Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Johan Detektif Kecil (Membebaskan Sahabat) Script Film
Suka
Favorit
Bagikan
1. #1 Scene 1- 4

1. INT. SEKOLAH JOHAN, KELAS JOHAN – SIANG

 

Anak-anak SD duduk rapi di dalam kelas dan tampak Johan duduk di bangku tengah nomer tiga dari depan, tampak pula David, Seno dan Adi (ketiganya sahabat Johan) yang duduknya saling terpisah, sedang di depan kelas tampak berdiri Pak Yasir (wali kelasnya Johan).

 

PAK YASIR

Anak-anak, raport setengah semester baru saja saya bagikan pada kalian semua. Besok, kalian mulai libur panjang, dua minggu...

 

Kelas berisik, anak-anak bersorak girang, Tapi Pak Yasir segera menenangkannya.

 

PAK YASIR

(sambil menepuk tangan, melanjutkan)

Diam, diam, saya belum selesai bicara ya. (anak-anak diam dan Pak Yasir kembali bicara) Tapi ingat, selama libur, kalian harus tetap menyempatkan diri untuk belajar, agar kalian tidak lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan di sekolah dan agar kalian semua tetap menjadi murid yang pandai, sehingga di akhir semester nanti, tidak ada yang tinggal kelas, kalian anak-anak kelas 5 A, semuanya naik ke kelas 6.

 

Seorang murid wanita (kita sebut saja bernama Maya), mengacungkan tangan.

 

PAK YASIR

(ke Maya)

Ada apa, Maya?

 

MAYA

Pak, saya bersama Ayah, Ibu dan Adik saya, libur panjang nanti akan ke Bali. Apa perlu juga belajar?

 

PAK YASIR

Ya ya perlu, Maya. Selain baju ganti, jangan lupa kamu bawa juga beberapa buku mata pelajaran. Dan selama liburan di Bali nanti, kamu sempatkan juga untuk membaca buku-buku pelajaran itu. Mengerti ya, Maya?

 

MAYA

(mengangguk)

Iya, Pak.

 

PAK YASIR

(mengedarkan pandangannya keliling kelas)

Masih ada yang mau bertanya?

 

Semua murid diam, tidak ada yang bereaksi.

 

PAK YASIR

(melanjutkan)

Baik, kalau sudah tidak ada lagi yang bertanya, mari kita pulang. Tapi sebelumnya mari kita berdoa bersama, agar selama liburan nanti, kita tetap dilindungi oleh Allah Yang Makakuasa.

(ke Dodi, ketua kelas) Dodi, silakan kamu pimpin kita berdoa.

 

DODI

Teman-teman, mari kita berdoa menurut keyakinan kita masing-masing. Berdoa, mulai...

 

Suasana ruang kelas tampak sunyi dan khusyuk.

 

CUT TO

 

2. INT. RUMAH JOHAN, RUANG KELUARGA – MALAM 

 

Tampak Johan duduk santai di hamparan karpet, asyik nonton film detektif di TV.

POV Johan : di layar TV tampak seorang detetif sedang berjalan di tengah keramaian kota dengan pandangan mata penuh waspada. (bersamaan dengan itu terdengar sebuah teriakan memanggil Johan. Yang berteriak adalah Mira, adiknya Johan)

 

MIRA (S.O.)

Kak Johan, dipanggil Ibu.

 

Johan diam, berlagak tidak mendengar. ( Ia tahu, Mira pasti bohong. Mira pasti sedang menata meja makan, persiapan untuk makan malam. Johan enggan membantu Mira.) Mata Johan terus tertuju kelayar TV.

 

Kembali terdengar teriakan Mira, kali ini sedikit lebih keras.

 

MIRA (S.O.)

Kak Johan, dipanggil Ibu…!

 

Johan tetap diam. Matanya terus tertuju ke layar TV.

POV.Johan: di layar TV nampak sang detektif telah menemukan penjahat yang menjadi sasarannya. Lalu dengan kamera HP—handphone sang detektif memotret penjahat itu. 

 

Lalu tampak Johan seperti merenung.

 

JOHAN (V.O.)

Ah, betapa enaknya kalau aku punya HP yang ada kameranya. Aku juga bisa jadi detektif. (lalu Johan memejamkan mata) Kapan ya, aku bisa punya HP yang ada kameranya? Kapan, ya...?

 

Kemudian Mira datang menghampiri dan mengguncang tubuh Johan. Tampak Johan sedikit kaget dan kontan membuka mata, lalu menatap Mira. 

 

 

JOHAN

(sedikit marah)

Ada apa, Mir?

 

MIRA

(tersenyum menggoda)

Mengkhayal apa nonton TV, sih?

 

JOHAN

(jengkel)

Mengkhayal, setelah nonton TV.

 

MIRA

(mendengus)

 Huh, ada-ada aja.

 

JOHAN

(membela diri)

Mengkhayal jadi detektif, tau…

 

MIRA

Makan malam udah siap. Ibu dan Ayah sudah menunggu di meja makan. (kemudian Mira melangkah, pergi meninggalkan Johan).

 

Sedang Johan dengan remote control mematikan TV, kemudian beranjak pergi ke

 

CUT TO

 

3. INT. RUMAH JOHAN, RUANG MAKAN – MALAM

 

Johan, Mira, Ibu (Lusi) dan Ayah (Herman) baru selesai makan, sisa makan masih tampak di atas meja.

    

HERMAN

(sambil melap mulut dengan tisu)

Johan, besok kamu mulai libur panjang, ya?

 

JOHAN

Benar, Yah.

 

HERMAN

(tesenyum)

Kalau gitu, mau kamu ikut berburu?

 

JOHAN

(matanya membulat, seakan tak percaya dengan pendengarannya)

Berburu babi di hutan di Lampung, Yah?

 

HERMAN

Iya, benar. Sekarang kamu sudah hampir kelas 6, sudah cukup besar. Jadi bolehlah kamu ikut berburu.

 

JOHAN

(melonjak-lonjak girang)

Hore… Hore…

 

MIRA

(merengek)

Aku juga ikut, aku juga ikut…

 

JOHAN

(ke Mira)

Ah, nggak boleh. Anak perempuan nggak boleh ikut berburu.

 

LUSI

(ke Mira)

Benar, Mira. Berburu hanya untuk orang laki-laki. Tapi kamu nggak usah sedih. Besok, setelah Ayah dan Kak Johan pergi berburu, kita jalan-jalan ke mal, belanja. Persiapan untuk menyambut kedatangan Kakek dan Nenek dari Solo.

 

MIRA

(melonjak-lonjak girang)

Hore… Hore…

 

HERMAN

(ke Johan)

Johan, sekarang siapkan semua perlengkapan yang akan kamu bawa untuk berburu besok.

 

JOHAN

Baik, Yah. (lalu ia berdiri dan beranjak pergi meningalkan meja ruang makan.)

 

CUT TO

 

Tampak Lusi, Herman dan Mira menatap Johan yang sedang mengangkat tali tas punggung yang sudah penuh (berisi roti, minuman dan pakain untuk ganti) untuk di kaitkan ke pundaknya. Kemudian tas punggung yang nampak menggembung itu bertenggeng di punggung Johan.

 

LUSI

Nggak berat, Jo?.

 

 

JOHAN

Lumayan berat, Bu. Tapi saya masih kuat kok mengangkatnya.

 

CUT TO

 

4. EXT. RUMAH JOHAN, TERAS DEPAN & JALANAN DEPAN – SUBUH

    

Johan mengenakan jaket tebal dan celana panjang, sementara tas ukuran cukup besar bertengger di punggung, Johan kelihatan gagah. Tampak Lusi dan Herman memandang Johan dengan rupa kagum. Dan tidak jauh dari Johan, Herman dan Lusi berdiri, tampak ada seekor anjing Herder (yang diberi nama Bruno) sedang duduk santai memandang ke arah mereka bertiga. 

 

HERMAN

Bagaimana Jo, sudah siap untuk berburu babi?

 

JOHAN

(bersemangat)

Siap, Yah. Tapi Yah, boleh nggak kalau saya membawa Bruno?

 

HERMAN

Wah bener Jo, Bruno harus kita bawa. Siapa tahu nanti Bruno dapat membantu saat kita, berburu babi. 

 

Kemudian Johan beranjak mendekati Bruno.

 

JOHAN

(sambil mengelus-elus kepala Bruno)

Bruno, ayo ikut berburu bersama aku dan Ayah. Asyik Bruno, di sana nanti kita ketemu dengan babi-babi hutan. (Bruno menggonggong, pertanda ia mau untuk ikut berburu. Lalu ketika Johan bernjak kembali mendekati Herman dan Lusi, Bruno membuntutinya.) 

 

HERMAN

Oke Jo, sekarang ayo kita berangkat. Tapi, cium dulu tangan Ibumu.

 

JOHAN

(sambil mencium tangan Lusi)

Bu, saya berangkat.

 

LUSI

Ya, hati-hati saat berburu babi malam nanti, ikuti semua kata-kata Ayah, .

 

JOHAN

Baik, Bu.

 

Lalu Lusi mencium tangan Herman.

 

HERMAN

Bu, aku berangkat.

 

LUSI

Hati-hati Yah, jaga Johan baik-baik, semoga Ayah dan Johan, juga Brnuo selamat sampai kembali di rumah lagi.

 

Kemudian Herman dan Johan berjalan berdampingan, sedang Bruno berjalan di samping Johan. POV Herman, Johan dan Bruno: di jalanan depan rumah tampak diparkir sebuah mobil.  

 

CUT TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)