu

Jingga

Apa sih Yah, jangan nyebelin deh

Jingga terlihat kesal. Sedangkan Pandu tersenyum melihat tingkah Jingga

Zoom Out: Bibi Ratna masuk ke dalam ruangan dan berbincang bersama dengan Pandu, Jingga dan Pak Tio

FADE OUT

73. EXT - PANTI ASUHAN - MALAM HARI (19.00) - 2018

CAST: JINGGA, PANDU, BIBI RATNA, HANIN

ESTABLIS SHOT: Suasana di panti tampak sepi. Hanya ada lampu penerangan yang terdapat di teras yang membuat nampak terang. Pula dengan lampu taman yang membuat semuanya nampak semakin terang

Bibi Ratna

Jingga, Bibi masuk dulu ya

Jingga

Iya Bi, jingga nanti nyusul

Bibi Ratna

Iya Jingga, Bibi duluan ya Nak Pandu

Bibi tersenyum

Pandu

Iya Bi

Pandu menyalami Bibi Ratna. Setelah itu, Bibi Ratna masuk ke dalam

Jingga

Pandu, Gue... Gue mau berterimakasih banyak sama Lo

Jingga reflek memegang tangan Pandu

Pandu

Iya, sama-sama. Btw, tangan Lo

Pandu tertawa

Jingga

Yaudah ya, besok Minggu libur. Jangan sampek masuk, rugi Lo. Dan, Gue juga mau bilang. Kata Reno Lo gampang ngga masuk, jadi... Gue mohon. Jangan kayak gitu lagi ya. Itu ga baik. Bye, dasar monyet ompong

Jingga melepas tangan Pandu dengan menunjukkan raut wajah sebalnya

Pandu

Iya deh, Iya. Dasar wewe gombel, emang ngga ada tombol off nya kalo lagi ngambek. Bye

Pandu tersenyum. Setelah itu dia pulang ke rumahnya

Jingga dengan ragu-ragu membuka pintu panti asuhan. Dan Jingga langsung disambut oleh Hanin dan Rosa. Hanin dan Rosa tersenyum melihat Jingga, mereka berdua berlari dan memeluk Jingga

Hanin

Jingggaaaaaa

Rosa

Jingga, Lo balik juga akhirnya. Huwaaaaaaaa... Gue takut tidur sendirian tau ga si.... Untung Lo balik

Hanin

Jinggaaa..... maafin kakak ya Jingga

Jingga memeluk mereka berdua dan tersenyum

Jingga

Ish, kebiasaan emang Lo itu Ros. Makanya Lo tu dibiasain tidur sendiri

Rosa

Huwaa... bodo amat yang penting Lo udah kembali. Heheh, kalo gini kan, bisa bagi makanan gratisan lagi

Jingga

Idih, amit-amit dah Ros. Ga ada akhlak Gue catet abis itu Gue laporin ke satpol PP Lo. Biar dikarantina habis-habisan

Rosan dan Jingga tertawa. Sementara Hanin masih menunggu Jingga menjawabnya. Jingga meraih kedua tangan kak Hanin

Jingga

Iya kak, Jingga juga minta maaf ya sama kakak. Udah ya, kak Hanin jangan nangis lagi. Yuk mendingan tidur, Jingga ngantuk banget ni

Hanin

Makasih ya. Yaudah, yuk sekarang kalian berdua tidur nyenyak ya

Mereka bertiga masuk ke dalam kamar masing-masing

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar