Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Johan Detektif Kecil (Membebaskan Sahabat) Script Film
Suka
Favorit
Bagikan
13. #13 Scene 60 - 61

 60. EXT. JALANAN – PAGI

 

Johan berjalan sendirian dengan tenang hendak menuju ke tempat latihan silat. Tas punggung berisi baju untuk berlatih silat bertengger di punggungnya dan sambil berjalan tenang itu Johan bermain harmonika menyanyikan lagu anak-anak.  

 

Sesaat kemudian langkah Johan melewati suatu pertokoan dan di beberapa toko di dindingnya tampak tertempel poster ukuran kecil foto Agus dan sketsa wajah penculik Agus. Kemudian, dengan tiba-tiba ada yang memanggil nama Johan. Spontan Johan menghentikan permaian harmonika dan segera menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu. Mula-mula Johan tak mengenali siapa anak yang memanggilnya itu, karena badannya lusuh, kotor dan memakai baju yang sudah robek-robek, wajahnya juga sedikit corang-moreng.  Tapi setelah diamati dengan sungguh-sungguh, baru Johan tahu kalau anak itu adalah… Agus!

 

Johan akan melangkah mendekati Agus, tapi tak jadi, karena dipelototi oleh seorang Bapak berbadan besar dan berwajah sangar yang berjongkok di samping Agus. Dan Johan segera tahu, orang itu pasti yang menculik Agus. Lalu  Johan melangkah menjauhi Agus. Setelah agak jauh, Johan berhenti.

 

JOHAN (V.O.)

Ah, ini kesempatan bagiku untuk bisa membebaskan Agus. Tapi bagaimana caranya, ya? Apa aku harus lapor pada Pak Polisi?

 

Lalu tampak Johan berpikir dan teringat akan film-film detektif yang sering ditontonnya di TV, seorang detektif seringkali bekerja sendiri dalam membekuk penjahat buruannya.

 

JOHAN (V.O)

(lanjutan)

Sebagai Detektif Kecil, Ini meerupakan kesempatan bagiku untuk bekerja sendiri untuk membebaskan Agus dari cengkaram penculik itu. (jeda/berpikir) Aha, ini saatnya kepandaianku bermain harmonika dan kepandaianku bermain silat dipadukan untuk memperdaya penculik Agus.

 

Lalu sambil berlagak bermain harmonika, Johan kembali berjalan ke arah Agus berada. Setelah dekat, dengan gerakkan yang sangat cepat Johan menendang wajah penculik yang berjongkok di samping Agus. Penculik itu kaget dan jatuh terjengkang ke belakang. Johan segera menarik tangan Agus, mengajaknya berlari ke arah yang menuju ke kontor polisi.

 

CUT TO

 

61. INT. KANTOR POLISI, RUANG TUGAS AJUN KOMISARIS HERU - PAGI

 

Begitu Langkah Johan dan Agus sampai di kantor polisi, kebetulan Ajun Komisaris Heru sedang berjaga seorang diri.

 

JOHAN

(dengan terengah-engah)

Selamat Pagi, Pak Ajun Komisaris Heru.

 

AJUN KOMISARIS HERU

(menyelidik)

Ada apa Jo, kamu sampai terengah-engah begitu?

 

JOHAN

(menunjuk ke Agus)

Saya baru membebaskan Agus dari penculiknya, Pak Ajun Komisaris.

 

AJUN KOMISARIS HERU

(kagum)

Wah, kau benar-benar hebat, Jo. Sudah dua kali kau dapat menaklukan penjahat. Kalau gitu kau memang sudah benar-benar pantas dijuluki sebagai Detektif Kecil.

 

Johan terdiam.

 

JOHAN (V.O.)

Detektif Kecil? Oh, alangkah hebatnya!

 

AJUN KOMISARIS HERU

(lanjutan)

Tapi sekarang di mana penculik itu?

 

JOHAN

(menunjuk ke arah pertokoan)

Di depan pertokoan sana, Pak Ajun Komisaris.

 

AJUN KOMISARIS HERU

Kalau begitu ayo Jo, kita buru bersama-sama penculik Agus itu.

 

CUT TO

 

60. EXT/INT. JALANAN, MOBIL PATROLI POLISI - PAGI   

 

Mobil polisi meluncur dengan kewcepatan sedang, lalu tampak di dalam mobil patroli itu Ajun Komisaris Heru yang pegang kemudi, Johan duduk di sampingnya. Sedang Agus duduk di jok Belakang.

 

Sampai di deretan pertokoan, tampak belum belum pergi, ia masih meringis-riingis menahan rasa sakit karena tendengan Johan di wajahnya tadi. 

 

Mobil Patroli behenti, lalu dengan sigap Ajun Komisartisa Heru turun dari mobil patroli, mengeluarkan pistolnya dan bergegas menghampiri Bledus dan segera disusul oleh Johan dan Agus.

 

AJUN KOMISARIS HERU

(dengan pistol mengarah ke Bledus)

Jangan bergerak.

 

Bledus berlagak diam, tapi dengan sangat cepat ia bangkit bertdiri dan dengan sanagat cepat pula ia menepis pistol yang dipegang oleh Ajun Komisaris Heru. Pistol itu lepas dari genggaman Ajun Komisaris Heru dan Bledus hendak berlari, tapi dengan sigap Johan menjegal kaki Bledus dan Bledus kembali terjengkang jatuh tersungkur.

 

Dengan kecepatan yang mengagumkan Ajun Komisaris Heru mengambil pistolnya yang terjatuh, lalu ia menembak kali kiri Bledus. Kontan Bledus mengerang-erang kesakitan dan dengan sigap Ajun Komisaris Heru memborgol kedua tangan Bledus, setelah itu kembali mengarahkan pistolnya ke Bledus. 

 

AJUN KOMISARIS HERU

(lanjutan)

Ayo, bangkit kamu, bangkit! (Bledus menurut, bangkit berdiri dan dengan pistol terus mengarah pada Bledus, Ajun Komisari Haru kembali berkata dengan galak) Jalan kamu ke arah mobil patroli. (Bledus menurut, berjalan ke mobil patroli diikuti di belakangnya oleh Ajun Komisaris Heru, Johan dan Agus).

 

CUT TO

 

61. EXT. KANTOR POLISI – HALAMAN DEPAN – SIANG

 

Perlahan-lahan mobil patroli memasuki halaman depan, lalu berhenti dan dari dalam mobil patroli itu yang pertama keluar Ajun Komisaris Heru, disusul kemudian oleh Johan dan Agus. Selanjutnya Ajun Komisaris Heru membuka pintu depan mobil dan menyuruh Bledus untuk turun.

 

AJUN KOMISARIS HERU

(galak)

Ayo turun, kamu.

 

Bledus turun dari dalam mobil dan pada saat inilah tiba-tiba muncul beberapa orang wartawan, baik itu wartawan cetak maupun wartawan elektronik. Para wartawan itu sibuk membidikkan kameranya pada Ajun komisaris Heru dan Bledus. Para wartawan itu sama sekali tidaak menghiraukan keberadaan Johan serta Agus. Setelah itu para wartawan sibuk mewawancarai Ajun Komisaris Heru.

 

WARTAWAN 1

Selamat ya Pak Ajun Komisaris Heru, akhirnya Bapak berhasil Bapak berhasil membekuk penculik ini.

 

WARTAWAN 2

Bapak Ajun komisaris Heru benar-benar hebat, bekerja seorang diri dapat membekuk penculik ini.

 

AJUN KOMISARIS HERU

Terima kasih atas pujianya untuk saya. Tapi Anda, para wartawan rupanya telah salah duga. Saya tidak bergerak sendiri. Saya justru baru bergerak, setelah mendapat laporan dari Johan yang cerdik. Katena telah dua kali ini Johan berhasil membantu kami, para polisi dalam membekuk penjahat, maka saya memberi gelar pada Johan dengan gelar Detektif Kecil.

 

Para wartawan tampak bingung dan penasaran.

 

WARTAWAN 3

Pak Ajun Komsaris, mana Johan, bocah yang dijuluki Bapak sebagai Detektif Kecil itu?

 

AJUN KOMISARIS HERU

(menujuk pada Johan)

Ini dia Johan si Detektif Kecil itu dan di samping Johan itu adalah Agus yang telah diculik selama 6 hari.

 

Kemudian para wartawan sibuk membidikkan kameranya pada Johan dan Agus.

 

CUT TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)