Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Johan Detektif Kecil (Membebaskan Sahabat) Script Film
Suka
Favorit
Bagikan
3. #3 Scene 9 - 12

9. EXT/INT. SEKOLAH JOHAN, SEKITAR PINTU GERBANG & LORONG KELAS – PAGI

 

Sebuah mikrolet berhenti di jalanan depan sekolah, lalu tampak.Johan turun dari mikrolet. Setelah membayar ongkosnya, dengan langkah tenang Johan memasuki pintu gerbang. Tas warna merah hati ukuran sedang bertengger di punggungnya. Rambutnya yang sedikit gondrong meriap-riap ditiup angin.

 

Memasuki lorong kelas, dengan jari-jari tangan kanan Johan merapikan rambutnya. Beberapa anak laki-laki dan perempuan menyapa Johan dan Johan membalasnya dengan senyuman. 

 

Johan terus melangkah menuju kelasnya, kemudian POVJohan: Seno, David dan Adi sedang asyik berbincang-bincang.  

 

Sambil terus melangkah Johan membuka satu kancing bajunya yang paling atas, lalu dari lehernya ia meloloskan HP yang ia gantungkan di lehernya dengan seutas kain nilon warna merah jambu. Dan setelah benar-benar dekat dengan ketiga sahabatnya, dengan kamera HP-nya Johan memotret ketiga sahabatnya itu secara bergantian.

 

Melihat tindakan Johan yang tidak biasa itu, David, Adi dan Seno sejenak kaget dan terpaku, tapi kemudian ketiganya segera membuntuti langkah Johan ke

 

CUT TO

 

10. INT. SEKOLAH JOHAN, KELAS JOHAN – PAGI

 

Johan sedang meletakkan tas punggung di atas bangku dan tampak David, Seno dan Adi sudah berada pula di bangkunya Johan.

 

DAVID

Hei Jo, hebat kau punya HP yang ada kameranya.

 

JOHAN

(menepuk dada)

Hebat dong, Johan…

 

ADI

(menyelidik)

Dari mana kau dapat HP yang mahal itu, Jo?

 

JOHAN

Hadiah ulang tahunku, dari Kakek dan Nenekku.

 

SENO

Wah, Kakek dan Nenekmu baik hati ya, Jo?

 

JOHAN

Bukan hanya baik hati, tapi juga cerdik. Karena sebelum Kakek dan Nenekku memberi hadiah HP yang ada kameranya ini, aku melihat film di TV, ada detektif yang memotret penjahat dengan kamera HP.

 

 

SENO

(menyela)

Wah, kalau gitu kau juga bisa jadi detektif dong, Jo?

 

JOHAN

(santai)

Tentu dong…

 

SENO

Kalau gitu, bagaimana Jo kalau pulang sekolah nanti, kita nggak usah naik mikrolet, tapi jalan kaki saja. Siapa tahu kita ketemu penjahat yang sedang beraksi?

 

JOHAN

(senang)

Wah, itu usul yang bagus sekali. Aku sangat setuju.

 

DAVID & ADI

(bersamaan)

Ya ya, aku juga setuju.

 

JOHAN

Kalau gitu ayo kita toas.

 

Lalu Johan, Seno, David dan Adi masing-masing mengangkat tangan kanan dengan telapak tangan terbuka dan kemudian mereka mempertemukan talapak tangan kanan mereka di udara. Bersamaan dengan itu bel masuk berdentang.

 

Lalu tampak Seno, David, dan Adi beranjak ke bangkunya masing-masing.   

 

CUT TO

 

11. EXT. JALANAN & TERMINAL LAMA – SIANG

 

Pulang sekolah Johan, Seno, David dan Adi berjalan santai sambil berbincang-bincang. Lalu langkah mereka sampai di terminal lama yang sepi. POV Johan, Seno, David dan Adi: tampak ada beberapa mesin ATM. Dan tiba-tiba Johan menghentikan langkahnya.

 

JOHAN

(pelan)

Ssst, berhenti teman-teman. (menunjuk ke arah ATM) Ada penjahat sedang beraksi.

 

David, Adi dan Seno menghentikan langkah dan melihat ke arah ATM. POV Johan, seno, David dan Adi : seorang penjahat sedang menodongkan pisau belati pada seorang bapak setengah baya. 

 

Dengan mengendap-endap Johan mencari posisi yang tepat, lalu dengan kamera HP-nya ia memotret wajah penodong itu. Dan setelah penodong itu berjalan pergi menjauh, Johan, Seno, David dan Adi menghampiri Bapak yang baru ditodong itu. Kemudian Johan, Seno, David dan Adi tampak terkejut, karena yang ditodong itu Pak Badri, Kepala Sekolah mereka.  

 

JOHAN, SENO, DAVID DAN ADI

(bersamaan)

Pak Badri baru ditodong?

 

PAK BADRI

(bergetar, karena takut dan kesal)

Benar.

 

DAVID

Kalau begitu kita laporkan ke polisi saja, Pak.

 

PAK BADRI

Ah, nggak usah. Uang yang ditodong tidak banyak, hanya hanya empat ratus ribu rupiah.

 

ADI

Tapi hal itu harus tetap dilaporkan ke polisi, Pak. Biar penodongnya ditangkap dan dimasukkan ke penjara.

 

JOHAN

(sambil memerlihatkan wajah penodong yang terekam di kamera HP)

Iya Pak, ini saya punya bukti wajah penodong itu.

 

PAK BADRI

(wajahnya berseri-seri)

Oh, terima kasih murid-muridku yang cerdik. (lalu mengamati Johan, Seno, David dan Adi dengan ekspresi sedikit heran) Ini kok tumben kalian pada jalan kaki?

 

JOHAN

Sengaja Pak, memang mau cari penjahat yang sedang beraksi.

 

PAK BADRI

(mengangguk-angguk)

O, begitu... Sekarang, ayo kita bersama-sama ke kantor polisi.

 

CUT TO

 

 

 

12. INT. KANTOR POLISI, RUANG PENGADUAN – SIANG

 

Ada tiga polisi yang bertugas di ruang pengaduan itu. Satu bertugas sebagai Kepala Polisi, Ajun Komisaris Heru (berwajah paling tampan), sedang dua polisi lainnya bertugas sebagai anak buah dari Ajun Komisaris Heru, yaitu Brigadir Dirman yang berkumis tebal dan Brigadir Hendra yang berbadan gemuk.

 

Tampak Pak Badri duduk di seberang meja kerja di hadapan Kepala Polisi, Ajun Komisaris Heru, yang didampingi oleh Brigadir Dirman dan Brigadir Hendra yang berdiri di samping kiri dan samping kanan meja kerja, sedang Johan, Seno, David dan Adi duduk di bangku panjang yang ada di ruang pengaduan itu.

 

Ajun Komisaris Heru sudah mengenal jati diri Pak Badri.

 

AJUN KOMISARIS HERU

(ramah)

Selamat Siang Pak Badri. Ada yang bisa saya bantu?

 

PAK BADRI

Saya baru ditodong, Pak. Uang saya empat ratus ribu rupiah dibawa kabur oleh penodong itu.

 

AJUN KOMISARIS HERU

Bagaimana hal itu bisa terjadi, Pak?

 

PAK BADRI

Penodong itu beraksi, saat saya baru selesai mengambil uang di ATM di Terminal yang lama, Pak.

 

AJUN KOMISARIS HERU

(mengangguk-angguk)

Pak Badri punya saksi dan barang bukti?

 

PAK BADRI

(cepat/menyela)

Ada, Pak. (menunjuk ke arah Johan dan kawan-kawannya) Saksinya empat anak murid saya ini. Dan barang buktinya ada di murid saya yang bernama Johan. (menoleh ke Johan) Johan, kemari, kamu. Tunjukkan wajah penodong itu pada Ajun Komisaris Heru.

    

Johan berdiri dari duduk, lalu beranjak menghampiri meja kerja Ajun Komisaris Heru.

 

JOHAN

(sambil menyorongkan HP ke hadapan Ajun Komisaris Heru)

Ini Pak, penodongnya.

 

 

AJUN KOMISARIS HERU

(memperhatikan layar HP)

Wah, ini barang bukti yang sangat bagus. Kalau begitu harus segera kita buru.

 

Mendengar penegasan dari Ajun Komisaris Heru ini, wajah Pak Badri, Johan, Seno, David dan Adi tampak senang.

 

AJUN KOMISARIS HERU

(ke Berigadir Dirman dan Brigadir Hendra)

Brigadir Dirman, Brigadir Hernda, siap memburu penodong itu?

 

Birgadir Dirman dan Brigadir Hendra kontan berdiri tegap.

 

BRIGADIR DIRMAN DAN BRIGADIR HENDRA

(bersamaan)

Perintah, siap dilaksanakan!

 

AJUN KOMISARIS HERU

(tegas)

Silakan, tugas dilakanakan!

 

BRIGADIR DIRMAN

Pak Ajun Komisaris, biar si penodong segera dapat ditangkap, saya usul, Johan yang punya HP dan telah berani memotret si penodong harap ikut untuk memburu penodong itu.

 

AJUN KOMISARIS HERU

Ya ya, itu penting! (ke Johan) Kamu bersedia untuk ikut memburu penodong itu?

 

Mendapat ajakan untuk ikut memburu penodong, Johan tampak sangat senang, karena ia akan mendapat pengalaman baru dalam hidupnya. Johan berdiri dari duduk dan berdiri tegap.

 

JOHAN

(tegas)

Siap, Pak Ajun Komisaris.

 

Ajun Komisaris Heru tampak senang, kemudian ia menghampiri Johan.

 

AJUN KOMISARIS HERUS

(menepuk-nepuk pundak Johan)

Bagus, Bagus. Saya senang dengan anak pemberani seperti kamu, Johan. (ke Brigadir Dirman dan Brigadir Hendra) Silakan tugas dilaksanakan.

 

BIRIGADIR DIRMAN DAN BRIGADIR HENDRA

(sigap)

Laksanakan!

 

Lalu Brigadir Dirman, Bgrigadir Hendra dan Johan ke melangkah keluar dari ruang pengaduan.

AJUN KOMISARIS HERU

(ke Pak Badri)

Pak Badri dan murid-muridnya yang lain, tunggu di sini, sampai pendorongnya tertangkap, ya?

 

PAK BADRI

(mengangguk)

Siap, Pak.

 

CUT TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)